Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERPAJAKAN

Disusun Oleh :

1. LIDIA ARMI

Kelas : Manajemen V

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU

Tahun Ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Maryati Rahayu, SE.,M.M selaku dosen mata kuliah Perpajakan yang telah memberikan tugas
makalah ini sehingga kami dapat memahami.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Rantau prapat,20 desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1   Latar Belakang..........................................................................................1
1.2   Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1  Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan.....................3
2.2 Kewajiban dan hak wajib pajak.................................................................5
2.3 NPWP........................................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................10


3.1    Kesimpulan..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang potensial untuk
membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari sektor
pajak ini diupayakan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penerimaan pajak
yang mengalami kenaikan diharapkan dapat membayar pembelanjaan negara demi
tercapainya kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak berasal dari pemungutan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan pengenaan terhadap
objek pajak. Pemerintah berusaha meningkatkan penerimaan pajak dengan upaya
ekstensifikasi dan intensifikasi. Hal ini dilakukan agar tercapainya target
penerimaan pajak yang juga terus meningkat setiap tahunnya. Selain tingkat
kesadaran, pemerintah mengharapkan tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak. Wajib
Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diharapkan dapat
memenuhi kewajibannya sebagai penerima penghasilan. Indonesia menganut self
assessment system atau sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan
Wajib Pajak untuk melakukan sendiri penghitungan, penyetoran, dan pelaporan
terhadap pajak terutang sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
Penentuan besarnya pajak terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak melalui
Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan. Tingkat Penerimaan pajak adalah
ukuran seberapa besar pajak yang diterima oleh negara dari pembayaran pajak
yang dilakukan Wajib Pajak terdaftar. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak
sebagai sumber penerimaan negara, perlu dilakukan reformasi perpajakan yang
dilakukan dari masa ke masa dengan tetap berdasarkan keadilan sosial. Reformasi
perpajakan tersebut dilakukan untuk dapat memperluas dan menambah Wajib
Pajak. Penerimaan Pajak Penghasilan di Indonesia pada umumnya masih
didominasi oleh Pajak Penghasilan badan. Hal tersebut dikarenakan sebagai
instansi formal terdaftar, badan lebih mudah teridentifikasi jati dirinya, terpantau
kehadirannya, terdeteksi 2 kegiatannya dan transparan obyek pajaknya sehingga
pemungutan pajak atas badan lebih optimal daripada orang pribadi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. ApaPengertian dalam ketentuan umum dan tatacara perpajakan?
2. ApaKewajiban dan hak wajib pajak ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian dalam ketentuan umum dan tatacara
perpajakan
2. Untuk mengetahui kewajiban dan hak wajib pajak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian dalam Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan


 Pajak menurut UU No. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat
 Wajib Pajak (WP) yaitu orang pribadi atau badan meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
 Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak meliputi; PT,
CV, BUMN, BUMD, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi massa, Organisasi
sosial politik, Lembaga, dan bentuk usaha lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
 Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan barang kena pajakdan/atau jasa kena pajak yang dikenai
pajak sesuai undang-undang pajak pertambahan nilai tahun 1983 dan
perubahannya. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor
yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan
kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya

3
 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1
(satu) bulan kalender atau jangka waktu lain paling lama 3 bulan
kalender yang digunakan dasar bagi wajib pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
 Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali
bila WP menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun
takwin
 Bagian Tahun Pajak bagian dari jangka waktu satu tahun pajak
 Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
 Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan
 Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk
suatu masa pajak.
 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk
suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak
 Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau
penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan
formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan.
 Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi
surat ketetapan kurang bayar, surat ketetapan kurang bayar
tambahan, surat ketetapan nihil, dan surat ketetapan lebih bayar.
 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban WP menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

4
 Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak sesuai dengan UU No. 19/2000
2.2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
1. Kewajiban Wajib Pajak
Ada kewajiban yang harus dipatuhi oleh wajib pajak, di antaranya:
 Kewajiban Mendaftarkan Diri
Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) di kantor pajak pratama (KPP) atau
kantor pelayanan, penyuluhan dan konsultasi perpajakan (KP2KP).
Saat ini, pendaftarakan NPWP juga dapat dilakukan melalui online.
Anda dapat membaca tata cara pendaftaran NPWP online di artikel
“Daftar NPWP Online, Ini 3 Syarat & Langkah Mudahnya“.

 Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/Pemungutan, dan Pelaporan


Pajak
Sesuai dengan sistem self assessment, wajib pajak harus
melakukan penghitungan, pembayaran dan pelaporan pajak
terutangnnya sendiri. Dalam melaksanakan kewajiban ini, dapat
melakukannya secara mudah dan cepat melalui aplikasi OnlinePajak.

Aplikasi OnlinePajak memudahkan Anda untuk hitung, setor,


lapor pajak. Semua pelaksanaan kewajiban pajak ini cukup dilakukan
dalam satu aplikasi, hanya dengan satu klik.

 Kewajiban dalam Hal Diperiksa


Ditjen Pajak dapat melakukan pemeriksaan pada wajib pajak
untuk menguji kepatuhannya dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menjalankan fungsi pengawasan
terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan
wajib pajak.

5
Kewajiban yang diperiksa di antaranya:
1) Memenuhi panggilan untuk menghadiri Pemeriksaan
sesuai waktu yang ditentukan, khususnya jenis
Pemeriksaan Kantor.
2) Menunjukkan atau meminjamkan seluruh data yang
menjadi dasar serta berhubungan dengan penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib
pajak, atau objek yang terutang pajak. Untuk jenis
Pemeriksaan Lapangan, wajib pajak harus memberikan
akses untuk melihat dan menyimpan data.
3) Memberikan izin untuk memasuki tempat atau ruang
yang dianggap perlu serta memberi bantuan untuk
memperlancar proses pemeriksaan.
4) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atau surat
pemberitahuan hasil pemeriksaan.
5) Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat
oleh Akuntan Publik, khususnya untuk jenis
Pemeriksaan Kantor.
6) Memberikan keterangan lain baik lisan maupun tulisan
yang diperlukan.

 Kewajiban Memberi Data


Data di sini adalah data dan informasi orang pribadi atau
badan yang dapat menggambarkan kegiatan atau usaha, peredaran
usaha, penghasilan dan/atau kekayaan yang bersangkutan, termasuk
informasi mengenai nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu
lintas devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan
kegiatan usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar Ditjen
Pajak.

Kewajiban ini tidak hanya dipatuhi oleh wajib pajak, tetapi


juga oleh setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak

6
lain. Jika sengaja tidak memenuhi kewajiban ini, wajib pajak akan
terkena pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling
banyak Rp1.000.000.000.

2. Hak Wajib Pajak


Hak wajib pajak disebutkan secara jelas dalam undang-undang,
 Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak
 Hak dalam Hal Wajib Pajak Dilakukan Pemeriksaan

 Hak untuk Mengajukan Keberatan, Banding dan Peninjauan Kembali

2.3Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib
Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan (Pasal 1 ayat 6 UU KUP).

 Dasar Hukum Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


1. UU No 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
2. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-150/PJ/1999 ; tentang
Perubahan KEP - 27/PJ/1995 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan
Pelaporan Kegiatan Usaha serta Tata Cara Pendaftaran Wajib
Pajak dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-515/PJ/2000 tanggal 4
Desember 2000 tentang Tempat Pendaftaran bagi Wajib Pajak
Tertentu dan Tempat Pelaporan Usaha bagi Pengusaha Kena Pajak.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-516/PJ/2000 tanggal 4
Desember 2000 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan

7
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan NPWP,
serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak.
5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No: KEP-161/PJ/2001 tanggal 21
Februari 2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
 Kewajiban untuk memperoleh NPWP
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 menyebutkan bahwa yang
diwajibkan mendaftar dan mendapatkan NPWP adalah:
1. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah berdasarkan
perjanjian pemisahan harta yang didasarkan keputusan hakim
dikehendaki secara tertulis.
2. Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu yang mempunyai tempat
usaha tersebut di beberapa tempat.
3. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas, jika sampai dengan suatu bulan memperoleh
penghasilan yang jumlahnya telah melebihi PTKP setahun.
4. Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang memerlukan NPWP dapat
mengajukan untuk memperoleh NPWP.
DJP dapat menerbitkan NPWP secara jabatan, apabila Wajib Pajak tidak
melaksanakan kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Hal ini
sesuai dengan pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (UU KUP).

 Fungsi NPWP
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 20017, fungsi NPWP adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.
b. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dari dalam pengawasan
administrasi perpajakan.

8
c. Keperluan terkait dokumen perpajakan, termasuk keperluan pelaporan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa danTahunan.
d. Memenuhi kewajiban perpajakan.
e. Mendapatkan pelayanan instansi tertentu yang mewajibkan
pencantuman NPWP dalam dokumen yang diwajibkan, misalnya
pengajuan kredit usaha di bank.
Sedangkan menurut Marsyahrul (2006:41), fungsi NPWP adalah:
1. Dipergunakan untuk mengetahui identitas Wajib Pajak yang
sebenarnya, sehingga setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu NPWP.
2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan sarana dalam
administrasi perpajakan.
3. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan
karena yang berhubungan dengan dokumen perpajakan diharuskan
mencantuman NPWP.
4. Untuk memenuhi kewajibankewajiban perpajakan, misalnya dalam
setoran pajak (SSP) yang ditetapkan sendiri maupun pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga wajib mencantumkan NPWP.
5. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang
mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen yang diajukan.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Perpajakan adalah sistem pemungutan yang memberi wewenang sepenuhnya
kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan
melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://nyomandarmayasa.com/files/BAB%202.pdf
https://www.online-pajak.com/hak-dan-kewajiban-wajib-pajak
http://makalahnpwpdannppkp.blogspot.com/
Resmi, siti. 2014. Perpajakan, Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
http://makalahkite.blogspot.com/2013/12/penagihan-pajak.html

https://www.academia.edu/RegisterToDownload#BulkDownload

11

Anda mungkin juga menyukai