Anda di halaman 1dari 13

REVIEW KUP, PPh, dan PPN

Dosen Pengempu :
I Putu Gede Chandra Artha Aryasa, S.E.,M.AK.,BKP

Disusun oleh Kelompok 06 :


Ni Wayan Putriani W.P (202232122043)
Ida Ayu Indah Pratiwi (202232122044)
Kadek Eva Septiyani (202232122046)
Ni Putu Setia Dewi (202232122050)

UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai tanpa ada kendala. Tidak lupa kami
mengucapkan begitu banyak terimakasih atas bantuan yang berasal dari berbagai pihak yang
bersedia berkontribusi dalam hal waktu serta materi untuk kesempurnaan makalah ini.

Dan kami semua sangat berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman
serta ilmu bagi pembaca mengenai materi “Review KUP, PPh, dan PPN”. Sehingga untuk
kedepannya sanggup memperbaiki bentuk maupun meningkatkan isi makalah sehingga menjadi
makalah yang memiliki wawasan yang luas dan lebih baik.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, tentunya pengerjaan kami masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik
yang membangun berasal dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.

Denpasar,21 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1 Review KUP....................................................................................................3

2.2 Review PPh......................................................................................................5

2.3 Review PPN.....................................................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah salah satunya sumber penerimaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara
yang sangat berperan penting. Dengan adanya penerimaan pajak, pemerintah memperbesar
kemampuan membangun, memperluas ruang gerak pendanaan bagi berbagai macam program
kegiatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Menurut Kententuan Umum
Perpajakan (KUP) UU No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penerimaan pajak merupakan suatu
keberhasilan pembangunan nasional yang didukung oleh pembiayaan yang berasal dari
masyarakat.

Pajak juga merupakan penerimaan negara terbesar selain migas serta hasil alam, dan ini
merupakan potensi yang belum tergali secara maksimal dan optimal, sehingga diperlukan suatu
penanganan dan perhatian yang menyeluruh oleh warga negara dalam rangka memaksimalkan
penerimaan negara dari sektor pajak. PPh atau pajak penghasilan adalah yang dikenakan bagi
wajib pajak perorangan atau pribadi seperti karyawan, bukan karyawan, maupun pengusaha.
Wajib pajak yang dimaksudkan bisa tinggal di Indonesia maupun luar negeri. Pph atau pajak
penghasilan adalah yang dikenakan pada wajib pajak berupa perusahaan atau badan. Pajak
penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima dalam suatu tahun pajak. Dasar hukum dari pajak penghasilan ini
berdasar dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dan mengalami empat kali perubahan
hingga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008. Peranan pajak semakin besar
dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian membiayai pelaksanaan
pembangunan Nasional. Untuk itu dibutuhkan peran masyarakat dalam bentuk kesadaran dan
kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas pertambahan nilai suatu barang atau

1
jasa yang dihasilkan atau diserahkan oleh pengusaha kena pajak, baik pengusaha yang
menghasilkan barang, mengimpor barang, melakukan usaha perdagangan , atau pengusaha yang
melakukan usaha dibidang jasa .

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian KUP dan meliputi apa saja pada UU KUP ?
2. Apa pengertian dari PPh ?
3. Bagaimana komponen Perhitungan Pajak Penghasilan pada karyawan?
4. Apa saja pengertian PPN serta barang atau jasa apa yang bisa dikenakan PPN dan tidak
dikenakan PPN?
5. Undang-undang apa saja yang dapat mengatur Pajak Pertambahan Nilai?

1.3 Tujuan
1. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu agar kita lebih mengetahui tentang Pengertian
KUP,PPh,dan PPN.
2. Untuk menganalisis tentang apa saja yang termasuk dalam dikenakannya tarif PPN.
3. Untuk menganalisis tentang perubahan UU terkait Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Review KUP

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian ini dapat disimpulkan jika pajak
merupakan kontribusi yang harus dilaksanakan wajib pajak. Pasal 1 angka 2 UU KUP
menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Fungsi Pajak

Fungsi pajak secara umum ada 4, yakni :

1. Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau melaksanakan pemerintah dalam
bidang sosial ekonomi.

3. Stabilitas, pajak sebagai penerimaan negara dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-
kebijakan pemerintah.

4. Redistribusi Pendapatan, penerimaan negara dari pajak digunakan untuk membiayai


pengeluaran umum dan pembangunan nasional sehingga dapat membuka kesempatan kerja
dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi tiga sistem yaitu sebagai berikut :

1. Official Assessment system

3
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

2. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang sepenuhnya kepada Wajib Pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
terutang.

3. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus
dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.

Jenis-jenis Pajak

Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak

 PPh (Pajak Penghasilan)


 PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
 PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah)
 PBB (Pajak Bumi Bangunan)
 Bea Meterai

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)

1. Provinsi
Pajak Kendaraan Bermotor;
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
Pajak Air Permukaan;
Pajak Rokok.
2. Kabupatan/Kota
Pajak Hotel;
Pajak Restoran;

4
Pajak Hiburan;
Pajak Reklame;
Pajak Penerangan Jalan;
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
Pajak Parkir;
Pajak Air Tanah;
Pajak sarang Burung Walet;
Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan;
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.

Manfaat Pajak :

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara
sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai
sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti
jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan
menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan
dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara
mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari
pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Pajak digunakan untuk
mensubsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara
ke luar negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan
modal.

2.2 Review PPh

Sementara PPh kepanjangan dari Pajak Penghasilan. Ini artinya pajak yang dibebankan kepada
seorang wajib pajak atau badan atas pendapatan yang dia dapatkan atau terima dalam jangka
waktu satu tahun pajak. Jadi PPh ini merupakan pajak subjektif karena melekat pada subjek
pajaknya.

A. Komponen Penghitungan Pajak Penghasilan Karyawan. Berdasarkan Pasal 17 Undang-


undang PPh besarnya tarif pajak yang berlaku yaitu:
 5% untuk penghasilan tahunan sampai dengan Rp 50.000.000.

5
 15% untuk penghasilan diatas Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000.
 25% untuk penghasilan Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000.
 30% untuk penghasilan di atas Rp 500.000.000.

Bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki NPWP dikenakan dengan tarif yang lebih tinggi
Saat penghitungan pajak penghasilan karyawan ada beberapa komponen yang harus dihitung di
luar gaji pokok antara lain:

1. Biaya Jabatan
Biaya jabatan adalah biaya yang dikenakan kepada semua karyawan tanpa
mempertimbangkan tingkatan jabatan tertentu.
2. Tunjangan
Tunjangan adalah sejumlah nilai yang akan dibayarkan secara rutin oleh perusahan
terhadap karyawan pada setiap bulannya, di luar gaji pokok.
3. BPJS Ketenagakerjaan
Iuran BPJS ialah biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan yang
menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut.
4. BPJS Kesehatan
Iuran BPJS Kesehatan juga ditanggung oleh perusahaan serta karyawan itu sendiri.
Adapun besaran iuran yang dibayarkan sebesar 5% dari penghasilan karyawan setiap
bulannya dengan ketentuan 1% dibayar oleh karyawan dan 4% dibayar oleh perusahaan.

2.3 Review PPN

PPN atau Pajak Pertambahan Nilai : PPN adalah pungutan yang dikenakan dalam setiap
proses produksi maupun distribusi. Itulah alasannya kita sering menemukan Pajak Pertambahan
Nilai dalam transaksi sehari-hari. Sebab, dalam PPN, pihak yang menanggung beban pajak
adalah konsumen akhir/pembeli. Sebagai bukti bahwa PPN adalah kewajiban pembeli, kita bisa
menemukan PPN pada lembaran struk belanja atau pembelian. Pada struk tersebut kita dapat
menemukan tulisan PPN maupun terjemahannya dalam Bahasa Inggris yakni Value Added Tax
(VAT). Barang atau Jasa yang Dikenakan PPN yaitu Barang atau jasa yang dikenai Pajak
Pertambahan Nilai jumlahnya sangat banyak. Oleh karena itu, untuk memudahkan membedakan
mana barang yang dikenakan PPN dan tidak.

6
A. Berikut adalah daftar barang yang tidak dikenakan PPN:
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya.
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan
sejenisnya, meliputi makanan dan minuman yang dikonsumsi di tempat atau tidak,
termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering.
4. Uang, emas batangan, dan surat berharga.
B. Objek PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa disebut dengan Objek PPN adalah:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah
Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
2. Impor Barang Kena Pajak
3. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean.
4. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean,
5. Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak berwujud dan Ekspor Jasa Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Undang-Undang yang Mengatur Pajak Pertambahan Nilai.

Terdapat beberapa kali perubahan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia.


Adapun perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya pergantian model pemungutan pajak
dan peraturan perundang-undangan agar bisa lebih sederhana dan adil untuk masyarakat
termasuk dalam pembuatan Faktur Pajaknya.

Berikut adalah perubahan UU terkait Paja Pertambahan Nilai di Indonesia:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983


UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah diciptakan untuk mengatur tentang PPN dan PPnBM (Pajak Penjualan
atas Barang Mewah) yang disahkan pada 1 April 1985.
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000

7
Setelah UU No. 8 Tahun 1983, muncul perubahan kedua yaitu Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.
3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
Perubahan ketiga adalah UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan PPnBM. Undang-undang ini bertujuan memberikan keadilan
hukum dan keamanan bagi negara dan masyarakat dengan sistem perpajakan yang
jauh lebih sederhana.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
Meski ketentuan baru tentang Pajak Pertambahan Nilai ini juga diatur kembali dalam
UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada klaster perpajakan, namun UU 42
Tahun 2009 sebagian masih berlaku. Ada beberapa bagian pasal dalam UU Cipta
Kerja klaster perpajakan ini yang mengubah atau menambahkan beberapa pasal dari
undang-undang pendahulunya.
5. Terbaru dalam UU HPP No. 7 Tahun 2021
Peraturan perundang-undangan perpajakan tentang PPN tertuang dalam UU HPP No.
7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar yang diperoleh
dari kontribusi rakyat yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang, dengan tidak
mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk kemakmuran negara. Wajib
pajak mempunyai kewajiban melaporkan dan membayar pajak terhutang sesuai undang-
undang perpajakan termasuk pajak penghasilan pasal 21 yang dikenakan atas
penghasilan, berupa gaji, honorarium, upah, tunjangan, dan pembayaran lain yang
diterima atau diperoleh pegawai sehubungan dengan pekerjaan atau jasa, jabatan dan
kegiatan. wajib pajak dapat dikatakan patuh jika tidak pernah menunggak pajak,
membayar dan melaporkan pajak tepat waktu serta taat peraturan perundang-undangan
perpajakan dan PPN merupakan pajak yang dikenakan atas setiap barang dan jasa yang
memiliki pertambahan nilai dalam peredarannya dari konsumen dan produsen.
Perpajakan (KUP) UU No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Serta
Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima dalam suatu tahun pajak. Dasar hukum dari pajak
penghasilan ini berdasar dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dan mengalami
empat kali perubahan hingga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pajakku.com/read/5dae9cb04c6a88754c088066/Pengetahuan-Umum-
Perpajakan#:~:text=Undang%2DUndang%20No.%2028%20Tahun
%202007%20tentang%20Ketentuan%20Umum%20dan,digunakan%20untuk
%20keperluan%20negara%20bagi
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/pengertian-ppn-adalah
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/pajak-pertambahan-nilai-ppn
https://klikpajak.id/blog/pajak-pertambahan-nilai-ppn/
https://www.pajakku.com/read/5da034e6b01c4b456747b723/Pengertian-Pajak-
Penghasilan
https://www.hipajak.id/artikel-pajak-penghasilan-karyawan-ditanggung-
perusahaan-atau-karyawan#:~:text=Disimpulkan%20dari%20keterangan%20di
%20atas,dan%20disetorkan%20ke%20kas%20negara

10

Anda mungkin juga menyukai