Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendaftaran Wajib Pajak
dan Pendaftaran Pengusaha Kena Pajak ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Perpajakan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kafidin Muzakki, SE., M.Ak
selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman penyusun atas kerjasamanya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAJAK .................................................................................................. 3
B. KETENTUAN UMUM .................................................................................................. 5
C. PENDAFTARAN WAJIB PAJAK................................................................................. 9
D. WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI ............................................................................. 10
E. PENGUSAHA KENA PAJAK ..................................................................................... 13
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kena pajak dan penyerahan jasa kena pajak yang dikenal pajak berdasarkan Undang-
undang pajak Pertambahan Nilai, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan
oleh Menteri keuangan. Pengukuhan pengusaha kena pajak memiliki peran penting
yaitu, untuk mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak serta berguna untuk
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah, untuk pengawasan administrasi perpajakan yang telah memenuhi syarat
NPWP atau yang sering disebut dengan Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan
bentuk registrasi yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada Wajib Pajak yang
sudah mempunyai penghasilan secara pribadi maupun Badan yang sudah mendaftarkan
diri ke Kantor Pelayanan Pajak Setempat. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) juga
salah satu identitas yang diperlukan oleh Wajib Pajak yang akan menghitung,
membayar, dan harus wajib melaporkan hartanya dan penghasilan mereka untuk
membayar pajak tersebut atau melakukan hak dan kewajiban mereka dalam membayar
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami kriteria wajib pajak, dapat mengerti bahwa
Pengusaha wajib pajak harus memiliki NPWP, dan menambah wawasan tentang
perpajakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pajak
Pajak merupakan salah satu hal penting bagi setiap negara. Semakin banyak orang yang
membayar pajak, maka semakin banyak pula fasilitas dan infrastruktur yang akan
dibangun. Oleh karena itu, pajak adalah ujung tombak pembangunan bagi negara.
Dalam undang-undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan disebutkan bahwa
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh orang pribadi atau
1. MJH Smeets
pengeluaran pemerintah.
2. Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang
dapat dipaksakan tanpa mendapatkan jasa timbal balik. Pajak digunakan untuk
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
3. PJA Andriani
Pajak adalah pungutan atau iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan
Pembayar pajak tidak memperoleh imbalan langsung yang bisa ditunjuk dan
3
4. Soeparman Soemahamidjaja
pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa
5. Anderson Herschel
pajak adalah suatu peralihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah tetapi
bukan akibat dari pelanggaran yang diperbuat. Pajak merupakan suatu kewajiban
berdasarkan ketentuan yang berlaku tanpa adanya imbalan dan dilakukan guna
Pajak adalah sumbangan pada keuangan umum negara yang tidak bergantung pada
7. Djajaningrat
kesejahteraan masyarakat.
4
B. Ketentuan Umum
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa
3. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
4. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
5
5. Wajib Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak yang selanjutnya disebut Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi adalah Wajib
Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif, bentuk usaha tetap, serta
7. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah Wajib Pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa, tidak termasuk jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas, pada 1 (satu) atau lebih tempat kegiatan usaha
yang berbeda dengan tempat tinggal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam
8. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
9. Pengusaha Kena Pajak yang selanjutnya disingkat PKP adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak
6
10. Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disingkat NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
12. Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan yang selanjutnya disebut Penelitian PBB
keterangan lain yang diperoleh dan/atau dimiliki Direktur Jenderal Pajak atau
13. Surat Ketetapan Pajak yang selanjutnya disingkat SKP adalah surat ketetapan yang
meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar,
14. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPKB adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit
15. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat
SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah
7
16. Surat Tagihan Pajak yang selanjutnya disingkat STP adalah surat untuk melakukan
tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda, termasuk
18. Pencabutan Pengukuhan PKP adalah tindakan mencabut Pengukuhan PKP dari
19. Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disingkat KPP adalah instansi vertikal
Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
disingkat KP2KP adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di
21. Wajib Pajak Non-Efektif adalah Wajib Pajak yang tidak memenuhi persyaratan
22. Kantor Virtual (virtual office) atau Kantor Bersama (co-working space), yang
selanjutnya disebut Kantor Virtual, adalah suatu kantor yang memiliki ruangan fisik
dan dilengkapi dengan layanan pendukung kantor yang disediakan oleh pengelola
Kantor Virtual untuk dapat digunakan sebagai tempat kedudukan, tempat kegiatan
usaha, atau korespondensi secara bersama-sama oleh 2 (dua) atau lebih Pengusaha
apapun, tidak termasuk jasa persewaan gedung dan jasa persewaan kantor (serviced
office).
23. Sertifikat Elektronik (digital certificate) adalah sertifikat yang bersifat elektronik
yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukan status
8
subyek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan oleh
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi:
a. Tempat tinggal orang pribadi, tempat kedudukan Badan, atau tempat kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal Wajib Pajak memiliki
lebih dari satu tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha;
b. Tempat terdaftar bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu pada KPP tertentu;
3. Terhadap Wajib Pajak yang telah mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud pada
yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam Undang-Undang PPh.
bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan
Undang PPh.
9
b. Wajib Pajak Warisan Belum Terbagi;
Pasal 3:
1. Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (6) huruf a wajib
mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
a. Wajib Pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
3. Kewajiban mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula
harta; atau
mendaftarkan diri ke KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Wajib Pajak, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP atau KP2KP yang
wilayah kerjanya meliputi masing-masing tempat kegiatan usaha Wajib Pajak untuk
10
5. Orang pribadi yang belum memenuhi persyaratan subjektif atau objektif dapat
mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
Pasal 4:
1. Wajib Pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, wajib mendaftarkan diri
paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak pada
suatu bulan yang disetahunkan sama dengan atau telah melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak.
2. Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, wajib mendaftarkan diri paling lama 1
(satu) bulan setelah kegiatan usaha atau pekerjaan bebas mulai dilakukan.
Pasal 5:
a. secara langsung;
c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.
Pasal 6:
11
1. Untuk Wajib Pajak yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Wajib Pajak dilampiri dokumen yang menunjukkan identitas diri Wajib Pajak untuk
2. Untuk Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
a. dokumen yang menunjukkan identitas diri Wajib Pajak untuk Warga Negara
b. dokumen yang menunjukkan adanya kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib
Pajak untuk setiap tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas; dan
c. dokumen yang menunjukkan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib
Pajak.
3. Untuk Wajib Pajak wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena hidup
4. Untuk Wajib Pajak wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena:
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) atau ayat (2), juga ditambah dengan fotokopi
12
5. Dalam hal nomor induk kependudukan Wajib Pajak Warga Negara Indonesia
a. dokumen yang menunjukkan identitas diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
b. dokumen yang menunjukkan adanya kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib
Pasal 7:
5 ayat (1), Kepala KPP atau KP2KP menerbitkan NPWP paling lama 1 (satu) hari kerja
Pasal 8:
dalam Pasal 4, Kepala KPP atau KP2KP dapat menerbitkan NPWP secara jabatan.
dengan data dan/atau informasi yang dimiliki atau diperoleh Direktorat Jenderal
Pajak, termasuk data dan/atau informasi yang diperoleh dari kegiatan ekstensifikasi.
kena Pajak dan penyerahan jasa kena pajak yang dikenal pajak berdasarkan
13
peran penting yaitu, untuk mengetahui indentitas Pengusaha Kena Pajak serta berguna
untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah, untuk pengawasan administrasi perpajakan yang telah
memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak. Keuntungan dari pengusaha kena
pajak yaitu, dapat melakukan transaksi penjualan kepada bendaharawan dan harga jual
menjadi lebih rendah karena pajak masukannya dapat di kreditkan.Tetapi jika wajib
pajak pribadi atau wajib pajak badan dengan sengaja tidak melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan
wajib pajak badan dan orang pribadi dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha
Subjek Pajak PPN, ada dua jenis yaitu Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan Non
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha yang melakukan penyerahan objek pajak
sesuai Undang-Undang PPN, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh
Subyek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang bukan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
adalah orang Pribadi atau badan yang mengimpor BKP, memanfaatkan jasa atau BKP
14
tidak berwujud dari luar daerah pabean, dan yang melakukan kegiatan membangun
sendiri.
Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP atau dalam satu tahun kurang dari
jumlah yang ditetapkan adalah pengusaha kecil. Batasan omset Pengusaha Kecil ini
600.000.000,- sehingga pengusaha dipaksa untuk menjadi PKP. Namun karena dalam
satu tahun masih dibawah Rp. 4.8 Milyar maka bukankan pengusaha berhak untuk
Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah
miliar delapan ratus juta rupiah). Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak tersebut dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya
setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/ atau penerimaan brutonya melebihi
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak
pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya.
adalah peraturan mengenai jangka waktu bagi wajib pajak untuk melakukan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), serta pengukuhan maupun pencabutan serta
pengukuhan pengusaha kena pajak yang diatur dalam Keputusan Direktur Jendra
16
DAFTAR PUSTAKA
17