Disusun Oleh:
Kelas:
Pendidikan Akuntansi-B
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN..........................................................................................................................iii
A. Latar belakang.....................................................................................................................iii
B. Rumusan masalah................................................................................................................iv
C. Tujuan..................................................................................................................................iv
BAB 2..............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................................................................1
BAB 3..............................................................................................................................................5
PENUTUP.......................................................................................................................................5
1. Kesimpulan...........................................................................................................................5
2. Saran.....................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT, karena berkat pertolongan dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini. Adapun tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perpajakan. Dan kami juga berterima kasih kepada dosen saya, yaitu Ibu Sondang
aida silalahi SE, M.Si., selaku dosen mata kuliah Perpajakan, karena telah memberi kami tugas
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
terutama mengenai . ketentuan umum dan tata cara perpajakan. kami juga menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami
berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat kritik dan saran nantinya akan membuat kami lebih baik kedepannya.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dipahami dan berguna bagi kami maupun
orang yang membacanya. Demikian yang dapat kami sampaikan. Sekali lagi, semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran dari pembaca.
Kelompok 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketentuan umum perpajakan mengacu pada prinsip-prinsip dan aturan dasar yang mengatur
sistem perpajakan suatu negara. Ini mencakup panduan tentang jenis pajak yang dikenakan, dasar
pengenaan pajak, tarif pajak, hak dan kewajiban pembayar pajak, serta aspek hukum terkait
perpajakan. Latar belakang ketentuan umum perpajakan melibatkan sejarah perpajakan suatu
negara, ekonomi, filosofi perpajakan, dan perubahan yang terjadi seiring waktu. Tujuan dari
ketentuan umum perpajakan adalah untuk menciptakan kerangka kerja yang adil, efisien, dan
Tata cara perpajakan merujuk pada langkah-langkah konkret yang harus diikuti oleh individu
atau bisnis untuk mematuhi kewajiban perpajakan mereka. Ini mencakup proses pendaftaran,
pelaporan, perhitungan pajak, dan pembayaran pajak. Tata cara perpajakan sering kali diatur oleh
B. Rumusan masalah
1. apa yg dimaksud dasar dari ketentuan umum perpajakan dan tata cara perpajakan
PEMBAHASAN
1. Perpajakan
Menurut UU No. 16 tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa dan digunakan untuk
keperluan negara demi kemakmuran rakyat. Pajak juga merupakan salah satu sumber
pemerintah daerah.
Wajib pajak adalah Orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah Nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
Berdasarkan beberapa definisi dan pengertian yang telah diuraikan dapat ditarik tarik
beberapa kesimpulan bahwa satu pajak dipungut berdasarkan pada kekuatan undang
undang dan aturan pelaksanaan isu telah diatur dua dalam hal membayar pajak tidak
dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individu oleh pemerintah tiga pajak dipungut
oleh negara baik itu oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat empat
penggunaan pungutan pajak adalah untuk mengukur keluaran umum pemerintah dan bila
masih terdapat Sur ploes maka akan digunakan untuk public investment.
Ciri-ciri Pajak
merupakan sebuah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Beberapa ciri ciri pajak adalah sebagai
berikut:
Setiap orang memang sudah wajib untuk membayar pajak secara rutin. Tapi hal ini
berlaku khusus untuk masyarakat yang memenuhi syarat objektif dan syarat subjektif.
Maksudnya adalah untuk yang penghasilannya lebih dari PTKP atau Penghasilan Tidak Kena
Pajak. Untuk PTKP yang diberlakukan sekarang ini mencapai Rp4,5 juta setiap bulan atau
sekitar Rp54 juta per tahun. Jika penghasilan Anda mencapai Rp4,5 juta per bulannya, maka
akan dikenakan pajak. Sementara itu, bagi seorang wirausaha atau pengusaha yang memiliki
omzet rutin maka tarif PPH sebesar 0,5% diberlakukan dari jumlah peredaran bruto atau omzet
2. Bersifat Memaksa
Bagi yang memenuhi syarat objektif ataupun subjektif, memang sudah wajib hukumnya
untuk membayar pajak. Jika seseorang tidak membayar pajak dengan sengaja, maka akan
3. Dikelola Pemerintah
Pemungutan dan pengelolaan pajak akan dilakukan secara langsung oleh pemerintah,
baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam tingkat provinsi serta Kabupaten dan
Kota. Meskipun dikelola pemerintah, tapi manfaat pajak dirasakan oleh semua warga negara.
Lembaga Pemerintah yang ditunjuk untuk mengelola perpajakan yang ada di Indonesia adalah
DJP atau Direktorat Jenderal Pajak. Lembaga yang merupakan direktorat jendela ini masih
sesuai norma hukum dengan tujuan untuk membayar biaya produksi hingga jasa kolektif demi
mencapai kesejahteraan. Segala macam hal negatif seperti perlawanan, penghindaran, penolakan
Peran pajak dalam kehidupan negara memang sangat penting, terutama untuk
melaksanakan pembangunan. Dalam hal ini, pajak sangat dibutuhkan dalam pembiayaan perang,
keamanan aset, pekerjaan masyarakat, subsidi, penegakan hukum, dan juga operasional negara.
Selain itu, manfaat pajak juga berguna untuk membayar utang negara sekaligus bunga
dari utang. Bahkan juga untuk membiayai pelayanan publik dan jaminan kesejahteraan. Pelayan
yang dimaksud meliputi kesehatan, pendidikan, pensiun, transportasi umum dan bantuan untuk
Pada masa sekarang falsafah pemungutan pajak adalah uud 1945 yang berdasarkan pancasila.
Sesuai dengan pendapat Prof. Dr. H . Rochmat Soenitro, SH. bahwa pajak tidak bertentangan
1. Sila pertama dalam setiap agama yang ada di Indonesia mengajarkan bahwa setiap warga
negara harus Patuh pada aturan pemerintahannya demikian juga dalam kehidupan
bernegara setiap warga negara wajib membayar pajak keduanya tidak bertentangan
bahkan sejajar hanya saja zakat adalah perintah Tuhan yang Maha esa sedangkan pajak
adalah perintah dari pemerintah jadi apabila kita membayar pajak maka kita akan
mendapatkan pahala karena kita sebagai warga negara tidak hanya memikirkan diri
2. Sila kedua pada sila kedua ditekankan sikap Tepasalira maksudnya konseptor undang
misalnya orang gelandangan dan orang miskin tidak dikenakan pajak atau diterapkannya
3. Sila ketiga pajak merupakan alat pemar satu bangsa yang mengikat bangsa dan
memberikan hidup kepada bangsa hal ini dapat dilihat dari uang pajak yang telah
4. Sila kempat penerapan sila kempat adalah bahwa rakyat dapat melakukan pengendalian
sosial terhadap pertanggung jawaban keuangan yang berasal dari rakyat atau pajak
melalui pemerintah dalam hal ini rakyat mempunyai wewenang melalui wakilnya di DPR
5. Sila kelima hasil pajak digunakan untuk kepentingan umum artinya untuk seluruh rakyat
Indonesia bukan hanya membayar pajak saja pemungutan pajak dilakukan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat di mana sistem dan mekanisme nya menjadi ciri tersendiri
dalam sistem perpajakan Indonesia sesuai dengan pidato sambutan bapak presiden
Selain pajak terdapat beberapa pungutan lain yang mirip dengan pajak tapi memiliki
perlakuan dan sifat yang berbeda dengan pajak yang dipungut oleh negara terhadap rakyatnya
1. Materai adalah pungutan yang dikenakan terhadap dokumen dengan cara menggunakan
2. Bea masuk dan bea keluar ,bea masuk adalah pungutan terhadap barang barang yang
dimasukkan ke dalam daerah pabean berdasarkan harga atau nilai barang tersebut atau
berdasarkan tarif yang telah ditentukan bagi tiap golongan barang sedangkan bea keluar
adalah pungutan terhadap barang barang yang dikeluarkan dari daerah pabean
3. Cukai adalah pungutan yang dikenakan terhadap barang barang tertentu yang sudah
ditetapkan untuk tiap tiap jenis barang tertentu coba bensin gula tembakau minuman
4. Retribusi adalah pungutan yang dikenakan terhadap jasa / fasilitas Yang diberikan oleh
5. Iuran adalah perbuatan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang
diberikan oleh pemerintah secara langsung dan dibayar hanya oleh golongan tertentu saja
contoh iuran wajib pemeliharaan jalan hanya dikenakan pada pemilik kendaraan
bermotor saja enam Kemutan bulat lain yang sah dan legal dan merupakan sumbangan
wajib
Asas-asas Perpajakan
Adam Smith (1776) dalam bukunya Wealth of Nations mengemukakan bahwa pajak
1. Efficiency
Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam penagihannya, sehingga hasil pemungutan
2. Equity
Pemungutan pajak harus adil di antara satu Wajib Pajak dengan Wajib Pajak lainnya. Pajak
dikenakan kepada Wajib Pajak harus sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak
Pajak yang dikumpulkan dapat memengaruhi kehidupan ekonomis Wajib Pajak. Hal ini harus
Beberapa teori (Brotodihardjo, 1993) yang memberikan pembenaran kepada negara untuk berhak
1. Teori Asuransi
Negara bertugas melindungi orang dan/atau warganya dengan segala kepentingannya, yaitu
keselamatan dan keamanan jiwa dan harta bendanya. Oleh sebab itu, pembayaran pajak dianggap
atau disamakan dengan pembayaran premi karena mendapat jaminan perlindungan dari negara.
2. TeoriKepentingan
Teori ini menekankan pembebanan pajak pada penduduk seluruhnya harus didasarkan atas
termasuk juga perlindungan atas jiwa orang-orang itu serta harta bendanya. Pembayaran pajak
dihubungkan dengan kepentingan orang-orang tersebut terhadap negara, maka semakin besar
kepentingan seseorang terhadap negara, semakin besar pajak yang harus dibayar.
Teori daya pikul mengandung suatu kesimpulan bahwa dasar keadilan dalam pemungutan pajak
adalah terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan
atas jiwa dan harta bendanya. Untuk memenuhi kepentingan tersebut dibutuhkan adanya biaya
yang harus dipikul oleh warga dalam bentuk pajak. Hal yang menjadi pokok pangkal teori ini
adalah asas pajak, yaitu tekanan pajak itu haruslah sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus
dibayar sesuai dengan daya pikul seseorang dan untuk mengukur daya pikul dapat dilihat dari
penghasilan, kekayaan, dan besarnya pengeluaran seseorang dan memperhatikan besar kecilnya
4. Teori Bakti
Teori ini didasarkan pada paham organisasi negara yang mengajarkan bahwa negara sebagai
mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan rakyat harus membayar pajak sebagai tanda
baktinya terhadap negara. Dengan demikian, dasar hukum pajak terletak pada hubungan
Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak, yaitu mengambil daya beli dari rumah tangga
masyarakat untuk rumah tangga negara, kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat dengan
maksud untuk memelihara kehidupan masyarakat dan untuk membawa ke arah tertentu, yaitu
dasar keadilan pemungutan pajak, bukan kepentingan individu, bukan pula kepentingan negara,
Menurut stelsel nyata, pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang
sesungguhnya diperoleh, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,
yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang
dikenakan lebih realistis, sedangkan kekurangannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada
akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui), padahal pemerintah membutuhkan penerimaan
Menurut stelsel anggapan, pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya,
sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk
tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan
tanpa harus menunggu pada akhir tahun, sehingga penerimaan pajak oleh pemerintah dapat
diperoleh sepanjang tahun, sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak
c. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun,
besarnya pajak dihitung menggunakan stelsel anggapan, kemudian pada akhir tahun, besarnya
pajak disesuaikan kembali berdasarkan stelsel nyata. Apabila jumlah pajak menurut stelsel nyata
lebih besar daripada pajak menurut stelsel anggapan maka Wajib Pajak harus menambah.
Sebaliknya, jumlah pajak menurut stelsel nyata lebih kecil daripada menurut stelsel anggapan,
maka kelebihannya dapat dimintai kembali (restitusi) atau dikompensasi pada periode
berikutnya.
Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak menurut perundang-undangan perpajakan yang
3) utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. SelfAssessmentSystem
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan
sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar,
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan
bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam kesimpulan makalah ini, bisa disimpulkan kalau pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negeri yang terutang oleh individu ataupun badan yang bersifat mengharuskan bersumber
pada undang- undang dengan tidak memperoleh imbalan secara langsung serta digunakan buat
keperluan negeri untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.
Tata metode perpajakan mempunyai peranan yang sangat berarti dalam melaksanakan sistem
perpajakan sesuatu negeri. Lewat tata metode yang jelas serta terstruktur, pemerintah bisa
mengumpulkan pemasukan pajak secara efektif serta adil. Proses registrasi, pembayaran, serta
pelaporan pajak yang pas hendak menolong menghindari pelanggaran serta penghindaran pajak.
Tidak hanya itu, uraian yang baik tentang tata metode perpajakan pula berarti untuk harus pajak
supaya mereka bisa penuhi kewajiban perpajakan dengan benar. Dalam masa globalisasi,
harmonisasi tata metode perpajakan internasional pula jadi aspek krusial buat menghindari
penghindaran pajak lintas negeri. Oleh sebab itu, uraian mendalam tentang tata metode
perpajakan ialah aspek yang vital dalam melindungi integritas sistem perpajakan serta keuangan
negeri secara totalitas.
2. Saran
Ketentuan dan tata metode perpajakan mempunyai peranan yang krusial dalam mengendalikan
sistem perpajakan suatu negeri. Lewat syarat yang jelas dan terstruktur, pemerintah bisa
mengumpulkan pemasukan pajak dengan efektif dan adil. Tata metode registrasi, pembayaran,
serta pelaporan pajak yang pas akan menolong menghindari pelanggaran dan meminimalkan
resiko penghindaran pajak.
Jadi pemahaman yang mendalam tentang ketentuan serta tata cara perpajakan penting buat
seluruh pihak terkait. Dengan menghormati ketentuan serta prosedur perpajakan, baik
pemerintah ataupun wajib pajak bisa berkontribusi pada pembangunan serta pemeliharaan
ekonomi yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, M., Tunjung, D., & Sitabuana, H. (n.d.). SISTEM PERPAJAKAN DI INDONESIA.
Halim, A., Bawono, I. R., & Dara, A. (n.d.). Buku Perpajakan (1). Retrieved August 28, 2023, from
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/68682545/Buku_Perpajakan-libre.pdf?1628601028=&response-
content-disposition=inline%3B+filename
%3DBuku_Perpajakan.pdf&Expires=1693233642&Signature=BumlEP-
MlOC4qe4uAjU~SZpUJZs4ONWYTOOCv~tRoFQuaWp70A1lgzYZb6vavUXepr21CkPyX~nCuyRjKwPmkgkm
3~3DpZkoNyZpSbZ4yXi7dX80wSiIz~YnkRDkvUizEHiR1gRYTEAqDZIemEcBl54KH2nVakw6lhmwjKYAk352m
5ZsdXz3qBCKwlUtKjqFij23C088Kpe3Z1lm5Y3phdUqZrMbmYB1Zd3F3sH3Hprrzrdi89t1RJbVzChilMDafWd
Y3pg6vcKGvK-
U8C7szOS15YkugvjOzqZkzSJ2dSYxZuriTooyX8WepZVNr4iNs1JfT4JuEwumW8lckCLGoQ__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
Markus, Drs. M. (n.d.). Pustaka Utama. Hak Cipta. Retrieved August 28, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=UMXyZUgGYmwC&oi=fnd&pg=PR17&dq=info:Zl_CrCCHL3QJ:scholar.google.com/
&ots=Ew5FoPayoA&sig=zvPcAftJ-Y9HkNwqhCDZDZJwSJI&redir_esc=y
Ratnawati, O. J., Indah, R., Tentang, H., Ini, B., & Layanan, P. (n.d.). Dapatkan versi cetak buku ini ▼ Dasar-
Dasar Perpajakan.
Siahaan, S., Bengkulu, U., Supratman, J. W., Limun, K., Bangkahulu, M., Kunci, K., Perpajakan, K., Perpajakan,
S., Fiskus, P., Perpajakan, S., & Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, dan. (2018). THE INFLUENCES OF
TAX AWARENESS, TAX SOCIALIZATION, FISCUS SERVICING AND TAX SANCTIONS ON OBEDIENCE OF
PERSONAL TAXES OBLIGATORY. 8(1), 1–13.
Suastika, I. N. (2021). Tata Cara Pemungutan Pajak dalam Perpektif Hukum Pajak. 7(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh
Umum, K., Tata, D., Perpajakan, C., Penyuluhan, D., Masyarakat, H., Hubungan, D., Jalan, M., Gatot, J., & Kav,
S. (n.d.). Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK. www.pajak.go.id
(Suastika, 2021)
(Perpajakan Indonesia)
(Markus, n.d.)