Anda di halaman 1dari 18

PERPAJAKAN

“Ketentuan umum dan tata cara perpajakan”

Disusun Oleh:

Nadhifa Rizky Zahira Srg (7223142007)


Muhammad Riyan Dani (7223342014)
Muhammad Reynal (7223342006)

Kelas:

Pendidikan Akuntansi-B

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN AKUNTANSI
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN..........................................................................................................................iii
A. Latar belakang.....................................................................................................................iii
B. Rumusan masalah................................................................................................................iv
C. Tujuan..................................................................................................................................iv

BAB 2..............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................................................................1
BAB 3..............................................................................................................................................5
PENUTUP.......................................................................................................................................5
1. Kesimpulan...........................................................................................................................5
2. Saran.....................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, karena berkat pertolongan dan rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan tugas Makalah ini. Adapun tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah Perpajakan. Dan kami juga berterima kasih kepada dosen saya, yaitu Ibu Sondang

aida silalahi SE, M.Si., selaku dosen mata kuliah Perpajakan, karena telah memberi kami tugas

pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

terutama mengenai . ketentuan umum dan tata cara perpajakan. kami juga menyadari bahwa di

dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami

berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang

akan datang, mengingat kritik dan saran nantinya akan membuat kami lebih baik kedepannya.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat dipahami dan berguna bagi kami maupun

orang yang membacanya. Demikian yang dapat kami sampaikan. Sekali lagi, semoga makalah

ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran dari pembaca.

Medan, 28 Agustus 2023

Kelompok 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ketentuan umum perpajakan mengacu pada prinsip-prinsip dan aturan dasar yang mengatur

sistem perpajakan suatu negara. Ini mencakup panduan tentang jenis pajak yang dikenakan, dasar

pengenaan pajak, tarif pajak, hak dan kewajiban pembayar pajak, serta aspek hukum terkait

perpajakan. Latar belakang ketentuan umum perpajakan melibatkan sejarah perpajakan suatu

negara, ekonomi, filosofi perpajakan, dan perubahan yang terjadi seiring waktu. Tujuan dari

ketentuan umum perpajakan adalah untuk menciptakan kerangka kerja yang adil, efisien, dan

transparan untuk mengumpulkan pendapatan pemerintah guna mendukung kebijakan publik,

infrastruktur, dan layanan publik lainnya.

Tata cara perpajakan merujuk pada langkah-langkah konkret yang harus diikuti oleh individu

atau bisnis untuk mematuhi kewajiban perpajakan mereka. Ini mencakup proses pendaftaran,

pelaporan, perhitungan pajak, dan pembayaran pajak. Tata cara perpajakan sering kali diatur oleh

hukum perpajakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas pajak.

B. Rumusan masalah

1. apa yg dimaksud dasar dari ketentuan umum perpajakan dan tata cara perpajakan

2. Apa saja ciri-ciri pajak yang sebenarna?

3. Bagaimana karakteristik asas-asas pajak?

4. Bagaimana tata cara dan sistem pemungutan pajak


Tujuan Masalah

1. untuk mengatahui dasar perpajakan dan tatacara perpajakan

2. Untuk mengetahui ciri-ciri pajak

3. Untuk mengetahui karakteristik asas-asas pajak.

4. Untuk mengetahui tata cara dan sistem pemungutan pajak


BAB 2

PEMBAHASAN
1. Perpajakan

Menurut UU No. 16 tahun 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa dan digunakan untuk

keperluan negara demi kemakmuran rakyat. Pajak juga merupakan salah satu sumber

dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

Wajib pajak adalah Orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong

pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Nomor Pokok Wajib Pajak adalah Nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana

dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau

identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan beberapa definisi dan pengertian yang telah diuraikan dapat ditarik tarik

beberapa kesimpulan bahwa satu pajak dipungut berdasarkan pada kekuatan undang

undang dan aturan pelaksanaan isu telah diatur dua dalam hal membayar pajak tidak

dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individu oleh pemerintah tiga pajak dipungut

oleh negara baik itu oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat empat

penggunaan pungutan pajak adalah untuk mengukur keluaran umum pemerintah dan bila

masih terdapat Sur ploes maka akan digunakan untuk public investment.
Ciri-ciri Pajak

Berdasarkan Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1, Pajak

merupakan sebuah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Beberapa ciri ciri pajak adalah sebagai

berikut:

1. Kontribusi yang Wajib

Setiap orang memang sudah wajib untuk membayar pajak secara rutin. Tapi hal ini

berlaku khusus untuk masyarakat yang memenuhi syarat objektif dan syarat subjektif.

Maksudnya adalah untuk yang penghasilannya lebih dari PTKP atau Penghasilan Tidak Kena

Pajak. Untuk PTKP yang diberlakukan sekarang ini mencapai Rp4,5 juta setiap bulan atau

sekitar Rp54 juta per tahun. Jika penghasilan Anda mencapai Rp4,5 juta per bulannya, maka

akan dikenakan pajak. Sementara itu, bagi seorang wirausaha atau pengusaha yang memiliki

omzet rutin maka tarif PPH sebesar 0,5% diberlakukan dari jumlah peredaran bruto atau omzet

hingga mencapai Rp4,8 miliar untuk satu tahun pajak.

2. Bersifat Memaksa

Bagi yang memenuhi syarat objektif ataupun subjektif, memang sudah wajib hukumnya

untuk membayar pajak. Jika seseorang tidak membayar pajak dengan sengaja, maka akan

diberikan sanksi administratif maupun hukuman pidana.

3. Dikelola Pemerintah

Pemungutan dan pengelolaan pajak akan dilakukan secara langsung oleh pemerintah,

baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam tingkat provinsi serta Kabupaten dan

Kota. Meskipun dikelola pemerintah, tapi manfaat pajak dirasakan oleh semua warga negara.
Lembaga Pemerintah yang ditunjuk untuk mengelola perpajakan yang ada di Indonesia adalah

DJP atau Direktorat Jenderal Pajak. Lembaga yang merupakan direktorat jendela ini masih

berada dalam naungan Kementerian Republik Indonesia.

4. Pembayaran Pajak Tercantum dalam Undang-Undang

Pembayaran pajak memang sudah tercantum dalam undang-undang. Pajak dipungut

sesuai norma hukum dengan tujuan untuk membayar biaya produksi hingga jasa kolektif demi

mencapai kesejahteraan. Segala macam hal negatif seperti perlawanan, penghindaran, penolakan

dalam membayar pajak maka sudah termasuk dalam pelanggaran hukum.

5. Sebagai Anggaran Pemerintah

Peran pajak dalam kehidupan negara memang sangat penting, terutama untuk

melaksanakan pembangunan. Dalam hal ini, pajak sangat dibutuhkan dalam pembiayaan perang,

keamanan aset, pekerjaan masyarakat, subsidi, penegakan hukum, dan juga operasional negara.

Selain itu, manfaat pajak juga berguna untuk membayar utang negara sekaligus bunga

dari utang. Bahkan juga untuk membiayai pelayanan publik dan jaminan kesejahteraan. Pelayan

yang dimaksud meliputi kesehatan, pendidikan, pensiun, transportasi umum dan bantuan untuk

yang belum bekerja.

Pada masa sekarang falsafah pemungutan pajak adalah uud 1945 yang berdasarkan pancasila.

Sesuai dengan pendapat Prof. Dr. H . Rochmat Soenitro, SH. bahwa pajak tidak bertentangan

dengan Pancasila uraiannya adalah sebagai berikut

1. Sila pertama dalam setiap agama yang ada di Indonesia mengajarkan bahwa setiap warga

negara harus Patuh pada aturan pemerintahannya demikian juga dalam kehidupan

bernegara setiap warga negara wajib membayar pajak keduanya tidak bertentangan

bahkan sejajar hanya saja zakat adalah perintah Tuhan yang Maha esa sedangkan pajak
adalah perintah dari pemerintah jadi apabila kita membayar pajak maka kita akan

mendapatkan pahala karena kita sebagai warga negara tidak hanya memikirkan diri

sendiri tetapi juga memikirkan lingkungan masyarakat

2. Sila kedua pada sila kedua ditekankan sikap Tepasalira maksudnya konseptor undang

undang haruslah berprikemanusiaan demikian pula pelaksanaan undang undang nya

misalnya orang gelandangan dan orang miskin tidak dikenakan pajak atau diterapkannya

pemungutan pajak sesuai dengan daya Pikul seseorang

3. Sila ketiga pajak merupakan alat pemar satu bangsa yang mengikat bangsa dan

memberikan hidup kepada bangsa hal ini dapat dilihat dari uang pajak yang telah

dikumpulkan terakhir digunakan untuk membiayai kepentingan umum

4. Sila kempat penerapan sila kempat adalah bahwa rakyat dapat melakukan pengendalian

sosial terhadap pertanggung jawaban keuangan yang berasal dari rakyat atau pajak

melalui pemerintah dalam hal ini rakyat mempunyai wewenang melalui wakilnya di DPR

untuk mengikuti pemungutan dan penggunaan orang kiat lima

5. Sila kelima hasil pajak digunakan untuk kepentingan umum artinya untuk seluruh rakyat

Indonesia bukan hanya membayar pajak saja pemungutan pajak dilakukan dari rakyat

oleh rakyat dan untuk rakyat di mana sistem dan mekanisme nya menjadi ciri tersendiri

dalam sistem perpajakan Indonesia sesuai dengan pidato sambutan bapak presiden

republik Indonesia atas undang undang yang baru ini


Pungutan Lain Selain Pajak

Selain pajak terdapat beberapa pungutan lain yang mirip dengan pajak tapi memiliki

perlakuan dan sifat yang berbeda dengan pajak yang dipungut oleh negara terhadap rakyatnya

pungutan pungutan yang serupa dengan pajak tersebut diantaranya

1. Materai adalah pungutan yang dikenakan terhadap dokumen dengan cara menggunakan

materai ataupun benda lain

2. Bea masuk dan bea keluar ,bea masuk adalah pungutan terhadap barang barang yang

dimasukkan ke dalam daerah pabean berdasarkan harga atau nilai barang tersebut atau

berdasarkan tarif yang telah ditentukan bagi tiap golongan barang sedangkan bea keluar

adalah pungutan terhadap barang barang yang dikeluarkan dari daerah pabean

berdasarkan tarif yang telah ditentukan

3. Cukai adalah pungutan yang dikenakan terhadap barang barang tertentu yang sudah

ditetapkan untuk tiap tiap jenis barang tertentu coba bensin gula tembakau minuman

keras dan lain lain

4. Retribusi adalah pungutan yang dikenakan terhadap jasa / fasilitas Yang diberikan oleh

pemerintah kepada pejabat lain lain

5. Iuran adalah perbuatan yang dikenakan sehubungan dengan suatu jasa atau fasilitas yang

diberikan oleh pemerintah secara langsung dan dibayar hanya oleh golongan tertentu saja

contoh iuran wajib pemeliharaan jalan hanya dikenakan pada pemilik kendaraan

bermotor saja enam Kemutan bulat lain yang sah dan legal dan merupakan sumbangan

wajib
Asas-asas Perpajakan

Adam Smith (1776) dalam bukunya Wealth of Nations mengemukakan bahwa pajak

yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut.

Tiga prinsip utama perpajakan adalah:

1. Efficiency

Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam penagihannya, sehingga hasil pemungutan

pajak lebih besar dari biaya pemungutannya.

2. Equity

Pemungutan pajak harus adil di antara satu Wajib Pajak dengan Wajib Pajak lainnya. Pajak

dikenakan kepada Wajib Pajak harus sebanding dengan kemampuannya untuk membayar pajak

tersebut dan manfaat yang diterimanya.

3. Economic effects must be considered

Pajak yang dikumpulkan dapat memengaruhi kehidupan ekonomis Wajib Pajak. Hal ini harus

dipertimbangkan ketika merumuskan kebijakan perpajakan. Pajak yang dikumpulkan jangan

sampai membuat seseorang melarat atau mengganggu kelancaran produksi perusahaan.


TEORI YANG MENDUKUNG PEMUNGUTAN PAJAK

Beberapa teori (Brotodihardjo, 1993) yang memberikan pembenaran kepada negara untuk berhak

memungut pajak dari rakyat.

1. Teori Asuransi

Negara bertugas melindungi orang dan/atau warganya dengan segala kepentingannya, yaitu

keselamatan dan keamanan jiwa dan harta bendanya. Oleh sebab itu, pembayaran pajak dianggap

atau disamakan dengan pembayaran premi karena mendapat jaminan perlindungan dari negara.

2. TeoriKepentingan

Teori ini menekankan pembebanan pajak pada penduduk seluruhnya harus didasarkan atas

kepentingan orang masing-masing dalam tugas negara/pemerintah (yang bermanfaat baginya),

termasuk juga perlindungan atas jiwa orang-orang itu serta harta bendanya. Pembayaran pajak

dihubungkan dengan kepentingan orang-orang tersebut terhadap negara, maka semakin besar

kepentingan seseorang terhadap negara, semakin besar pajak yang harus dibayar.

3. . Teori Daya Pikul

Teori daya pikul mengandung suatu kesimpulan bahwa dasar keadilan dalam pemungutan pajak

adalah terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan

atas jiwa dan harta bendanya. Untuk memenuhi kepentingan tersebut dibutuhkan adanya biaya

yang harus dipikul oleh warga dalam bentuk pajak. Hal yang menjadi pokok pangkal teori ini

adalah asas pajak, yaitu tekanan pajak itu haruslah sama beratnya untuk setiap orang. Pajak harus

dibayar sesuai dengan daya pikul seseorang dan untuk mengukur daya pikul dapat dilihat dari
penghasilan, kekayaan, dan besarnya pengeluaran seseorang dan memperhatikan besar kecilnya

jumlah tanggungan keluarga.

4. Teori Bakti

Teori ini didasarkan pada paham organisasi negara yang mengajarkan bahwa negara sebagai

organisasi yang mempunyai tugas untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Negara

mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan rakyat harus membayar pajak sebagai tanda

baktinya terhadap negara. Dengan demikian, dasar hukum pajak terletak pada hubungan

masyarakat dengan negara.

5. Teori Asas Daya Beli

Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak, yaitu mengambil daya beli dari rumah tangga

masyarakat untuk rumah tangga negara, kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat dengan

maksud untuk memelihara kehidupan masyarakat dan untuk membawa ke arah tertentu, yaitu

kesejahteraan. Jadi, penyelenggaraan kepentingan masyarakat inilah yang dianggap sebagai

dasar keadilan pemungutan pajak, bukan kepentingan individu, bukan pula kepentingan negara,

melainkan kepentingan- kepentingan masyarakat yang meliputi keduanya.

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK

a. Stelsel nyata (riel stelsel)

Menurut stelsel nyata, pengenaan pajak didasarkan pada objek atau penghasilan yang

sesungguhnya diperoleh, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,

yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang

dikenakan lebih realistis, sedangkan kekurangannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada
akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui), padahal pemerintah membutuhkan penerimaan

pajak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran di sepanjang tahun.

b. Stelsel anggapan (fictive stelsel)

Menurut stelsel anggapan, pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya,

sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk

tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan

tanpa harus menunggu pada akhir tahun, sehingga penerimaan pajak oleh pemerintah dapat

diperoleh sepanjang tahun, sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak

berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya atau tidak realistis.

c. Stelsel campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun,

besarnya pajak dihitung menggunakan stelsel anggapan, kemudian pada akhir tahun, besarnya

pajak disesuaikan kembali berdasarkan stelsel nyata. Apabila jumlah pajak menurut stelsel nyata

lebih besar daripada pajak menurut stelsel anggapan maka Wajib Pajak harus menambah.

Sebaliknya, jumlah pajak menurut stelsel nyata lebih kecil daripada menurut stelsel anggapan,

maka kelebihannya dapat dimintai kembali (restitusi) atau dikompensasi pada periode

berikutnya.
Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dibagi dalam tiga bagian berikut ini.

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak menurut perundang-undangan perpajakan yang

berlaku. Ciri-ciri Official Assessment System:

1) wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus;

2) Wajib Pajak bersifat pasif; dan

3) utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

b. SelfAssessmentSystem

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan

sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar,

dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan

bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh

Wajib Pajak.
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam kesimpulan makalah ini, bisa disimpulkan kalau pajak merupakan kontribusi wajib
kepada negeri yang terutang oleh individu ataupun badan yang bersifat mengharuskan bersumber
pada undang- undang dengan tidak memperoleh imbalan secara langsung serta digunakan buat
keperluan negeri untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Tata metode perpajakan mempunyai peranan yang sangat berarti dalam melaksanakan sistem
perpajakan sesuatu negeri. Lewat tata metode yang jelas serta terstruktur, pemerintah bisa
mengumpulkan pemasukan pajak secara efektif serta adil. Proses registrasi, pembayaran, serta
pelaporan pajak yang pas hendak menolong menghindari pelanggaran serta penghindaran pajak.
Tidak hanya itu, uraian yang baik tentang tata metode perpajakan pula berarti untuk harus pajak
supaya mereka bisa penuhi kewajiban perpajakan dengan benar. Dalam masa globalisasi,
harmonisasi tata metode perpajakan internasional pula jadi aspek krusial buat menghindari
penghindaran pajak lintas negeri. Oleh sebab itu, uraian mendalam tentang tata metode
perpajakan ialah aspek yang vital dalam melindungi integritas sistem perpajakan serta keuangan
negeri secara totalitas.

2. Saran

Ketentuan dan tata metode perpajakan mempunyai peranan yang krusial dalam mengendalikan
sistem perpajakan suatu negeri. Lewat syarat yang jelas dan terstruktur, pemerintah bisa
mengumpulkan pemasukan pajak dengan efektif dan adil. Tata metode registrasi, pembayaran,
serta pelaporan pajak yang pas akan menolong menghindari pelanggaran dan meminimalkan
resiko penghindaran pajak.

Jadi pemahaman yang mendalam tentang ketentuan serta tata cara perpajakan penting buat
seluruh pihak terkait. Dengan menghormati ketentuan serta prosedur perpajakan, baik
pemerintah ataupun wajib pajak bisa berkontribusi pada pembangunan serta pemeliharaan
ekonomi yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariffin, M., Tunjung, D., & Sitabuana, H. (n.d.). SISTEM PERPAJAKAN DI INDONESIA.

Halim, A., Bawono, I. R., & Dara, A. (n.d.). Buku Perpajakan (1). Retrieved August 28, 2023, from
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/68682545/Buku_Perpajakan-libre.pdf?1628601028=&response-
content-disposition=inline%3B+filename
%3DBuku_Perpajakan.pdf&Expires=1693233642&Signature=BumlEP-
MlOC4qe4uAjU~SZpUJZs4ONWYTOOCv~tRoFQuaWp70A1lgzYZb6vavUXepr21CkPyX~nCuyRjKwPmkgkm
3~3DpZkoNyZpSbZ4yXi7dX80wSiIz~YnkRDkvUizEHiR1gRYTEAqDZIemEcBl54KH2nVakw6lhmwjKYAk352m
5ZsdXz3qBCKwlUtKjqFij23C088Kpe3Z1lm5Y3phdUqZrMbmYB1Zd3F3sH3Hprrzrdi89t1RJbVzChilMDafWd
Y3pg6vcKGvK-
U8C7szOS15YkugvjOzqZkzSJ2dSYxZuriTooyX8WepZVNr4iNs1JfT4JuEwumW8lckCLGoQ__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Markus, Drs. M. (n.d.). Pustaka Utama. Hak Cipta. Retrieved August 28, 2023, from
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=UMXyZUgGYmwC&oi=fnd&pg=PR17&dq=info:Zl_CrCCHL3QJ:scholar.google.com/
&ots=Ew5FoPayoA&sig=zvPcAftJ-Y9HkNwqhCDZDZJwSJI&redir_esc=y

Ratnawati, O. J., Indah, R., Tentang, H., Ini, B., & Layanan, P. (n.d.). Dapatkan versi cetak buku ini ▼ Dasar-
Dasar Perpajakan.

Siahaan, S., Bengkulu, U., Supratman, J. W., Limun, K., Bangkahulu, M., Kunci, K., Perpajakan, K., Perpajakan,
S., Fiskus, P., Perpajakan, S., & Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, dan. (2018). THE INFLUENCES OF
TAX AWARENESS, TAX SOCIALIZATION, FISCUS SERVICING AND TAX SANCTIONS ON OBEDIENCE OF
PERSONAL TAXES OBLIGATORY. 8(1), 1–13.

Suastika, I. N. (2021). Tata Cara Pemungutan Pajak dalam Perpektif Hukum Pajak. 7(1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh

Umum, K., Tata, D., Perpajakan, C., Penyuluhan, D., Masyarakat, H., Hubungan, D., Jalan, M., Gatot, J., & Kav,
S. (n.d.). Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK. www.pajak.go.id
(Suastika, 2021)

(Ratnawati et al., n.d.)

(Umum et al., n.d.)

(Perpajakan Indonesia)

(Ratnawati et al., n.d.)

(Siahaan et al., 2018)

(Markus, n.d.)

(Halim et al., n.d.)

(Ariffin et al., n.d.)

Anda mungkin juga menyukai