Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ PAJAK DITINJAU DARI FUNGSI DAN MANFAATNYA “


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hukum Pajak

Dosen Pembimbing :
Dr. H.M.Yasin, S.H.,M.H

Disusun Oleh Kelompok 1 :


• Restu ( 0120049 ) Ketua
• Eka Putri Prisalina ( 0120 ) Sekretaris
• Mardiya ( 0120 ) Bendahara
• Andi Alfian ( 0120 )
• Fika ( 0120 )
• Heri ( 0120 )
• Ayu.S ( 0120 )
• Israfi Gusra ( 0120 )

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM (STIH) PENGAYOMAN
WATAMPONE 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 0


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
A. Definisi Pajak ............................................................................................................. 4
B. Fungsi Pajak ............................................................................................................... 5
C. Jenis-Jenis Pajak ........................................................................................................ 6
D. Manfaat Pajak ............................................................................................................ 8
BAB III ................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
B. Saran ......................................................................................................................... 10

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ PAJAK
DITINJAU DARI FUNGSI DAN MANFAATNYA ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Dr. H.M.Yasin, S.H.,M.H Mata Kuliah Hukum Pajak. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pajak bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H.M.Yasin, S.H.,M.H, selaku
dosen Mata Kuliah Hukum Pajak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan danwawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Watampone,09 Desember 2022

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara yang digunakan untuk
pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Oleh karena itu,
sektor pajak memegang peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan bangsa.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya negara melakukan pemungutan pajak karena
banyaknya wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak merupakan suatu
tantangan tersendiri. Pemerintah telah memberikan kelonggaran dengan memberikan
peringatan terlebih dahulu melalui Surat Pemberitahuan Pajak (SPP). Akan tetapi, tetap
saja banyak wajib pajak yang lalai untuk membayar pajak bahkan tidak sedikit yang
cenderung menghindari kewajiban tersebut.
Hal ini mendorong pemerintah menciptakan suatu mekanisme yang dapat
memberikan daya pemaksa bagi para wajib pajak yang tidak taat hukum. Salah satu
mekanisme tersebut adalah gijzeling atau lembaga paksa badan. Keberadaan lembaga ini
masih kontroversial. Beberapa kalangan beranggapan bahwa pemberlakuan lembaga paksa
badan merupakan hal yang berlebihan. Di lain pihak, muncul pula pendapat bahwa
lembaga ini diperlukan untuk memberikan efek jera yang potensial dalam menghadapi
wajib pajak yang nakal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pajak ?
2. Sebutkan fungsi Pajak?
3. Apa Saja jenis Pajak?
4. Manfaat Pajak?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pajak
Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang Undang dengan
tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum (routine) dan pembangunan. Dari definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan perundang-undangan, dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Berdasarkan Pasal 1 Angka 1 Undang Undang nomor
28 Tahun 2007, Undang Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
maka pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan im balan secara langsung dan digunakan dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan Undang Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.Sedangkan menurut Dr. Soeparman Soemohamijaya, pajak
adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum. Dari definisi definisi tersebut, masyarakat jelas harus ada
bagi timbulnya pajak. Hal tersebut dapat dimengerti karena pajak diadakan guna
memenuhi kebutuhan bersama (masyarakat) atau kepentingan umum. Sementara itu
kepentingan dan kebutuhan pribadi masing-masing warga dipenuhi bukan dengan uang
pajak. Tanpa adanya masyarakat maka tentu tidak akan ada pajak. Oleh karena itu pajak
dapat dipandang sebagai sebuah peralihan kekayaan dari satu pihak ke pihak lain, yakni
dari rakyat selaku Wajib Pajak kepada pemerintah, maka dengan sendirinya tentu ada
pihak yang melakukan pemungutan atau menerima peralihan kekayaan itu, dalam hal ini
maksudnya adalah pemerintah.
Tugas pemerintah pada prinsipnya berusaha dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan bagi rakyatnya. Itulah sebabnya pemerintah harus tampil kedepan dan turut
campur tangan, bergerak aktif dalam bidang kehidupan masyarakat, terutama bidang

4
perekonomian guna tercapainya kesejahteraan rakyat. Demi berhasilnya usaha ini, negara
mencari pembiayaannya dengan cara menarik pajak. Penarikan atau pemungutan pajak
adalah suatu fungsi yang harus dilaksanakan oleh negara sebagai suatu fungsi esensial.
Tanpa pemungutan pajak sudah bisa dipastikan bahwa keuangan negara akan lumpuh lebih
lebih lagi bagi negara yang sedang membangun seperti Indonesia, atau negara yang baru
bebas dari belenggu kolonialis, pajak merupakan darah bagi tubuh negara. Dapat
disimpulkan, bahwa landasan filosofis pemungutan pajak didasarkan atas pendekatan
“Benefit Approach” atau pendekatan manfaat. Pendekatan ini merupakan dasar
fundamental atas dasar filosofis yang membenarkan negara melakukan pemungutan pajak
sebagai pungutan yang dapat dipaksakan dalam arti mempunyai wewenang dengan
kekuatan pemaksa.

B. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peran yang cukup besar dalam kehidupan bangsa. Ada beberapa
fungsi pajak. Di antaranya adalah sebagai berikut..
a. Fungsi Anggaran (Budgetair) : Fungsi budgetair disebut sebagai fungsi utama
pajak atau fungsi fiskal (fiscal function), yaitu suatu fungsi dimana pajak
dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara
berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku. Fungsi ini disebut fungsi
utama karena fungsi inilah yang secara historis pertama kali timbul. Di sini pajak
merupakan sumber pembiayaan negara yang terbesar.
b. Sebagai Alat Pengatur (Regulerend) : Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa
pajak dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai
contoh, ketika pemerintah berkeinginan untuk melindungi kepentingan petani dalam
negeri, pemerintah dapat menetapkan pajak tambahan, seperti pajak impor atau bea
masuk, atas kegiatan impor komoditas tertentu.
c. Sebagai Alat Penjaga Stabilitas : Pemerintah dapat menggunakan sarana
perpajakan untuk stabilisasi ekonomi. Sebagian barang-barang impor dikenakan
pajak agar produksi dalam negeri dapat bersaing. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar
rupiah dan menjaga agar defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah
dapat menetapkan kebijakan pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu
yang bersifat mewah. Upaya tersebut dilakukan untuk meredam impor barang
mewah yang berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan

5
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan : Pemerintah membutuhkan dana untuk
membiayai pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya dan jembatan. Kebutuhan
akan dana itu dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya dibebankan kepada mereka
yang mampu membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun tadi,
dapat juga dimanfaatkan oleh mereka yang tidak mampu membayar pajak.

C. Jenis-Jenis Pajak
Jenis pajak banyak ragamnya. Keragaman ini tergantung dari sisi mana kita
melihatnya. Pembagian pajak dapat dilihat dari siapa yang menanggung pajak,
lembaga yang memungut, dan sifatnya.
a. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Pihak yang Menanggung
Berdasarkan pihak yang menanggung, pajak dibedakan atas pajak langsung dan
tidak langsung.

• Pajak Langsung (Direct Tax) : Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan
secara berkala terhadap seseorang atau badan usaha berdasarkan ketetapan
pajak. Pajak langsung dipikul sendiri oleh wajib pajak. Contoh pajak langsung
adalah pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan
• Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax) : Pajak tidak langsung adalah pajak yang
dikenakan atas perbuatan atau peristiwa. Pemungutan pajak itu dipungut tanpa
surat penetapan pajak dan bisa dialihkan pada pihak lain. Contoh pajak tidak
langsung adalah pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, dan cukai. Pada pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan dan cukai, yang memungut adalah
perusahaan dan yang menanggung adalah konsumen.

b. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Lembaga Pemungut


Sementara itu, berdasarkan lembaga pemungut, pajak dibedakan atas pajak negara
(pemerintah pusat) dan pajak daerah (pemerintah daerah).

• Pajak Negara : Pajak negara adalah pajak yang pemungutannya dilaksanakan


oleh pemerintah pusat. Pajak yang termasuk pajak negara adalah pajak
penghasilan, pajak tambahan nilai barang dan jasa dari pajak penjualan atas
barang mewah.

6
• Pajak Daerah : Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah,
baik oleh daerah tingkat I maupun oleh pemerintah daerah tingkat II. Pajak
daerah digunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai rumah tangganya.
Contoh pajak daerah antara lain pajak pemotongan hewan, pajak radio, pajak
reklame, pajak kendaraan, pajak bermotor, dan pajak hiburan.
c. Jenis-Jenis Pajak Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan atas pajak subjektif dan pajak objektif

• Pajak Subjektif : Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal pada subjeknya
(wajib pajak). Contohnya pajak penghasilan dan pajak bumi dan bangunan
• Pajak Objektif : Pajak objektif adalah pajak yang dipungut berdasarkan
objeknya tanpa memperhatikan wajib pajak. Contoh pajak penjualan dan cukai.

7
D. Manfaat Pajak

Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan pajak di


wilayahnya. Begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh negara dari pajak yang
dipungutnya tersebut. Manfaat pajak tak hanya dirasakan oleh negara namun juga
dirasakan oleh rakyatnya. Adapun manfaat pajak adalah sebagai berikut :
1. Membiayai Pengeluaran Negara. Pajak memiliki manfaat dengan
membiayai pengeluaran negara yang bersifat self liquiditing, contohnya
pengeluaran untuk proyek produktif barang ekspor.
2. Membiayai Pengeluaran Produktif. Pajak dapat membiayai pengeluaran
produktif dimana pengeluaran produktif adalah pengeluaran yang
memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti
pengeluaran untuk pengairan dan pertanian.
3. Membiayai pengeluaran yang bersifat self liquiditing dan tidak
reproduktif yang contohnya adalah pengeluaran untuk pendirian
monumen dan objek rekreasi.
4. Membiayai pengeluaran yang tidak produktif dimana contohnya adalah
pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan
pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu
pengeluaran bagi yatim piatu.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum pajak adalah peraturan
yang mengatur hak dan kewajiban wajib pajak (rakyat) dan pemungut pajak
(pemerintah). Sedangkan pajak adalah pungutan wajib yang bersifat memaksa yang
balas jasanya tidak langsung dinikmati secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi kesejahteraanrakyat. Dasar hukum pemungutan pajak dimuat
dalam Dasar hukum Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagai mana telah dubahterakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 serta pada pasal 23A UUD 1945. Dengan membayar
pajak kita dapat merasakan manfaat pajak secara umum yang meliputi pembangunan
fasilitas umum dan infrastruktur, subsidi makanan dan bahan bakar minyak,
pelayanan transportasi umum, dana pemilu dan sebagainnya. Dengan demikian
diharapakan kepada wajib pajak yang memiliki kewajiban membayar pajak untuk
segera membayar karena nantinya akan digunakan untuk membiayai kepentingan
mereka juga di negara kita ini.

9
B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan penulis
akan sangat menerima kritik dan saran dari para pembaca. Selain itu penulis
memiliki saran agar pembayaran pajak dapat dilakukan secara online tanpa harus ke
kantor pajak sehingga memudahkan para wajib pajak dalam membayar pajak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto,Totok. 2013. Pajak Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional. Jurnal Ekonomi.


Vol 6. No 4. 44-65 (diakses pada 29 April 2016)

Anshari Setia Negara,Tunggul. 2005. Pengantar Hukum Pajak. Malang. Bayu Media.

Soemitro,Rachmat. 1991. Asas-asas Hukum Perpajakan. Bandung. Binacipta.

GuruIPSGempol.2012.Fungsi Pajak Dalam Perekonomian Nasional.


guruipsgempol1.wordpress.com (diakses pada 01 Mei 2016)

11

Anda mungkin juga menyukai