DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
HADI (102201041)
SENDIKA (102001083)
SRI AYU FEBRIAN (102201029)
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat serta Karuniya-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik makalah ini.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membacanya agar mampu untuk mengenal tentang apa itu konsep dasar
perpajakan yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Kami
menyadari bahwa, dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
didalamnya, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Namun berkat kerja sama antar anggota kelompok, akhirnya karya ilmiah ini dapart
terselesaikan dengan cukup baik.
Akhir kata, kami sampaikan terimah kasih kepada semua pihak yang berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga allah SWT, senantiasa
meridhoi segala usaha kita.Aminn.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................15
B. Saran ............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pada pemerintah pusat. Dalam perspektif ini melihat persoalan perpajakan di
daerah memiliki acuan teoritis yang sama dengan persoalan pajak nasional kecuali
yang berkaitan dengan konteks dan dimensi struktur organisasi pengelola pajak
yang berbeda. Maksudnya sejumlah teori yang berkaitan dengan pajak daerah
adalah mengacu sejumlah teori yang sama yang digunakan untuk membedah
persoalan pajak dalam level nasional. Misalnya teori yang berkaitan dengan asas
asas umum perpajakan dan keadilannya yang berkaitan dengan penentuan tarif,
teori efisiensi dan efektivitas pemungutan pajak dan sebagainya. Berikut ini
dikemukakan sejumlah teori yang berkaitan dengan persoalan perpajakan,
terutama yang berkaitan dengan dimensi keadilan pemungutan pajak.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Pajak memiliki peranan yang penting
dalam fungsi satu ini, yaitu untuk mendorong penyaluran dana dari simpanan
pribadi menjadi investasi pribadi. Contohnya, pemerintah dapat memberikan
fasilitas pajak agar dapat mendorong investor-investor untuk dapat menyalurkan
dananya yang ia simpan ke bentuk investasi atau dapat disebut sebagai penanaman
modal. Bentuk dari fasilitas pajak tersebut dapat berupa tax holliday serta tax
allowance, fasilitas pajak yang dimaksud dapat disebut pula sebagai insentif pajak.
Fungsi mengatur ini dapat disebut pula sebagai fiscal policy atau
kebijakan fiskal, dalam fungsi mengatur ini terdapat fungsi fiskal yang terdiri dari
tiga fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi serta fungsi stabilisasi.
Berikut adalah penjelasan dari ketiga fungsi fiskal tersebut:
a. Fungsi alokasi
Fungsi alokasi ini merupakan fungsi untuk melakukan alokasi sumber
dana yang akan atau telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
negara tersebut. Contohnya, pajak dapat digunakan untuk menambah jumlah
polisi yang terkadang tidak memadai apabila melihat dari pertumbuhan jumlah
penduduk pada negara tersebut.
b. Fungsi distribusi
Fungsi fiskal yang kedua adalah fungsi distribusi, maksudnya pajak ini
dapat melakukan penyeimbangan pembagian pendapatan dari masyarakat serta
5
kesejahteraan masyarakatnya. Karena terkadang ketidaksempurnaan yang ada di
pasar dapat menyebabkan kesenjangan antar golongan menjadi semakin lebar dan
dapat menyebabkan kecemburuan sosial. Untuk mencegah hal tersebut terjadi,
negara kemudian mengatur melalui undang-undang agar dapat memaksa
masyarakat dari golongan kaya untuk menyisihkan beberapa penghasilannya
dengan cara mewajibkan golongan tersebut untuk membayar pajak sesuai
kemampuan.
c. Fungsi Stabilisasi
Fungsi ketiga dan terakhir dari fungsi fiskal adalah fungsi stabilisasi.
Maksudnya, pungutan pajak ini dapat digunakan oleh pemerintah yang berwenang
untuk menstabilkan keadaan ekonomi negaranya. Contohnya adalah dengan
membuat pungutan pajak yang tinggi, sehingga dapat mengatasi inflasi. Selain itu
pemerintah juga dapat mengatasi deflasi dengan cara menurunkan pajak, dengan
menurunkan pajak, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat ditambah
hingga deflasi tersebut dapat diatasi. Grameds bisa mempelajari lebih dalam
mengenai peran serta fungsi pajak melalui buku terkait perpajakan.
a) Pajak berfungsi untuk mengatur tingkat pendapatan yang ada di sektor swasta.
b) Pajak memiliki fungsi untuk mengadakan redistribusi pendapatan.
c) Pajak berfungsi untuk mengatur volume dari pengeluaran swasta.
Adapun Peran Pajak dalam Pembangunan Ekonomi Menurut ahli, Edwin
R.A Seligman pada tulisannya dalam Essays in Taxation, banyak masyarakat yang
tidak memahami peranan dari pajak. Bahkan ia juga berpendapat bahwa tak
sedikit pula masyarakat yang berpikir bahwa pemungutan pajak tidak memiliki
manfaat.
6
pembangunan yang terus berkembang di negara tersebut hingga kondisi
perekonomian yang stabil. Manfaat-manfaat tersebut kemungkinan tidak disadari
oleh masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang berpikiran bahwa pungutan
pajak tidak memberikan manfaat. Selain manfaat tersebut, pajak juga memiliki
peran dalam pembangunan ekonomi lho Grameds. Berikut adalah peran-peran
pajak dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa:
b. Sebagai Regulator
Peranan pajak yang kedua adalah untuk mengatur. Maksudnya, pajak
digunakan sebagai sebuah alat untuk mengatur serta melaksanakan kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam bidang-bidang khusus, seperti
bidang ekonomi serta bidang sosial. Peranan ini disebut pula sebagai fungsi
tambahan serta fungsi pelengkap dari peran penerimaan sebelumnya. Peran pajak
yang kedua ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk dijadikan sebagai alat guna
mencapai tujuan yang ingin dicapai melalui kebijakan yang telah ditetapkan dan
diberlakukan oleh pemerintah. Contohnya adalah pajak untuk barang mewah serta
minuman keras biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan pajak untuk barang-
barang yang biasa ditemui dan tidak dijual dengan harga yang mahal.
7
pajak memiliki fungsi yang dapat digunakan pula sebagai stabilitas keuangan
negara. Peranan pajak yang ketiga ini dapat dicapai dengan cara mengatur
peredaran uang yang ada di masyarakat melalui pungutan serta penggunaan pajak
yang digunakan menjadi lebih efisien serta lebih efektif. Contoh peran pajak
sebagai stabilitas adalah dengan mengerahkan kebijakan stabilitas harga untuk
mencapai tujuan dari menekan inflasi yang terjadi di negara tersebut.
8
rakyat sebagai pembayar pajak. Pemerintah dalam hal ini diwakilkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia,
yang berwenang mengambil kekayaan seseorang dalam bentuk pembayaran
pajak, dikelola, dan diserahkan kembali kepada masyarakat. Penyerahan tersebut
secara tidak langsung melalui pelayanan publik yang diambil dari kas negara.
Hukum pajak merupakan satu produk hukum dan menjadi bagian dari ilmu
hukum yang mengatur hak dan kewajiban perpajakan baik dari sisi pemerintah
maupun wajib pajak yang harus dipatuhi dan dijalankan.
Dengan demikian, hukum pajak tidak terlepas dari sanksi hukum sebagai
konsekuensi agar pemerintah (fiskus) maupun wajib pajak menaati peraturan
pajak tersebut. Konsekuensi yang dimaksud yaitu sanksi hukum berupa sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Hukum pajak bagian dari hukum publik. Hukum
pajak di Indonesia menganut paham imperative. Artinya, pelaksanaan
pemungutan pajak tidak dapat ditunda. Ketika terjadi pengajuan keberatan
terhadap Pajak oleh wajib pajak yang telah ditetapkan pemerintah, sebelum ada
keputusan dari DJP tentang keberatan diterima, maka WP terlebih dahulu harus
membayar pajak sesuai dengan yang telah ditetapkan.
9
a. Macam-Macam Hukum Pajak
Hukum pajak terbagi menjadi dua macam yakni hukum pajak material
dan hukum pajak formal. Berikut penjelasan dari kedua jenis hukum pajak
tersebut:
10
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan dan
kemakmuran rakyat.
11
dalam memahami hukum pajak seringkali harus memelajari dan memahami
hukum perdata sebagai rujukan.
1. Syarat Keadilan
Syarat pemungutan pajak pada umumnya harus adil dan merata, yaitu
dikenakan kepada orang-orang pribadi sebanding dengan kemampuannya untuk
membayar (ability to pay) pajak tersebut, sesuai dengan manfaat yang
diterimanya. Sistem pemungutan pajak harus berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan keadilan dalam pelaksanaannya. Wajib Pajak memiliki hak dan
kewajiban yang sudah diatur di dalam undang-undang. Keadilan juga
didefinisikan sebagai adil dalam perlakuan pelayanan, setiap warga negara
sebagai Wajib Pajak yang menunaikan kewajiban perpajakannya berdasarkan
regulasi yang berlaku dapat diberi apresiasi. Di sisi lain juga terdapat sanksi bagi
Wajib Pajak yang melanggar atau menghindar dari kewajiban perpajakannya.
Syarat keadilan dapat dibagi menjadi:
12
a. Keadilan Horizontal
Wajib Pajak yang mempunyai kemampuan membayar (gaya pikul) sama harus
dikenakan pajak yang sama.
b. Keadilan Vertikal
Wajib Pajak yang mempunyai kemampuan membayar (gaya pikul) tidak sama
harus dikenakan pajak yang tidak sama.
2. Syarat Yuridis
3. Syarat Ekonomis
Pungutan pajak harus menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan
tidak boleh mengganggu kehidupan ekonomis dari si wajib pajak. Sistem
perpajakan dilarang mengganggu aktivitas ekonomi yang akan berdampak
terhadap keterpurukan atau penurunan ekonomi nasional. Pajak, semestinya
mampu menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, diperlukan
penyesuian kebijakan yang mendukung kondisi perekonomian sebuah negara.
Misalnya, saat pandemi, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional,
pemerintah memberikan beragam insentif pajak pembelian rumah dan kendaraan
bermotor.
4. Syarat Finansial
Di mana pajak yang dipungut cukup untuk pengeluaran Negara dan
hendaknya pemungutan pajak tidak memakan biaya yang terlalu besar. Sistem
pemungutan pajak perlu dilakukan secara efisien dan efektif, sehingga
menghasilkan penerimaan yang optimal. Efisien memiliki arti, yakni pemungutan
pajak dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya minimal.
13
Dalam syarat ini juga berhubungan dengan pengelolaan biaya pemungutan pajak
harus lebih kecil dari penerimaan yang masuk ke kas negara.
5. Syarat Sederhana
Agar mudah dan dapat dipahami Wajib Pajak, sistem penagihan dan
pengelolaan pajak seharusnya pun sederhana. Dalam pelbagai kesempatan,
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ingin sistem perpajakan semakin mudah
dan simpel. Membayar pajak harus semudah mengisi atau membeli pulsa. Dengan
begitu, Wajib Pajak akan terdorong memenuhi kewajiban perpajakannya secara
tepat waktu, sehingga penerimaan pajak menjadi optimal dan pembangunan
nasional akan semakin maju.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi pertama dari pajak adalah untuk dapat menjalankan tugas rutin
negara serta untuk melaksanakan pembangunan. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, maka negara membutuhkan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang
dapat diperoleh pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut salah
satunya adalah melalui pungutan pajak.
a. Syarat keadilan
b. Syarat yuridis
c. Syarat ekonomis
d. Syarat finansial
e. Syarat sederhana
15
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/peran-dan-fungsi-pajak-dalam-pembangunan-
ekonomi.
https://bakeuda.agamkab.go.id/Home/view/22
https://feelinbali.blogspot.com/2013/09/kedudukan-hukum-pajak-dalam-
tatanan.html?m=1
17