Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM PERPAJAJAKAN INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : Selly Anjeli Sao

Stambuk : B101 18 108

Kelas : B/Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Tadulako

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Perpajakan Indonesia dengan tepat waktu.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa dan saya menyadari bahwa pengetahuan saya sangatlah terbatas. Oleh
karena itu, saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah yang telah saya susun ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap para pembaca.

Palu, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Syarat Pemungutan Pajak..........................................................


B. Konsep Pajak.....................................................................................................
C. Teori Pemungutan Pajak...................................................................................
D. Jenis-Jenis Pajak...............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran....................................................... .......................................................

DAFTAR PUSTAKA. ..............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai upaya dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berkesinambungan dengan


tujuan untuk mensejahterakan seluruh rakyat, maka diperlukan adanya sumber dana yang besar
guna merealisasikan tujuan tersebut.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem pajak sebagai salah satu
usaha dalam memaksimalkan sumber pendapatan dana tersebut. Berdasar Undangundang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009, Pajak yang merupakan
kontribusi wajib kepada negara baik yang terutang oleh pribadi atau badan dengan bersifat
memaksa menurut Undang-undang, dan imbalan yang didapat tidak secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Porsi dari sektor
pajak tetap masih yang paling besar dalam APBN. Kepatuhan wajib pajak juga dapat
berpengaruh terhadap rasio penerimaan pajak. Rendahnya kepatuhan tersebut dapat dikarenakan
adanya rasa ketidakpuasan dari masyarakat terhadap pelayanan publik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pajak ?
2. Apa saja teori pemungutan pajak ?
3. Apa saja jenis-jenis pajak yang ada di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui arti dari pajak .
2. Untuk mengetahui apa saja teori pemungutan pajak.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pajak yang ada di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Syarat Pemungutan Pajak


 Pengertian Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan,
membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga
Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.

Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban


kenegaran di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi
kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang dianut dalam Sistem
Perpajakan Indonesia. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan
fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam
melaksanakan fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.

 Syarat Pemungutan Pajak


1) Tidak mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bilanterlaluntinggi, masyarkat
agak enggan membayar pajak.
2) Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang
kurang.
3) Agar tidak menimbulkan masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan.
B. Konsep Pajak
 Konsep Pajak Pajak merupakan iuran yang dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan
pelaksanaan pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana dari sektor swasta
(Wajib Pajak yang membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak pemerintah) dan
diperuntukan bagi keperluan pembiyaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan
fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.
 Konsep Wajib Pajak Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
kewajiban perpajakan yang telah diatur didalam undang-undang perpajakan. Wajib Pajak
sangatlah memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran Sistem dan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Menurut Undang-undang No.28 Tahun 2007 Pasal 1
ayat (1) Tentang Tata Cara Perpajakan bahwa yang dimaksud dengan Wajib Pajak (tax
payer) adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu
 Konsep Pengetahuan Perpajakan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2018) “pengetahuan
berarti segala sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran)”. Pengetahuan perpajakan adalah segala sesuatu
atau informasi yang diketahui Wajib Pajak dalam peraturan perpajakan baik itu soal tarif
pajak berdasarkan Undang– Undang untuk dilaksanakan sebagai hak dan kewajiban yang
akan mereka serahkan maupun manfaat pajak yang digunakan sebagai kepentingan
umum. Serta dapat mengaplikasikan yang seharusnya dilakukan oleh Wajib Pajak
 Konsep Sanksi Pajak Sanksi berasal dari bahasa Belanda yaitu Sanctie yang artinya
ancaman hukuman, merupakan suatu alat pemaksa guna ditaatinya suatu kaidah,
UndangUndang misalnya sanksi terhadap pelanggaran suatu Undang-Undang (Rahayu,
2016). Sanksi perpajakan dapat dikatakan jaminan peraturan perundangundangan
perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi oleh wajib pajak untuk tidak
melakukan tindakan melanggar norma perpajakan. Sanksi pajak terjadi karena
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan khususnya dalam
ketentuan umum atau atau tata cara perpajakan
 Konsep Sosialisasi Perpajakan Menurut Rahayu (2016) “Sosialisasi perpajakan adalah
upaya yang dilakukan oleh Dirjen Pajak untuk memberikan sebuah pengetahuan kepada
masyarakat dan khususnya Wajib Pajak agar mengetahui tentang segala hal mengenai
perpajakan baik peraturan maupun tata cara perpajakan melalui metode-metode yang
tepat.”
 Konsep Kepatuhan Pajak Soemarso (2016) mengemukakan bahwa prinsip pajak yang
diterima secara luas memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu kepatuhan sukarela.
Kepatuhan sukarela merupakan tulang punggung self assessment system di mana Wajib
Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban pajaknya dan kemudian secara
akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajak tersebut. Ismawan juga
menyebutkan bahwa kepatuhan sebagai fondasi self assessment system dapat dicapai
apabila elemenelemen kunci telah diterapkan secara efektif.

C. Teori Pemungutan Pajak


Berikut adalah teori pemungutan pajak menurut R.Santoso Brotodiharjo
 Teori Asuransi, bahwa Negara mempunyai tugas untuk melindungi warga dari segala
kepentingannya baik keselamatan harta bendanya.
 Teori Kepentingan, yaotu dasar pemungutan pajak adalah adanya kepentingan dari
masing-masing warga Negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.
 Teori daya pikul, yaitu dasar keadilan pemungutan pajak terletak kepada jasa yang
diberikan oleh Negara kepada warganya dalam bentuk perlindungan jiwa dan harta,
sehingga wajar apabila biaya yang telah dikeluarkan oleh Negara tersebut dipikul kepada
yang menikmatinya.
 Teori bakti, yaitu Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan warga
Negara mempunyai kewajiban membayar pajak sebagai bukti tanda baktinya kepada
Negara menyelenggarakan berbagai kepentingan umum.
 Teori Daya Beli, yaitu keadilan pemungutan pajak adalah dengan melihat aspek timbal
balik terhadap kedua belah pihak, masyarakat dan Negara. Warga Negara harus
membayar berdasarkan kemampuan membelinya, apabila daya belinya besar berarti
pendapatan besar pula.
D. Jenis-Jenis Pajak
 Pajak Pusat
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Jenis-jenis pajak pusat yang pertama adalah PPh yang merupakan pajak yang dikenakan
kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu
Tahun Pajak. Penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain
sebagainya.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Jenis-jenis pajak pusat berikutnya adalah PPN yang merupakan pajak yang dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah
Indonesia). Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN.
Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Selain dikenakan PPN, pengonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong mewah,
juga dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
adalah:
 Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
 Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
 Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; atau
 Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
 Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu
ketertiban masyarakat.
4. Bea Meterai
Bea Meterai merupakan pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang memuat
jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tertentu
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan
PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Mulai 1
januari 2014, PBB pedesaan dan Perkotaan merupakan pajak daerah. Untuk PBB Perkebunan,
Perhutanan, Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.

 Pajak Daerah Provinsi


1. Pajak Kendaraan Bermotor
Jenis-jenis pajak daerah provinsi yang pertama adalah pajak kendaraan bermotor yang
diperuntukkan bagi Orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan
Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor ini meliputi:
 Kepemilikan kendaraan bermotor pribadi pertama
 Kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya
 Tarif PKB alat berat dan alat alat besar
 Tarif PKB untuk angkutan umum, ambulans, pemadaman kebakaran, sosial keagamaan,
lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah/TNI/Polri, dan Pemda.

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor


Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diperuntukkan bagi orang pribadi atau Badan yang
dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermotor. Jenis pajak ini dapat meliputi:
 Penyerahan pertama
  Penyerahan kedua dan seterusnya
 Penyerahan pertama alat alat berat dan alat alat besar
 Penyerahan kedua dan seterusnya alat alat berat dan alat alat besar

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


Pajak ini dikenakan untuk objek Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang disediakan atau
dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk
kendaraan di air. Konsumen bahan bakar kendaraan bermotor diwajibkan untuk membayar pajak
saat membeli bahan bakar ini.
4. Pajak Rokok
Jenis-jenis pajak daerah provinsi berikutnya adalah pajak rokok diberlakukan oleh para
konsumen rokok.
5. Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan berobjek pada Pengambilan dan atau pemanfaatan Air Permukaan.
Orang pribadi atau Badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Permukaan wajib membayarkan pajaknya.

 Pajak Kabupaten atau Kota


1. Pajak Hotel
Jenis-jenis pajak daerah kabupaten atau kota yang pertama adalah pajak hotel. Dalam hal ini
pajak hotel berobjek pada pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk
jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Pajak ini ditujukan untuk orang pribadi
atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan
hotel.
2. Pajak Restoran
Jenis-jenis pajak daerah kabupaten atau kota berikutnya adalah pajak restoran meliputi
pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pajak ini diwajibkan bagi orang pribadi atau badan
yang membeli makanan/minuman dari restoran.
3. Pajak Hiburan
Pajak Hiburan meliputi jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Pajak ini
dibayarkan oleh orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan.
4. Pajak Reklame
Selanjutnya, pajak reklame diwajibkan untuk semua penyelenggaraan reklame. Orang
pribadi atau badan yang menggunakan reklame wajib membayarkan pajak ini.
5. Pajak Penerangan Jalan
Ada pula pajak penerangan jalan meliputi penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Orang pribadi atau Badan yang dapat
menggunakan tenaga listrik berkewajiban membayarnya.
6. Pajak Parkir
Pajak Parkir meliputi penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Pajak ini diwajibkan bagi orang
pribadi atau Badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor.
7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan berobjek pada kegiatan pengambilan Mineral
bukan logam dan batuan. Orang pribadi atau badan yang dapat mengambil mineral bukan logam
dan batuan wajib memenuhi pajak ini.
8. Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah berobjek pada pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Pajak ini
ditujukan bagi orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air
tanah.
9. Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet meliputi pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung
walet.
10. PBB Perdesaan & Perkotaan
PBB Perdesaan & Perkotaan berobjek pada bumi dan/atau bangunan yangdimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Terakhir, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan diwajibkan bagi orang pribadi atau
badan yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
  Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pajak adalah 
pembayaran yang dilakukan rakyat, dan merupakan sumber dana untuk pembangunan. Selain itu
pajak berbeda dengan retribusi dan sumbangan. Dalam penetapan besaran pajak harus sesuai
dengan pancasila. Pajak sendiri memiliki banyak jenis dan asas yang digunakan pun beraneka
ragam. Tarif pajak berbeda tergantung dasar yang digunakan. Selain itu pemerintah telah
memberikan batasan segala hal yang berkaitan dengan pajak di dalam UU perpajakan nasional
yang merupakan modernisasi dari UU pajak jaman kolonial. Untuk menarik pajak yang ada di
luar negeri pemerintah melakukan kerja sama dengan negara lain dalam perpajakan yang lazim
diebut perjanjian traktat, yang hal tersebut diatur dalam HUKUM PAJAK INTERNASIONAL.

B. Saran

Makalah yang berjudul perpajakan ini merupakan karya tulis berdasarkan himpunan material
yang di ambil dari berbagai sumber. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan
dalam penyajian bahan penulis sangat mengharpakan kritik dan saran dari para pembaca demi
terwujudnya kebenaran yang kita kehendaki semua dan demi kesempurnaan penyelesaian
makalah pajak ini.

 
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman. 2016. Panduan Pelaksanaan Administrasi Perpajakan Untuk Karyawan, Pelaku
Bisnis dan Perusahaan. Bandung: Nuansa. Adriani, P.J.A. 2018. Pengantar Ilmu Hukum Pajak.
Jakarta: Gramedia.

https://www.pajak.go.id/id/pajak

https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-pajak-menurut-para-ahli-lengkap-dengan-jenis-
jenisnya-kln.html?page=5

Anda mungkin juga menyukai