Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

KOMP. PERPAJAKAN UNTUK MANAJEMEN


DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Dosen Pengampu:
Sri Wahyu Handayani, SE., MMSI

Kelompok 1:
10220041 Afriyani Dwi Tanti
10220111 Alya Paudina Suhandi
10220245 Ascilia Primartissa Melati

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
KARAWACI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul
Dasar-dasar Perpajakan. Digunakan untuk lebih mendalami materi kuliah.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Komp. Perpajakan
Untuk Manajemen dari Ibu Sri Wahyu Handayani, SE., MMSI selaku dosen
pengampu. Selain itu penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca mengenai Dasar-dasar Perpajakan.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Sri Wahyu


Handayani, SE., MMSI. Berkat tugas yang diberikan ini sehingga dapat
menambah wawasan penulis tentang dasar-dasar perpajakan dengan lebih luas.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulis masih


melakukan banyak kesalahan namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin
dari segala kemampuan yang ada. Sehingga penyusun menyadari bahwa
penyusunan ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan makalah yang dibuat dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Tangerang, 20 Maret 2023

Kelompok 1

ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1 Pengertian Pajak........................................................................................4
2.2 Fungsi Pajak..............................................................................................4
2.3 Sistem Pemungutan Pajak.........................................................................5
2.4 Asas Pemungutan Pajak............................................................................6
2.5 Penggolongan Pajak..................................................................................7
KESIMPULAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan kas negara yang digunakan
untuk pembangunan dengan tujuan akhir kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Oleh karena itu,sektor pajak memegang peranan penting dalam perkembangan
kesejahteraan bangsa. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya negara
melakukan pemungutan pajak karena banyaknya wajib pajak yang tidak patuh
dalam membayar pajak merupakan suatu tantangan tersendiri.

Pemerintah telah memberikan kelonggaran dengan memberikan peringatan


terlebih dahulu melalui surat pemberitahuan pajak (SPP). Akan tetapi, tetap saja
banyak wajib pajak yang lalai untuk membayar pajak bahkan tidak sedikit yang
cenderung menghindari kewajiban tersebut. Hal ini mendorong pemerintah dalam
menciptakan suatu mekanisme yang dapat memberikan daya pemaksa bagi para
wajib pajak yang tidak taat hukum.

Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak
yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor
pajak. Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah
demi kesejahteraan masyarakat. Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum,
bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana
pemerintah untuk mendanai pembangunan di pusat dan daerah, seperti
membangun fasilitas umum,membiayai anggaran kesehatan, pendidikan, dan
kegiatan produktif lainnya.

Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-


undang. Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1
2

Secara umum, pajak merupakan iuran wajib masyarakat kepada negara yang
dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang tanpa melihat dari jasa berupa
timbal balik langsung. Penerimaan pajak sebagian besar digunakan untuk
membiayai pembangunan nasional untuk melaksanakan tugas pemerintahan dalam
suatu negara.

Menurut Rochmat Soemitro dalam buku yang berjudul “Perpajakan” karangan


Mardiasmo (2011) pajak adalah “iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum”. Definisi tersebut kemudian disempurnakan
menjadi peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”. Dari definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur, yaitu: (1) iuran
dari rakyat kepada negara, (2) berdasarkan undang-undang, (3) tanpa jasa timbal
balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk, dan (4)
untuk membiayai rumah tangga negara.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pajak
2. Fungsi Pajak
3. Sistem Pemungutan Pajak
4. Asas Pengenaan Pajak
5. Penggolongan Pajak

1.3. Manfaat

Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor


diantaranya pemahaman wajib pajak dan persepsi manfaat pajak. Persepsi atas
manfaat pajak merupakan asumsi atau penilaian wajib pajak tentang manfaat yang
akan didapatkan oleh wajib pajak dari apa yang dibayarkan. Manfaat yang
dimaksud adalah manfaat yang berasal dari penyediaan barang dan jasa publik
3

terutama infrastruktur fisik yang memadai. Pajak mempunyai manfaat serta


peranan yang strategis dalam penerimaan negara. Pada hakikatnya pajak yang
telah diterima oleh negara akan menjadi hak masyarakat. Artinya, masyarakat
memperoleh kembali pajak itu tanpa terkecuali dalam bentuk lain, yakni melalui
penyediaan berbagai barang dan jasa publik (public goods and services). Dengan
kata lain, pajak yang dipungut dari masyarakat harus dikelola penggunaannya oleh
pemerintah bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak

Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum


Dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa, Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang – undang, dengan tidak mendapatan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar –
besarnya kemakmuran.

2.2 Fungsi Pajak

Fungsi pajak dibagi menjadi 4, yaitu :

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)


Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara
mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk
membiatai pembangunan nasional dan pengeluaran lainnya. Jadi, fungsi
pajak untuk sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan
menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan
pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan, seperti pajak dapat dugunakan sebagai alat mendorong
kegiatan ekspor, memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang
produksi dari dalam negeri, dan pajak dapat mengatur dan menarik
investasi modal yang membatu perekonomian untuk semakin produktif.
3. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untu menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan.

4
5

4. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)


Pajak digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara
pembagian pendapatan dengan kebahagian dan kesejahteraan masyarakat.

2.3 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak merupakan cara yang digunakan untuk


menghitung besarnya pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
kepada negara. Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi tiga bagian :

1. Official Assessment System


Sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang wajib pajak menurut
undang – undang pajak yang berlaku. Sistem pemungutan pajak ini
diterapkan oleh Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah
lainnya.
Ciri – ciri dari official assessment system :
 Petugas pajak berwenang menghitung dan memungut besaran
pajak terutang.
 Wajib pajak berperan pasif.
 Besaran pajak diketahui oleh wajib pajak setelah petugas pajak
melakukan perhitungan dan menerbitkan surat ketetapan pajak.
 Pemerintah memiliki hak penuh pada saat menentukan besaran
pajak yang dibayarkan.
2. Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib pajak
menghitung, memperhhitungkan, membayar, dan melaporkan besarnya
pajak yang harus dibayar. Contoh dari sistem pemungutan pajak ini adalah
PPN dan PPh.
Ciri – ciri dari self assessment system :
 Wajib pajak menentukan besaran pajak terutang.
6

 Wajib pajak berperan aktif dalam menyelesaikan kewajiban


perpajakannya.
 Pemerintah tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. With Holding System
Sistem pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk
memungut atau memotong besarnya pajak yang terhutang oleh wajib
pajak. Pihak ketiga yang dimaksud adalah pihak selain pemerintah dan
wajib pajak. Contoh dari sistem ini adalah pemotongan penghasilan
pegawai oleh bendahara instansi, sehingga tidak perlu lagi ke kantor pajak
untuk membayar.
Ciri – ciri with holding system :
 Wajib pajak dan pemerintah tidak berperan aktif dalam menghitung
besaran pajak.
 Pihak ketiga berwenang menentukan besaran pajak terutang.
 Menerbitkan bukti bagi wajib pajak yang telah melunasi pajak
terutang.

2.4 Asas Pemungutan Pajak

Asas pemungutan pajak dibagi 3 yaitu :

1. Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak
yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasil dari dalam dan luar
negeri. Setiap wajib pajak yang bertempat tinggal atau berdomisili di
wilayah Indonesia dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang
diperoleh, baik dari dalam dan luar Indonesia.
2. Asas Sumber
Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan sumber
pendapatan tanpa melihat tempat tinggal. Siapapun yang memperoleh
penghasilan di Indonesia akan dikenakan pajak atas penghasilan yang
diperolehnya.
3. Asas Kebangsaan
7

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.


Contohnya, setiap warga negara asing yang tinggal di Indonesia harus
tetap membayar pajak kepada negara asalnya.

2.5 Penggolongan Pajak

Terdapat 3 golongan jenis pajak yang ada di Indonesia antara lain :

1. Pajak Menurut Golongannya


a. Pajak Langsung, yaitu pajak yangg pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan atau dibebankan kepada pihak lain. Contohnya, pajak
Penghasilan (PPh) yang dibayar atau ditanggung oleh wajib pajak
yang memperoleh penghasilan tersebut.
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain. Contohnya, pajak pertambahan
nilai (PPN) terjadi karena pertambahan nilai terhadap barang atau
jasa.
2. Pajak Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal dan berdasarkan pada
subjek dan selanjutnya dicari syarat objektif, dalam arti
memperhatikan wajib pajak. Contohnya, pengenaan pajak
penghasilan (PPh) untuk memperhatikan keadaan pribadi wajib
pajak. Keadaan wajib pajak tersebut selanjutnya digunakan untuk
menentukan besaran penghasilan tidak kena pajak.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang yang berdasarkan objeknya tanpa
memperhatikan keadaan wajib pajak. Contohnya, pajak
penghasilan (PPh), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM),
dan pajak bumi dan bangunan (PBB).
3. Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
melalui instansi terkait dan digunakan untuk membiayai keperluan
negara. Contohnya, pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak
8

pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan atas barang mewah


(PPnBM).
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut dan dikelola oleh
pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kota/kabupaten.
Contohnya, pajak kendaraan bermotor (PKB), pajak air tah, pajak
restoran dan masih banyak lagi.
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan penulisan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pajak
merupakan kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan
undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak merupakan salah satu sumber pemerintahan untuk mendanai pembangunan
di pusat dan daerah. Fungsi pajak sangat berperan penting sehingga setiap warga
negara harus memenuhi kewajiban pajak. Pajak yang dibayarkan oleh warga
kepada negara berdasarkan undang – undang perpajakan yang berlaku.

9
10
DAFTAR PUSTAKA
Berbagai Golongan Pajak. (n.d.). Retrieved from indopajak.id:
https://indopajak.id/berbagai-golongan-pajak/
Halim, A., Bawono, I. R., & Dara, A. (2020). Perpajakan: Konsep, Aplikasi,
Contoh, dan Studi Kasus. In A. Halim, I. R. Bawono, & A. Dara,
Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, dan Studi Kasus (pp. 1-5). Jakarta:
Salemba Empat.
Holandari, A. (2021). Kenali 3 Jenis Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia.
Retrieved from pajakku.com:
https://www.pajakku.com/read/608291caeb01ba1922ccaa24/Kenali-3-
Jenis-Sistem-Pemungutan-Pajak-di-Indonesia
Mita, T. (2019). Dasar-Dasar Perpajakan.
Mustaqiem. (2014). Perpajakan Dalam Konteks Teori Dan Hukum Pajak Di
Indonesia. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.
Rasmini, M. (n.d.). Dasar-dasar Perpajakan. PAJA3230-M1.
Salim, A., & Haerudin. (2019). Dasar-Dasar Perpajakan (Berdasarkan UU &
Peraturan Perpajakan Indonesia). In A. Salim, & Haerudin, Dasar-Dasar
Perpajakan (Berdasarkan UU & Peraturan Perpajakan Indonesia) (pp.
11-28). Sulawesi Tengah: LPP-Mitra Edukasi.

11

Anda mungkin juga menyukai