“Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
kewarganegaraan “
Disusun oleh:
1. Hariyanti Sholehah
2. Lhudvia Sekar Pambudi
3. Monica Ruth
4. Saoloan Manik
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya
yang berlimpah dalam penyusunan tugas makalah kewarganegaraan ini.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
Ada kebanggaan tersendiri jika tugas ini bisa selesai dengan hasil yang baik,
meskipun dengan keterbatasan kami dalam membuat makalah.
Tak ada yang bisa kami berikan selain doa dan rasa terima kasih yang
tulus kepada para pendukung. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna
seperti saran atau kritik dari para pembaca sangat diharapkan oleh kami. Kami
sangat berharap bahwa makalah kami ini akan sangat bermanfaat bagi siapa
saja yang membaca dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
B. FUNGSI PAJAK
1. Fungsi Anggaran /Penerimaan (budgeter)
Dimana pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang
digunakan pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran.
Penerimaan negara dari setor pajak akan dimasukan ke komponen
penerimaan dalam negri pada APBN.
2. Fungsi Mengatur (regulered)
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik.
Contohnya adalah pengenaan bea masuk dan pajak penjualan atas
barang mewah dan produk produk impor tertentu dalam rangka
melindungi produk dalam negri, pemberian insentif pajak dalam
rangka meningkatkan investasi, dan pengenaan pajak ekspor untuk
produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam
negri.
3. Fungsi Stabilisasi
pajak dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan
pemerintah. Contohnya adalah kebijakan stabilisasi harga dengan
tujuan untuk menekan inflasi dengan cara mengatur peredaran harga
uang di masyarakat melalui pemungutan dan penggunaan pajak yang
lebih efektif dan efesien.
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan.
Penerimaan negara dari sebuah pajak dapat digunakan untuyk
membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional sehingga
dapat membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
4. Ekonomic of collections
Biaya pemungutan pajak dan biaya pemenuhan kewajiban wajib pajak
hendaknya seminim mungkin, sehingga pemungutan pajak tidak
melebihi penerimaan pajak itu sendiri.
E. MANFAAT PAJAK
1. Manfaat pajak bagi negara
2. Manfaat pajak bagi warga negara
2. Tujuan Gijzelin
Tujuan dilakukannya gijzeling atau penyanderaan adalah untuk
mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan masyarakat
bahwa pajak adalah sumber utama dalam pembiayaan negara dan
pembangunan nasional, serta merupakan salah satu kewajiban warga
negara. Dengan kata lain, adanya gijzeling diharapkan mampu
menyadarkan masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanan
sendiri kewajiban perpajakannya.
3. Aturan Gijzeling
Dasar hukum Ditjen Pajak dalam melakukan gijzeling diatur dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Kuasa sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 (UU PPSP). Dalam Pasal 33 Ayat (1)
Undang-Undang tersebut menyebutkan penyanderaan hanya dapat
dilakukan terhadap penanggung pajak yang mempunyai utang pajak
sekurang-kurangnya sebesar Rp100.000.000,00 yang meliputi seluruh
jenis pajak dan Tahun Pajak, serta diragukan itikad baiknya dalam
melunasi pajak. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa penyanderaan
tidak ditujukan kepada penunggak pajak yang berpenghasilan kecil.
Kemudian, dalam ayat selanjutnya dinyatakan penyanderaan
sebagaimana tersebut pada Ayat 1 hanya dapat dilaksanakan
berdasarkan surat perintah penyanderaan yang diterbitkan oleh pejabat
setelah mendapat izin tertulis Menteri atau Gubernur. Surat perintah
tersebut kemudian akan dikirimkan kepada penunggak pajak.
Waktu penyanderaan maksimal enam bulan sejak penanggung
pajak dimasukkan ke dalam tempat penyanderaan dan dapat
diperpanjang untuk selama-lamanya enam bulan.Meskipun telah
dilakukan penyanderaan, hal tersebut tidak mengakibatkan
dihapuskannya utang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan.
Dengan kata lain, gijzeling dilakukan apabila Wajib Pajak dinilai
sudah keterlaluan. Sesuai dengan tujuan gijzeling itu sendiri, yakni
memberikan efek jera kepada Wajib Pajak yang tidak taat. Sebenarnya
ada beberapa tahapan lain sebelum akhirnya Wajib Pajak dikenai
gijzeling. Beberapa di antaranya adalah memberikan surat teguran,
surat perintah penagihan seketika dan sekaligus, surat paksa,
pengumuman di media massa, penyitaan, lelang, penyegahan, dan
akhirnya gijzeling atau penyanderaan.