FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan makalah tentang subjek penghasilan pajak. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi nilai tugas matakuliah Hukum Pajak. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik serta
saran yang sekiranya membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
A. LATAR BELAKANG
Menurut Rochmat Soemitro, pajak merupakan gejala masyarakat, yaitu pajak
waktu tertentu, berkumpul untuk tujuan tertentu. Negara adalah masyarakat dengan
tujuan tertentu. Keberadaan negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat dan
hidup pribadi menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan dan berasal dari
pendapatan sendiri. Biaya hidup bernegara karena adanya alat-alat negara, badan-
sukarela rakyat kepada raja untuk memelihara kepentingan negara, seperti memelihara
keamanan nasional, menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai negeri dan
lain-lain. Adapun warga yang tidak menyetor, mereka harus bekerja untuk
Penerimaan negara berasal dari rakyat melalui pajak fiskal dan/atau sumber
daya alam negara (natural resources). Kedua sumber ini merupakan sumber
penerimaan negara yang paling penting. Pendapatan ini digunakan untuk mendanai
kebaikan bersama, ada pajak sehingga uang pajak dapat ditambahkan ke kebaikan
bersama.
Perpajakan pada dasarnya mengurangi pendapatan atau kekayaan seseorang,
tidak. Sebagaimana dikatakan Rohmat Soemitro, membayar pajak tidak hanya berarti
kewajiban ikut serta dalam beban negara (state expenditure), tetapi juga hak untuk
Sistem pemungutan pajak di indonesia adalah Self Assessment System yang berarti
melaporkan sendiri atas pajak yang terhutang terhadap negara. Disamping cara Self
Assessment System terdapat cara lain yaitu sistem pemotongan (withholding system).
Withholding System merupakan cara yang paling mudah yang dilakukan pemerintah
untuk memungut pajak, yaitu dengan cara mewajibkan wajib pajak untuk melakukan
pungutan dan pemungutan pajaknya oleh pihak lain. Dengan cara ini maka
pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memungut pajak.
Dalam pemungutan pajak subjek dan objek pajak harus jelas. Oleh karena itu
harus dikelola dengan baik dan benar sehingga data wajib pajak sesuai. Selain itu,
tarif pajak harus ditentukan berdasarkan ketentuan yang berlaku saat itu. Dengan
demikian para wajib pajak dapat rutin dan patuh membayar pajak. Subjek pajak
adalah orang, badan atau kesatuan lainnya yang telah memenuhi syarat-syarat
subjektif, yaitu bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru
menjadi wajib pajak bila telah memenuhi syarat-syarat obyektif. Objek pajak adalah
apa yang dikenakan pajak. Mengingat penting dan strategisnya objek pajak karena
menyangkut apa yang dikenakan atau tidak dikenakannya pajak atas objek dimaksud,
sehingga dalam UU perpajakan kita selalu dengan tegas dinyatakan apa yang menjadi
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
1. Apa saja yang menjadi dasar hukum dari subjek pajak penghasilan
D. MANFAAT MAKALAH
1. Dapat mengetahui secara lebih jelas tentang subjek pajak dan pengertian dari pajak
penghasilan serta dasar hukum yang menjadi landasan bagi subjek pajak penghasilan tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum membahas tentang Pajak Penghasilan, ada baiknya kita mengatahui tentang
arti dari kata pajak itu sendiri. Karena dengan memahami tentang arti dari pajak itu sendiri,
kita akan lebih mudah mempelajari dan mengerti tentang seluk-beluk perpajakan di
Indonesia.
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
Adapun di dalam pajak terdapat 5 unsur pokok dalam definisi pajak yaitu:
1. Iuran / pungutan
Jenis-jenis Pajak:
Secara umum jenis pajak dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Contoh dari
pajak pusat adalah:
Akan tetapi sejak tahun 2012, khusus untuk jenis pajak Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), pengelolaan terhadap jenis pajak ini sebagian dialihkan kepada Pemerintah
Daerah (Pemda).
B. Pengertian Pajak
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual, dimana tujuan
tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha
untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam pembiayaan pembangunan
yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan
untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. Pembebanan pajak
oleh pemerintah yang berbentuk pemungutan pajak terhadap wajib pajak, pada hakikatnya
merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk
Namun satu hal yang harus diingat bahwa pajak bukanlah merupakan iuran yang
sifatnya sukarela, akan tetapi iuran yang dapat dipaksakan, sehingga kelalaian dalam
memenuhi kewajiban perpajakan dapat merugikan wajib pajak yang bersangkutan, dengan
kemungkinan-kemungkinan surat paksa, sita dan lelang serta sanksi-sanksi pidana yang dapat
diancam dengan pidana kurungan atau penjara. Membayar pajak bukanlah merupakan
tindakan sederhana tetapi terdapat banyak hal yang bersifat emosional. Pada dasarnya, tidak
seorangpun yang senang membayar pajak dan bertahan terhadap pembayaran pajak.
kebijakan-kebijakan dibidang pajak, oleh karena itu pajak merupakan fenomena yang selalu
berkembang dimasyarakat. Apabila membahas pengertian pajak banyak para ahli yang
Menurut Muda Markus dan Lalu Hendry Yujana mengatakan bahwa harta kekayaan
rakyat yang berdasarkan Undang-undang sebagian wajib pajak diberikan oleh rakyat kepada
Negara, tanpa mendapat kontraprestasi yang diterima rakyat secara individual dan langsung
dari negara serta bukan merupakan penalti, yang berfungsi sebagai dana untuk
penyelenggaraan Negara, dari sisanya jika ada digunakan untuk pembangunan serta berfungsi
Menurut Rochmat Soemitro mengungkapkan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada
kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk
dapat dipaksakan.
Muda Markus dan Lalu Hendry Yujana Pajak penghasilan adalah pajak yang
Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-undang untuk
dikenakan pajak. Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan
dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Sedangkan menurut
1. Orang Pribadi
3. Badan
Pajak Penghasilan sendiri telah diatur serta memiliki kekuatan hukum yang tertuang
Undang-Undang ini terlah beberapa kali mengalami perubahan, dan yang terakhir diubah
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perbuahan Keempat Atas Undang-
BAB III
PEMBAHASAN
A. DASAR HUKUM
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 574/KMK.04/2000 yang telah diubah beberapa kali
Adapun undang-undang yang masih berlaku yaitu Undang- Undang 36 Tahun 2008
tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
1. Pajak Penghasilan Definisi dari pajak penghasilan ini tercantum di dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1994 yang berbunyi: “Pajak Penghasilan dikenakan terhadap
Subjek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun Pajak.”
Undang Nomor. 36 Tahun 2008 dijelaskan bahwa berkenaan dengan penghasilan yang
a. Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak. Undang-Undang ini mengatur pengenaan Pajak
Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
b. Apabila menerima atau memperolah penghasilan, subjek pajak tersebut dikenai pajak
c. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam UU ini disebut dengan
Wajib Pajak
d. Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak/ dapat
pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, Wajib pajak dikenai pajak
atas penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektinya dimulai atau
e. Tahun Pajak dan Tahun Buku, yang dimaksud dengan Tahun Pajak dalam Undang-Undang
ini adalah tahun kalender, tetapi WP dapat menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan
tahun kalender, sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 ( dua belas) bulan.
C. Subjek Pajak
Secara garis besar subjek pajak adalah pihak-pihak (orang maupun badan) yang akan
dikenakan pajak, sedangkan objek pajak adalah segala sesuatu yang akan dikenakan pajak.
Wajib pajak adalah subjek pajak yang telah memenuhi syarat-syarat objektif sehingga
kepadanya diwajibkan pajak. Dengan perkataan lain. Setiap wajib pajak adalah subjek pajak.
Subjek pajak adalah orang, badan atau kesatuan lainnya yang telah memenuhi syarat-
syarat subjektif, yaitu bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru
Subjek pajak tidak identik dengan subjek hukum, oleh karena itu untuk menjadi
subjek pajak tidak perlu menjadi subjek hukum. Sehingga firma, perkumpulan, warisan yang
belum terbagi sebagai satu kesatuan dapat menjadi subjek pajak. Demikian juga orang gila,
anak yang masih di bawah umur dapat menjadi subjek atau wajib pajak, tetapi untuk mereka
perlu ditunjuk orang atau wali yang dapat dipertanggungjawabkan untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya.
Secara umum pengertian subjek pajak adalah siapa yang dikenakan pajak. Secara
praktik termasuk dalam pengertian subjek pajak meliputi orang pribadi dan warisan yang
belum terbagi sebagai satu kesatuan, badan, dan bentuk usaha tetap. Berdasarkan Pasal 2 ayat
1 UU No. 36 Tahun 2008, Subjek pajak tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1). Orang Pribadi dan Warisan yang Belum Terbagi sebagai Satu Kesatuan
Indonesia ataupun di luar Indonesia. Orang pribadi tidak melihat batasan umur dan juga
jenjang sosial ekonomi, dengan kata lain berlaku sama untuk semua (non dicrimination).
Sedangkan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak
pengganti, menggantikan menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan
ahli warisan tersebut dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari
warisan tersebut tetap dapat dilakasanakan, demikian juga dengan tindakan penagihan
selanjutnya.
2). Badan
Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
2. Perseroan Komanditer
4. Badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah (BUMD) dengan nama
5. Firma
6. Kongsi
7. Koperasi
8. Danapensiun
9. Persekutuan
10. Yayasan
Badan Usaha Milik negara dan badan usaha milik daerah merupakan subjek pajak
tanpa memperhatikan nama dan bentuknya sehingga setiap unit tertentu dari badan
pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan sebagainya yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah daerah yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh
4). Perkumpulan
5). BentukUsahaTetap
Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam dalam jangka waktu 12 bulan, atau juga badan yang didirkan atau tidak bertempat
kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia,
2. Cabang perusahaan
3. Kantor perwakilan
4. Gedung kantor
5. Pabrik
6. Bengkel
10. Gudang
13. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau oleh orang lain
14. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
15. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat
16. Komputer, agen elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki sewa atau digunakan
oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.
BAB IV
PENUTUP
disimpulkan bahwa:
1. Dasar hukum bagi pajak penghasilan (PPh) pada awalnya adalah Undang-Undang Nomor
73 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan, akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman
maka undang- undang ini mengalami pembaharuan sebanyak empat kali. Sehingga dasar
hukum bagi pajak penghasilan yang berlaku hingga sekarang adalah Undang-undang Nomor
36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983
2. Definisi dari Pajak Penghasilan tercantum didalam Pasal 1Undang- undang Nomor 10
Tahun 1994 yang berbunyi bahwa dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang
3. Subjek Pajak
1. Orangpribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
3. Badan
5. Perkumpulan
6. Bentuk Usaha Tetap