Anda di halaman 1dari 2

Implementasi manfaat pajak terhadap subjek pajak sesuai dengan

UU PPh Orang Pribadi dan Badan

Oleh : Nasrul latif (1519306)

Pajak merupakan salah satu harta kekayaan rakyat yang berdasarkan Undang –
Undang sebagian nya wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa mendapatkan
kontra prestasi yang diterima rakyat secara individual dan langsung dari negara, serta
bukan merupakan penalty yang berfungsi sebagai dana untuk penyelenggaraan negara,
dan sisanya jikaada, digunakan pembangunan serta berfungsi sebagai instrument untuk
mengaatur kehidupan social ekonomi masyarakat.

“Smeets dalam Wirawan B, dan Burton (2008:6) mendefinisikan “Pajak adalah prestasi
kepada Pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat
dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal individual:
maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah “.

Pada zaman dulu harta kekayaan rakyat yang wajib diberikan kepada negara bias
berbentuk tenaga ( kekuatan fisik, keterampilan, atau keahlian ) atau harta benda, seperti
hasil bumi dan barang – barang lainnya. Namun, zaman sekarang pada umumnya sudah
berupa uang.

Di Indonesia sendiri perpajakan diatur dalam Undang – Undang Nomor 6 Tahun


1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, sebagaimana yang telah beberapa
diubah terakhir dengan undang – undang nomor 28 tahun 2007 ( selanjutnya disebut
dengan UU KUP, “ pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasrkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Rakyat yang membayar PPh di Indonesia bukan saja rakyat yang berdiam di
Indonesia melainkan rakyat yang tinggal di luar negeri pun jika ia mempunyai hubungan
ekomonis di tanah Indonesia, seperti menerima penghasilan dari Indonesia, atau
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Demikian juga rakyat yang
menetap di Indonesia munfkin tidak hanya membayar pajak (PPh) di Indonesia saja, akan
tetapi juga membayar pajak di negara lain sesuai dengan dia memperoleh atau menerima
penghasilan dari dana tersebut.
Adapun manfaat yang kita rasakan sebagai wajib pajak setelah membayar pajak
adalah sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga,
perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos
pengeluaran. Pajak merupakan sumber dana terbesar penerimaan negara. Tanpa pajak,
sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat terlaksanakan. Penggunaan uang pajak
meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek
bangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pungutan pajak. Uang pajak juga
digunakan untuk mengantisipasi pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh warga masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan hingga ajal
menjemput pun, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang mana dana
semuanya itu dibiayai oleh negara dengan uang hasil dari pajak. Dengan demikian jelas
bahwa peranan penting penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan
dalam menunjang jalannya pembiayaaan pembangunan dan roda kehidupan pemerintah.

Sehingga sebaiknya perlakuan pajak atas pengalihan harta dimaksud diubah


dengan mengenakan pajak final terhadap wajib pajak orang pribadi yang tidak
mempunyai usaha, sedangkan wajib pajak orang pribadi yang kegiatan usahanya adalah
pengalihan ha katas tanah dan bangunan dikenai pajak dengan tariff umum.untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan perlakuan PPh dimaksud perlu dipikirkan dan
ditentukan dokumen-dokumen yang dapat diterima oleh negara. Pembenanan kerugian
atas harta yang tidak boleh atau tidak dapat disusutkan mungkin dapat dilakukan seperti
pembebanan penyusutan atau amortisasi, artinya tidak dibebankan sekaligus.

Banyaknya tokoh dari berbagai kalangan dan profesi yang terbukti mangkir
dalam membayar pajak penghasilan merupakan contoh yang tidak baik atau contoh buruk
bagi masyarakat wajib pajak secara keseluruhan. Oleh karena nya, keteladanan dalam hal
penunaian kewajiban pajak perlu mendapat perhatian sendiri. Keteladanan ini harusnya
dimulai dari kalangan pemerintah sendiri sebagai pengelola pajak. Jika pemerintah
mampu memberikan teladan dan juga diikuti tokoh-tokoh dan public figure lainnya,
agaknya masyarakat akan lebih mudah menyadari betapa pentingnya pajak bagi
kehidupan dan masa depan negaranya. Sebaliknya jika pemerintah dan para tokoh-tokoh
dan para pemimpin sudah memperlihatkan keingkarannya terhadap kewajiban pajak ini,
masyarakat di bawah akan lebih sulit lagi tersadarkan untuk membayar pajak.

Anda mungkin juga menyukai