Anda di halaman 1dari 8

PEMBUKUAN / DOKUMEN PERUSAHAAN

Orang yang menjalankan kegiatan usaha (pelaku usaha) wajib membuat pembukuan,
yakni catatan2 yang berhubungan dengan hak dan kewajiban perusahaan dalam
melakukan kegiatan perusahaan.

Contoh pembukuan/dokumen perusahaan:


neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal transaksi harian, dan
catatan2 lain mengenai hak dan kewajiban perusahaan dalam kegiatan usaha.

Tujuan adanya pencatatan oleh perusahaan:


Agar sewaktu-waktu dapat diketahui hak dan kewajiban perusahaan.
Bahkan ada perusahaan tertentu wajib mempublikasikan neraca keuangannya di media
massa.
Misalnya: Bank, Perusahaan Go Public.

Pembukuan dapat dijadikan alat bukti oleh pelaku usaha. (UU memberikan kedudukan
khusus pada pembukuan sehingga kekuatan pembuktiannya lebih kuat dari pada tulisan
biasa dkl: kekuatan pembuktian pembukuan dapat menguntungkan pihak pembuatnya
(pelaku bisnis yang bersangkutan)

Mengenai kekuatan pembuktian dari pembukuan, diatur dalam Pasal 7 KUHD (LIHAT
PS 6 SD 12 KUHD)
Beda kekuatan pembuktian Pasal 7 KUHD dengan Pasal 1881 KUHPerdata.

Pasal 1881 KUHPerdata:


Daftar dan surat-surat urusan rumahtangga tidak memberikan bukti untuk keuntungan
pembuatnya; daftar dan surat itu memberikan bukti terhadap pembuatnya:
a. Dalam hal surat itu menyebutkan dengan tegas suatu pembayaran yang telah
diterima;
b. Bila surat-surat itu dengan tegas menyebutkan bahwa catatan-catatan yang telah
dibuat adalah untuk memperbaiki suatu kekurangan dalam suatu alas hak untuk
kepentingan orang yang disebutkan dalam perikatan.
(Isi Pasal 1881 KUHPERDATA: seseorang/pembuat tulisan tidak dapat menggunakan
tulisannya sendiri sebagai alat bukti hukum kepada orang lain)
Pasal 7 KUHD: Hakim bebas untuk menentukan apakah akan menerima atau tidak
menerima tulisan yang terdapat dalam pembukuan. TIDAK OTOMATIS

Jadi:
Kekuatan pembuktian pembukuan, lebih kuat dari pada tulisan pada umumnya
(karena bisa /ada kemungkinan diterima oleh hakim sebagai alat bukti )
 tulisan pada pembukuan dapat digunakan untuk keuntungan si pembuatnya (DHI
Pelaku Usaha)

Pembukuan memiliki sifat rahasia.


Arti: tidak semua orang dapat melihat pembukuan/dokumen keuangan perusahaan yang
dibuat oleh pengusaha/pelaku usaha/ perusahaan ybs.

Tetapi sifat rahasia tidak bersifat mutlak/absolut


Ada 2 hal yang dapat menyebabkan pengusaha harus membuka pembukuannya.(yg
berakibat pembukuannya dilihat/diketahui oleh orang lain)

- Pasal 8 KUHD OPENLEGGING / PEMBUKAAN


- Pasal 12 KUHD OVERLEGGING / PEMBERITAAN (kalian haarus baca kedua
pasal tersebut)

ARTI OPENLEGGING / PEMBUKAAN :


Dalam hal ada perselisihan di depan pengadilan, hakim dapat minta ke
pengusaha/perusahaan/ pelaku bisnis untuk membuka pembukuan yang berkaitan dgn
sengketa yg terjadi.
ARTI OVERLEGGING / PEMBERITAAN :
Orang yang memiliki kepentingan keuangan pada perusahaan (memiliki kepentingan
langsung terhadap pembukuan perusahaan), dapat melihat /minta dibuka pembukuan
perusahaan.
Contoh:
1. Pemilik perusahaan,
2. Ahli waris pemilik perusahaan,
3. Orang yang mengangkat pengurus perusahaan, dan
4. Kurator (dalam hal kepailitan).

Pembukuan wajib disimpan oleh pelaku usaha/perusahaan. (lihat eks Pasal 6)


Dalam UU mengenai Dokumen Perusahaan, diatur lama/jangka waktu penyimpanan
dokumen perusahaan .
Jangka waktu penyimpanan dokumen perusahaan, lebih singkat dibandingkan kewajiban
menyimpan tulisan pada pembukuan yg terdapat pada KUHD.
Peraturan mengenai penyimpanan dokumen perusahaan dan pengalihan dokumen
perusahaan ke dalam wujud elektronik di atur dalam UU Dokumen Perusahaan (UU no.
8/1997)
Ada dokumen perusahaan yang tetap harus disimpan dalam wujud kertas, yaitu : neraca.

Lama penyimpanan dokumen perusahaan:


- 10 tahun
- sesuai dengan kebutuhan
- sesuai dengan nilai guna dokumen perusahaan

Lama penyimpanan dokumen perusahaan dipersingkat, karena lama penyimpanan


menurut pasal 6 KUHD dianggap terlalu lama ( =15 atau 30 tahun) (tidak efisien)

UU Dokumen perusahaan juga mengatur tentang:


- penyimpanan dokumen tidak harus dalam bentuk kertas  dokumen perusahaan
dapat dialihkan dalam wujud mikrofilm atau media lain (elektronik)
- pengalihan dokumen dalam bentuk lain (bukan kertas)  bila dialihkan, perlu
legalisasi dari pimpinan perusahaan.
Perusahaan juga perlu mempertimbangkan untuk tetap menyimpan naskah asli, ketika
mengalihkan dokumen dalam bentuk lain.
Neraca yang memperlihatkan laba dan rugi perusahaan harus tetap disimpan dalam wujud
kertas.
TAMBAHAN CATATAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARA
PENGALIHAN DOKUMEN PERUSAHAAN KE DALAM MIKROFILM ATAU MEDIA LAINNYA DAN
LEGALISASI

Pasal 4 Dalam pengalihan dokumen perusahaan, pimpinan perusahaan wajib


mempertimbangkan kegunaan naskah asli dokumen yang perlu disimpan karena mengandung
nilai tertentu demi kepentingan nasional atau kepentingan perusahaan.

Pasal 5 Pimpinan perusahaan wajib tetap menyimpan naskah dokumen asli dokumen
perusahaan yang telah dialihkan ke dalam mikrofilm atau media lainnya, dalam hal dokumen
tersebut masih: a. mempunyai kekuatan pembuktian otentik; b. mengandung kepentingan
hukum tertentu.
PEDAGANG PERANTARA / PERANTARA DAGANG
Adalah :
Penghubung antara produsen/pengusaha dengan konsumen/pihak ketiga (mitra bisnis)

PENGGOLONGAN PEDAGANG PERANTARA


1. Pedagang perantara yang bekerja di dalam perusahaan
2. Pedagang perantara yang berdiri sendiri (pedagang perantara yang bekerja di luar
perusahaan)

1.PEDAGANG PERANTARA YANG BEKERJA DI DALAM PERUSAHAAN


(perantara dagang tsb, bekerja pada perusahaan pelaku usaha yang dimaksud)
Hubungan hukum:
 perantara dagang memiliki hubungan perjanjian kerja (perburuhan) dengan
pengusaha/pelaku usaha yang dimaksud, yg bersifat vertikal.
Disini hubungan hukum nya adalah: ada yang memberi perintah (di atas) ada yang tunduk
pada perintah yang diberikan perantara dagang.
Penerima kuasa dari pengusaha/ pelaku bisnis (ps 1792 KUHPerdata) penerima kuasa
melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh pemberi kuasa, tanggung jawab ada pada
pemberi kuasa

Contoh pedagang perantara yang bekerja di dalam perusahaan:


 Pekerja keliling (salesman)
 Pengurus Filial (branch manager, pimpinan cabang perusahaan)
 Pengurus Prokurasi (kepala bagian pada perusahaan) kepala bagian SDM,
kepala bagian penjualan
 Pemimpin perusahaan (Direksi, Direktur Utama, CEO)  ybs berkedudukan
sbg pekerja, bila pelaku usahanya orang lain

2. PEDAGANG PERANTARA YANG BERDIRI SENDIRI (perantara dagang yang bekerja


di luar perusahaan)
(perantara dagang tersebut, tidak bekerja sebagai karyawan di perusahaan tersebut, tetapi
memiliki usaha sendiri yang antara lain kegiatannya membantu pelaku usaha dimaksud
menghubungkan pelaku usaha dengan konsumen/mitra bisnis)
Hubungan hukum:
 tidak memiliki hubungan perjanjian kerja (perburuhan tidak bersifat vertikal)) dengan
pengusaha yang dimaksud.
Hubungan hukum antara pengusaha dengan perantara dagang yang berdiri sendiri/yang
bekerja di luar perusahaan, adalah perjanjian yang bersifat horisontal, yaitu perjanjian untuk
melakukan jasa tertentu (perantara dagang berjanji/terikat untuk melakukan jasa tertentu bagi
pengusaha/pelaku usaha dimaksud)
Penerima kuasa dari pengusaha (pasal 1792 KUHPerdata)

Contoh Pedagang Perantara yang berdiri sendiri:


1. Agen Perniagaan
2. Makelar
3. Komisioner
4. Perantara perdagangan efek
5. Pialang berjangka

Pelaku usaha (pengusaha/dhi prinsipal) serta perantara dagang tidak terikat pada pasal 1367
KUHPerdata.
Perantara dagang yang memiliki hub perjanjian kerja dengan pengusaha/ perantara dengan
yang bekerja di dlm perusahaan
1. Pekerja keliling:
Pihak yang melakukan tugas di bawah perintah pengusaha/perusahaan tempat ia bekerja,
bertugas sebagai perantara dengan pihak ketiga, membuat persetujuan-persetujuan atas nama
perusahaan/pengusaha dengan pihak ketiga dalam rangka memperluas bisnis
pengusaha/perusahaan
2. Pengurus Filial:
Pihak yang mewakili pengusaha/perusahaan untuk semua hal, terbatas pada satu cabang atau
wilayah tertentu.
3. Pengurus Prokurasi
Pihak yang berkedudukan sebagai wakil pimpinan perusahaan untuk suatu bidang tertentu
4. Pemimpin perusahaan
Pemegang kuasa pertama dari pemilik perusahaan

Contoh Pedagang Perantara yang berdiri sendiri:


1. Agen Perniagaan
2. Makelar
3. Komisioner
4. Perantara perdagangan efek
5. Pialang berjangka
Hubungan hukum antara pengusaha dengan perantara yang berdiri sendiri:
- Melakukan jasa tertentu (Hubungan bersifat horisontal)
- Penerima kuasa

 Agen Perniagaan
Perusahaan yang menjalankan usahanya dengan menjadi perantara dari satu atau beberapa
perusahaan lain, dengan membuat perjanjian atas nama prinsipalnya, dengan pihak
ketiga/kosumen
(misalnya sebagai penyalur objek dagang dari pengusaha dimaksud)
(karena hubungan hukumnya bersifat horizontal, perantara dagang/agen memiliki kebebasan
dalam menentukan cara menyalurkan objek dagang milik pengusaha dimaksud)

 Makelar
Orang yang menjalankan usaha dengan menjadi perantara bagi orang/ perusahaan lain yang
tidak memiliki hubungan kerja (perburuhan) dengan pihak tersebut (prinsipal).
Makelar adalah perantara dagang yang diangkat resmi oleh pemerintah.
Bidang pekerjaan makelar adalah pembelian dan penjualan komoditi, kapal, surat berharga
dll.
Makelar, sehubungan dgn tugasnya wajib membuat pembukuan. Ia dikualifikasikan sebagai
perusahaan.
Prinsipal berhak utk melihat catatan/pembukuan yg dibuat oleh makelar, yg berhubungan dgn
bisnis prinsipal
Memperoleh provisi dari prinsipalnya.

 Komisioner
Sama seperti makelar, namun perbuatan yang dilakukan komisioner atas nama perusahaannya
sendiri.
Komisioner melakukan pekerjaan atas amanat/perintah dan tanggungan pihak lain/prinsipal
Tidak diangkat oleh pemerintah
Memperoleh provisi

 Perantara perdagangan efek (pialang):


Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak
lain.
(hubungan hukumnya dengan emiten /perusahaan yg go public, bersifat hotisontal. Pialang
memiliki kebebasan dalam melakukan transaksi dengan investor/pembeli efek.
 Pialang berjangka:
Pedagang perantara pada bursa berjangka, yakni bursa yang objek penjualannya adalah
komoditi. Penjualan dilakukan atas amanat/perintah pihak lain (nasabah/investor) dgn
kontrak berjangka

Anda mungkin juga menyukai