Anda di halaman 1dari 15

PENTINGNYA KESADARAN PAJAK TERHADAP

KEBERLANGSUNGAN PEMERINTAHAN

NEGARA INDONESIA

Oleh Kelompok 3

1. Sahpna Ayu Lenggar Jati (E1A021024)


2. Ahmad Dodi Yusup (E1A021026)
3. Muhammad Adam Fadhil (E1A021028)
4. Wulan Febiyanti (E1A021030)
5. Fera Eliza (E1A021032)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena tanpa rahmat dan ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pentingnya Kesadaran Pajak terhadap Keberlangsungan
Pemerintahan Negara Indonesia” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Drs. Muhammad Taufiq,
M.H. selaku dosen pengampu Pendidikan Kewarganegaraan yang membimbing
kami akan pengerjaan tugas makalah ini, juga terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sabtu, 25 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan ........................................................................................................ 3

D. Manfaat ...................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

A. Dasar Hukum UU Perpajakan .................................................................... 4

B. Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak dengan Pengetahuan dan Pemahaman


Wajib Pajak ................................................................................................ 6

C. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ......... 7

D. Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ......................... 8

E. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak ................................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10

A. Kesimpulan .............................................................................................. 10

B. Kritik dan Saran ....................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11


BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak dapat diartikan sebagai sumber dana dari suatu negara untuk
mengatasi berbagai masalah, seperti masalah sosial, peningkatan
kesejahteraan, kemakmuran dan menjadi kontrak sosial antara pemerintah dan
warganya. 1
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, diantaranya adalah kesadaran
wajib pajak dan sanksi perpajakan. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor
yang datang dari dalam diri wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya dengan ikhlas dan tanpa paksaan. Masyarakat sendiri harus
menyadari bahwa membayar pajak pajak adalah wajib dan pajak yang
dibayarkannya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 bahwa pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Rendahnya kesadaran wajib pajak akan berdampak kepada kepatuhan wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, karena masyarakat yang
kurang kesadaran cenderung untuk tidak melaksanakan kewajiban
perpajakannya dan atau melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi dan dengan adanya tindakan pemberian sanksi akan dapat
mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan sehingga akan
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

1
Syamsul Bahri Arifin, SE,MM,Ak, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kpp Pratama Medan Belawan”, Jurnal Ilmiah “Integritas”,
Vol. 1 No. 3 (Oktober 2015), 2
Diperlukan upaya yang dilakukan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan kesadaran wajib pajak dan penerapan sanksi perpajakan secara
adil dan merata agar tingkat kepatuhan wajib pajak dapat ditingkatkan.
Pemerintah sendiri sudah berusaha untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak. Namun, bukannya kesadaran yang semakin meningkat, justru kenyataan
yang ada adalah sebaliknya.
Berdasarkan Badan Pusat Stastistik (BPS), rasio penerimaan pajak terus
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2016 rasio pajak 9% dengan
realisasi penerimaan Rp 1.283 triliun atau 83,4% dari target Rp 1.539 triliun.
Pada tahun 2017 rasio pajak turun menjadi 8,5% dengan realisasi penerimaan
Rp 1.147 triliun atau 89,4% dari target Rp 1.283 triliun. Kemudian pada tahun
2018 rasio pajak naik tipis menjadi 8,8% dengan nilai realisasi Rp 1.315,9
triliun atau 92% dari target Rp 1.424 triliun. Lalu, pada tahun 2019 rasio pajak
kembali turun menjadi 8,4% dengan nilai realisasi Rp 1.332,1 triliun atau
84,4% dari target Rp 1.577,6 triliun. Sedangkan pada 2020, rasio pajak turun
cukup signifikan menjadi 6,9%.
Dari data di atas, menunjukkan bahwa keadaan negara dalam penerimaan
pajak semakin tidak stabil dan semakin menurun. Banyak masyarakat yang
melanggar pajak dengan alasan keadaan ekonomi yang membelit. Dan yang
pasti dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
membayar pajak. Inilah yang menjadi kendala bagi pemerintah dalam
melaksanakan kewajibannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakatnya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul
“Pentingnya Kesadaran Pajak terhadap Keberlangsungan Pemerintahan
Negara Indonesia” sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran membayar
pajak para pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi dasar hukum UU Perpajakan?
2. Apakah pengetahuan dan pemahaman wajib pajak dapat meningkatkan
kesadaran wajib pajak?
3. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak?
4. Bagaimanakah pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak?
5. Bagaimana Pengaruh kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui dasar hukum Undang-Undang tentang perpajakan.
2. Memahami seberapa besar pengaruh pengetahuan dan pemahaman wajib
pajak terhadap peningkatan kesadaran wajib pajak
3. Memahami pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak
4. Memahami pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
5. Memaparkan seberapa penting kesadaran membayar pajak dalam
kehidupan bermasyarakat.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai referensi bagi semua pihak untuk lebih menekankan kesadaran
seberapa penting membayar pajak.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengembangkan dan
meningkatkan kegiatan pentingnya pembayaran pajak dalam lingkungan
masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum UU Perpajakan


Dalam pembuatan perundang-undangan perpajakan dilandasi oleh dasar
Pancasila serta konstitusionalnya yaitu UUD 1945. Dengan ini, undang-undang
yang dibuat diharapkan bisa menjadi ideal dengan masyarakat dan berguna
bagi bangsa dan negara dengan baik. Dibuatnya perundang-undangan
perpajakan secara sah membuat pajak menjadi salah satu kebijakan pemerintah
dan warga negaranya untuk ditaati dan dipatuhi pelaksanaannya tanpa
terkecuali, dan harus sesuai dengan yang tertera dalam konstitusi perpajakan
tersebut. Dasar yang menjadi pembuatan udang-undang perpajakan sendiri,
diantaranya yaitu :
a. Undang-undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 1983 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan. UU ini mengalami 6 perubahan
yaitu:
1) UU No. 9 tahun 1994 tentang perubahan atas UU No. 6 tahun 1983
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
2) UU No. 16 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas UU No. 6 tahun
1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
3) UU No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas UU No. 6
Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
4) UU No. 16 Tahun 20009 tentang penetapan peraturan pemerintahan
pengganti undang-undang noomor 5 tahun 2008 tentang perubahan
keempat atas undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan
5) PERPU No. 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan
stabilisasi sistem keuangan untuk penanganan Pandemi Covid Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka menghadapi
ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau
stabilitas sistem keuangan
6) UU No. 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja
b. Undang-undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan. Terdapat lima perubahan terhadap undang-undang ini yaitu:
1) UU No. 7 Tahun 1991 tentang perubahan atas undang-undang nomor
7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan
2) UU No. 10 Tahun 1994 tentang perubahan atas undang-undang nomor
7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan
3) UU No. 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas undang-undang
nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan
4) UU No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas undang-
undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan
5) UU No. 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja
Undang-undang perpajakan telah banyak mengalami perubahan, dan hal
tersebut didasarkan atas kepentingan dan tujuan yang mampu meningkatkan
perekonomian. Namun, pro dan kotra yang sering terjadi di masyarakat
mengenai isi daripada undang-undang perpajakan membuat perubahan
perundang-undangan tersebut terjadi kembali. Perubahan yang terus berulang
ini terjadi karena adanya perubahan ekonomi dan keadaan lingkungan di
Indonesia.
Banyaknya undang-undang yang mengatur mengenai perpajakan
membuat banyak kekacauan mengenai pajak sehingga bisa saja menyebabka
banyak penyelewengan pembayaran pajak. Masyarakat menjadi sulit dalam
memahami pembayaran pajak karena banyaknya peraturan sehingga sulit
dipahami masyarakat luas.
Pada tahun 2020 dengan disahkannya UU No. 11 Tahun 2020 tentang cipta
kerja maka banyak UU yang dicabut. Dan disahkannya UU No. 11 ini membuat
terjadinya penyederhanaan karena semua tertuang dalam UU ini. Namun,
terdapat beberapa pasal dalam UU No. 11 Tahun 2020 yang ditolak oleh
masyarakat, undang-undang yang menjadi pertentangan masyarakat ialah
undang-undang yang mengatur mengenai ketenagakerjaan. Dengan perubahan
yang ada didalam UU Cipta Kerja, diharapkan mampu mendorong kelahiran
bisnis-bisnis baru untuk perkembangan ekonomi bangsa. Pembentukan dan
pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja diharapkan mampu
menyederhanakan beberapa beberapa peraturan agar mampu menarik investor
sehingga tercipta lapangan pekerjaan di Indonesia.

B. Peningkatan Kesadaran Wajib Pajak dengan Pengetahuan dan


Pemahaman Wajib Pajak
Pengetahuan dan pemahaman wajib pajak adalah proses dimana wajib pajak
mengetahui dan paham tentang perpajakan dan bagaimana cara pengaplikasian
pengetahuan itu untuk membayar pajak.2 Sedangkan Kesadaran Wajib Pajak
adalah suatu kondisi dimana Wajib Pajak mengetahui, mengakui, menghargai
dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan
dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya.3
Oleh karena nya perlu ditumbuhkan kesadaran dari diri wajib pajak akan
fungsi pajak sebagai pembiayaan negara. Menurut Muliari (2011) Wajib Pajak
dikatakan memiliki kesadaran apabila:
1) Mengetahui adanya Undang-Undang dan ketentuan perpajakan.
2) Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
3) Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4) Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
5) Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan sukarela.
6) Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.
Undang-undang dan ketentuan perpajakan diatur oleh Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 yang berisikan mengatur mengenai hak dan kewajiban
wajib pajak, wewenang serta kewajiban aparat pemungut pajak, juga sanksi-
sanksinya.

2
Suryadi, “Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak”, Jurnal Keuangan Publik, Vol. 4 No. 1
(2006), 106
3
Martha Rianty dan Riza Syahputra, “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan
Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak”, Jurnal Akuntansi
dan Bisnis, Vol. 5 No. 1 (Juni 2020), 16
Adapun fungsi pajak yang peranannya sangat penting bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, terkhusus dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini
karena pajak merupakan sumber penerimaan dan atau pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran. Fungsi pajak untuk pembiayaan negara,
diantaranya yaitu, Fungsi Budgetair, Fungsi Regulerend, Fungsi Stabilitas dan
Fungsi Redistribusi Pendapatan.
Fungsi Budgetair atau Fungsi Anggaran yaitu untuk membiayai
pengeluaran negara, seperti untuk menjalankan tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan. Fungsi Regulerend atau fungsi mengatur artinya
pemerintah dapat mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang
dibuat, yang tak lain pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Kemudian fungsi stabilitas yaitu dengan menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga, yang dapat dilakukan dengan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien. Terakhir, Fungsi Redistribusi Pendapatan yaitu untuk
pembiayaan semua kepentingan umum juga mebiayai pembangunan sehingga
dapat membuka lapangan kerja yang diharapkan bisa meningkatkan
pendapatan masyarakat.

C. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Semakin tinggi kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak.4
Karena itu, pemerintah harus senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak
dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakatnya mengenai
perpajakan. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai cara yaitu melalui
penyuluhan, seminar dan berupa himbauan-himbauan tentang pentingnya
membayar pajak untuk kesinambungan pembangunan.
Selain itu, dari sisi pemerintah juga harus dapat menujukkan kepada
masyarakat bahwa pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak harus dapat
dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Apabila kedua hal ini

4
Syamsul Bahri Arifin, SE,MM,Ak, op. cit, h. 07
dilaksanakan oleh pemerintah, yaitu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman perpajakan masyarakat dan menciptakan penyelenggara negara
yang bersih, maka kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya untuk memberikan kontribusi dana guna kesinambungan
pembangunan negara dapat ditingkatkan.
D. Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi Perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan atau norma perpajakan akan dituruti, ditaati,
dan dipatuhi.5 Dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah
agar supaya wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.
Adapun macam-macam sanksi yang akan dikenakan apabila wajib pajak
melanggar norma perpajakan, sebagai berikut,
1) Sanksi administrasi adalah pembayaran kerugian kepada negara,
khususnya yang berupa denda, bunga dan kenaikan.
2) Sanksi pidana adalah siksaan atau penderitaan dan merupakan suatu alat
terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan
dipatuhi.
Pajak sendiri merupakan bentuk kontribusi wajib pajak kepada negara yang
berlandaskan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan dalam
pelaksanaannya. Maka bagi wajib pajak yang tidak taat pajak serta tidak
memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak akan dikenakan sanksi pajak
sebagai bentuk konsekuensi atas pelanggaran wajib pajak terhadap peraturan
dan perundang-undangan pajak.

E. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan


Wajib Pajak
Secara bersamaan, kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan sangat
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Apabila kesadaran wajib pajak
ini sudah ada dalam diri wajib pajak, maka dengan sendirinya wajib pajak akan

5
Denny Erica, “Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”,
Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, Vol. 3 No. 1 (April 2021), 130
senantiasa melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan
dan konstitusi perpajakan yang berlaku. Kemudian, secara otomatis kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pun dapat meningkat.
Disamping itu, perlu menjadi perhatian bahwa penerapan sanksi perpajakan
harus diberlakukan secara adil dan merata, tanpa ada diskriminasi kepada
seluruh wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga
dapat menimbulkan aspek jera kepada wajib pajak. Apabila hal ini dapat
dilaksanakan dengan konsisten maka secara sendirinya kepatuhan wajib pajak
juga dapat meningkat.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewajiban membayar pajak diatur oleh UU No. 28 tahun 2009 Mengenai
Perpajakan. Dalam pembuatan perundang-undangan ini didasari dengan dasar
Pancasila dan konstitusionalnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 (UUD 1945), yaitu Undang-undang Republik Indonesia
nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dan
atau Undang-undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan.
Pengetahuan dan pemahaman akan membayar pajak sangat berpengaruh
terhadap kesadaran wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya. kesadaran
wajib pajak dan sanksi perpajakan sendiri berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak.
Dengan adanya sosialisasi secara menyeluruh kepada wajib pajak untuk
meningkatkan pengetahuan wajib pajak tentang pentingnya membayar pajak
dan pengetahuan tentang sanksi perpajakan dan penyebab dikenakannya sanksi
kepada wajib pajak, sehinggga kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan
secara perlahan dapat terbangun dan dapat ditingkatkan.
B. Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan isi daripada makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.
Kritik dan saran pembaca terhadap penulisan sangat diharapkan agar supaya
bisa untuk menanggapi bahasan makalah ini juga sebagai koreksi penulis untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2007), Undang – Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan
Kurniawan, Dhani. (2006). Pengaruh sosialisasi pajak bumi dan bangunan
terhadap kepatuhan wajib pajak di kabupaten Kudus. Skripsi: FIS UNNES
Anajarini, Kusujarwati, Prasetyo, Buntoro Heri, Irani, Lia Dahlia (2012), Analisi
Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Jurnal
Akuntansi Perpajakan
Mardiasmo (2006), Perpajakan (Edisi Revisi), Penerbit Andi, Yogyakarta
Muliari, Ni Ketut dan Setiawan, Putu Ery (2010), Pengaruh Persepsi Tentang
Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan
Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak
Denpasar Timur. Skripsi : Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Bali.
Nugroho, Agus Jatmiko (2006), Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang
Pribadi di Kota Semarang), Tesis S2 Magister Akuntansi, UNDIP,
Semarang.
Denny Erica (2021), Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi, Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara
Martha Rianty dan Riza Syahputra (2020), Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Pelaporan Wajib Pajak, Jurnal Akuntansi dan Bisnis
Suryadi (2006), Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan
Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak, Jurnal
Keuangan Publik
Pahala, Indra, Hasanah, Nurmalia dan Sari, Intan Mayang Sari (2013), Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Beban Pajak
Penghasilan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan, Prosiding
Simposium Nasional Perpajakan 4, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 18/PJ/2011 tentang Target Rasio
Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan

Anda mungkin juga menyukai