i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah dengan judul “Pajak dan Pembangunan Negara” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Indra
Primahardani, S.H., M.H pada mata kuliah Hukum Pajak. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Penulis ucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. Indra Primahardani, S.H., M.H selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Hukum Pajak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan. Penulis juga
berterima kasih kepada orang tua dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini.
Penulis juga sadar makalah ini belum sempurna, dikarenakan keterbatasan penulis. Oleh
karena itu kritikan dan saran yan bersifat membangun untuk penulisan makalah ini sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak ramai. Akhir penulis Ucapkan
terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
2.1 Peran Pajak dalam Mendukung Pembangunan Negara......................................................... 6
2.2 Dampak Pajak Terhadap Pembangunan Negara ................................................................... 9
2.3 Cara Negara Mengatur Pajak Untuk Mendukung Pembangunan Negara ........................... 10
2.4 Kendala dalam Penerapan Kebijakan Pajak di Indonesia ................................................... 12
BAB III......................................................................................................................................... 14
PENUTUP.................................................................................................................................... 14
Kesimpulan................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak adalah iuran paksa yang dikenakan kepada masyarakat oleh negara yang bertanggung
jawab atas segala akibat yang timbul dari pembayaran pajak tersebut. Pajak telah ada sejak awal
peradaban manusia dan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman, budaya, dan
keberadaan ekonomi di tempat-tempat tertentu. Pajak memiliki banyak bentuk, dan mekanisme
pengumpulannya juga berbeda. Namun, tujuan utama pemungutan pajak adalah sebagai uang
negara untuk pembangunan negara, yang berupaya meningkatkan kesejahteraan warganya.
Salah satu sumber pendapatan negara adalah pajak yang digunakan untuk pembangunan dan
untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Akibatnya, pertumbuhan kesejahteraan nasional
sangat bergantung pada sektor pendapatan. Namun, jelas sulit bagi negara untuk memungut pajak
karena begitu banyak wajib pajak yang tidak membayarnya, yang sudah menjadi masalah. Wajib
pajak adalah mereka yang terutang pajak, dan dalam keadaan ini baik syarat objektif maupun
arbitrer seorang wajib pajak telah terpenuhi (Sari et al., 2020).
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pajak dalam mendukung Pembangunan negara?
2. Apa dampak pajak terhadap Pembangunan negara ?
3. Bagaimana cara negara mengatur pajak untuk mendukung Pembangunan negara?
4. Apa kendala dalam penerapan pajak di Indonesia ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Pajak dalam Mendukung Pembangunan Negara
Menurut Brotodiharjo (2003), pajak merupakan utang rakyat kepada pemerintah yang wajib
dibayar sesuai dengan undang-undang dalam hal tidak ada sesuatu pun yang dapat langsung
ditugaskan dan digunakan untuk menutupi pengeluaran umum yang berkaitan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan. Salah satu manfaat pajak dalam situasi ini adalah bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk memaksa kepatuhan dan disertai dengan denda, hukuman
administratif, dan hukuman hukum. Dalam rangka memberikan kemampuan penegakan hukum
yang lengkap kepada pemerintah dan memastikan wajib pajak memenuhi komitmennya.
Akibatnya, pajak yang terutang sesuai dengan persyaratan hukum selalu dapat digunakan sebagai
bentuk paksaan. Menggunakan Surat Paksa untuk memungut pajak dari salah satu alat pemaksaan
yang digunakan di Indonesia adalah wajib pajak. Pajak harus didasarkan pada ketentuan undang-
undang.
Uraian definisi di atas terlihat jelas bahwa unsur-unsur definisi pajak adalah sebagai berikut:
1. Salah satu manfaat pajak di negara kita adalah pajak bersifat memaksa dan disertai dengan
denda, sanksi administrasi, dan sanksi hukum. Untuk memberikan pemerintah kemampuan
penegakan yang lengkap dan memastikan bahwa wajib pajak memenuhi komitmen
mereka. Akibatnya, pajak yang terutang sesuai dengan persyaratan hukum selalu dapat
digunakan sebagai bentuk paksaan. Penggunaan Surat Paksa untuk memungut pajak dari
wajib pajak merupakan salah satu cara pemaksaan yang digunakan di Indonesia.
2. Keberadaan pajak harus didasarkan pada persyaratan peraturan perundang-undangan
sebagai landasan hukum bagi negara untuk memungut pajak. Tanpa undang-undang yang
mengatur pungutan pajak, pemerintah tidak dapat melakukan hal ini. Pajak dipungut oleh
hukum; itu tidak perlu dalam definisi pajak.
3. Wajib pajak tidak langsung mendapatkan keuntungan, yang berarti mereka tidak dapat
dibayar kembali secara langsung atas kontribusi mereka setelah melakukan pembayaran
pajak. Ketika seseorang membayar retribusi, sebagai lawan retribusi, dia juga akan
mendapatkan retribusi timbal balik pada saat itu. Tidak seperti pajak lain, seperti retribusi
6
4. Pendapatan pajak digunakan untuk mendanai operasi pemerintah. Oleh karena itu, hasil
pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah rakyat selanjutnya akan digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan, termasuk membayar gaji pejabat negara, melakukan
pengeluaran negara, dan membangun dan memelihara infrastruktur yang berfungsi sebagai
sumber kas bagi yang membutuhkan.
Peran pajak dalam mendukung pembangunan negara adalah penting karena pajak
merupakan sumber pendapatan terbesar negara. Pajak digunakan sebagai modal untuk membuka
lapangan pekerjaan baru dan membayar gaji karyawan tersebut[1]. Selain itu, pajak juga
digunakan untuk mendanai program pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak yang berasal dari latin "taxo" sebagai iuran rakyat kepada
negara berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa
secara langsung.
1. Sumber Pendapatan Utama: Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara, yang
digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik.
2. Mengatur Kepatuhan Wajib Pajak: Hukum pajak memiliki peran dalam mewujudkan
kesejahteraan dalam masyarakat karena hasil pajak akan menjadi bagian dari pendapatan
negara yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan.
3. Mengatur Hubungan Wajib Pajak Dengan Pemerintah: Hukum pajak termasuk pada
kelompok hukum publik, karena lembaga pemerintah yang mewakili pemungutan pajak
adalah Direktorat Jenderal Pajak.
4. Stabilitas Ekonomi: Pajak memiliki peran dalam menjaga keseimbangan perekonomian
suatu negara, yang membuat inflasi dapat dikendalikan dan ekonomi berjalan stabil.
5. Redistribusi Pendapatan: Pajak digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum,
termasuk juga untuk membiayai pembangunan ekonomi yang menciptakan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
7
Dalam mencapai tujuan pembangunan negara, pajak juga memiliki peran dalam mengatur
hubungan wajib pajak dengan pemerintah, mengatur pertumbuhan ekonomi, dan menjaga
keseimbangan perekonomian.
Peran Pajak dalam Pembangunan Negara Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten
dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayarkan hutang pajaknya. Hal ini merupakan posisi strategis dalam meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak sehingga tindakan penagihan pajak merupakan ujung tombak
dalam menyelamatkan penerimaan negara yang tertunda, oleh sebab itu seksi penagihan
merupakan seksi produksi yang paling dibanggakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam
pelaksanaannya penagihan pajak haruslah dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, sehingga mempunyai kekuatan hukum baik bagi wajib pajak maupun aparatur pajaknya.
Asas pemungutan pajak menurut Waluyo menyatakan bahwa pemungutan pajak hendaknya
didasarkan pada :
1. Equality, pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu pajak dikenakan kepada
orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to
pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak
menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingan dan
manfaat yang diminta.
2. Certainty, penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib
pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar,
serta batas waktupembayaran.
3. Convenience, kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-
saat yang tidak menyulitkan wajib pajak, sebagai contoh pada saat wajib pajak memperoleh
penghasilan.
4. Economy, secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi
wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib
pajak. Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka
pemungutan
8
pajak harus memenuhi syarat yaitu pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan),
pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis), tidak mengganggu
perekonomian (syarat ekonomi) dan pemungutan pajak harus efisien (finalsial). Di Indonesia,
pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk
menyatakan keadilan, baik negara maupun warganya. Pemungutan pajak tidak boleh menggangu
kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, hal ini mendorong
masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
a) Dampak Langsung:
1) Sumber Pendapatan Negara: Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara
yang digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan, seperti:
Pembangunan infrastruktur: jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, dll.
Pendidikan: gaji guru, pembangunan sekolah, beasiswa, dll. Kesehatan: gaji tenaga
medis, pembangunan puskesmas/rumah sakit, obat-obatan, dll. Keamanan: gaji
aparat keamanan, peralatan keamanan, dll. Pembangunan di bidang lain: seperti,
penelitian dan pengembangan, energi, dan lingkungan hidup.
2) Stabilitas Ekonomi: Penerimaan pajak yang stabil membantu pemerintah dalam
menjaga stabilitas ekonomi negara, seperti: Mengendalikan inflasi: dengan
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Mencegah defisit anggaran:
dengan memastikan pendapatan negara lebih besar daripada pengeluarannya.
b) Dampak Tidak Langsung:
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat: Pembangunan yang dibiayai dari pajak
ultimately meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti: Meningkatkan kualitas hidup:
dengan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Menciptakan lapangan pekerjaan: melalui pembangunan infrastruktur dan sektor lainnya.
Mengurangi kemiskinan: dengan meningkatkan pendapatan masyarakat dan akses terhadap
layanan dasar. Meningkatkan Kredibilitas Negara: Pembayaran pajak yang taat
9
meningkatkan kredibilitas negara di mata internasional, sehingga: Meningkatkan
kepercayaan investor: yang akan berinvestasi di negara tersebut. Mempermudah akses ke
pinjaman luar negeri: dengan bunga yang lebih rendah.
Pengalokasian APBN dalam Rancangan APBN 2018 diarahkan pada upaya untuk: (1)
Mendorong pertumbuhan di wilayah ini melalui pengembangan koridor ekonomi, (2) Membangun
infrastruktur yang mendukung realisasi konektivitas regional, (3) Mendorong pelaksanaan
program perlindungan sosial yang mendukung masyarakat yang lemah dan kurang beruntung
melalui empat kelompok, (4). Pengurangan kemiskinan dan, (5) Peningkatan kesempatan kerja.
Selain itu, kebijakan alokasi anggaran juga diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan negara, meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja negara, dan mengoptimalkan
10
manajemen pembiayaan yang bijaksana dan meningkatkan pemanfaatannya untuk kegiatan
produktif.
Dari kondisi ini, instrumen pajak sangat diandalkan untuk membiayai pengeluaran
negara, sehingga negara dapat mengatasi masalah defisitanggaran, meningkatkan pengeluaran
negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga orang dapat memperoleh manfaat dari
pajak penghasilan untuk pembangunan fasilitas layanan publik dan infrastruktur, pendidikan
murah, kesehatan murah, pertahanan, dan keamanan, bahan bakar bersubsidi, energi, dan pangan
tertib dan lancar. Selain itu, peran pajak juga sebagai retribusi bagi orang kaya, sehingga setiap
orang miskin dan masyarakat kurang mampu akan disalurkan dari dana ini karena distribusi
pendapatan yang tidak merata adalah masalah ekonomi dunia saat ini. Seringkali, orang-orang
11
kaya ini adalah kewajiban Negara dalam bentuk membayar pajak, meskipun mereka juga
menikmati pajak penghasilan.
1. Penghindaran pajak yang dilakukan oleh para pelaku usaha melalui skema penghindaran
pajak, seperti transfer pricing, anti thin capitalization, dan CFC rule.
2. Kompleksitas Peraturan Pajak: Peraturan perpajakan yang kompleks seringkali menjadi
kendala bagi para wajib pajak dan juga instansi yang bertanggung jawab atas pengawasan
dan penegakan pajak. Kompleksitas ini dapat mempersulit pemahaman dan penerapan
peraturan, sehingga dapat menyebabkan ketidakpatuhan.
3. Tingkat Kepatuhan yang Rendah: Tingkat kepatuhan yang rendah dari para wajib pajak
menjadi masalah serius dalam penerimaan pajak di Indonesia. Faktor-faktor seperti
kesadaran akan kewajiban pajak, ketidakpercayaan terhadap sistem pajak, dan
ketidakmampuan dalam memahami peraturan perpajakan dapat menyebabkan rendahnya
tingkat kepatuhan.
Hambatan dalam pemungutan pajak dapat dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.
1. Perlawanan pasif. Perlawanan pajak pasif ini erat kaitannya dengan kondisi sosial dan
sosial ekonomi negara yang bersangkutan. Secara umum, suatu masyarakat tidak
berusaha secara sistematis untuk menghalangi penerimaan negara, melainkan karena
praktik yang berlaku di masyarakat tersebut.Misalnya: kebiasaan masyarakat desa
mengumpulkan uang di rumah atau membeli emas bukan karena menghindari pajak
penghasilan atas bunga, tetapi karena masih belum mengenal perbankan.
2. Perlawanan aktif. Perlawanan pajak aktif merupakan serangkaian upaya wajib pajak
untuk menghindari pembayaran pajak atau mengurangi jumlah pajak yang
dibayarkan.Resistensi aktif dapat \dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian selanjutnya.
Penghindaran pajak (taxavoidance) dan Penghindaran pajak (tax evasion).
3. Penghindaran pajak merupakan kegiatan mitigasi hukum yang dilakukan dengan
memanfaatkan ketentuan perpajakan secara optimal, seperti pengecualian dan
12
pengurangan pajak yang diperbolehkan serta manfaat atas hal-hal yang tidak diatur dan
celah-celah ketentuan perpajakan yang ada.
4. Penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan cara
melanggar peraturan perpajakan, misalnya dengan memberikan informasi palsu atau
menyembunyikan informasi. Akibatnya, penghindaran pajak dapat dikenakan sanksi
pidana.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pajak merupakan sumber pendapatan utama bagi negara dalam membiayai program-
program pembangunan. Melalui penerimaan pajak, negara dapat menyediakan infrastruktur dasar,
layanan publik, dan memperkuat ekonomi nasional. Kebijakan perpajakan yang efektif dan efisien
sangat penting dalam memastikan penerimaan pajak yang optimal. Hal ini meliputi pengumpulan
pajak secara adil, transparan, serta berkeadilan untuk masyarakat. Pajak dapat menjadi instrumen
untuk mendistribusikan kekayaan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Melalui kebijakan
perpajakan yang progresif, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk menangani
ketimpangan pendapatan antara berbagai kelompok masyarakat.
Pajak juga dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan
pembangunan lainnya, seperti perlindungan lingkungan, pengendalian inflasi, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Namun, kebijakan perpajakan yang tidak tepat atau tidak adil dapat
memiliki dampak negatif terhadap pembangunan negara. Misalnya, tarif pajak yang terlalu tinggi
atau birokrasi yang kompleks dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, perlu adanya koordinasi antara kebijakan perpajakan dengan kebijakan ekonomi dan
sosial lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E. (2020). Hukum Pajak Dan Penerapannya Untuk Kesejahteraan Sosial. Solusi, 18(3),
407-418.
Christia, A. M., & Ispriyarso, B. (2019). Desentralisasi fiskal dan otonomi daerah di
Indonesia. Law Reform, 15(1), 149-163.
Janges, Z. P., & Pangestu, I. A. (2021). Eksistensi pajak bagi pembangunan nasional. Supremasi
hukum, 17(01), 43-54.
Larasati, S. V. (2022). Peran hukum pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
membayar pajak. Jurnal Humaya: Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, dan
Budaya, 2(1), 60-66.
Najicha, F. U. (2022). Peranan Hukum Pajak sebagai Sumber Keuangan Negara pada
Pembangunan Nasional dalam Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Ius Civile:
Refleksi Penegakan Hukum Dan Keadilan, 6(1), 169-181.
Putra, E.D., & Rahayu, N.S. (2023). PRAKTIK-PRAKTIK TAX AVOIDANCE SERTA
PENERAPAN KEBIJAKAN ANTI-TAX AVOIDANCE DI INDONESIA. Jurnal
Darma Agung.
Putri, A. K., & Taun, T. (2023). Peranan Hukum Pajak Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional
Guna Mencapai Tujuan Negara. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(1), 198-209.
15