Anda di halaman 1dari 15

HUKUM PAJAK

Dosen Pengampu: Dr. Indra Primahardani, S.H., M.H.

Pajak dan Pembangunan Negara

Disusun oleh kelompok 1:

Ardha Laila Rahmadani (2205113825)


Dini Suraya (2205110588)
Irma Anwari (2205113255)
Ladya Lavia Billah (2205110583)
Marsha Adelia Br Siahaan (2205113248)
Mifta Alroyyen Pratama (2205113818)
Nanda Mahmuda (2205110587)
Puji Lestari (2205113257)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah dengan judul “Pajak dan Pembangunan Negara” ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr. Indra
Primahardani, S.H., M.H pada mata kuliah Hukum Pajak. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Penulis ucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr. Indra Primahardani, S.H., M.H selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Hukum Pajak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan. Penulis juga
berterima kasih kepada orang tua dan rekan-rekan yang telah membantu dalam penulisan makalah
ini.

Penulis juga sadar makalah ini belum sempurna, dikarenakan keterbatasan penulis. Oleh
karena itu kritikan dan saran yan bersifat membangun untuk penulisan makalah ini sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak ramai. Akhir penulis Ucapkan
terimakasih.

Pekanbaru, 23 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
2.1 Peran Pajak dalam Mendukung Pembangunan Negara......................................................... 6
2.2 Dampak Pajak Terhadap Pembangunan Negara ................................................................... 9
2.3 Cara Negara Mengatur Pajak Untuk Mendukung Pembangunan Negara ........................... 10
2.4 Kendala dalam Penerapan Kebijakan Pajak di Indonesia ................................................... 12
BAB III......................................................................................................................................... 14
PENUTUP.................................................................................................................................... 14
Kesimpulan................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak adalah iuran paksa yang dikenakan kepada masyarakat oleh negara yang bertanggung
jawab atas segala akibat yang timbul dari pembayaran pajak tersebut. Pajak telah ada sejak awal
peradaban manusia dan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman, budaya, dan
keberadaan ekonomi di tempat-tempat tertentu. Pajak memiliki banyak bentuk, dan mekanisme
pengumpulannya juga berbeda. Namun, tujuan utama pemungutan pajak adalah sebagai uang
negara untuk pembangunan negara, yang berupaya meningkatkan kesejahteraan warganya.

Salah satu sumber pendapatan negara adalah pajak yang digunakan untuk pembangunan dan
untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Akibatnya, pertumbuhan kesejahteraan nasional
sangat bergantung pada sektor pendapatan. Namun, jelas sulit bagi negara untuk memungut pajak
karena begitu banyak wajib pajak yang tidak membayarnya, yang sudah menjadi masalah. Wajib
pajak adalah mereka yang terutang pajak, dan dalam keadaan ini baik syarat objektif maupun
arbitrer seorang wajib pajak telah terpenuhi (Sari et al., 2020).

Pemahaman setiap wajib pajak terhadap undang-undang berdampak signifikan terhadap


kesadaran mereka akan perpajakan. Dalam konteks pembangunan nasional dan inisiatif penegakan
hukum sejalan dengan salah satu prinsip pembangunan nasional, pengetahuan hukum semacam itu
sangat penting. Negara Indonesia saat ini berupaya menjadi lebih baik lagi dengan mengupayakan
pembangunan nasional dalam berbagai disiplin ilmu dengan tujuan untuk memperkuat
perekonomian bangsa dan meningkatkan taraf hidup penduduknya. Indonesia merupakan negara
berkembang yang mengalami ekspansi ekonomi. Pembangunan nasional merupakan proses
berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan materi dan spiritual masyarakat.
Hal ini dicapai dengan bantuan dan kerja sama masyarakat dan pemerintah.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pajak dalam mendukung Pembangunan negara?
2. Apa dampak pajak terhadap Pembangunan negara ?
3. Bagaimana cara negara mengatur pajak untuk mendukung Pembangunan negara?
4. Apa kendala dalam penerapan pajak di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui peran pajak dalam mendukung Pembangunan negara
2. Untuk mengetahui dampak pajak terhadap Pembangunan negara
3. Untuk mengetahui cara negara mengatur pajak untuk mendukung Pembangunan negara
4. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan pajak di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Peran Pajak dalam Mendukung Pembangunan Negara
Menurut Brotodiharjo (2003), pajak merupakan utang rakyat kepada pemerintah yang wajib
dibayar sesuai dengan undang-undang dalam hal tidak ada sesuatu pun yang dapat langsung
ditugaskan dan digunakan untuk menutupi pengeluaran umum yang berkaitan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan. Salah satu manfaat pajak dalam situasi ini adalah bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk memaksa kepatuhan dan disertai dengan denda, hukuman
administratif, dan hukuman hukum. Dalam rangka memberikan kemampuan penegakan hukum
yang lengkap kepada pemerintah dan memastikan wajib pajak memenuhi komitmennya.
Akibatnya, pajak yang terutang sesuai dengan persyaratan hukum selalu dapat digunakan sebagai
bentuk paksaan. Menggunakan Surat Paksa untuk memungut pajak dari salah satu alat pemaksaan
yang digunakan di Indonesia adalah wajib pajak. Pajak harus didasarkan pada ketentuan undang-
undang.

Uraian definisi di atas terlihat jelas bahwa unsur-unsur definisi pajak adalah sebagai berikut:

1. Salah satu manfaat pajak di negara kita adalah pajak bersifat memaksa dan disertai dengan
denda, sanksi administrasi, dan sanksi hukum. Untuk memberikan pemerintah kemampuan
penegakan yang lengkap dan memastikan bahwa wajib pajak memenuhi komitmen
mereka. Akibatnya, pajak yang terutang sesuai dengan persyaratan hukum selalu dapat
digunakan sebagai bentuk paksaan. Penggunaan Surat Paksa untuk memungut pajak dari
wajib pajak merupakan salah satu cara pemaksaan yang digunakan di Indonesia.
2. Keberadaan pajak harus didasarkan pada persyaratan peraturan perundang-undangan
sebagai landasan hukum bagi negara untuk memungut pajak. Tanpa undang-undang yang
mengatur pungutan pajak, pemerintah tidak dapat melakukan hal ini. Pajak dipungut oleh
hukum; itu tidak perlu dalam definisi pajak.
3. Wajib pajak tidak langsung mendapatkan keuntungan, yang berarti mereka tidak dapat
dibayar kembali secara langsung atas kontribusi mereka setelah melakukan pembayaran
pajak. Ketika seseorang membayar retribusi, sebagai lawan retribusi, dia juga akan
mendapatkan retribusi timbal balik pada saat itu. Tidak seperti pajak lain, seperti retribusi

6
4. Pendapatan pajak digunakan untuk mendanai operasi pemerintah. Oleh karena itu, hasil
pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah rakyat selanjutnya akan digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan, termasuk membayar gaji pejabat negara, melakukan
pengeluaran negara, dan membangun dan memelihara infrastruktur yang berfungsi sebagai
sumber kas bagi yang membutuhkan.

Peran pajak dalam mendukung pembangunan negara adalah penting karena pajak
merupakan sumber pendapatan terbesar negara. Pajak digunakan sebagai modal untuk membuka
lapangan pekerjaan baru dan membayar gaji karyawan tersebut[1]. Selain itu, pajak juga
digunakan untuk mendanai program pembangunan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak yang berasal dari latin "taxo" sebagai iuran rakyat kepada
negara berdasarkan undang-undang, yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa
secara langsung.

Pajak memiliki beberapa peran penting dalam pembangunan negara:

1. Sumber Pendapatan Utama: Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara, yang
digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik.
2. Mengatur Kepatuhan Wajib Pajak: Hukum pajak memiliki peran dalam mewujudkan
kesejahteraan dalam masyarakat karena hasil pajak akan menjadi bagian dari pendapatan
negara yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan.
3. Mengatur Hubungan Wajib Pajak Dengan Pemerintah: Hukum pajak termasuk pada
kelompok hukum publik, karena lembaga pemerintah yang mewakili pemungutan pajak
adalah Direktorat Jenderal Pajak.
4. Stabilitas Ekonomi: Pajak memiliki peran dalam menjaga keseimbangan perekonomian
suatu negara, yang membuat inflasi dapat dikendalikan dan ekonomi berjalan stabil.
5. Redistribusi Pendapatan: Pajak digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum,
termasuk juga untuk membiayai pembangunan ekonomi yang menciptakan lapangan
pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

7
Dalam mencapai tujuan pembangunan negara, pajak juga memiliki peran dalam mengatur
hubungan wajib pajak dengan pemerintah, mengatur pertumbuhan ekonomi, dan menjaga
keseimbangan perekonomian.

Peran Pajak dalam Pembangunan Negara Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten
dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayarkan hutang pajaknya. Hal ini merupakan posisi strategis dalam meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak sehingga tindakan penagihan pajak merupakan ujung tombak
dalam menyelamatkan penerimaan negara yang tertunda, oleh sebab itu seksi penagihan
merupakan seksi produksi yang paling dibanggakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam
pelaksanaannya penagihan pajak haruslah dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, sehingga mempunyai kekuatan hukum baik bagi wajib pajak maupun aparatur pajaknya.

Asas pemungutan pajak menurut Waluyo menyatakan bahwa pemungutan pajak hendaknya
didasarkan pada :

1. Equality, pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu pajak dikenakan kepada
orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to
pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak
menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingan dan
manfaat yang diminta.
2. Certainty, penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib
pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar,
serta batas waktupembayaran.
3. Convenience, kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-
saat yang tidak menyulitkan wajib pajak, sebagai contoh pada saat wajib pajak memperoleh
penghasilan.
4. Economy, secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi
wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib
pajak. Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka
pemungutan

8
pajak harus memenuhi syarat yaitu pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan),
pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis), tidak mengganggu
perekonomian (syarat ekonomi) dan pemungutan pajak harus efisien (finalsial). Di Indonesia,
pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk
menyatakan keadilan, baik negara maupun warganya. Pemungutan pajak tidak boleh menggangu
kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, hal ini mendorong
masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

2.2 Dampak Pajak Terhadap Pembangunan Negara


Pajak memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan negara, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Berikut beberapa dampaknya:

a) Dampak Langsung:
1) Sumber Pendapatan Negara: Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara
yang digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan, seperti:
Pembangunan infrastruktur: jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, dll.
Pendidikan: gaji guru, pembangunan sekolah, beasiswa, dll. Kesehatan: gaji tenaga
medis, pembangunan puskesmas/rumah sakit, obat-obatan, dll. Keamanan: gaji
aparat keamanan, peralatan keamanan, dll. Pembangunan di bidang lain: seperti,
penelitian dan pengembangan, energi, dan lingkungan hidup.
2) Stabilitas Ekonomi: Penerimaan pajak yang stabil membantu pemerintah dalam
menjaga stabilitas ekonomi negara, seperti: Mengendalikan inflasi: dengan
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Mencegah defisit anggaran:
dengan memastikan pendapatan negara lebih besar daripada pengeluarannya.
b) Dampak Tidak Langsung:
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat: Pembangunan yang dibiayai dari pajak
ultimately meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti: Meningkatkan kualitas hidup:
dengan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Menciptakan lapangan pekerjaan: melalui pembangunan infrastruktur dan sektor lainnya.
Mengurangi kemiskinan: dengan meningkatkan pendapatan masyarakat dan akses terhadap
layanan dasar. Meningkatkan Kredibilitas Negara: Pembayaran pajak yang taat

9
meningkatkan kredibilitas negara di mata internasional, sehingga: Meningkatkan
kepercayaan investor: yang akan berinvestasi di negara tersebut. Mempermudah akses ke
pinjaman luar negeri: dengan bunga yang lebih rendah.

2.3 Cara Negara Mengatur Pajak Untuk Mendukung Pembangunan Negara


Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara memiliki kewajiban untuk melindungi
kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan, dan kecerdasan
hidup mereka. Ini sesuai dengan tujuan negara yang termasuk dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 yang berbunyi "melindungi seluruh rakyat Indonesia dan seluruh tanah air Indonesia
dan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum, untuk mengembangkan kehidupan intelektual
bangsa, dan untuk berkontribusi pada implementasi tatanan dunia berdasarkan kebebasan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Keberhasilan implementasi pembangunan membutuhkan dana yang tidak sedikit, kebutuhan


pembangunan yang proporsional dan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini dan kebutuhan
pembangunan di masa depan. Kebutuhan dana pembangunan dapat diperoleh dengan berbagai cara
yang semuanya diharapkan untuk memperkuat sektor keuangan negara, dalam hal ini, sektor pajak.
Pajak adalah sumber pendapatan negara yang sangat penting untuk pemerintahan dan
pembangunan nasional, sehingga Pemerintah menempatkan kewajiban pajak sebagai salah satu
wujud dari kewajiban negara yang merupakan sarana pembiayaan Negara dalam Pembangunan
Nasional dalam rangka mencapai tujuan negara. Pentingnya dan peran strategis sektor perpajakan
dalam pelaksanaan pemerintahan dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) setiap tahun yang disampaikan oleh pemerintah, yaitu peningkatan persentase kontribusi
pajak dari tahun ke tahun.

Pengalokasian APBN dalam Rancangan APBN 2018 diarahkan pada upaya untuk: (1)
Mendorong pertumbuhan di wilayah ini melalui pengembangan koridor ekonomi, (2) Membangun
infrastruktur yang mendukung realisasi konektivitas regional, (3) Mendorong pelaksanaan
program perlindungan sosial yang mendukung masyarakat yang lemah dan kurang beruntung
melalui empat kelompok, (4). Pengurangan kemiskinan dan, (5) Peningkatan kesempatan kerja.
Selain itu, kebijakan alokasi anggaran juga diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan negara, meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja negara, dan mengoptimalkan

10
manajemen pembiayaan yang bijaksana dan meningkatkan pemanfaatannya untuk kegiatan
produktif.

Alokasi belanja Pemerintah Pusat difokuskan pada penyediaan dukungan untuk :

1. Peningkatan belanja infrastruktur;


2. Implementasi cluster 4, yang terdiri dari 6 program utama, dan 3 prioritas utama;
3. Program perlindungan sosial dalam bentuk program Jamkesmas, Program Harapan
Keluarga (PKH), Program Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM), Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), dan Raskin; Program Beras Bersubsidi (RASKIN)
4. Peningkatan pengeluaran untuk sektor ekonomi yang bertujuan untuk memperluas
dan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkualitas
5. Implementasi penganggaran berbasis kinerja oleh kementerian lini dengan
pendekatan untuk mencapai keluaran dan hasil
6. Peningkatan kemampuan pertahanan terhadap kekuatan esensial minimum
7. Peningkatan kesejahteraan aparatur Negara dan perluasan kebijakan reformasi
birokrasi
8. Kontrol pengangkatan PNS pusat dan daerah dengan mengarahkan mereka ke
kebijakan nol pertumbuhan
9. Alokasi anggaran subsidi agar lebih tepat sasaran
10. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja negara; dan
11. Mengalokasikan anggaran pendidikan hingga 20 persen dari APBN dan
mengarahkan penggunaan anggarannya untuk meningkatkan aksesibilitas dan
kualitas fasilitas dan infrastruktur pendidikan.

Dari kondisi ini, instrumen pajak sangat diandalkan untuk membiayai pengeluaran
negara, sehingga negara dapat mengatasi masalah defisitanggaran, meningkatkan pengeluaran
negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga orang dapat memperoleh manfaat dari
pajak penghasilan untuk pembangunan fasilitas layanan publik dan infrastruktur, pendidikan
murah, kesehatan murah, pertahanan, dan keamanan, bahan bakar bersubsidi, energi, dan pangan
tertib dan lancar. Selain itu, peran pajak juga sebagai retribusi bagi orang kaya, sehingga setiap
orang miskin dan masyarakat kurang mampu akan disalurkan dari dana ini karena distribusi
pendapatan yang tidak merata adalah masalah ekonomi dunia saat ini. Seringkali, orang-orang

11
kaya ini adalah kewajiban Negara dalam bentuk membayar pajak, meskipun mereka juga
menikmati pajak penghasilan.

2.4 Kendala dalam Penerapan Kebijakan Pajak di Indonesia


Di Indonesia, penerapan kebijakan pajak seringkali dihadapkan pada sejumlah kendala yang
kompleks. Berikut adalah beberapa kendala dalam penerapan kebijakan pajak di Indonesia :

1. Penghindaran pajak yang dilakukan oleh para pelaku usaha melalui skema penghindaran
pajak, seperti transfer pricing, anti thin capitalization, dan CFC rule.
2. Kompleksitas Peraturan Pajak: Peraturan perpajakan yang kompleks seringkali menjadi
kendala bagi para wajib pajak dan juga instansi yang bertanggung jawab atas pengawasan
dan penegakan pajak. Kompleksitas ini dapat mempersulit pemahaman dan penerapan
peraturan, sehingga dapat menyebabkan ketidakpatuhan.
3. Tingkat Kepatuhan yang Rendah: Tingkat kepatuhan yang rendah dari para wajib pajak
menjadi masalah serius dalam penerimaan pajak di Indonesia. Faktor-faktor seperti
kesadaran akan kewajiban pajak, ketidakpercayaan terhadap sistem pajak, dan
ketidakmampuan dalam memahami peraturan perpajakan dapat menyebabkan rendahnya
tingkat kepatuhan.

Hambatan dalam pemungutan pajak dapat dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.

1. Perlawanan pasif. Perlawanan pajak pasif ini erat kaitannya dengan kondisi sosial dan
sosial ekonomi negara yang bersangkutan. Secara umum, suatu masyarakat tidak
berusaha secara sistematis untuk menghalangi penerimaan negara, melainkan karena
praktik yang berlaku di masyarakat tersebut.Misalnya: kebiasaan masyarakat desa
mengumpulkan uang di rumah atau membeli emas bukan karena menghindari pajak
penghasilan atas bunga, tetapi karena masih belum mengenal perbankan.
2. Perlawanan aktif. Perlawanan pajak aktif merupakan serangkaian upaya wajib pajak
untuk menghindari pembayaran pajak atau mengurangi jumlah pajak yang
dibayarkan.Resistensi aktif dapat \dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian selanjutnya.
Penghindaran pajak (taxavoidance) dan Penghindaran pajak (tax evasion).
3. Penghindaran pajak merupakan kegiatan mitigasi hukum yang dilakukan dengan
memanfaatkan ketentuan perpajakan secara optimal, seperti pengecualian dan

12
pengurangan pajak yang diperbolehkan serta manfaat atas hal-hal yang tidak diatur dan
celah-celah ketentuan perpajakan yang ada.
4. Penggelapan pajak merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan cara
melanggar peraturan perpajakan, misalnya dengan memberikan informasi palsu atau
menyembunyikan informasi. Akibatnya, penghindaran pajak dapat dikenakan sanksi
pidana.

13
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Pajak merupakan sumber pendapatan utama bagi negara dalam membiayai program-
program pembangunan. Melalui penerimaan pajak, negara dapat menyediakan infrastruktur dasar,
layanan publik, dan memperkuat ekonomi nasional. Kebijakan perpajakan yang efektif dan efisien
sangat penting dalam memastikan penerimaan pajak yang optimal. Hal ini meliputi pengumpulan
pajak secara adil, transparan, serta berkeadilan untuk masyarakat. Pajak dapat menjadi instrumen
untuk mendistribusikan kekayaan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Melalui kebijakan
perpajakan yang progresif, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah untuk menangani
ketimpangan pendapatan antara berbagai kelompok masyarakat.

Pajak juga dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan
pembangunan lainnya, seperti perlindungan lingkungan, pengendalian inflasi, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Namun, kebijakan perpajakan yang tidak tepat atau tidak adil dapat
memiliki dampak negatif terhadap pembangunan negara. Misalnya, tarif pajak yang terlalu tinggi
atau birokrasi yang kompleks dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh
karena itu, perlu adanya koordinasi antara kebijakan perpajakan dengan kebijakan ekonomi dan
sosial lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E. (2020). Hukum Pajak Dan Penerapannya Untuk Kesejahteraan Sosial. Solusi, 18(3),
407-418.

Christia, A. M., & Ispriyarso, B. (2019). Desentralisasi fiskal dan otonomi daerah di
Indonesia. Law Reform, 15(1), 149-163.

Janges, Z. P., & Pangestu, I. A. (2021). Eksistensi pajak bagi pembangunan nasional. Supremasi
hukum, 17(01), 43-54.

Larasati, S. V. (2022). Peran hukum pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
membayar pajak. Jurnal Humaya: Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, dan
Budaya, 2(1), 60-66.

Najicha, F. U. (2022). Peranan Hukum Pajak sebagai Sumber Keuangan Negara pada
Pembangunan Nasional dalam Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Ius Civile:
Refleksi Penegakan Hukum Dan Keadilan, 6(1), 169-181.

Putra, E.D., & Rahayu, N.S. (2023). PRAKTIK-PRAKTIK TAX AVOIDANCE SERTA
PENERAPAN KEBIJAKAN ANTI-TAX AVOIDANCE DI INDONESIA. Jurnal
Darma Agung.

Putri, A. K., & Taun, T. (2023). Peranan Hukum Pajak Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional
Guna Mencapai Tujuan Negara. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(1), 198-209.

Rukmini, B. S. (2017). Peranan Pajak Dalam Meningkatkan Pembangunan di Kabupaten


Trenggalek. Karya Ilmiah Dosen, 2(2).

Sihaloho, E. D. (2020, July). Analisis pengaruh penerimaan pajak terhadap pertumbuhan


ekonomi indonesia: pendekatan vektor autoregressive. In FORUM EKONOMI: Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (Vol. 22, No. 2, pp. 202-209).

Sinaga, N. A. (2018). Pemungutan pajak dan permasalahannya di Indonesia. Jurnal Ilmiah


Hukum Dirgantara, 7(1).

15

Anda mungkin juga menyukai