Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Hak dan kewajiban warganegara taat pajak”


KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu : Putu Windi Ridayanti,S.Pd.,M.Si

DISUSUN OLEH :

I Komang Yustikantara (23089014011)


Ayu Kadek Devi Ariska Putri (23089014017)
Ni Kadek Diah Ayu Oktarina (23089901422)
Ni Putu Mariani (23089014016)
Ni Kadek Sari Wati (23089014050)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan berkat dan rahmatnya sehingga Makalah dengan judul
”Hak dan kewajiban warganegaraan taat pajak” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada Ibu ‘Putu Windi Ridayanti,S.Pd.,M.Si’ selaku dosen
pengampu mata kuliah dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Bungkulan, 26 Maret 202

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pajak ............................................................................................. 4
2.2 Wajib Pajak ................................................................................................ 5
2.3 Fungsi Pajak ............................................................................................... 6
2.4 Kemauan Membayar Pajak dan Kesadaran Membayar Pajak ................... 6
2.5 Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan .................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 9
3.2 Saran ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan Negara hukum yang menunjang hak dan
kewajiban Warga Negara, karena itu pemerintah menempatkan perpajakan
sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan bagi rakyatnya yang
merupakan peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Namun, bagi
sebagian orang masalah pajak merupakan hal yang rumit padahal jika dapat
ditelaah dengan baik dan seksama maka pajak tidaklah terlalu rumit.
Negara adalah suatu organisasi yang berada dalam suatu wilayah ataupun
daerah ataupun wilayah tertentu yang di dalamnya meliputi rakyat, wilayah dan
pemerintah yang berdaulat. Pemerintah dalam hal ini memiliki kekuasaan serta
wewenang untuk dapat pengatur penyelenggaraan suatu pemerintahan dan
mengatur rakyatnya. Rakyat dalam hal ini harus mnegikuti seluruh peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tanpa terkecuali. Tujuan
negara untuk mengatur warga negara dalam penyelenggaraan pemerintahan
adalah supaya tercapainya kepentingan bersama seluruh rakyat Indonesia.
Negara pula memiliki peran untuk menjaga dan mengatur ketertiban
masyarakat, mengusahakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dan
meratanya kesejahteraan tersebut di seluruh Indonesia, membentuk lapisan
pertahanan dan keamanan negara serta negara dapat menegakan keadilan
terhadap seluruh rakyatnya (Sukmana, 2016).
Pemerintah dalam hal ini memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur
jalannya pemerintahan yang ada di Indonesia. Pemerintah dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama negara selain itu pemerintah pula memiliki
kekuasaan mandiri dan bertanggung jawab kepada negara. Pemerintahan yang
baik dijalankan atas dasar kesejahteraan rakyat bukan hanya kepentingan
masing-masing pribadi saja. Peraturan pemerintahan pula dibuat berdasarkan
usulan dari rakyat. Hal ini dikarenakan Indonesia menggunakan sistem
pemerintahan demokrasi yang berarti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Maka segala sumber daya yang dimiliki oleh negara dipakai sebaik-baiknya
untuk rakyat yang dikelola oleh pemerintah terkait. Karena orang-orang yang

1
menduduki pemerintahan dipilih berdasarkan suara rakyat dan bertanggung
jawab kepada rakyat (Thoha, 2002).
Warga negara merupakan penduduk sebuah negara berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran dan sebagainya yang memiliki kewajiban serta hak penuh
sebagai seorang warga dari negara tersebut. Maka dari itu warga negara harus
taat dan petuh terhadap segala peraturan dan norma yang ada di negara
Indonesia. Warga negara Indonesia harus wajib dan patuh kepada peraturan
yang berlaku karena peraturan yang dibuat untuk dapat mengatur kehidupan
warga negara agar terciptanya keamanan serta ketertiban dalam masyarakat,
terciptanya masyarakat yang damai, aman, tentram, terhindar dari perselisihan
serta tidak menimbulkan perpecahan. Tak hanya itu peraturan pula dibuat
untuk melindungi hak-hak yang dimiliki warga negara. Selain itu, peraturan
pula dibuat untuk mengatur hubungan antar manusia yang heterogen dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Wijayanti, 2017).
Warga negara juga memiliki hak yang harus dipenuhi oleh negara. Hak yang
dimiliki warga negara menjadi tanggung jawab penuh oleh negara dalam hal
ini pemerintah terkait dalam pemenuhannya. Salah satunya adalah dalam
bidang pendidikan. Negara harus menjamin setiap warga Negara mendapatkan
pendidikan yang layak. Pendidikan pula harus merata dirasakan oleh seluruh
warga negara Indonesia bukan hanya yang tinggal di daerah kota saja, tetapi
menyentuh daerah yang tertinggal, terjauh dan terluar. Hal ini karena tongkat
kepemimpinan bangsa akan terus dilanjutkan oleh generasi yang selanjutnya.
Pendidikan dengan demikian merupakan hal yang harus diberikan kepada
seluruh rakyat Indonesia karena itu merupakan hak warga negara dan
kewajiban negara dalam pemenuhannya (Munawwaroh, 2019).
Seluruh warga negara pula harus melaksanakan kewajibannya sebagai
warga negara. Karena hak dan kewajiban merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan. Ketika warga negara telah mendapatkan hak nya maka ia pula
harus melaksananakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik, salah
satunya adalah dengan membayar pajak. Warga negara yang telah membayar
pajak berarti telah melaksanakan kewajibannya, dengan membayar pajak pula
warga negara ikut membiayai pengeluaran rutin negara yang ditujukan untuk

2
dapat membangun Indonesia ke arah yang lebih baik lagi. Pelaksanaan
kewajiban warga negara harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab sebagai bentuk ketaatan warga negara terhadap negara. Warga negara
yang baik adalah mereka yang tidak hanya menuntut hak-haknya dapat
terpenuhi, tetapi yang dapat melaksanakan kewajibannya dengan penuh rasa
tanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pajak?
2. Bagiamana wajib pajak?
3. Apa saja fungsi pajak?
4. Bagaimana kemauan membayar pajak dan kesadaran membayar pajak?
5. Bagaimana pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pajak
2. Untuk mengetahui apa itu wajib pajak
3. Untuk mengetahui fungsi pajak
4. Untuk mengetahui kemauan membayar pajak dan kesadaran membayar
pajak
5. Untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pajak


Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum Perpajakan, disebutkan bahwa pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Definisi versi UU KUP
ini hampir sama dengan definisi Mardiasmo (2002) yang menyebutkan
bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-
Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Sedangkan pajak yang dikenakan atas
penghasilan sesseorang merupakan pajak penghasilan (PPh). Menurut Siti
Resmi (2009) pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap
subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu
tahun pajak. Hampir serupa ,definisi dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 menyebutkan bahwa pajak penghasilan adalah pajak yang
dikenakan kepada subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya selama 1 (satu) tahun pajak. Dapat diketahui bahwa pengertian
penghasilan dalam undang-undang ini menganut prinsip pengenaan pajak
atas penghasilan dalam pengertian luas, yaitu bahwa pajak dikenakan
terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk
konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak tersebut, dan yang
termasuk objek pajak adalah penghasilan. Kewajiban warga negara adalah
wajib wajib menjaga fasilitas umum dengan membayar pajak tepat pada
waktumya, misalnya pajak bumi dan bangunan (PBB), wajib menjaga
fasilitas umum dan tidak merusaknya, wajib menjaga ketertiban dan
keamanan lingkungan sekitar, wajib menaati peraturan serta perundang-

4
undangan yang berlaku, wajib menaati norma yang berlaku, misalmya
norma kesopanan dan norma hukum. Wajib menaati peraturan lalu lintas,
misalnya menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor. Wajib
membayar sejumlah biaya setelah menggunakan fasilitas umum, misalnya
membayar biaya jalan tol dan transportasi umum. Wajib menghormati serta
menjaga toleransi antar umat beragama supaya persatuan dan kesatuan
Indonesia tetap utuh dan terjaga, wajib menghormati hak hidup serta HAM
setiap manusia dengan cara tidak mencelakai dan membahayakan hidup
orang lain. Serta wajib melakukan upaya bela negara, misalnya dengan
menggunakan produk lokal serta mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila
(Masruroh, & Zulaikha, 2013).

2.2 Wajib Pajak


Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
yang merupakan perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”, wajib pajak
adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak,
dan pemungut pajak, yangmempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Menurut Muljono (2008) dalam Nugroho (2012) Wajib Pajak dibedakan
menjadi tiga yaitu :
1. Wajib Pajak PribadiWajib Pajak Pribadi adalah setiap orang pribadi
yang memiliki penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak. Di
Indonesia, setiap orang wajib mendaftarkan diri dan mempunyai Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP), kecuali ditentukan dalam Undang-
Undang.
2. Wajib Pajak BadanWajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan,organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi

5
lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.
3. Wajib Pajak BendaharawanWajib Pajak Bendaharawan adalah
Bendaharawan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau
lembaga pemerintah, Lembaga Negara lainnya, dan Kedutaan Besar
Republik Indonesia di Luar Negeri, yang membayar gaji, upah,
tunjangan, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan.

2.3 Fungsi Pajak


Dari definisi yang telah dijelaskan, ada kesan bahwa pajak dipungut
oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran baik yang
bersifat rutin maupun untuk pembangunan, padahal sebenarnya fungsi pajak
bukan hanya seperti itu melainkan juga berfungsi untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan dalam bidang sosial ekonomi.

Menurut Mardiasmo (2002) fungsi pajak dapat digolongkan menjadi


dua yaitu:

a. Fungsi penerimaan (budgetair). Pajak berfungsi sebagai sumber dana


yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran
pemerintah. Sebagai contoh yaitu dimasukkannya pajak dalam APBN
sebagai penerimaan dalam negeri.
b. Fungsi mengatur (regular). Pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomis. Sebagai contoh yaitu dikenakannya pajak yang lebih tinggi
terhadap minuman keras, dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang
mewah.

2.4 Kemauan Membayar Pajak dan Kesadaran Membayar Pajak


Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005) mendefinisikan
kemauan sebagai dorongan dari dalam diri yang sadar, berdasarkan
pertimbangan pikir dan perasan, serta seluruh pribadi seseorang yang
menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang
berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Dalam Konsep kemauan
membayar pajak menurut Handayani, dkk (2012) dikembangkan pula

6
melalui dua subkonsep yaitu, konsep kemauan membayar dan konsep pajak.
Kemauan membayar merupakan suatu nilai dimana seseorang rela untuk
membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk memperoleh
barang atau jasa . Sedangkan yang kedua adalah konsep pajak, pajak adalah
prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha
(menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum.

Dari penjabaran dari dua subkonsep di atas, maka dapat


dikembangkan suatu definisi untuk kemauan membayar pajak
(Willingness to pay tax) kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai
suatu nilai atau tindakan moral untuk secara sukarela yang dilakukan oleh
Wajib Pajak dengan mengeluarkan uang (yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku) dimana uang tersebut akan dipergunakan untuk keperluan
umum negara dengan tidak mendapatkan suatu timbal balik secara
langsung dari negara. Hal serupa diungkapkan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Handayani, dkk (2012) kemauan membayar pajak dapat
diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang
(yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) secara langsung.

Berdasarkan penjelesan tersebut menjelaskan bahwa sikap moral


dalam bentuk keinginan atau kemauan untuk membayar pajak sangat
diperlukan dengan mengingat bahwa pajak merupakan suatu kewajiban
yang mutlak kepada warga negara, maka hal tersebut perlu bagi pihak
pemerintah untuk turut serta dalam meningkatkan rasa kecintaan
bernegara sejak dini.

Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sangat erat


hubungannya dengan kesadaran bernegara. Kesadaran yang tinggi itu
sendiri muncul tidak lain berasal dari adanya motivasi Wajib Pajak.
Menurut Marihot (2010 ) apabila kesadaran bernegara kurang maka
masyarakat kurang dapat mengenal dan menikmati pentingnya berbangsa
dan bertanah air, berbahasa nasional, menikmati keamanan dan ketetiban,
memiliki dan menikmati kebudayaan nasional dan pada akhirnya apabila
kesadaran bernegara kurang maka rasa memiliki dan menikmati manfaat
pengeluaran pemerintah juga kurang sehingga kesadaran membayar pajak
juga tidak tebal. Apabila kesadaran Wajib Pajak tinggi yang datang dari
motivasi untuk membayar pajak, maka kemauan untuk membayar
pajakpun akan tinggi dan pendapatan Negara dari pajak akan meningkat.

7
2.5 Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan
Pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan adalah
proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan
mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak. Pengetahuan dan
pemahaman pertaturan perpajakan yangdimaksud mengerti dan paham
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan(KUP) yang meliputi
tentang bagaimana cara menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT),
pembayaran, tempat pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau
pelaporan SPT (Resmi, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Handayani, dkk (2012)


terdapat beberapa indikator Wajib Pajak mengetahui dan memahami
peraturan perpajakan, yaitu:

1. Kepemilikan NPWP. Setiap Wajib Pajak yang memiliki penghasilan


wajib untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai salah
satu sarana untuk pengadministrasian pajak.
2. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai
Wajib Pajak. Apabila Wajib Pajak telah mengatahui kewajibannya
sebagai Wajib Pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya
adalah membayar pajak.
3. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan. Semakin
tahu dan paham Wajib Pajak terhadap peraturan perpajakan, maka
semakin tahu dan paham pula Wajib Pajak terhadap sanksi yang akan
diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentu
akan mendorong setiap Wajib Pajak yang taat akan menjalankan
kewajibannya dengan baik.
4. Pengetahuan dan pemahaman mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak.
Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang berlaku,
maka akan dapat mendorong Wajib Pajak untuk dapat menghitung
kewajiban pajak sendiri secara benar. 5. Wajib Pajak
mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi
yang dilakukan oleh KPP.
5. Wajib Pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui
training perpajakan yang mereka ikuti.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kelaparan di atas dapat disimpulkan negara Indonesia merupakan
negara hukum yang menunjang hak dan kewajiban warga negara, karena itu
pemerintah menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban
kenegaraan bagi rakyatnya yang merupakan peran masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan. Pajak merupakan neuron dari masyarakat dengan
tidak mendapat timbal balik secara langsung, akan tetapi dapat dirasakan melalui
pembangunan di berbagai pengeluaran dalam melaksanakan pembangunan
tersebut, pemerintah memerlukan peran aktif Dari seluruh wajib pajak. Ada dua
fungsi pajak yaitu fungsi penerimaan dan fungsi mengatur. Serta ada kemauan
membayar pajak dan kesadaran membayar pajak.

3.2 Saran
Hak warga negara merupakan segala sesuatu yang harus didapatkan
setiap warga negara dari negara dalam hal ini pemerintah. Sedangkan kewajiban
merupakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh setiap warga negara
kepada negara sebagai bentuk tanggung jawab kepada negara. Peraturan
mengenai pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban warga negara Indonesia
sudah jelas tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945. Hak dan kewajiban tersebut
harus selalu berjalan beriringan, penuntutan hak tanpa pelaksanaan kewajiban
adalah hal yang bisa dianggap rancu dikarenakan sebagai warga negara tanggung
jawab kepada negara adalah dengan melaksanakan kewajiban yang telah datur
dalam Undang-Undang. Oleh sebab itu, pelaksanaan hak dan kewajiban harus
terus berjalan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik lagi menuju ke arah
yang demokratis, adil dan harmonis dengan didasari norma yang dipersyaratkan
dalam konstitusi.

9
DAFTAR PUSTAKA
Brotodiharjo, R,S. (2003). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Rafika Aditama

Kusumaatmadja, M., & Sidharta, B. A. (2009). Pengantar Ilmu Hukum (Suatu


Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum), PT.
Alumni, Bandung, cet-2.

Masruroh, S., & Zulaikha. (2013). Pengaruh Kemanfaatan NPWP, Pemahaman


Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris pada WP OP di Kabupaten
Tegal). Diponegoro Journal of Accounting.

Anda mungkin juga menyukai