Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERPAJAKAN
Pajak Negara dan Pajak Daerah
Dosen Pengampu: Sofia.A.P Sambul M,si dan Danny.D.S Mukuan S.Sos, M.Si

Di susun Oleh Kelompok 2:


Sefea Rompas 210811020132
mayallin Sibuea 210811020092
Salisa Modeong 210811020074
Gladio Kumendong 210811020038
Gio Poluakan 210811020154

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,berkat serta
kemuliaan,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “Pajak Negara
dan Pajak Daerah ” ini dengan baik, sebagai syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Perpajakan.
Makalah ini kami susun dari berbagai macam referensi dan bantuan dari berbagai pihak, dan
kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak mengalami kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran dari semua pembaca agar terciptanya
makalah ini lebih baik lagi.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk,mauapun pedoman bagi pembaca dalam bidang perpajakan terutama dalam
pembahasan pajak negara dan pajak daerah.

Manado,19 Agustus 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Pajak..............................................................................................................................2
2.2 Pengertian Pajak Pusat dan Daerah..............................................................................................5
2.3 Jenis-Jenis Pajak Pusat dan Daerah..............................................................................................6
2.4 Manfaat Pajak dan Fungsi Pajak...................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................................11
3.2. Saran..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menambah penerimaan Negara, Pemerintah melakukan berbagai kebijakan diantaranya
adalah pemungutan pajak terhadap wajib pajak. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan uandang-undang. Dasar Hukum Pajak yang tertinggi adalah Pasal 23A UUD 1945
yang berbunyi “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur
dengan undang-undang”.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dandigunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajakmerupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak
Daerah.Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal
sebagian dikelola olehDirektorat Jendral Pajak Depertemen Keuangan dan digunakan untuk
membiayai rumah tanggah Negara,contohnya Pajak penghasilan, Pajak pertambahan Nilai, dan
pajak penjualan atas barang mewah.Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contohnya Pajak
kendaraan dan bea balik nama kendaraan bermotor, pajak hotel dan restoran(pengganti pajak
pembangunan), pajak hiburan, dan pajak penerangan jalan.Dalam makalah ini, kelompok kami
akan membahas topik mengenai Pajak Pemerintah Pusat dan Pajak Pemerintah Daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pengertian Pajak.
2. Apa itu Pengertian Pajak Pusat dan Pajak Daerah.
3. Apa saja Jenis-jenis Pajak Pusat dan Pajak Pajak Daerah.
4. Apa saja Manfaat dan fungsi Pajak

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pengertian Pajak
2. Memahami pengertian tentang Pajak Pusat maupun Pajak Daerah
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Pajak Pusat dan Pajak Daerah
4. Memahami apa saja manfaat dan fungsi Pajak

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak

Negara dalam menyelenggarakan pemerintahan mempunyai kewajiban untuk menjaga


kepentingan rakyatnya, baik dalam bidang kesejahteraan, keamanan, pertahanan, maupun
kecerdasan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan tujuan Negara yang dicantumkan di dalam
Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
keadilan sosial.” Negara memerlukan dana untuk mewujudkan tujuan tersebut, sehingga
diperlukan dana yang tentunya didapat dari rakyat itu sendiri melalui pemungutan pajak.
Kemudian dalam Pasal 23A UUD 1945 hasil amandemen disebutkan bahwa pajak dan
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur dengan undang-undang.
Dengan kata lain, pajak harus berlandaskan undang-undang,berarti pemungutan pajak tersebut
telah mendapat persetujuan dari rakyat melalui perwakilannya di DPR. Asas ini telah
memberikan jaminan hukum yang tegas akan hak Negara dalam memungut pajak. Definisi
mengenai “pajak” ini baru diatur dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007. Dalam UU KUP
sebelumnya, tidak pernah diterangkan secara lugas mengenai pengertian “pajak”. Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak
merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk
secaralangsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan
negara dan pembangunan nasional.
Salah satu definisi pajak yang terpendek adalah “an individual sacrifice for a collective
goal(individu berkorban untuk tujuan bersama)”. Definisi ini di rumuskan oleh Ferdinand H.M.
Grapperhaus.Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH merumuskan pajak
adalah iuran rakyat kepadakas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani merumuskan pajak adalah iuran kepada negara (yang
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:

2
 Iuran atau pemungutan
Dilihat dari segi arah arus dana pajak, jika arah datangnya pajak berasal dari wajib pajak,
makadisebut iuran. Sedangkan jika arah datangnya kegiatan untuk mewujudkan pajak
tersebut berasaldari pemerintah, maka pajak itu disebut pungutan

 Pajak dipungut berdasarkan undang-undang


Salah satu karakteristik pokok dari pajak adalah bahwa pemungutannya harus
berdasarkan undang-undang. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya pajak adalah
beban yang harusdipikul oleh rakyat banyak, sehingga dalam perumusan macam, jenis,
dan berat ringannya tariff pajak itu, rakyat harus ikut serta menentukan dan
menyetujuinya, melalui wakil-wakilnya di parlemen atau dewan perwakilan rakyat.
 Dalam pembayaran pajak tidak ada kontraprestasi secara langsung oleh pemerintah.
 Digunakan untuk membiayai pengeluaran negara.

Pajak menurut para ahli

- MJH Smeets
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang tertuang melalui norma-norma umum.
Pajak dapat dipaksakan tanpa adanya kontrasepsi untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.
- Rochmat Soemitro
Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan jasa timbal balik. Pajak
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Lebih lanjut dikatakan bahwa pajak
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin. Kelebihan pajak digunakan untuk tabungan masyarakat yang menjadi
sumber utama pembiayaan investasi publik.
- PJA Andriani
Andriani mengemukakan bahwa pajak adalah pungutan atau iuran masyarakat kepada
negara yang dapat dipaksakan serta tertuang bagi yang wajib membayarnya sesuai
peraturan undang-undang. Pembayar pajak tidak memperoleh imbalan langsung yang
bisa ditunjuk dan dipakai dalam pembiayaan untuk keperluan negara.

3
- Soeparman Soemahamidjaja
Menurut Soeparman, pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku. Tujuannya adalah
menutup biaya produksi barang dan jasa guna mencapai kesejahteraan masyarakat.
- Anderson Herschel Anderson Herschel mengemukakan bahwa pajak adalah suatu
peralihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah tetapi bukan akibat dari
pelanggaran yang diperbuat. Pajak merupakan suatu kewajiban berdasarkan ketentuan
yang berlaku tanpa adanya imbalan dan dilakukan guna mempermudah pemerintah dalam
menjalankan tugasnya.
- Cort Vander Linden Pajak
menurut Cort Vander Linden adalah sumbangan pada keuangan umum negara yang tidak
bergantung pada jasa khusus dari seorang penguasa.
- Djajaningrat
Djajaningrat mengemukakan bahwa pajak adalah sebuah kewajiban dalam memberikan
sebagian harta kekayaan seseorang kepada negara karena suatu keadaan, kejadian,
perbuatan yang memberikan suatu kedudukan tertentu. Iuran tersebut bukanlah suatu
hukuman tetapi sebuah kewajiban dengan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah dan sifatnya memaksa. Tujuan pajak adalah untuk memelihara kesejahteraan
masyarakat.

4
2.2 Pengertian Pajak Pusat dan Daerah

1. Pajak Pusat
Pajak Pusat atau pajak negara adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat
yang dalam hal ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian
keuangan. Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan
dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta
diKantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Sehingga nanti dana pajak yang ditarik akan
masuk ke kas negara,komponen utama penerimaan dalam APBN.Pajak setiap pungutan
yang wajib dibayarkan oleh wajib pajak, baik orang pribadi maupun badan, kepada
pemerintah pusat. Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dijelaskan,
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pendapatan negara yang berasal dari
penerimaan pajak akan digunakan untuk keperluan negara sbagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Sederhananya, pajak pusat adalah pajak yang dikelola oleh
pemerintah melalui DJP untuk membiayai setiap belanja negara dan pembangunan di
dalam APBN.

2. Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat
Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk pengadministrasian yang berhubungan dengan
pajak derah, akan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak
Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat.
Sehingga nantinya masuk kas daerah, komponen utama dariAPBD.
Kriteria Pemungutan Pajak Daerah
- Sifatnya pajak dan bukan retribusi.
- Objek Pajak terletak atau terdapat di wilayah kabupaten atau kota yang bersangkutan
dan mempunyai mobilitas cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah
kota atau kabupaten yang bersangkutan.
- Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
- Potensi memadai, hasil penerimaan pajak harus lebih besar dari biaya pemungutan.
- Berdampak ekonomi positif. Pajak tidak mengganggu alokasi sumber-sumber
ekonomi dan tidak merintangi arus sumber daya ekonomi antar daerah maupun
kegiatan ekspor-impor.
- Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
- Menjaga kelestarian lingkungan. Pengenaan pajak tidak memberikan peluang kepada
pemerintah daerah atau masyarakat luas untuk merusak lingkungan.

5
2.3 Jenis-Jenis Pajak Pusat dan Daerah

Jenis-jenis Pajak Pusat


1. Pajak Pusat Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan
adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
baik yang berasal baik dari Indonesiamaupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WajibPajak yang bersangkutan dengan
nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka penghasilan itudapat berupa
keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan lain sebagainya.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak di dalam DaerahPabean (dalam wilayah Indonesia). Orang Pribadi, perusahaan,
maupun pemerintah yang mengkonsumsiBarang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalahBarang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)
Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong
mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah adalah :
a) Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b) Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c) Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan
tinggi; atau
d) Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e) Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta
menggangguketertiban masyarakat.
4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, aktanotaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang
memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau
bangunan.PBB untuk sektor Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan yang masih
dikelola Pemerintah Pusat.Sedangkan PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan diserahkan
seluruhnya kepada Pemerintah Daerah sejak 1Januari 2014.

6
Jenis-jenis Pajak Daerah
1. Pajak Propinsi
 Pajak Kendaraan Bermotor
Jenis-jenis pajak daerah provinsi yang pertama adalah pajak kendaraan bermotor yang
diperuntukkan bagi Orang pribadi atau Badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan
Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor ini meliputi:
- Kepemilikan kendaraan bermotor pribadi pertama
- Kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya
- Tarif PKB alat berat dan alat alat besar
- Tarif PKB untuk angkutan umum, ambulans, pemadaman kebakaran, sosial
keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, pemerintah/TNI/Polri, dan Pemda.
 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diperuntukkan bagi orang pribadi atau Badan yang
dapat menerima penyerahan Kendaraan Bermotor. Jenis pajak ini dapat meliputi:
- Penyerahan pertama
- Penyerahan kedua dan seterusnya
- Penyerahan pertama alat alat berat dan alat alat besar
- Penyerahan kedua dan seterusnya alat alat berat dan alat alat besar

 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor


Pajak ini dikenakan untuk objek Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang disediakan atau
dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan
untuk kendaraan di air. Konsumen bahan bakar kendaraan bermotor diwajibkan untuk
membayar pajak saat membeli bahan bakar ini.
 Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan berobjek pada Pengambilan dan atau pemanfaatan Air Permukaan.
Orang pribadi atau Badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Permukaan wajib membayarkan pajaknya.
 Pajak Rokok
Jenis-jenis pajak daerah provinsi berikutnya adalah pajak rokok diberlakukan oleh para
konsumen rokok.
2. Pajak Kabupaten/Kota
 Pajak Hotel
Jenis-jenis pajak daerah kabupaten atau kota yang pertama adalah pajak hotel. Dalam hal
ini pajak hotel berobjek pada pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran,
termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan
kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Pajak ini ditujukan
untuk orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau
badan yang mengusahakan hotel.

7
 Pajak Restoran
Jenis-jenis pajak daerah kabupaten atau kota berikutnya adalah pajak restoran meliputi
pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pajak ini diwajibkan bagi orang pribadi atau
badan yang membeli makanan/minuman dari restoran.
 Pajak Hiburan
Pajak Hiburan meliputi jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Pajak ini
dibayarkan oleh orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan.
 Pajak Reklame
Selanjutnya, pajak reklame diwajibkan untuk semua penyelenggaraan reklame. Orang
pribadi atau badan yang menggunakan reklame wajib membayarkan pajak ini.
 Pajak Penerangan Jalan
Ada pula pajak penerangan jalan meliputi penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Orang pribadi atau Badan yang dapat
menggunakan tenaga listrik berkewajiban membayarnya.
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan berobjek pada kegiatan pengambilan Mineral
bukan logam dan batuan. Orang pribadi atau badan yang dapat mengambil mineral bukan
logam dan batuan wajib memenuhi pajak ini.
 Pajak Parkir
Pajak Parkir meliputi penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Pajak ini diwajibkan bagi
orang pribadi atau Badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor.
 Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah berobjek pada pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah. Pajak ini
ditujukan bagi orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah.
 Pajak sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet meliputi pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung
walet.
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) perdesaan dan perkotaan
PBB Perdesaan & Perkotaan berobjek pada bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Terakhir, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan diwajibkan bagi orang pribadi
atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan.

8
2.4 Manfaat Pajak dan Fungsi Pajak
Manfaat Pajak

Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian
negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan
sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat
dilaksanakan.Penggunaan uang pajak diantaranya meliputi :
- Pembangunan sarana umum Seperti Fasilitas dan Infrastruktur mulai dari jalan-jalan,
jembatan,sekolah, rumah sakit/puskesmas.
- Pertahanan dan Keamanan mulai dari bangunan, senjata, perumahan sampai gaji-gajinya.
- Subsidi pangan dan Bahan Bakar Minyak
- Kelestarian Lingkungan hidup, budaya
- Dana Pemilu, transportasi masal dan lain-lain
Uang pajak digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh
lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia,
menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang
berasal dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang yang sangat
dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak juga digunakan
untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) baik dalam hal pembinaan dan
modal. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi
redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi
kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat
mutlak untuk tercapainyafungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan
ekonomi dan sosial yang ada dalammasyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Suparmoko (2000) menyebutkan manfaat pajak digunakan untuk :
- Manfaat pajak yang pertama adalah membiayai pengeluaran-pengeluaran negara seperti
pengeluaran yang bersifat self liquiditing (contohnya adalah pengeluaran untuk proyek
produktif barang ekspor)
- Manfaat pajak yang kedua adalah membiayai pengeluaran reproduktif (pengeluaran yang
memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti pengeluaran untuk pengairan
dan pertanian)
- Manfaat pajak yang ketiga adalah membiayai pengeluaran yang bersifat tidak self
liquiditing dan tidak reproduktif (contohnya adalah pengeluaran untuk pendirian
monumen dan objek rekreasi).
- Manfaat pajak yang keempat adalah membiayai pengeluaran yang tidak produktif
(contohnya adalah pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan
pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu pengeluaran untuk anak
yatim piatu)

9
Adapun yang perlu dipahami oleh masyarakat bahwa tugas fungsi Direktorat Jenderal Pajak
hanya sebatasmengumpulkan uang pajak tersebut, karena dalam hal berapa biaya alokasi untuk
pembangunan fasilitasmaupun infrastruktur adalah wewenang dan melalui persetujuan
DPR/DPRD, sebagai contoh kesaksian masyarakat “ Dua tahun lalu jalan, jalanan di Tayan
masih berupa jalan tanah liat yang dipenuhi genanganair di mana-mana, dan jika musim
penghujan harus ekstra hati-hati mengemudikan kendaraannya. Saatini, kondisi jalan jauh lebih
baik, sehingga perjalanan Pontianak ke Sintang dapat ditempuh dalam waktudelapan jam
perjalanan darat .” Nah apabila di daerah pembaca butuh dana untuk pembangunan serta
menghilangkan kesenjangan dalam distribusi uang pajak silahkan sampaikan kepada wakil
rakyat di DPR.
Fungsi Pajak

Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak terlepas dari
tujuan negara.Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan dengan tujuan negara yang
menjadi landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak maupun tujuan negara semuanya berakar
pada tujuan masyarakat. Tujuan masyarakat inilah yang menjadi falsafah bangsa dan negara.
Oleh karena itu tujuan dan fungsi pajak tidakmungkin lepas dari tujuan dan fungsi yang
mendasarinya. Sehingga pajak yang dipungut dari masyarakat hendaknya dipergunakan untuk
keperluan masyarakat itu sendiri. Maka sebagai salah satu pendapatan Negara yang paling besar,
pajak memiliki beberapa fungsi dan peranan yang cukup vital bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, beberapa fungsi pajak yaitu:
- Fungsi pajak yang pertama adalah sebagai fungsi anggaran atau penerimaan (budgetair):
pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan pemerintah dan bermanfaat
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. Penerimaan negara dari sektor perpajakan
dimasukkan ke dalamkomponen penerimaan dalam negeri pada APBN.
- Fungsi pajak yang kedua adalah sebagai fungsi mengatur (regulerend ) : pajak sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi. Contohnya adalah pengenaan pajak yang lebih tinggi kepada barang mewah
dan minuman keras.
- Fungsi pajak yang ketiga adalah sebagai fungsi stabilitas : pajak sebagai penerimaan
negara dapatdigunakan untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah. Contohnya
adalah kebijakanstabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi dengan cara
mengatur peredaran uang dimasyarakat lewat pemungutan dan penggunaan pajak yang
lebih efisien dan efektif.
- Fungsi pajak yang keempat adalah fungsi redistribusi pendapatan : penerimaan negara
dari pajakdigunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan pembangunan nasional
sehingga dapatmembuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dandigunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajakmerupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk
pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola
oleh pemerintah pusat yang dalam hal sebagiandikelola oleh Direktorat Jendral Pajak
Depertemen Keuangan dan digunakan untuk membiayai rumahtangga Negara,sedangkan Pajak
Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik ditingkat Propinsi
maupun Kabupaten/Kota.

3.2. Saran
Kita sebagai masyarakat di Negara Indonesia wajib membayar pajak untuk kelangsungan
hidup negara inidan juga untuk membangun negara ini agar mencapai kesejahteraan bersama.
Setelah mempelajari materiini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk membayar pajak,
agar pembangunan dapat terus berjalan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,  Perpajakan  Edisi Refisi 2009,ANDI, Yogyakarta, 2009. 

Nurmantu, Safri .Pengantar Perpajakan Edisi 2, Jakarta : Granit, 2003

Purnama Ridwan,Perpajakan,Universitas Terbuka, Jakarta, 2000.

Siahaan P. Marihot,Utang pajak pemenuhan kewajiban dan penagihan pajak dengan surat  paksa,
Rajawali Pers, Jakarta, 2004.

Supramono  , Perpajakan Indonesia  Mekanisme  dan Perhitungan, Yogyakarta: Andi Offset, 2005,

Waluyo,  Perpajakan  Indonesia,Salemba Empat, Jakarta, 2000.

12

Anda mungkin juga menyukai