Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP KESELAMATAN PASIEN DAN LANGKAH-


LANGKAH PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN PADA
RESIKO JATUH
Dosen Pengampu : Ns. Kadek Yudi Aryawan, S.Kep., M.Si.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 7

I KOMANG YUSTIKANTARA (23089014011)


AYU KADEK DEVI ARISKA PUTRI (23089014017)
NI KADEK DIAH AYU OKTARINA (23089901422)
NI PUTU MARIANI (23089014016)
NI KADEK SARI WATI (23089014050)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan rahmat’Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang merupakan tugas dari mata kuliah Keterampilan Dasar
Keperawatan dalam pembuatan makalah dengan judul “ Konsep Keselamatan
Pasien Dan Langkah-Langkah Pelaksanaan Keselamatan Pasien Pada Resiko
Jatuh”. Ini disusun sebagai pedoman mahasiswa untuk memahami konsep
keselamatan pasien dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien pada
resiko jatuh. Kami sampaikan terimakasih kepada Bapak Ns. Kadek Yudi Aryawan,
S.Kep., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah dan semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna bagi ilmu kita serta dapat dijadikan
acuan bagi mahasiswa, dosen dan pembimbing lahan praktik. Demikian harapan
kami para penyusun, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Bungkulan, 16 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keselamatan Pasien (patient safety) ............................................................ 3
2.1.1 Definisi Keselamatan (patient safety) .............................................. 3
2.1.2 Tujuan Keselamatan Pasien ............................................................. 3
2.1.3 6 Sasaran Keselamatan Pasien ......................................................... 4
2.2 Budaya Keselamatan Pasien ...................................................................... 8
2.2.1 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien ............................................. 9
2.2.1 Resiko Jatuh ..................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan pasien merupakan hal yang vital dari sebuah rumah sakit.
Menurut World Health Organization (WHO) (2018), keselamatan pasien
adalah upaya untuk mencegah kesalahan dalam perawatan kesehatan.
Sedangkan menurut Canadian Nurse Association (2015) dan National Institute
Health Research (2016) keselamatan pasien merupakan hal fundamental dalam
perawatan kesehatan yang bertujuan mengurangi kesalahan tindakan untuk
hasil asuhan keperawatan yang optimal. Jadi, keselamatan pasien adalah proses
pencegahan untuk mengurangi kesalahan tindakan dalam praktik perawatan
kesehatan. Untuk itu pemerintah membuat suatu program atau kebijakan.
Program dan kebijakan yang tepat akan bermanfaat dalam mengurangi insiden
keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien menjadi kriteria dasar
dalam praktik keselamatan pasien di rumah sakit. Enam sasaran itu
diantaranya: ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi efektif,
ketepatan pemberian obat, ketepatan prosedur tindakan medis dan
keperawatan, mengurangi resiko infeksi, dan mengurangi resiko jatuh.
Budaya keselamatan pasien merupakan bagian dari budaya organisasi,
karena budaya organisasi merupakan fondasi dari budaya keselatan pasien
(Flemming, 2008). Suatu budaya keselamatan pasien harus dibangun dimana
setiap orang dapat melaporkan insiden keselamatan pasien (KTD/KNC) tanpa
takut akan dihukum. Apabila budaya tersebut menjadi nilai dan persepsi
bersama anggota organisasi, maka budaya keselamatan pasien diyakini telah
menjadi budaya organisasi.
Jatuh merupakan suatu kondisi atau kejadian yang dapat menyebabkan
seseorang berada di tanah, permukaan yang lebih rendah, sedangkan risiko
jatuh merupakan peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh pada pasien
(Prasiska, 2018). Risiko Jatuh adalah pasien yang beresiko untuk jatuh yang
umumnya disebabkan oleh factor lingkungan dan factor fisiologis yang dapat
berakibat cidera. Dimana saja kemungkinan Pasien dapat jatuh diantaranya

1
pada Ruang Gawat Darurat, Ruang Observasi, Ruang Rawat Inap, Ruang
Rawat Jalan dan Ruang Persalinan/ PONED.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien?
2. Bagiamana tujuan dari keselamatan pasien?
3. Apa saja enam sasaran keselamatan pasien?
4. Bagiamana budaya keselamatan pasien?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien?
2. Untuk mengetahui tujuan dari keselamatan pasien?
3. Untuk mengetahui enam sasaran keselamatan pasien?
Untuk mengetahui budaya keselamatan pasien?
1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat


mengetahui apa saja hal-hal yang terkait dengan konsep keselamatan
pasien dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien pada
resiko jatuh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keselamatan Pasien (Patient Safety)


2.1.1 Definisi Keselamatan Pasien (Patient safety)
Menurut (DepkesRI,2011), keselamatan pasien (patient safety)
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman dalam upaya mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Menurut (WHO) (Mulyana, 2013),
keselamatan pasien (Patient safety) adalah prinsip dasar dari perawat
kesehatan. Kesalamatan pasien merupakan sebuah sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tindakan tersebut terdiri
dari asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
2.1.2 Tujuan Keselamatan Pasien
Menurut (Mulyana, 2013) Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KPRS). Tujuan program keselamatan pasien di rumah sakit
antara lain:

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit


2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan

3
2.1.3 6 Sasaran Keselamatan Pasien
Menurut (Darliana, D. 2016). Untuk meningkatkan keselamatan
pasien maka perawat harus memahami 6 sasaran penting keselamatan
pasien, 6 sasaran keselamatan pasien tersebut sebagai berikut:
1. Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien
Ketepatan identitas pasien merupakan sasaran pertama yang
harus diperhatikan pasien untuk mengurangi terjadinya kejadian
yang tidak diinginkan selama di rumah sakit. Perawat harus
memperhatikan apakah identitas pasien sudah benar atau tidak,
untuk memastikan ketepatan identitas pasien perawat harus
mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yng
digunakan oleh pasien, selain itu perawat juga bisa menanyakan
langsung kepada pasien mengenai nama pasien, umur pasien dan
tempat serta tanggal lahir pasien. Ketepatan identitas pasien sangat
wajib diperhatikan untuk menghindari kesalahan dalam pemberian
asuhan keperawatan maupun pemberian terapi, salam pemberian
terapi dan asuhan keperawatan dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pasien selama dirumah sakit, dampak yang sangat besar
akan dialami oleh pasien apabila perawat teledor dalam memberikan
terapi dan asuhan keperawaran akibat tidak teliti dalam mengnali
identitas pasien.

2. Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif


Komunikasi sangatlah penting untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang akan diberikan perawat terhadap pasien. Sebelum
perawat menangani pasien , perawat harus mengumpulkan data-data
yang dimiliki oleh pasien yang tentunya didaapat dari pasien itu
sendiri. Apabila perawat tidak memiliki komunikasi yang efektif
maka perawat tidak akan bisa mendapat data objektif dari pasien,
apabila perawat tidak dapat membina hubungan saling percaya
terhadap pasien maka pasien pun enggan untuk memberikan masalah
nya kepada perawat, selain itu apabila perawat tidak dapat
berkomunikasi secara efektif kepada pasien maka dia tidak akan

4
mengetahui hal penting apa saja yang harus dia tanyakan kepada
pasien, bukan malah mendapat informasi penting dengan pasien
,perawat malah mendapatkan hal tidak penting bahkan membuat
pasien marah kepadanya. Komunikasi efektif selain dilakukan
perawat kepada pasien, dilakukan juga terhadap perawat dengan
tenaga medis yang lainnya, apabila perawat tidak dapat
berkomunikasi secara efektif terhadap tenaga medis lain mengenai
sesuatu yang berhubungan dengan pasien maka juga akan
mempengaruhi keselamatan pasien. Misalnya data yang perawat
dapat dari pasien A adalah B, namun karena perawat tidak dapat
mengkomunikasikan dengan bener kepada tenaga medis yang lain,
baik itu dokter, farmasi dan ahli gizi sehingga tenaga medis lainnya
bukan memahami pasien A dengan data B malah berasumsi pasien
A dengan data C dikarenakan kesalahan perawat dalam
menyampaikan komunikasi kepada tenaga medis lainnya, ini dapat
berbahaya kepada keselamatan pasien karena beda data yang diberi
beda pula layanan kesehatan yang akan diterima.
3. Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Obat merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada
pasien yang bertujuan untuk membantu pasien untuk pulih
kekeadaan semula atau membantu pasien mengurangi rasa sakit
yang dialaminya, maka dari itu perawat harus mengawasi dan
mewaspadai pemberian obat kepada pasien untuk mencapai tujuan
dari pemberian obat itu. Salah satu cara untuk meningkatkan
keselamatan pasien adalah dengan memperhatikan proses pemberian
obat. Ada 30 prinsip pemberian obat yang harus diperhatikan
perawat dalam memberikan obat kepada pasien, prinsip ini sudah
sangat berkembang yang awalnya hanya 7 prinsip benar pemberian
obat berkembang menjadi 30 prinsip benar pemberian obat,
perkembangan ini bukan untuk menambah beban kerja perawat
namun merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan
pasien yang diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat.

5
Meningkatkan keamanan obat merupakan cara untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dalam pemberian obat, apabila pasien salah
menerima obat maka akan berakibat fatal untuk kesehatan pasien.
Umumnya pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh bagian
farmasi atau apoteker namun tak jarang ini menjadi tugas perawat
diakibatkan oleh minimnya tenaga kesehatan dibidang tersebut. Jika
pemberian obat diberikan oleh farmasi ataupun apoteker perawat tak
juga harus lepas tangan sepenuhnya terhadap pemberian obat kepada
pasien, perawat juga harus mewaspadai ataupun memantau proses
pemberian obat tersebut, agar obat yang diberikan kepada pasien
benar dan tepat.
4. Sasaran IV: Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi
merupakan sasaran keselamatan pasien ke empat, mengapa hal ini
penting untuk diketahui? Agar tidak terjadinya kesalahan yang
tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah sakit.
Kepastian lokasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan
perawat pertama kali, perawat harus mengetahui mana bagian yang
harus dioperasi, jangan sampai terjadi kesalahan yang seharusnya
dioperasi bagian perut sebelah perut kanan karena kurangnya
perhatian perawat mengetahui lokasi yang akan dioperasi malah
terjadi pembedahan diperut sebelah kiri, selain itu memperhatikan
lokasi operasi bukan hanya diperhatikan oleh perawat namun semua
tenaga medis yang akan membantu tindakan operasi termasuk
dokter. Setelah mengetahui lokasi operasi selanjutnya yang harus
diketahui adalah prosedur yang akan dilakukan, ketepatan prosedur
merupakan langkah kedua setelah mengetahui lokasi, jangan sampai
karena perawat lalai untuk memahami prosedur yang akan dilakukan
sehingga berakibat buruk pada pasien pacsa atau pra operasi, setelah
lokasi sudah benar, prosedur yang akan dilakukan sudah diketahui
dan sudah tepat maka selanjutnya adalah tepat operasi. Tepat operasi
bisa terjadi seiring bersamaan dengan sudah terjadinya ketepatan

6
lokasi, ketepatan prosedur sehingga terciptalah ketepatan operasi,
untuk mencapai ketepatan operasi perawat harus mendata ulang
ataupun mengecek data ulang apakah benar pasien, tepat lokasi dan
tepat prosedur yang dilaksanakan.

5. Sasaran V: Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan


Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya sarang
penyakit dan tempat seorang pasien berharap dapat sehat dan tak
merasa kesakitan. Sasaran penting keselamatan pasien ke lima
meruapakan pengurangan resiko infeksi, infeksi sangat mudah
terjadi dirumah sakit, mulai dari kelalaian perawat dalam
memperhatikan alat-alat yang digunakan pasien dalam pengobatan
dirumah sakit hingga kelalaian perawat menjaga kebersihan diri
sebelum menangani pasien. Umumnya pasien kerumah sakit untuk
sehat, namun kelalaian-kelalaian yang dilakukan tenaga medis
malah membuat pasien terinfeksi penyakit baru, hal ini lah yang
harus dihindari agar angka kecelakaan dirumah sakit dapat
kerkurang. Kecelakaan dirumah sakit bukan hanya pasien dalam
keadaan fisik luar yang terganggu namun juga keadaan fisik dalam
dan keadaan fisiologisnya. Maka dari itu perawat harus memahami
bagaimana cara untuk mencegah pasien terinfeksi akibat pelayanan
kesehatan, salah satu caranya bisa selalu memastikan setiap alat
kesehatan yang digunakan ditubuh atau sebelum digunakan dalam
keadaan bersih dan steril kemudia selalu membersihkan diri serta
menggunakan alat pelindung diri sebelum, saat dan setelah
melakukan interaksi dengan pasien. Saat ini sangat marak terjadi
infeksi nosokomial dirumah sakit oleh sebab itu penting bagi
perawat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan sasaran ke
lima ini untuk meningkatkan angka keselamatan pasien dirumah
sakit.
6. Sasaran VI: Pengurangan resiko pasien jatuh
Sasaran keselamatan yang terakhir yang harus diketahui
perawat adalah resiko jatuh. Masih sering terjadi pasien jatuh, baik

7
dari tempat tidur atau pada saat berjalan ingin kekamar mandi. Hal
ini harus diperhatikan oleh perawat. Perawat harus memastikan
keselamatan pasien selama berada dirumah sakit, merawat harus
memastikan bahwa pasien tidak terjatuh selama dirumah sakit
karena ini akan mempengaruhi kondisi fisik dari pasien. Namun
mengenai pasien jatuh tak mesti perawat 24 jam harus bersama
pasien dan menjaga pasien agar tak jatuh. Perawat dapat memberika
pendidikan kesehatan dan keselamatan terhadap keluarga pasien
yang menjaga untuk memperhatikan keadaan pasien dan selalu
mendampingi pasien pada saat ingin berjalan kekamar mandi, dan
selalu memperhatikan keselamatan pasien selama ditempat tidur.

2.2 Budaya Keselamatan Pasien


Budaya keselamatan pasien adalah sejauh mana keyakinan, nilai,
dan norma organisasi mendukung dan mempromosikan keselamatan pasien.
Keyakinan ini meluas ke semua tingkat organisasi (misalnya; sistem,
departemen, unit) dan mempengaruhi tindakan dan perilaku staf di seluruh
organisasi. Budaya keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap,
kompetensi dan pola perilaku individu dan kelompok yang menentukan
komitmen, style dan kemampuan suatu organisasi pelayanan kesehatan
terhadap program keselamatan pasien (Kemenkes, 2017).
Menurut Fleming (2006) dalam Hamdani (2007), budaya
keselamatan pasien merupakan suatu hal yang penting karena membangun
budaya keselamatan pasien merupakan suatu cara untuk membangun
program keselamatan pasien secara keseluruhan, karena apabila kita lebih
fokus pada budaya keselamatan pasien maka akan lebih menghasilkan
keselamatan yang lebih apabila dibandingkan hanya dengan memfokuskan
programnya saja. Walshe dan Boalden (2006) dalam Hamdani (2007)
menyatakan bahwa kesalahan medis sangat jarang disebabkan oleh faktor
kesalahan manusia secara individu, namun lebih banyak disebabkan karena
kesalahan sistem di rumah sakit yang mengakibatkan rantai-rantai sistem
terputus.

8
2.3 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien
Survei Hospital Survey On Patient Safety Culture mengukur budaya
keselamatan pasien dari segi perspektif staf rumah sakit. Survei ini dapat
mengukur budaya keselamatan pasien untuk seluruh staf rumah sakit dari
housekeeping, bagian keamanan, sampai dokter dan perawat. AHRQ
menilai budaya keselamatan pasien dipengaruhi oleh 3 aspek yang dibagi
kedalam 12 dimensi, diantaranya (AHRQ, 2004):

1. Tingkat unit, terdiri atas dimensi:


a. Supervisor/manager action promoting safety
b. Organizational learning – perbaikan berkelanjutan
c. Kerja sama dalam unit di rumah sakit
d. Komunikasi terbuka
e. Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan
f. Respon tidak mempersalahkan terhadap kesalahan (respon
nonpunitive)
g. Staffing
2. Tingkat rumah sakit, terdiri atas dimensi:
a. Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien,
b. Kerja sama antar unit di rumah sakit,
c. Handsoff/perpindahan dan transisi pasien.
3. Keluaran, terdiri atas dimensi:
a. Persepsi keseluruhan staf di rumah sakit terkait
keselamatan pasien
b. Frekuensi pelaporan kejadian

2.4 Resiko Jatuh


Jatuh merupakan suatu peristiwa yang dilaporkan penderita atau
saksi mata, yang melihat kejadian dan mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka (Sofyan et al., 2011). Insiden jatuh dapat
disebabkan oleh cahaya ruangan yang kurang, lantal licin, penglihatan yang

9
kurang, tersandung benda-benda, alas kaki kurang pas dan tidak berhati-hati
saat turun tangga. Jatuh juga mengakibatkan luka yang menyebabkan sakit,
patah tulang, kecacatan, pendarahan pada otak dan meninggal.

Cara pencegahan pada resiko jatuh yaitu memasang segitiga resiko


jatuh, pastikan lingkungan atau lantai tidak licin, pastikan pengaman tempat
tidur terpasang dengan baik, pastikan rem roda tempat tidur terkunci,
singkirkan barang berbahaya seperti barang pecah belah, lampu menyala
terang pada saat malam / gelap, kamar mandi dan wc terpasang sidereal,
pasang gelang penanda resiko jatuh dan pastikan brankard atau kursi roda
terkunci saat stasioner. Jika pasien jatuh jangan langsung menarik ataupun
membangungkan pasien dari posisi jatuh, tenangkan diri anda dan pasien,
lalu panggil bantuan / tekan bel pasien (nerse call), periksa adanya cedera
bila pasien cedera biarkan pasien pada posisi saat terjatuh, berikan bantal
agar pasien merasa lebih nyaman dan berikan penanganan medis.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung
jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi
keperawatan, yaitu perawat. Secara umum tujuan etika profesi keperawatan
adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat,
kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.
3.2 Saran
Diharapkan para pembaca mengetahui Sebagai seorang calon perawat,
hendaknya dapat memahami konsep dari etika keperawatan agar dapat
mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik
keperawatan nantinya.
Demikian makalah yang dapat saya buat, smoga bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silakan
sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan
dan memakluminya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Darliana, D. (2016). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Upaya Penerapan
Patient Safety di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
DR.Zainoel Abidin di Banda Aceh. Idea Nursing Jurnal. Vol.7,
No.1, 61-69.

12

Anda mungkin juga menyukai