Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Kajian Issue Di Area Keperawatan dan Gawat Darurat


“PATIENT SAFETY”

KELOMPOK 5

ANNISA IRMA (18301042)


CICI ANJANI (18301044)
DENDI (18301045)
MESSY WULANDARI (18301055)
RESTI JULITA (18301064)
RISKA RAMADANI (18301066)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Kajian Issue Di Area Keperawatan dan Gawat Darurat (Patient Safety)”
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis banyak mendapat bantuan dan masukkan
dari beberapa pihak untuk penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima
kasih kepada Ibu Ns. Wardah, M.Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat. Makalah ini belum sempurna. Penulis menerima kritik dan saran dari pembaca.

Pekanbaru, 13 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.2 Patient Safety...................................................................................................4
a. Definisi Patient Safety...............................................................................4
b. Dasar Hukum tentang Keselamatan Pasien...............................................5
c. Standar Keselamatan Pasien......................................................................5
d. Sasaran Keselamatan Pasien......................................................................7
e. Issue kegawatdaruratan pasien safety........................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................8
3.1 Simpulan..........................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di
setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila
ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan
dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumah sakitan.
Keselamatan pasien telah diakui di banyak negara, dengan kesadaran global dipupuk
oleh Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien dari WHO. Namun tetap ada tantangan yang
signifikan untuk menerapkan kebijakan dan praktik keselamatan pasien. Salah satu
persyaratan mendasar untuk mengadopsi pendekatan baru adalah artikulasi yang jelas tentang
premis dan manifestasinya. Komponen keselamatan pasien telah diungkapkan oleh banyak
ahli, dan model telah dipresentasikan. Namun, satu persepsi tunggal yang dapat membantu
adopsi menyeluruh terhadap perawatan kesehatan pasien di seluruh dunia belum tersedia.
Modul ini bertujuan untuk menawarkan itu. Setelah memperkenalkan poin penting dalam
sejarah perkembangan keselamatan pasien, kami menawarkan sebuah definisi, deskripsi, dan
akhirnya, model keselamatan pasien. Seiring sejarah intelektual keselamatan pasien
berkembang, semakin penting untuk menentukan keselamatann pasien. Apakah keselamatan
pasien adalah cara untuk melakukan sesuatu- yaitu filosofi (dengan kerangka kerja penjelas,
prinsip etika, dan metode) dan disiplin (dengan keahlian)? Ataukah atribut- maksud, tujuan
dan kondisi (aman), properti yang muncul dari sistem? Definisi yang ada sepertinya sangat
beragam dan mengundang pertanyaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana kajian issue di area keperawatan gawat darurat dalam konsep patient safety?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Issue di area keperawatan gawat darurat dalam konsep
patient safety.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang Patient Safety
a. Untuk mengetahui tentang Definisi Patient Safety
b. Untuk mengetahui tentang Dasar Hukum tentang Keselamatan Pasien
c. Untuk mengetahui tentang Standar Keselamatan Pasien
d. Untuk mengetahui tentang Sasaran Keselamatan Pasien
e. Issue kegawatdaruratan dalam konsep patient safety.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Patient Safety
a. Definisi
Keselamatan pasien adalah bebas dari cedera (harm) yang seharusnya tidak terjadi
atau potensial cedera akibat dari pelayanan kesehatan yang disebabkan error yang
meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai
tujuan (Wardhani, 2017). Menurut peraturan menteri kesehatan no. 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessment risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Badan Keselamatan Pasien Nasional (National Patient Safety Foundation/NPSF)
mendefinisikan keselamatan pasien sebagai pencegahan kesalahan pelayanan kesehatan,
dan mengeliminasi atau mencegah kecelakaan pasien yang disebabkan oleh kesalahan
pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit merupakan suatu
sistem dimana rumah sakit membuat pelayanan pasien menjadi lebih aman. Sistem
tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalisasi timbulnya risiko (Hanif,
2020).
b. Dasar hukum tentang keselamatan pasien
- UU No. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 2
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 ayat 2, pasal 19, pasal 54
- UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 13 ayat 3, pasal 32, dan pasal 43
- Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien.
c. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tidak
diharapkan
2. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja serta keselamatan pasien.
5. Peran dan kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
 Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi
 Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktf untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi kejadian tidak
diharapkan
 Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antara unit
dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan
pasien
 Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji,
dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien
 Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan
kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas. Rumah sakit
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan
dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam
pelayanan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. Transmisi data
dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
d. Sasaran keselamatan pasien
1. Ketepatan identifikasi pasien
 Memasang gelang identitas (laki-laki & perempuan)
 Identifikasi sebelum melakukan pemberian obat, melakukan tindakan, tansfusi
darah dan melakukan pengambilan darah
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
 Gunakan komunikasi terapeutik dengan baik dengan pasien dan keluarga
 Gunakan SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) sebagai
komunikasi efektif dalam serah terima tugas (overan)
3. Meningkatkan keamanan dari obat yang perlu diwaspadai
 Lakukan pemberian obat dengan benar
 Waspadai saat pemberian obat
4. Memastikan benar tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien operasi
 Identifikasi penandaan lokasi operasi dengan cara melibatkan pasien dan
keluarga
 Verifikasi dokumen dan peralatan yang dibutuhkan
 Pengisian ceklist keselamatan pasien
5. Mengurangi resiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
 Hand hygiene (6 langkah mencuci tangan menurut WHO)
 Lakukan di 5 moment penting dalam membersihkan tangan (cuci tangan)
6. Mengurangi resiko pasien jatu
e. Issue kegawatdaruratan dalam konsep patient safety
Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan dirumah sakit yang
dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Adapun fungsi IGD adalah
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan juga asuhan keperawatan serta pelayanan
pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Sebagai unit
pelayanan yang menanggulangi penderita gawat darurat, IGD merupakan high clinical risks
areas, oleh karena itu pelayanan di IGD harus dikelola sedemikian rupa sehingga pasien
mendapatkan perawatan yang baik dan aman, salah satu upaya untuk mewujudkan
pelayanan yang aman adalah kembali lagi dengan penerapan patient safety yang baik di
IGD. Training keselamatan pasien (patient safety) telah dilaksanakan secara rutin setiap satu
tahun sekali bagi perawat Instalasi Gawat Darurat dengan tujuan meningkatkan dan merivew
(pengulangan kembali) mengenai pengetahuan terkait keselamatan pasien (patient safety)
pada perawat.
Isu tentang keselamatan pasien mendapatkan perhatian serius dari pemerintah seperti
yang dituangkan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dan Undang-
Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009. Rumah sakit wajib memenuhi hak pasien
memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan dirumah
sakit.Berdasarkan Permenkes 1691/ MENKES/ PER/VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit bahwa setiap rumah sakit diwajibkan melaksanakan dan menerapkan
manajemen keselamatan pasien.
World Health Organitation (WHO) melaporkan studi pada 58 rumah sakit di Argentina,
Colombia, Costa Rica, Mexico and Peru oleh IBEAS (The Latin American Study of Adverse
Events) dan melibatkan 11.379 pasien rawat inap. Dari hasil studi tersebut 10% admisi
mengalami insiden keselamatan pasien akibat pelayanan kesehatan. Insiden keselamatan
pasien ini disebabkan oleh berbagai sebab yang salah satu diantaranya adalah mahasiswa
yang sedang menjalani praktik klinik. (WHO Patient Safety Curriculum Guide, 2012).
Berdasarkan pelaporan data tentang kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris
cidera (KNC) belum banyak dilakukan oleh rumah sakit di seluruh Indonesia. Data yang
dimiliki Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) dari tahun 2006-2011
berdasarkan jenis kejadian, KTD sebanyak 249 laporan, KNC sebanyak 283 laporan.
Berdasarkan unit penyebab, dari keperawatan terdapat 207 laporan, farmasi 80 laporan,
laboratorium 41laporan, dokter 33 laporan, sarana prasarana 25 laporan (Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Indonesia 2011). Dari laporan Peta Nasional, Insiden
Keselamatan Pasien di rumah sakit Indonesia menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10
insiden yang dilaporkan, termasuk kesalahan pengobatan yang merupakan salah satu
indikator keselamatan pasien Angka kesalahan pengobatan yang terjadi pada pasien yang
dirawat di rumah sakit berkisar antara 4%-17%. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
mutu pelayanan dan biaya perawatan pasien ( dalam penelitian Marlina Adrini, dkk,2015)
Berdasarkan hasil Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia XII (PERSI) pada
bulan November 2012, bahwa kejadian pasien jatuh termasuk ke dalam tiga besar insiden
medis rumah sakit. Insiden ini menduduki peringkat kedua setelah medicine error. Dari
laporan tersebut didapatkan data kejadian jatuh sebanyak 34 kejadian. Hal ini
membuktikan bahwa kejadian jatuh pasien masih tinggi di Indonesia (Komariah, 2012).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Keselamatan pasien adalah bebas dari cedera (harm) yang seharusnya tidak terjadi atau
potensial cedera akibat dari pelayanan kesehatan yang disebabkan error yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
2. Dasar hukum tentang keselamatan pasien
- UU No. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 2
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 ayat 2, pasal 19, pasal 54
- UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 13 ayat 3, pasal 32, dan pasal 43
- Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien.
3. Issue kegawatdaruratan konsep patient safety
Isu tentang keselamatan pasien mendapatkan perhatian serius dari pemerintah seperti
yang dituangkan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dan Undang-
Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam menerapkan asuhan keperawatan gawat darurat khususnya pasien safety dan
trend issue kegawatdaruratan patient safety.
DAFTAR PUSTAKA

Hanif, N. A. (2020. October 23). Peran Perawat Terhadap Issue Keselamatan Pasien Pada Ruang
IGD. https://doi.org/10.31219/osf.io/8c3ed

Ismainar, Hetty. 2019. Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Wardhani, Viera. 2017. Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai