Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN MUTU

KEPERAWATAN : PSBH DAN KONSEP POA DALAM


MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh

Kelompok 1:

1. Andrian Sahid (18301040)


2. Anila Zulfiana (18301041)
3. Anisa Irma (18301042)
4. Aulia Indah Pramesti (18301043)
5. Cici Anjani (18301044)
6. Dendi (18301045)

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. hanya karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya makalah dapat selesai tepat waktu. Salawat dan salam tidak lupa
ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. Tujuan penulisan makalah “Manajemen
Mutu Keperawatan: PSBH dan Konsep POA dalam Manajemen Keperwatan”
untuk menambah wawasan pembaca. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.
Emulyani, M.Kep., selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen keperawatan atas
bimbingan yang diberikan dalam penyusun makalah. Penulisan makalah belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca.

Pekanbaru, 28 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................... 1
1. Tujuan Umum................................................................... 1
2. Tujuan Khusus.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 3
A. Manajemen mutu pelayanan................................................... 3
B. Konsep PSBH......................................................................... 8
C. Konsep POA dalam manajemen Keperawatan....................... 15
D. Rancangan POA dalam manajemen keperawatan.................. 16
BAB III PENUTUP.......................................................................... 20
A. Kesimpulan ............................................................................ 20
B. Saran....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 21

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dalam mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan keperawatan
adalah asuhan keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi
kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan
empathy) (Bauket al, 2013).
Problem Solving for Better Hospitals (PSBHospitals) adalah suatu
pendekatan untuk mengatasi berbagai masalah di rumahsakit dengan cara
yang mudah, menarik, dan dilakukan dengan suka hati (Smith, 1993).
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan
kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi,
menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah, mencari penyebab
masalah dengan salah satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu
melakukan penyuunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Plan of Action
(PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah
proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat membahas tentang


“Bagaimana manajemen mutu keperawatan: PSBH dan konsep POA dalam
manajemen keperawatan?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

1
Untuk mengetahui manajmen mutu keperawatan: PSBH dan
konsep POA dalam manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu memahami manajmen mutu keperawatan.
2. Mampu memahami konsep tentang PSBH.
3. Mampu memahami konsep dari POA dalam manajemen keperawatan.
4. Mampu memahami rancangan POA manajemen keperawatan.

2
BAB II
PENDAHULUAN
A. Manajemen Mutu Keperawatan
1. Definisi Manajemen Mutu
Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris, “Quality” yang berarti
kualitas. Dengan hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang
berhubungan dengan gairah dan harga diri. Sesuai keberadaannya, mutu
dipandang sebagai nilai tertinggi dari suatu produk atau jasa. Menurut
Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan
(Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang
telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya. Bagi setiap
institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan
tugas yang paling penting. Mutu dalam pengertian relatif memiliki dua
aspek. Pertama, mutu di ukur dan di nilai berdasarkan persyaratan kriteria
dan spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Kedua, konsep ini mengakomodasi keinginan konsumen atau pelanggan,
sebab didalam penetapan standar produk dan atau jasa yang akan
dihasilkan memperhatikan syarat-syarat yang dikehendaki pelanggan, dan
perubahan-perubahan standar antara lain juga didasarkan atas keinginan
konsumen atau pelanggan, bukan semata-mata kehendak produsen. 
Manajemen mutu adalah suatu proses manajemen dengan
pendekatan perilaku atau budaya organisasi yang berorientasi pada
peningkatan mutu terus-menerus dan kepuasan pelanggan dengan
dukungan komitmen kepemimpinan, kebersamaan karyawan serta secara
lintas fungsional, menyeluruh terpadu dengan pendekatan system dan di
sadari metode ilmiah dan pemecahan masalah serta pengambilan
keputusan. Manajemen mutu juga mempunyai beberapa pengertian.
Menurut Ishikawa dalam M. N. Nasution (2001), manajemen mutu adalah
gabungan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan

3
dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
Definisi lainnya mengatakan bahwa manajemen mutu merupakan sistem
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi. Manajemen mutu merupakan sistem manajemen yang berfokus
pada individu atau karyawan.
2. Manfaat Manajemen Mutu
a. Bagi Karyawan:
1) Kejelasan tugas dan wewenang
2) Peningkatan prestasi kerja & kepuasan kerja
3) Keyakinan akan kebenaran cara penanganan pekerjaan
4) Peningkatan motivasi & prestasi kerja
b. Bagi Pelanggan:
1) Menumbuhkan rasa keyakin
2) Menumbuhkan kepuasan pelanggan
3. Prinsip yang harus dilakukan dalamm penerapan Sistem Manajemen
Mutu
a. Berfokus pada pelanggan
b. Kepemimpinan
c. Keterlibatan setiap orang
d. Pendekatan proses
e. Pendekatan sistem manajemen
f. Peningkatan terus-menerus
g. Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan
4. Perubahan Menuju Manajemen Mutu
a. Pembangunan yg progresif
b. Kesejahteraan yg makin meningkat
c. Tuntutan lebih profesional
d. Otonomi organisasi

4
e. Masalah Manajerial Internal
f. Persaingan
g. Iptek terbuka
h. Globalisasi – pasar bebas
5. Manajemen Mutu Pelayanan Dalam
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dalam mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan keperawatan
adalah asuhan keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi
kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness,
dan empathy) (Bauk et al, 2013). Mutu pelayanan keperawatan merupakan
suatu pelayanan yang menggambarkan produk dari pelayanan
keperawatan itu sendiri yang meliputi secara biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual pada individu sakit maupun yang sehat dan dilakukan sesuai
standar keperawatan (Asmuji, 2012).
Berdasarkan pernyataan ketiga teori diatas dapat disimpulkan
bahwa pelayanan keperawatan merupakan kegiatan atau upaya pelayanan
yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.
6. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan
Menurut Nursamalamcit Triwibowo (2013) tujuan mutu pelayanan
keperawatan terdapat 5 tahap yaitu:
a. Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria. Dimaksudkan
agar asuhan keperawatan lebih terstruktur dan terencana berdasarkan
standar criteria masing-masing perawat.
b. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan
kriteria. Informasi disini diharapkan untuk lebih mendukung dalam
proses asuhan keperawatan dan sebagai pengukuran kualitas pelayanan
keperawatan.

5
c. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Dalam memilih
informasi yang akurat diharuskan penyeleksian yang ketat dan
berkesinambungan. Beberapa informasi juga didapatkan dari pasien itu
sendiri.
d. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Perawat
dapat menyeleksi data dari pasien dan kemudian menganalisa satu -
persatu.
e. Tahap kelima adalah evaluasi ulang. Dihahapin berfungsi untuk
meminimkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan pada asuhan
dan tidak anak keperawatan.

Tujuan keperawatan merupakan hal yang harus direncanakan secara


optimal oleh perawat. Tujuan keperawatan menurut Gilliescit Asmuji
(2012) menyebutkan:

a. Tujuan keperawatan harus jelas, sehingga tercipta output keberhasilan


yang optimal. Dari hasil yang optimal maka akan mendukung kinerja
dan meningkatkan kerja perawat.
b. Tujuan yang memiliki criteria sulit dan menantang harus
dikolaborasikan dengan tim sejawat lain maupun tim medislainnya.
Disini perawat tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan secara
persepsi tetapi secara rasional berdasarkan hasil diskusi.
c. Tujuan keperawatan diharuskan dapat diukur, berisi ketentuan
kuantitatif sehingga akan lebih mudah membandingkan seberapa besar
pencapaian keberhasilan tersebut.
d. Tujuan keperawatan harus berdasarkan waktu yang ditentukan, agar
pencapaian target lebih baik lagi. Waktu yang optimal dilaksanakan
dengan target dan tidak mengesampingkan kolaborasi dengan pasien.

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Keperawatan

6
Menurut Triwibowo (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi
mutu pelayanan keperawatan itu sendiri meliputi 7 kriteria diantaranya:
a. Mengenal kemampuan diri, seorang perawat sebelum melakukan
sebuah tindakan keperawatan kepada pasien harus mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang ada pada diri perawat sendiri. Karena
intropeksi diri yang baik akan menghasilkan atau meminimalisir
kejadian yang tidak di inginkan.
b. Meningkatkan kerjasama, perawat harus berkerja sama dalam
melakukan asuhan keperawatan baik dengan tim medis, teman sejawat
perawat, pasien dan keluarga pasien.
c. Pengetahuan keterampilan masa kini, dimaksudkan agar perawat lebih
memiliki pengetahuan yang luas dan berfungsi dalam penyelesaian
keluhan pasien dengan cermat dan baik.
d. Penyelesaian tugas, perawat merupakan anggota tim medis yang paling
dekat dengan pasien. Oleh Karena itu, perawat dituntut untuk
mengetahui keluhan pasien dengan mendetail dan melakukan
pendokumentasian teliti setelah melakukan asuhan.
e. Pertimbangan prioritas keperawatan, seorang perawat harus mampu
melakukan penilaian dan tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas
utama pasien.
f. Evaluasi berkelanjutan, setelah melakukan perencanaan perawat juga
harus melakukan evaluasi pasien agar tindakan perawatan berjalan
dengan baik, dan perawat mampu melakukan pemantauan evaluasi
secara berkelanjutan.
8. Mutu Pelayanan keperawatan
Menurut Nursalam (2013) suatu pelayanan keperawatan harus
memiliki mutu yang baik dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah:
a. Caring adalah sikap perduli yang ditunjukkan oleh perawat kepada
pasiennya. Perawat akan senantiasa memberikan asuhan dengan

7
sikap yang siap tanggap dan perawatmu dah dihubungi pada saat
pasien membutuhkan perawatan.
b. Kolaborasi adalah tindakan kerjasama antara perawat dengan
anggota medis lain, pasien, keluarga pasien, dan tim sejawat
keperawatan dalam menyelesaikan prioritas perencanaan pasien.
Disini perawat juga bertanggung jawab penuh dalam kesembuhan
dan memotivasi pasien.
c. Kecepatan, suatu sikap perawat yang cepat dan tepat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Di mana perawat menunjukkan
sikap yang tidak acuh tak acuh, tetapi akan memberikan sikap baik
kepada pasien.
d. Empati adalah sikap yang harus ada pada semua perawat. Perawat
akan selalu memperhatikan dan mendengarkan keluh kesah yang
dialami pasien. Tetapi perawat tidak bersikap simpati, sehingga
perawat dapat membimbing kepercayaan pasien.
e. Courtesy adalah sopan santun yang ada pada diri perawat sendiri.
Perawat tidak akan cenderung membela satu pihak, tetapi perawat
akan bersikap netral kepada siapa pun pasien mereka. Perawat juga
akan menghargai pendapat pasien, keluarga pasien, dan tim medis
lain dalam hal kebaikan dan kemajuan pasien.
f. Sincerity adalah kejujuran dalam diri perawat. Jujur juga merupkan
salah satu kunci keberhasilan perawat dalam hal perawatan kepada
pasien. Perawat akan bertanggung jawab atas kesembuhan dan
keluhan yang dialami pasien.
g. Komunikasi teraupetik merupakan salah satu cara yang paling
mudah untuk dilakukan perawat dalam memberikan asuhan. Karena
komunikasi teraupetik sendiri merupakan cara efektif agar pasien
merasa nyaman dan lebih terbuka dengan perawat.

B. Konsep PSBH

8
1. Pengertian PHSB
Problem Solving for Better Hospitals (PSBH) adalah suatu pendekatan
untuk mengatasu berbagai masalah dirumah sakit dengan cara yang
mudah, menarik, dan dilakukan dengan senang hati. PSBH adalah
falsafah, cara berfikir, pendekatan dan komitmen pribadi untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan sumber yang ada.
Pendekatan PSBH ini mengarahkan agar supaya untuk suatu masalah
para problem solvers mampu :
a) menggunakan ide dan inovasi baru untuk mengatasi masalah-
masalah yang sudah lama ada di rumahsakit dan selama ini tidak
dapat diatasi.
b)  mengunakan sumber daya(biaya) yang dimiliki dan tidak
meminta tambahan sumber daya untuk mengatasi suatu masalah.
c) mengupayakan agar supaya masalah yang sudah dapat diatasi
tidak timbul lagi dengan mensinambungkan kegiatan untuk
mengatasi masalah tersebut.
2. Misi dan falsafah
Misi PSBH adalah untuk membantu karyawan dalam melaksanakan
upaya problem solving skala kecil yang secara langsung dapat memberi
manfaat bagi banyak orang, adapun falsafah PSBH adalah bahwa
meskipun terjadi kekurangan dana diseluruh dunia, para tenaga kesehatan
yang paling depan dan mereka mempunyai kepedulian dan minat, dapat
menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai dampak yang lebih
besar dalam mengatasi masalah kesehatan setempat dibanding dengan
yang secara umum telah dicapai.
Proses Problem Solving for Better Hospitals (PSBH) 
Proses PSBH bila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh
karyawan rumah sakit, seperti pepatah Ethiopia.
“ Apabila Sarang Laba-laba bersatu, Ia dapat mengikat seekor
Singa”.

9
Proses PSBH ini terdiri dari 5 (lima) langkah yaitu :
a) Definisikan Masalah
Langkah pertama dalam melaksanakan pendekatan PSBH,
karyawan untuk bisa mendefinisikan masalah dengan menulis
sebuah masalah ditempat kerja secara jelas demi kepentingan diri
sendiri dan orang lain dimana masalah itu benar-banar ada. Sering
sekali orang tertipu didalam mendefinisikan masalah sehingga
sumber daya yang berharga terbuang sia-sia dalam melaksanakan
kegiatan yang salah karena dalam mendefisinikan masalah terjadi
kesalahan. Masalah yang disampaikan harus riil (nyata) dan benar-
benar ada dan terjadi ditempat kerja. Sebagai prinsip dalam
mendefisinikan masalah,”Jangan menciptakan suatu masalah (yang
tidak ada) karena mereka tidak mungkin dapat mengatasi masalah
maya (virtual) yang mereka ciptakan”.
b) Tentukan Bagian Realistik dari Masalah.
Langkah kedua dalam PSBH, masalah yang ada untuk dikaji
kembali dan mendifinisikan kembali masalahnya sehingga masalah
tersebut bisa diatasi. Dan dengan mendefinisikan masalahnya
secara jelas, maka prioritas masalah yang dihadapi dapat
ditentukan pula. Dalam langkah kedua ini prinsipnya yaitu
mengatasi masalah bagian demi bagian. Adapun caranya adalah
dengan mengambil bagian yang kecil dari masalah, bagian yang
realistik dapat dikelola, kemudian mengatasi setiap bagian kecil
tersebut sebelum mengatasi bagian yang lain.
c) Definisikan Suatu Solusi.
Setelah mendefinisikan masalah dengan jelas dan menentukan
apakah masalah tersebut diatasi, langkah berikutnya untuk
mendefinisikan solusinya, yang kemudian mempertimbangkan
beberapa jenis solusi. Jenis-jenis solusinya dapat berupa
pendidikan, biomedis, psikologi, ekonomi, usaha mikro, hokum,

10
pelatihan mapun lingkungan,     kemudian tulis solusinya dalam
bentuk Pertanyaan yang Baik (Good Qoestion), relevan,
didefinisikan dengan baik, dan dapat dijawab. Pertanyaan tersebut
harus mencakup semua elemen dibawah ini dan mengikuti format
sebagai berikut :
Apakah dengan :
Melakukan Kegiatan apa ?
Dengan Siapa atau untuk Siapa ?
Dimana ?
Untuk berpapa lama ?
Mencapai tujuan yang diinginkan ?
d) Menyusun rencana kerja yang baik (Plan of Action)
Pada langkah ke-empat ini yaitu membuat rencana tentang
bagaimana cara mengatasi masalah yang telah dipilih, definisi
yang telah ditulis dan pertanyaan yang baik sehingga perlu
mengatur pikiran, merinci solusi, membuat gambaran dari
langkah-langkah yang akan diambil dan membuat daftar dari
sumber daya yang akan diperlukan untuk melaksanakan solusi
yang telah dipilih,  menyusun biaya yang diperlukan selanjutnya
menyusun jadual kegiatan kapan berbagai langkah upaya akan
dilaksanakan, waktu realistis dari setiap langkah, dan berfikiran
positif. Kapan berbagai langkah akan dilaksanakan.
e) Kesinambungan
Untuk merencanakan kesinambungan perlu disusun suatu plant
of action (POA) baru untuk merencanakan upaya kesinambungan
yang disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait.
3. Macam-macam PSBH
a. PSBH Hospital
PSBH hospital adalah PSBH yang diterapkan dirumah sakit
sebagai strategi menjamin mutu dari rumah sakit tersebut.

11
PSBHospital ini basanya dilakukan dengan cara pemberian Workshop
dan pelatihan mengenai bagaimana cara menjadi seorang Problem
Solver dengan memberikan langkah-langkah penyelesaian masalah
yang terjadi di rumah sakit. Masalah yang sering dihadapi di rumah
sakit contohnya adalah infeksi nosocomial, infeksi jarum infus,
kejadian pasien jatuh, kejadian cedera/ kecelakaan, dan kejadian
decubitus.
b. PSBH-Nursing
Diluncurkan pertama kali pada tahun 2002 di Peking Union
Medical College School of Nursing di Beijing pada Lokakarya
PSBHN. Diadakan agar dapat mendorong  seorang perawat untuk
menyadari potensi pemecahan masalah mereka sehingga mereka
dapat mengarahkan individu, keluarga, dan masyarakat untuk
menangani masalah – masalah kesehatan yang lebrih baik.
4. Proses PSBH
Proses PSBH menekankan untuk menggunakan sumber yang
ada untuk memecahkan masalah kesehatan, daripada menunggu solusi
dari luar. PSBH didesain untuk memberi seseorang kepercayaan diri
untuk melepaskan apa yang dia punya untuk memecahkan masalah.
Proses PSBH melatih kita untuk memantapkan keterampilan dalam
mencari dan mengembangkan cara-cara baru yang inovatif sehingga
dengan demikian secara pribadi dapat mengatasi masalah yang di
alami untuk meningkatkan keadaan kesehatan secara umum.
Langkah-Langkah dari proses PSBH adalah (Smith,
Fitzpatrick, & Hoyt-Hudson, 2009):
1) Mendefinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah dengan jelas dan pasti tentang sifat,
besar, penyebab masalah dan berbagai factor yang
mempengaruhinya. Masalah tersebut harus benar-benar ada di
lingkungan sekitar. Jangan menciptakan suatu masalah karena

12
individu tidak mungkin dapat mengatasi masalah maya (virtual)
yang anda ciptakan. Individu harus yakin bahwa masalah ini dapat
diatasi. Memprioritaskan masalah di rumah sakit biasanya
mempunyai lebih dari satu masalah yang harus diatasi, maka dari
itu cara yang tepat selanjutnya adalah mengambil bagian yang
kecil dari masalah yaitu, bagian yang realistic dan dapat dikelola.
Kemudia, mempersempit masalah menjadi satu masalah yang
dapat diatasi.
Prinsip PSBH antara lain:
a. Menggunakan sumber daya (tenaga, teknis, peralatan,
logistik, dana) setempat yang ada untuk mengatasi masalah
b. Apa yang dapat dilakukan secara pribadi untuk mengatasi
masalah
c. Mengatasi masalah bagian demi bagian dengan setiap kali
mengambil mengambil bagian yang kecil, realistik dan dapat
dikelola, kemudian mengatasi setiap bagian yang kecil
tersebut sebelum mengatasi bagian lain yang lebih besar.
2) Mendefinisikan Solusi
Mendefinisikan solusi dalam pertanyaan baik, pertanyaan
baik adalah pertanyaan yang relevan, didefinisikan dengan baik,
dan dapat dijawab. Pertanyaan yang baik untuk mendefinisikan
solusi harus mencakup:
a. Melakukan kegiatan apa?
b. Dengan siapa dan untuk siapa?
c. Dimana?
d. Untuk berapa lama?
e. Tujuan yang diinginkan?
Sebelum mencari solusi dari masalah, kumpulkan sebanyak
mungkin informasi tentang apa yang sudah diketahui tentang
masalah tersebut. Apakah ada orang lain yang telah

13
menyelesaikan  masalah tersebut di lingkungan kerja? Perlu dicari
informasi tentang apa yang telah berhasil dan tidak berhasil. Agar
tidak mengulangi sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya dan
cegah kegagalan yang telah mereka alami. Dengan cara ini akan
dapat melangkah lebih baik dalam mengatasi masalah.
Pertimbangan beberapa jenis solusi antara lain:
a.       Pelatihan,penyuluhan, sosialisasi
b.      Tindakan medis atau keperawatan
c.       Perbaikan dan efisiensi manajemen
d.      Usaha ”income generating”
e.       Perbaikan peraturan
f.       Peningkatan lingkungan kerja
g.      Kerjasama dengan pihak lain.
3) Menyusun Rencana Kerja (POA= Plan Of Action)
a) Latar Belakang
Pada tahap ini perlu membuat rencana tentang
bagaimana mengatasi masalah yang telah didefinisikan dan
telah ditulis dalam pertanyaan yang baik. Latar belakang
adalah pertanyaan baik “Mengapa?”, karena latar belang
adalah panjelasan mengenai alasan mengapa kita memilih
masalah. Cantumkan penyebab atau bagaimana terjadinya
dan dampak pada masalah kesehatan subyek atau sistem
kerja. Sebisa mungkin beri data kuantitatif untuk
menggambarkan masalah tersebut. Nyatakan mengapa ingin
mengatasi masalah tersebut dan bagaimana solusi yang anda
pilih akan dapat meningkatkan kesehatan manusia atau
sistem kerja anda
b) Tujuan Kegiatan (Good Question)
POA tersebut adalah alat komunikasi untuk
memberitahu orang lain tentang pikiran anda dan kegiatan

14
yang akan dilaksanakan, siapa yang melaksanakan, untuk
berapa lama, serta untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
c) Langkah-Langkah
Berisi langkah – langkah yang merupakan penjabaran 
cara kerja secara rinci yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah. Penjabaran dituliskan dalam langkah persiaapan
dan pelaksanaan. Merupakan Metodologi (siapa, apa
kegiatannya, isi, frekuensi. lama, dimana) yang akan
digunakan untuk mengatasi masalah. Semakin rinci anda
menggambarkan langkah – langkah kegiatan semakin baik.

C. Menjelaskan Konsep Poa Dalam Manajemen Keperawatan


1. Pengertian POA (Planning Of Action)
Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan
pembagian tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu
program. Lebih lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara
“tataran konsep” atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka
panjang, menengah maupun jangka pendek. Plan of action adalah rencana
yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan.Jadi berupa suatu rencana
yang telah diatur agar bisa direncanakan.
Action plan (rencana aksi) adalah satu set tugas yang diberikan
kepada individu atau tim yang berisi daftar target untuk setiap tugas serta
tenggat waktu, orang yang bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk
sukses. Rencana aksi memberikan gambaran untuk individu atau tim
bagaimana kesuksesan mereka akan mempengaruhi pencapaian tujuan
seluruh organisasi(Kamus Bisnis).
Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan
motivasi tinggi dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency,
pengalaman yang didapat merupakan modal dasar penentu bagi sukses atau

15
tidaknya pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal keterampilan,
keahlian, competency yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai,
maka pencapaian target terhadap hasil yang diharapkan oleh atasan akan
jauh.
2. Komponen Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus
ada. Dan harus menjamin :
a. Kelengkapan rencana
b. Urutan tahapan yang urut
c. Jelas apa yag harus dikerjakan
3. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang
disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
a. Tindakan apa yang harus dikerjakan
b. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
c. Dimana tindakan tersebut dilakukan
d. Kapan tindakan tersebut dilakukan
e. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
f. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut

D. Rancangan POA Manajemen Keperawatan


1. Langkah Plan of Action (POA)
a) Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6
kata: What, Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
1) Masalah apa yang terjadi?
2) Dimana masalah tersebut terjadi?
3) Siapa yang mengalami masalah tersebut?
4) Mengepa msalah tersebut terjadi?
5) Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

16
b) Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa
dilakukan.
c) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menyusun Plan of Action atau Rencana
Usulan Kegiatan (RUK), antara lain:
1) Pembahasan Ulang Masalah
Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis
penyebab masalah, dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada saat
ini dan mencoba menggambarkan keadaan tersebut nantinya sesuai
dengan yang diharapkan.
2) Perumusan Tujuan Umum
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran
situasi yang diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum
pembangunan kesehatan, maka dapat dirumuskan tujuan umum
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan umum
adalah suatu pernyataan yang bersifat umum dan luas yang
menggambarkan hasil akhir (outcome atau dampak) yang
diharapkan.
3) Perumusan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat
spesifik, dapat diukur (kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian
untuk mencapai tujuan umum. Bentuk pernyataan dalam tujuan
khusus sifatnya positif, merupakan keadaan yang diinginkan.
Penentuan indikator tujuan khusus program dapat menggunakan
kriteria SMARTS (Smart, Measurable, Attainable, Realistic, Time-
bound, Sustainable)
4) Penentuan Kriteria Keberhasilan
Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indikator
keberhasilan dari suatu rencana kegiatan, perlu dilakukan agar

17
organisasi tahu seberapa jauh program atau kegiatan yang
direncanakan tersebut berhasil atau tercapai. Menentukan kriteria
atau indikator keberhasilan disesuaikan dengan tujuan khusus yang
telah ditentukan.
Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung
unsur 5W+1H, yaitu:
1) Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana kegiatan
2) What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan
dilaksanakan
3) How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan
yang spesifik?
4) Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena
program?
5) Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau
program dilaksanakan?
6) When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?

Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk


matriks (Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan,
sasaran, target, waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil yang
diharapkan. Berikut ini bentuk matriks Gantt Chart Usulan
Kegiatan (RUK):

Tabel : Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Keg. Tujuan Sasaran Target Waktu Volume Hasil


Kesehatan Keg. Diharapkan

18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
mutu keperawatan: PSBH dan konsep POA dalam keperawatan adalah.
1. Manajemen mutu adalah suatu proses manajemen dengan pendekatan
perilaku atau budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu
terus-menerus dan kepuasan pelanggan dengan dukungan komitmen
kepemimpinan, kebersamaan karyawan serta secara lintas fungsional,
menyeluruh terpadu dengan pendekatan system dan di sadari metode ilmiah
dan pemecahan masalah serta pengambilan keputusan.
2. Problem Solving for Better Hospitals (PSBH) adalah suatu pendekatan untuk
mengatasu berbagai masalah dirumah sakit dengan cara yang mudah,
menarik, dan dilakukan dengan senang hati.
3. Plan of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa
dilaksanakan.Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa
direncanakan.

B. Saran
Penulis sarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Makalah selanjutnya dapat membahas tentang manajemen keperawatan:
konsep perencanaan.
2. Makalah selanjutnya dapat membahas tentang manajemen keperawatan:
konsep pengorganisasian.

20
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, Salemba Medika.
Supriyanto, Stefanus dan Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan
Evaluasi. Surabaya: Airlangga University Press

World Health Organization (WHO). 2018. Materi Pelatihan Plan of Action.


Pelatihan Ketrampilan Manajerial SPMK.

21

Anda mungkin juga menyukai