Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN KEPERAWATAN, KONSEP PSBH, DAN KONSEP

POA DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh:
Kelompok 6
Pingky Anggraeny
Putra Pratama Astari
Rahmi Nur Fajriah
Rezky Perdana
Ridho Hasri Ramadhan
Rini Noprianti

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas Manajemen
Keperawatan, kami tidak hanya bersyukur kepada-Nya saja tetapi kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami.
Kami membuat makalah ini bertujuan untuk menyelasaikan tugas yang
diberikan oleh dosen. Dari pembuatan makalah ini tidak hanya menyelesaikan tugas,
tetapi bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan kami yang berkaitan dengan
Manajemen Keprawatan. Kiranya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca. Meski begitu, penulis sadar bahwa makalah ini perlu untuk dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca akan kami terima dengan senang hati.

Pekanbaru, 30 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Manajemen mutu pelayanan.............................................................................3
1. Definisi Manajemen Mutu..........................................................................................3
2. Manfaat Manajemen Mutu..........................................................................................4
3. Prinsip yang harus dilakukan dalam penerapan Sistem Manajemen
Mutu ...........................................................................................................................4
4. Perubahan Menuju Manajemen Mutu.........................................................................4
5. Manajemen Mutu Pelayanan Dalam...........................................................................5
6. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan........................................................................5
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Keperawatan..........................6
8. Mutu Pelayanan keperawatan.....................................................................................7
9. Upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan......................................................8
10. Indikator penilaian mutu pelayanan keperawatan......................................................10
B. PSBH................................................................................................................11
1. Pengertian PSBH.......................................................................................11
2. MISI Dan Falsafah.....................................................................................12
3. Macam-macam PSBH...............................................................................14
4. Proses PSBH..............................................................................................14
C. Konsep POA Manajemen Keperawatan...........................................................19
1. Pengertian POA (Planning Of Action).......................................................19
2. Komponen Plan Of Action........................................................................20

ii
3. Unsur-unsur Perencanaan..........................................................................20
D. Rancangan POA Manajemen Keperawatan......................................................21
1. Langkah Plan of Action (POA).................................................................21
E. Contoh POA Manajemen Keperawatan............................................................22
BAB III PENUTUP..................................................................................................31
A. Kesimpulan.......................................................................................................31
B. Saran.................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam
mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan
keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi kualitas pelayanan
yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan empathy) (Bauket al,
2013). Peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara sistem perlu dilakukan,
sehingga diharapkan seluruh lingkup pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan di rumah sakit memiliki karakter mutu pelayanan prima yang sesuai
dengan harapan pasien (Wiyono, 2012). Pelayanan keperawatan merupakan
indikator mutu rumah sakit yang menjadi suatu konsekuensi terhadap
profesionalisme dalam bidang keperawatan yang berkualitas dan
mengaktualisasikannya sehingga pemenuhan dimensi mutu pelayanan
keperawatan tercapai (Kemenkes RI, 2013).
PSBH merupakan salah satu program yang dapat digunakan untuk
membantu dalam pengembangan problem solving skala kecil yang secara
langsung dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Melalui PSBH
diharapkan dapat mengembangkan ide dan metode baru untuk menggunakan
sumber daya yang ada dengan cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah
kesehatan meskipun terjadi kekurangan sumber dana, sumber daya manusia,
tenaga kesehatan yang paling depan seperti perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lain (Dreyfus Health, 2017). Perencanaan adalah proses penyusunan
rencana yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah
tertentu. Suatu perencanaan kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi
melakukan analisis situasi, menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah,
mencari penyebab masalah dengan salah satunya memakai metode fishbone,

1
baru setelah itu melakukan penyuunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Plan of
Action (PoA) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan
sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajmen mutu keperawatan?
2. Apa konsep tentang PSBH?
3. Apa konsep dari POA dalam manajemen keperawatan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui manajmen mutu keperawatan: PSBH dan konsep POA
dalam manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami manajmen mutu keperawatan.
b. Untuk memahami konsep tentang PSBH.
c. Untuk memahami konsep dari POA dalam manajemen keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Mutu Keperawatan


1. Definisi Manajemen Mutu
Kata “Mutu” berasal dari bahasa inggris, “Quality” yang berarti kualitas. Dengan
hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga
diri. Sesuai keberadaannya, mutu dipandang sebagai nilai tertinggi dari suatu produk
atau jasa. Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan
(Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan,
baik inputnya, prosesnya maupun outputnya. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda
utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Mutu dalam
pengertian relatif memiliki dua aspek. Pertama, mutu di ukur dan di nilai berdasarkan
persyaratan kriteria dan spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Kedua, konsep ini mengakomodasi keinginan konsumen atau pelanggan, sebab didalam
penetapan standar produk dan atau jasa yang akan dihasilkan memperhatikan syarat-
syarat yang dikehendaki pelanggan, dan perubahan-perubahan standar antara lain juga
didasarkan atas keinginan konsumen atau pelanggan, bukan semata-mata kehendak
produsen. 
Manajemen mutu adalah suatu proses manajemen dengan pendekatan perilaku atau
budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu terus-menerus dan
kepuasan pelanggan dengan dukungan komitmen kepemimpinan, kebersamaan
karyawan serta secara lintas fungsional, menyeluruh terpadu dengan pendekatan system
dan di sadari metode ilmiah dan pemecahan masalah serta pengambilan keputusan.
Manajemen mutu juga mempunyai beberapa pengertian. Menurut Ishikawa dalam M.
N. Nasution (2001), manajemen mutu adalah gabungan semua fungsi manajemen,
semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang
dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan
pelanggan. Definisi lainnya mengatakan bahwa manajemen mutu merupakan sistem
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen mutu
merupakan sistem manajemen yang berfokus pada individu atau karyawan.
2. Manfaat Manajemen Mutu

3
a. Bagi Karyawan:
1. Kejelasan tugas dan wewenang
2. Peningkatan prestasi kerja & kepuasan kerja
3. Keyakinan akan kebenaran cara penanganan pekerjaan
4. Peningkatan motivasi & prestasi kerja
b. Bagi Pelanggan:
1. Menumbuhkan rasa keyakin
2. Menumbuhkan kepuasan pelanggan
3. Prinsip Yang Harus Dilakukan Dalam Penerapan Sistem Manajemen
Mutu
a. Berfokus pada pelanggan
b. Kepemimpinan
c. Keterlibatan setiap orang
d. Pendekatan proses
e. Pendekatan sistem manajemen
f. Peningkatan terus-menerus
g. Pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan
4. Perubahan Menuju Manajemen Mutu
a. Pembangunan yg progresif
b. Kesejahteraan yg makin meningkat
c. Tuntutan lebih profesional
d. Otonomi organisasi
e. Masalah Manajerial Internal
f. Persaingan
g. Iptek terbuka
h. Globalisasi-pasar bebas
5. Manajemen Mutu Pelayanan Dalam
Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien
dalam mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan

4
spiritual pasien (Suarli dan Bahtiar, 2012). Mutu pelayanan keperawatan
adalah asuhan keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi
kualitas pelayanan yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan
empathy) (Bauk et al, 2013). Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu
pelayanan yang menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu
sendiri yang meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada
individu sakit maupun yang sehat dan dilakukan sesuai standar keperawatan
(Asmuji, 2012).
Berdasarkan pernyataan ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa
pelayanan keperawatan merupakan kegiatan atau upaya pelayanan yang
dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pasien secara holistik.
6. Tujuan Mutu Pelayanan Keperawatan
Menurut Nursamalamcit Triwibowo (2013) tujuan mutu pelayanan
keperawatan terdapat 5 tahap yaitu:
a. Tahap pertama adalah penyusunan standar atau kriteria. Dimaksudkan
agar asuhan keperawatan lebih terstruktur dan terencana berdasarkan
standar criteria masing-masing perawat.
b. Tahap kedua adalah mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan
kriteria. Informasi disini diharapkan untuk lebih mendukung dalam
proses asuhan keperawatan dan sebagai pengukuran kualitas pelayanan
keperawatan.
c. Tahap ketiga adalah identifikasi sumber informasi. Dalam memilih
informasi yang akurat diharuskan penyeleksian yang ketat dan
berkesinambungan. Beberapa informasi juga didapatkan dari pasien itu
sendiri.
d. Tahap keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Perawat
dapat menyeleksi data dari pasien dan kemudian menganalisa satu -
persatu.

5
e. Tahap kelima adalah evaluasi ulang. Berfungsi untuk meminimkan
kekeliruan dalam pengambilan keputusan pada asuhan dan tidak anak
keperawatan.
Tujuan keperawatan merupakan hal yang harus direncanakan secara
optimal oleh perawat. Tujuan keperawatan menurut Gilliescit Asmuji (2012)
menyebutkan:
a. Tujuan keperawatan harus jelas, sehingga tercipta output keberhasilan
yang optimal. Dari hasil yang optimal maka akan mendukung kinerja dan
meningkatkan kerja perawat.
b. Tujuan yang memiliki criteria sulit dan menantang harus dikolaborasikan
dengan tim sejawat lain maupun tim medislainnya. Disini perawat tidak
diperkenankan untuk melakukan tindakan secara persepsi tetapi secara
rasional berdasarkan hasil diskusi.
c. Tujuan keperawatan diharuskan dapat diukur, berisi ketentuan kuantitatif
sehingga akan lebih mudah membandingkan seberapa besar pencapaian
keberhasilan tersebut.
d. Tujuan keperawatan harus berdasarkan waktu yang ditentukan, agar
pencapaian target lebih baik lagi. Waktu yang optimal dilaksanakan
dengan target dan tidak mengesampingkan kolaborasi dengan pasien.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Keperawatan
Menurut Triwibowo (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi mutu
pelayanan keperawatan itu sendiri meliputi 7 kriteria diantaranya:
a. Mengenal kemampuan diri, seorang perawat sebelum melakukan sebuah
tindakan keperawatan kepada pasien harus mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang ada pada diri perawat sendiri. Karena intropeksi diri yang
baik akan menghasilkan atau meminimalisir kejadian yang tidak di
inginkan.
b. Meningkatkan kerjasama, perawat harus berkerja sama dalam melakukan
asuhan keperawatan baik dengan tim medis, teman sejawat perawat,
pasien dan keluarga pasien.

6
c. Pengetahuan keterampilan masa kini, dimaksudkan agar perawat lebih
memiliki pengetahuan yang luas dan berfungsi dalam penyelesaian
keluhan pasien dengan cermat dan baik.
d. Penyelesaian tugas, perawat merupakan anggota tim medis yang paling
dekat dengan pasien. Oleh Karena itu, perawat dituntut untuk mengetahui
keluhan pasien dengan mendetail dan melakukan pendokumentasian teliti
setelah melakukan asuhan.
e. Pertimbangan prioritas keperawatan, seorang perawat harus mampu
melakukan penilaian dan tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas
utama pasien.
f. Evaluasi berkelanjutan, setelah melakukan perencanaan perawat juga
harus melakukan evaluasi pasien agar tindakan perawatan berjalan
dengan baik, dan perawat mampu melakukan pemantauan evaluasi secara
berkelanjutan.
8. Mutu Pelayanan keperawatan
Menurut Nursalam (2013) suatu pelayanan keperawatan harus memiliki
mutu yang baik dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah:
a. Caring adalah sikap perduli yang ditunjukkan oleh perawat kepada
pasiennya. Perawat akan senantiasa memberikan asuhan dengan sikap
yang siap tanggap dan perawatmu dah dihubungi pada saat pasien
membutuhkan perawatan.
b. Kolaborasi adalah tindakan kerjasama antara perawat dengan anggota
medis lain, pasien, keluarga pasien, dan tim sejawat keperawatan
dalam menyelesaikan prioritas perencanaan pasien. Disini perawat juga
bertanggung jawab penuh dalam kesembuhan dan memotivasi pasien.
c. Kecepatan, suatu sikap perawat yang cepat dan tepat dalam memberikan
asuhan keperawatan. Di mana perawat menunjukkan sikap yang tidak
acuh tak acuh, tetapi akan memberikan sikap baik kepada pasien.
d. Empati adalah sikap yang harus ada pada semua perawat. Perawat akan
selalu memperhatikan dan mendengarkan keluh kesah yang dialami

7
pasien. Tetapi perawat tidak bersikap simpati, sehingga perawat dapat
membimbing kepercayaan pasien.
e. Courtesy adalah sopan santun yang ada pada diri perawat sendiri.
Perawat tidak akan cenderung membela satu pihak, tetapi perawat akan
bersikap netral kepada siapa pun pasien mereka. Perawat juga akan
menghargai pendapat pasien, keluarga pasien, dan tim medis lain dalam
hal kebaikan dan kemajuan pasien.
f. Sincerity adalah kejujuran dalam diri perawat. Jujur juga merupkan salah
satu kunci keberhasilan perawat dalam hal perawatan kepada pasien.
Perawat akan bertanggung jawab atas kesembuhan dan keluhan yang
dialami pasien.
g. Komunikasi teraupetik merupakan salah satu cara yang paling mudah
untuk dilakukan perawat dalam memberikan asuhan. Karena komunikasi
teraupetik sendiri merupakan cara efektif agar pasien merasa nyaman dan
lebih terbuka dengan perawat.
9. Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan
Organisasi pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit perlu memiliki
karakter mutu pelayanan prima yang sesuai dengan harapan pasien. Semakin
baik penilaian pasien, maka semakin baik pula mutu pelayanan kesehatan
Rumah Sakit tersebut. Kualitas mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
bergantung pada keterampilan, kecepatan, kemudahan, dan ketetapan dalam
melakukan tindakan praktik keperawatan (Supriyanto dan Ratna, 2011).
Perawat sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab meningkatkan
kesehatan dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki sehingga mutu
pelayanan keperawatan dapat dicapai dan ditingkatkan. Berikut beberapa
upaya yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan:
1. Perilaku Caring perawat
Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelayanan
keperawatan, karena dalam caring mencakup hubungan antar
manusia yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan. Caring adalah

8
teknik perawatan dalam keterkaitan nilai dengan perasaan seseorang
terhadap komitmen dan tanggung jawab. Kozier et al. (2004)
mengatakan bahwa hubungan perawat-pasien merupakan inti dalam
pemberian asuhan keperawatan, karena keberhasilan penyembuhan
dan meningkatnya kesehatan pasien sangat dipengaruhi oleh
hubungan perawat-pasien. Konsep yang mendasar hubungan
perawat-pasien adalah hubungan saling percaya, empati, caring,
otonomi, dan mutualisme. Pelaksanaannya harus tetap
memperhatikan kualitas hubungan antara perawat-pasien yaitu rasa
percaya, empati dan caring. Perilaku caring perawat yang baik dapat
membentuk kepuasan yang baik pula. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan peningkatan kepuasan pasien yang lebih optimal perlu
adanya peningkatan perilaku caring perawat.
2. Komunikasi
Mutu pelayanan keseahatan yang diberikan menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan
tuntutan setiap pasien, semakin sempurna kebutuhan dan tuntutan
setiap pasien, maka semakin baik pula mutu pelayanan kesehatan
(Bata, 2013). Banyak upaya yang dilakukan rumah sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan diantaranya dengan meningkatkan
komunikasi yang baik. Dalam hal ini komunikasi antar perawat,
perawat dengan dokter, perawat dengan pasien dan perawat dengan
profesi lainnya. Komunikasi merupakan upaya meningkatkan
kualitas pelayanan. Oleh karena itu, komunikasi yang baik perlu
diberi penekanan yang kuat disemua program perawatan kesehatan
profesional untuk menjamin kepuasan dan keamanan pasien
(Rokhmah & Anggorowati, 2017).
3. Selain perilaku caring perawat dan komunikasi yang baik, perlu
adanya peningkatan pada faktor sarana, tenaga yang tersedia, obat,
dan alat keseahatan termasuk sumber daya manusia serta

9
profesionalisme sangat dibutuhkan agar pelayanan kesehatan
bermutu dan pemerataan pelayanan kesehatan dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat (Bustami, 2011).
10. Indikator Penilaian Mutu Pelayanan Keperawatan
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan keperawatan adalah kepuasan
pasien. Nursalam (2011) mengatakan model kempuasan yang komprehensif
dengan fokus utama pada pelayanan barang dan jasa meliputi lima dimensi
penilaian sebagai berikut:
1. Responsiveness (ketanggapan)
Yaitu kemampuan perawat memberikan pelayanan kepada pasien
dengan cepat. Dalam pelayanan keperawatan adalah waktu
menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat pelayanan
dari tenaga kesehatan
2. Reability (kehandalan)
Yaitu kemampuan perawat memberikan pelayanan kepada pasien
dengan tepat. Dalam pelayanan keperawatan adalah penilaian pasien
terhadap kemampuan tenaga keseahatan khususnya perawat
3. Assurance (jaminan)
Yaitu kemampuan perawat memberikan pelayanan kepada pasien
sehingga dipercaya. Dalam pelayanan keperawatan adalah kejelasan
dalam memberikan informasi tentang penyakit dan obat kepada
pasien
4. Emphaty (empati)
Yaitu kemampuan perawat membina hubungan, perhatian, dan
memahami kebutuhan pasien. Dalam pelayanan keperawatan adalah
meningkatkan komunikasi teraupetik dalam menyapa dan berbicara,
keikutsertaan pasien dalam mengambil keputusan pengobatan, dan
kebebasan pasien memilih tempat berobat dan tenaga kesehatan, serta
kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan keluarga
5. Tangible (bukti langsung)

10
Yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang dapat langsung
dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan keperawatan adalah
keebrhasilan dalam memberikan asuhan keperawatan selama pasien
dirawat dan kecepatan perawat saat pasien membutuhkan
B. Konsep PSBH
1. Pengertian PSBH
Problem Solving for Better Hospitals (PSBH) adalah suatu pendekatan
untuk mengatasu berbagai masalah dirumah sakit dengan cara yang mudah,
menarik, dan dilakukan dengan senang hati. PSBH adalah falsafah, cara
berfikir, pendekatan dan komitmen pribadi untuk menyelesaikan masalah
dengan menggunakan sumber yang ada.
Pendekatan PSBH ini mengarahkan agar supaya untuk suatu masalah
para problem solvers mampu :
a. Menggunakan ide dan inovasi baru untuk mengatasi masalah-masalah
yang sudah lama ada di rumahsakit dan selama ini tidak dapat diatasi.
b. Mengunakan sumber daya(biaya) yang dimiliki dan tidak meminta
tambahan sumber daya untuk mengatasi suatu masalah.
c. Mengupayakan agar supaya masalah yang sudah dapat diatasi tidak
timbul lagi dengan mensinambungkan kegiatan untuk mengatasi masalah
tersebut.
2. Misi dan falsafah
Misi PSBH adalah untuk membantu karyawan dalam melaksanakan
upaya problem solving skala kecil yang secara langsung dapat memberi
manfaat bagi banyak orang, adapun falsafah PSBH adalah bahwa meskipun
terjadi kekurangan dana diseluruh dunia, para tenaga kesehatan yang paling
depan dan mereka mempunyai kepedulian dan minat, dapat menggunakan
sumber daya yang ada untuk mencapai dampak yang lebih besar dalam
mengatasi masalah kesehatan setempat dibanding dengan yang secara umum
telah dicapai.

11
Proses Problem Solving for Better Hospitals (PSBH)  Proses PSBH bila
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan rumah sakit, seperti
pepatah Ethiopia. “ Apabila Sarang Laba-laba bersatu, Ia dapat mengikat
seekor Singa”. Proses PSBH ini terdiri dari 5 (lima) langkah yaitu:
a. Definisikan Masalah
Langkah pertama dalam melaksanakan pendekatan PSBH, karyawan
untuk bisa mendefinisikan masalah dengan menulis sebuah masalah
ditempat kerja secara jelas demi kepentingan diri sendiri dan orang lain
dimana masalah itu benar-banar ada. Sering sekali orang tertipu
didalam mendefinisikan masalah sehingga sumber daya yang berharga
terbuang sia-sia dalam melaksanakan kegiatan yang salah karena dalam
mendefisinikan masalah terjadi kesalahan. Masalah yang disampaikan
harus riil (nyata) dan benar-benar ada dan terjadi ditempat kerja.
Sebagai prinsip dalam mendefisinikan masalah,”Jangan menciptakan
suatu masalah (yang tidak ada) karena mereka tidak mungkin dapat
mengatasi masalah maya (virtual) yang mereka ciptakan”.
b. Tentukan Bagian Realistik dari Masalah.
Langkah kedua dalam PSBH, masalah yang ada untuk dikaji kembali
dan mendifinisikan kembali masalahnya sehingga masalah tersebut bisa
diatasi. Dan dengan mendefinisikan masalahnya secara jelas, maka
prioritas masalah yang dihadapi dapat ditentukan pula. Dalam langkah
kedua ini prinsipnya yaitu mengatasi masalah bagian demi bagian.
Adapun caranya adalah dengan mengambil bagian yang kecil dari
masalah, bagian yang realistik dapat dikelola, kemudian mengatasi
setiap bagian kecil tersebut sebelum mengatasi bagian yang lain.
c. Definisikan Suatu Solusi.
Setelah mendefinisikan masalah dengan jelas dan menentukan apakah
masalah tersebut diatasi, langkah berikutnya untuk mendefinisikan
solusinya, yang kemudian mempertimbangkan beberapa jenis solusi.
Jenis-jenis solusinya dapat berupa pendidikan, biomedis, psikologi,

12
ekonomi, usaha mikro, hokum, pelatihan mapun lingkungan,     
kemudian tulis solusinya dalam bentuk Pertanyaan yang Baik (Good
Qoestion), relevan, didefinisikan dengan baik, dan dapat dijawab.
Pertanyaan tersebut harus mencakup semua elemen dibawah ini dan
mengikuti format sebagai berikut:
Apakah dengan:
1. Melakukan Kegiatan apa ?
2. Dengan Siapa atau untuk Siapa ?
3. Dimana ?
4. Untuk berpapa lama ?
5. Mencapai tujuan yang diinginkan ?
6. Menyusun rencana kerja yang baik (Plan of Action)
Pada langkah ke-empat ini yaitu membuat rencana tentang bagaimana
cara mengatasi masalah yang telah dipilih, definisi yang telah ditulis
dan pertanyaan yang baik sehingga perlu mengatur pikiran, merinci
solusi, membuat gambaran dari langkah-langkah yang akan diambil dan
membuat daftar dari sumber daya yang akan diperlukan untuk
melaksanakan solusi yang telah dipilih,  menyusun biaya yang
diperlukan selanjutnya menyusun jadual kegiatan kapan berbagai
langkah upaya akan dilaksanakan, waktu realistis dari setiap langkah,
dan berfikiran positif. Kapan berbagai langkah akan dilaksanakan.
d. Kesinambungan
Untuk merencanakan kesinambungan perlu disusun suatu plant of
action (POA) baru untuk merencanakan upaya kesinambungan yang
disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait.

3. Macam-macam PSBH
a. PSBH Hospital
Adalah PSBH yang diterapkan dirumah sakit sebagai strategi menjamin
mutu dari rumah sakit tersebut. PSBHospital ini basanya dilakukan

13
dengan cara pemberian Workshop dan pelatihan mengenai bagaimana
cara menjadi seorang Problem Solver dengan memberikan langkah-
langkah penyelesaian masalah yang terjadi di rumah sakit. Masalah yang
sering dihadapi di rumah sakit contohnya adalah infeksi nosocomial,
infeksi jarum infus, kejadian pasien jatuh, kejadian cedera/ kecelakaan,
dan kejadian decubitus.
b. PSBH-Nursing
Diluncurkan pertama kali pada tahun 2002 di Peking Union Medical
College School of Nursing di Beijing pada Lokakarya PSBHN. Diadakan
agar dapat mendorong  seorang perawat untuk menyadari potensi
pemecahan masalah mereka sehingga mereka dapat mengarahkan
individu, keluarga, dan masyarakat untuk menangani masalah – masalah
kesehatan yang lebrih baik.
4. Proses PSBH
Proses PSBH menekankan untuk menggunakan sumber yang ada untuk
memecahkan masalah kesehatan, daripada menunggu solusi dari luar. PSBH
didesain untuk memberi seseorang kepercayaan diri untuk melepaskan apa
yang dia punya untuk memecahkan masalah. Proses PSBH melatih kita
untuk memantapkan keterampilan dalam mencari dan mengembangkan cara
– cara baru yang inovatif sehingga dengan demikian secara pribadi dapat
mengatasi masalah yang di alami untuk meningkatkan keadaan kesehatan
secara umum. Langkah-Langkah dari proses PSBH adalah (Smith,
Fitzpatrick, & Hoyt-Hudson, 2009):
a. Mendefinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah dengan jelas dan pasti tentang sifat, besar,
penyebab masalah dan berbagai factor yang mempengaruhinya. Masalah
tersebut harus benar-benar ada di sekitar lingkunagn kita. Jangan
menciptakan suatu masalah karena anda tidak mungkin dapat mengatasi
masalah maya (virtual) yang anda ciptakan. Kita harus yakin bahwa
masalah ini dapat diatasi.Memprioritaskan Masalah Di Rumah Sakit

14
biasanya mempunyai lebih dari satu masalah yang harus diatasi, maka
dari itu cara yang tepat selanjutnya adalah mengambil bagian yang kecil
dari masalah yaitu, bagian yang realistic dan dapat dikelola. Kemudian,
mempersempit masalah menjadi satu masalah yang dapat diatasi. Prinsip
PSBH antara lain:
1. Menggunakan sumber daya (tenaga, teknis, peralatan, logistik, dana)
setempat yang ada untuk mengatasi masalah
2. Apa yang dapat dilakukan secara pribadi untuk mengatasi masalah
3. Mengatasi masalah bagian demi bagian dengan setiap kali
mengambil mengambil bagian yang kecil, realistik dan dapat
dikelola, kemudian mengatasi setiap bagian yang kecil tersebut
sebelum mengatasi bagian lain yang lebih besar.
b. Mendefinisikan Solusi
Mendefinisikan solusi dalam pertanyaan baik, pertanyaan baik adalah
pertanyaan yang relevan, didefinisikan dengan baik, dan dapat dijawab.
Pertanyaan yang baik untuk mendefinisikan solusi harus mencakup:
1. Melakukan kegiatan apa?
2. Dengan siapa dan untuk siapa?
3. Dimana?
4. Untuk berapa lama?
5. Tujuan yang diinginkan?
Sebelum mencari solusi dari masalah, kumpulkan sebanyak mungkin
informasi tentang apa yang sudah diketahui tentang masalah tersebut.
Apakah ada orang lain yang telah menyelesaikan  masalah tersebut di
lingkungan kerja? Perlu dicari informasi tentang apa yang telah berhasil
dan tidak berhasil. Agar tidak mengulangi sesuatu yang telah dilakukan
sebelumnya dan cegah kegagalan yang telah mereka alami. Dengan cara
ini akan dapat melangkah lebih baik dalam mengatasi masalah.
Pertimbangan beberapa jenis solusi antara lain:
1. Pelatihan,penyuluhan, sosialisasi

15
2. Tindakan medis atau keperawatan
3. Perbaikan dan efisiensi manajemen
4. Usaha ”income generating”
5. Perbaikan peraturan
6. Peningkatan lingkungan kerja
7. Kerjasama dengan pihak lain.
c. Menyusun Rencana Kerja (POA= Plan Of Action)
1. Latar Belakang
Pada tahap ini perlu membuat rencana tentang bagaimana mengatasi
masalah yang telah didefinisikan dan telah ditulis dalam pertanyaan
yang baik. Latar belakang adalah pertanyaan baik “Mengapa?”,
karena latar belang adalah panjelasan mengenai alasan mengapa kita
memilih masalah. Cantumkan penyebab atau bagaimana terjadinya
dan dampak pada masalah kesehatan subyek atau sistem kerja.
Sebisa mungkin beri data kuantitatif untuk menggambarkan masalah
tersebut. Nyatakan mengapa ingin mengatasi masalah tersebut dan
bagaimana solusi yang anda pilih akan dapat meningkatkan
kesehatan manusia atau sistem kerja anda
2. Tujuan Kegiatan (Good Question)
POA tersebut adalah alat komunikasi untuk memberitahu orang lain
tentang pikiran anda dan kegiatan yang akan dilaksanakan, siapa
yang melaksanakan, untuk berapa lama, serta untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
3. Langkah-Langkah
Berisi langkah – langkah yang merupakan penjabaran  cara kerja
secara rinci yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
Penjabaran dituliskan dalam langkah persiaapan dan pelaksanaan.
Merupakan Metodologi (siapa, apa kegiatannya, isi, frekuensi. lama,
dimana) yang akan digunakan untuk mengatasi masalah. Semakin

16
rinci anda menggambarkan langkah – langkah kegiatan semakin
baik.
5. Langkah- Langkah Penyelesaian Masalah Menggunakan PSBH
Tabel 1. Langkah peneyelesaian masalah menggunakan PSBH
Langkah-Langkah Keterangan
Mendefinisikan masalah Mendefinisikan masalah dengan
jelas dan pasti tentang sifat, besar,
penyebab masalah dan berbagai
factor yang mempengaruhinya,
kemudian memprioritaskan
masalah dengan mengambil bagian
kecil dari masalah yaitu, bagian
yang realistic dan dapat dikelola.
Kemudian, mempersempit masalah
menjadi satu masalah yang dapat
diatasi
Prinsip:
1. Menggunakan sumber daya
(tenaga, teknis, peralatan,
logistik, dana) setempat yang
ada untuk mengatasi masalah
2. Apa yang dapat dilakukan
secara pribadi untuk
mengatasi masalah
3. Mengatasi masalah bagian
demi bagian dengan setiap
kali mengambil mengambil
bagian yang kecil, realistik
dan dapat dikelola, kemudian
mengatasi setiap bagian yang

17
kecil tersebut sebelum
mengatasi bagian lain yang
lebih besar.

Mendefinisikan solusi Mendefinisikan solusi dengan


pertanyaan yang relevan dan dapat
dijawab.
Pertanyaan yang baik untuk
mendefinisikan solusi harus
mencakup:
a.Melakukan kegiatan apa?
b. Dengan siapa dan untuk
siapa?
c.Dimana?
d. Untuk berapa lama?
e.Tujuan yang diinginkan?

Menyusun rencana kerja/POA Meliputi:


(Plan Of Action) 1. Latar belakang
2. Tujuan kegiatan
3. Langkah-Langkah/ cara
kerja secara terperinci

C. Menjelaskan Konsep Poa Dalam Manajemen Keperawatan


1. Pengertian POA (Planning Of Action)
Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian
tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program.Lebih
lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep”
atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah

18
maupun jangka pendek. Plan of action adalah rencana yang sifatnya arahan
yang bisa dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar
bisa direncanakan.
Action plan adalah satu tugas yang diberikan kepada individu atau tim
yang berisi daftar target untuk setiap tugas serta tenggat waktu, orang yang
bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk sukses. Rencana aksi
memberikan gambaran untuk individu atau tim bagaimana kesuksesan
mereka akan mempengaruhi pencapaian tujuan seluruh organisasi (Kamus
Bisnis).
Proses action planning memerlukan keterampilan, komitmen dan
motivasi tinggi dari para pelaksana. Keterampilan, keahlian, competency,
pengalaman yang didapat merupakan modal dasar penentu bagi sukses atau
tidaknya pelaksanaan cetak biru tersebut.tanpa bekal keterampilan, keahlian,
competency yang dibutuhkan serta pengalaman yang memadai, maka
pencapaian target terhadap hasil yang diharapkan oleh atasan akan jauh.
2. Komponen Plan of action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA yang harus
ada. Dan harus menjamin :
a. Kelengkapan rencana
b. Urutan tahapan yang urut
c. Jelas apa yag harus dikerjakan
3. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang
disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
a. Tindakan apa yang harus dikerjakan
b. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
c. Dimana tindakan tersebut dilakukan
d. Kapan tindakan tersebut dilakukan
e. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
f. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut

19
D. Rancangan POA Manajemen Keperawatan
1. Langkah Plan of Action (POA)
a. Mengidentifikasi masalah dengan pernyataan masalah (Diagram 6 kata:
What, Who, When, Where, Why, How), sebagai berikut:
1. Masalah apa yang terjadi?
2. Dimana masalah tersebut terjadi?
3. Siapa yang mengalami masalah tersebut?
4. Mengepa msalah tersebut terjadi?
5. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
b. Setelah masalah diidentifikasi, tentukan solusi apa yang bisa dilakukan.
c. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun Plan of Action atau Rencana Usulan
Kegiatan (RUK), antara lain:
1. Pembahasan Ulang Masalah
Setelah menentukan masalah dan melakukan analisis penyebab
masalah, dapat dilihat keadaan atau situasi yang ada saat ini dan
mencoba menggambarkan keadaan tersebut nantinya sesuai dengan
yang diharapkan.
2. Perumusan Tujuan Umum
Dengan melihat situasi yang ada saat ini dengan gambaran situasi
yang diharapkan nantinya dan juga atas dasar tujan umum
pembangunan kesehatan, maka dapat dirumuskan tujuan umum
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan umum adalah
suatu pernyataan yang bersifat umum dan luas yang menggambarkan
hasil akhir (outcome atau dampak) yang diharapkan.
3. Perumusan Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan pernyataan yang bersifat spesifik, dapat
diukur (kuantitatif) dengan batas waktu pencapaian untuk mencapai
tujuan umum. Bentuk pernyataan dalam tujuan khusus sifatnya

20
positif, merupakan keadaan yang diinginkan. Penentuan indikator
tujuan khusus program dapat menggunakan kriteria SMARTS
(Smart, Measurable, Attainable, Realistic, Time-bound, Sustainable)
4. Penentuan Kriteria Keberhasilan
Penentuan kriteria keberhasilan atau biasa disebut indikator
keberhasilan dari suatu rencana kegiatan, perlu dilakukan agar
organisasi tahu seberapa jauh program atau kegiatan yang
direncanakan tersebut berhasil atau tercapai. Menentukan kriteria
atau indikator keberhasilan disesuaikan dengan tujuan khusus yang
telah ditentukan.
Pada program kegiatan yang diusulkan harus mengandung unsur
5W+1H, yaitu:
a. Who : Siapa yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakan
rencana kegiatan
b. What : Pelayanan atau spesifik kegiatan yang akan
dilaksanakan
c. How Much : Berapa banyak jumlah pelayanan atau kegiatan
yang spesifik?
d. Whom : Siapa target sasaran atau populasi apa yang terkena
program?
e. Where : Dimana lokasi atau daerah dimana aktivitas atau
program dilaksanakan?
f. When : Kapan waktu pelaksanaan kegiatan atau program?
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dalam bentuk matriks
(Gantt Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran,
target, waktu, besaran kegiatan (volume), dan hasil yang
diharapkan. Berikut ini bentuk matriks Gantt Chart Usulan Kegiatan
(RUK):

21
Tabel : Gantt Chart Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Keg. Tujuan Sasaran Target Waktu Volume Hasil


Kesehatan Keg. Diharapkan

22
E. Contoh POA Manajemen Keperawatan

Tabel 01. Planning of Action


Waktu
No Masalah Pokok kegiatan Uraian kegiatan Sasaran/tujuan Target Yang terlibat PJ
pelaksanaan
INPUT
1. Belum Menyusun SAK a. Melakukan SAK tersusun SAK tersusun 28-30 Maret Kepala ruang
lengkapnya koordinasi dengan 100% 2021 PJ Pelayanan
SAK dan SOP bagian bedah Kepala
bedah yang ada b. melakukan bidang
di bangsal sudah koordinasi dengan keperawatan
berusia lebih KaRu, PN dan AN PPI
dari 5 tahun. c. mengumpulkan
materi dari KaRu
dan PN
d. mencari literature
e. menyusun SAK
yang belum ada
f. melakukan
konsultasi dengan

23
PN dan KaRu
g. menggandakan
SAK
h. menyosialisasikan
SAK bersama
KaRu dan PN
2. Belum Memperbaharui a. Melakukan Tersedianya - Lembar balik 28 Maret- 01 PJ SDM,
terbaharuinya buku inventaris dan koordinasi dengan buku inventaris cendana 5 April 2021 KARU, PN,
buku inventaris membuat lembar bagian SDM dan dan lembarbalik baru AN
dan tersedianya balik informasi Administrasi untuk informasi - Tersedianya
lembar balik pasien baru IRNA 1 pasien baru buku
informasi pasien b. melakukan inventaris
baru dan pasien koordinasi dengan cendana 5
pulang KaRu
c. merevisi lembar
balik lama yang
ada di cendana 5
d. membuat buku
inventaris cendana
5
e. mencetak lembar

24
balik informasi
pasien baru
Cendana 5
PROSES
3. Belum Sosialisasi a. Koordinasi dengan Perawat diruang 100 % KaRu dan 30 Maret –
optimmalnya pengkajian pada KaRu Cendana 5 perawat seluruh perawat 02 April
proses dalam perawat di ruangan b. Menyiapkan materi mendpatkan di Cendana 5 2021
pengkajian tentang pengkajian informasi
seperti c. Koordinasi dengan
pengkajian KaRu dan perawat
nyeri, dekubitus, ruangan.
discharge d. Mensosialisasikan
planning pengkajian kepada
perawat ruangan
4. Belum Roleplay a. Koordinasi dengan Perawat Cendana 80 % perawat KaRU, PN, 30 Maret –
optimalnya komunikasi KaRu 5 mendapatkan perawat lainnya 03 April
pelaksanaan terapeutik b. Menyiapkan materi informasi 2021
komunikasi yang dibutuhkan tentang
terapeutik tentang komunikasi roleplay
terapeutik komunikasi
c. Konsultasi dengan terapeutik

25
KaRu dan PN
terkait materi yang
akan disampaikan
d. Mendemonstrasika
n komunikasi
terapeutik bersama
KaRu, Pn dan
perawat lainnya.
5. Belum Roleplay kegiatan a. Koordinasi dengan KaRu, PN dan KaRu. Kedua KaRu, PN, AN 30 Maret –
optimalnya meeting morning, KaRu AN PN, 70% AN 04 April
penerapan preconferernce dan b. Menyiapkan materi mengikuti 2021
metode primer postconference tentang meeting kegiatan.
modifikasi morning,
terutama meetin preconference dan
morning, postconference
preconference c. Konsultasi dengan
dan post KaRu dan PN
conference, tentang teknis
kurang sesuai pelaksanaan
dengan prosedur d. Bersama perawat
lainnya

26
mendemonstrasika
n kegiatan meeting
morning,
preconference dan
post conference
6. Belum Sosialisasi a. Koordinasi dengan Residen, perawat 80% perawat Residen jaga, 30 Maret –
optimalnya pelaksanaan KaRu dan residen Cendana 5 dan Residen perawat cendana 04 April
pelaksanaan kolaborasi tenaga b. Menyiapkan materi jaga di 5 2021
kemitraaan antar kesehatan tentang Cendana 5
staf keperawatan kolaborasi/pendeka mengikuti
dan dokter atau tan multidisiplin keegiatan
tim lain c. Konsultasi dengan
KaRU dan residen
d. Mensosialisasikan
kolaborasi
/pendekatan
multidisiplin
7. Belum Roleplay dan a. Koordinasi dengan Perawat di 100%perawat KaRU dan 30 Maret –
optimalnya pengadaan leaflet KaRu Ruang Cendana mendapatkan seluruh perawat 04 April
penerimaan dan sebagai media b. Menyiapkan materi 5 informasi dan cendana 5 2021
pemberian informasi terkait pemberian mampu

27
informasi baru informasi pasien menggunakan
baru pasien baru media yang
c. Pembuatan media digunakan
leaflet
d. Konsultasi dengan
KaRu matri dan
media.
e. Mendemonstrasika
n pemberian
informasi pasien
baru
OUTPUT
8. Belum Diskusi Refleksi 1. Konsultasi dengan Perawat di DRK Perawat di 30 Maret –
terlaksananya Kasus (DRK) Ka.Ru dan PN Ruang Cendana dilakukan 1 Ruang Cendana 04 April
DRK di Ruang 2. Konsultasi dengan 5 RSUp dr. kali dalam 1 5 RSUp dr. 2021
Cendana 5 SMF Bedah Sardjito bulan. Sardjito
RSUP dr. 3. Diskusi dengan
Sardjiyo. residen bedah
4. Perencanaan
pelaksanaan
kegiatan

28
9. Dokumentasi 1. Pembuatan 1. Koordinasi dengan CI Ruang Buku CI 30 Maret –
bimbingan PKK buku bimbingan Karu yang Cendana 5. dokumentasi 04 April
dan Pencapaian PKK merangkap bimbingan 2021
mahasiswa 2. Pembuatan pembimbing klinik PKK dan
melalui pre-test daftar (CI) daftar
dan Post-test pertanyaan pre- 2. Membuat pedoman pertanyaan
belum test dan post- buku bimbingan pre-test dan
dilakukan test sesuai PKK post-test
kompetensi 3. Konsultasi tersedia.
yang akan pembuatan daftar
dicapai di pertanyaan pre-test
Ruang Cendana dan post-test sesuai
5 kompetensi yang
akan icapai di
Ruang Cendana 5
4. Pembuatan daftar
pertanyaan pre-test
dan post-test sesuai
kompetensi yang
akan icapai di

29
Ruang Cendana 5

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen mutu adalah suatu proses manajemen dengan pendekatan perilaku
atau budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan mutu terus-menerus dan
kepuasan pelanggan dengan dukungan komitmen kepemimpinan, kebersamaan
karyawan serta secara lintas fungsional, menyeluruh terpadu dengan pendekatan
system dan di sadari metode ilmiah dan pemecahan masalah serta pengambilan
keputusan. Mutu Pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam
mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien
PSBH merupakan salah satu program yang dapat digunakan untuk membantu
dalam pengembangan problem solving skala kecil yang secara langsung dapat
memberikan manfaat bagi banyak orang. Melalui PSBH diharapkan dapat
mengembangkan ide dan metode baru untuk menggunakan sumber daya yang ada
dengan cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah kesehatan meskipun terjadi
kekurangan sumber dana, sumber daya manusia, tenaga kesehatan yang paling
depan seperti perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain (Dreyfus Health, 2017).
Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas
diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program.Lebih lanjut, Action
Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak biru dengan
kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun jangka pendek.Plan
of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan.Jadi berupa
suatu rencana yang telah diatur agar bisa direncanakan.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mampu mengaplikasikan
manajemen mutu, PSBH dan konsep planning of action (POA) dalam dunia kerja
nanti.

31
DAFTAR PUSTAKA
Bata, Y. W. (2013). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan
Pasien Pengguna Askes Sosial Pada Pelayanan Rawat Jalan Di RSUD Lakipada
Kabupaten Tana Toraja [skripsi]. Makassar: UniversitasHassanuddin. Available
from: https://repository.unhas.ac.id
Bustami, B. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya.
Jakarta: Erlangga.
Kieran Waslhe and Judith Smith, (2006). Healthcare Management. Open University
Press.
Kozier, B., 2004. Fundamentals Of Nursing: Concepts, Process, And Practice. New
Jersey: Pearson.
Marquis, B.L., & Huston, C. J. (2012). Leadership Roles & Management Functions in
Nursing: Theory & Application (7th ed., p.642). Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins
Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika
Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, Salemba Medika.
Robbins, S., & Timothy, J. (2013). Organizational Behavior (15th ed. p. 711). Boston:
Person
Rokhmah & Anggorowati. (2017). Komunikasi Efektif Dalam Praktek Kolaborasi
Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan. Journal Of
Health Studies, 1 (1), 65-71.
S. Suardi and Yanyan Bahtiar. Manajemen Keperawatan, dengan Pendekatan Praktis,
Penerbit Erlangga
Sally A Weiss and Ruth M. Tappen. (2015). Essenstials o Nursing Leadership and
Management sixt edition, F.A Davis Company
Sitorus, Ratna & Panjaitan, Rumondang. (2011). Manajemen keperawatan: Manajemen
keperawatan di uang Rawat. Jakarta: Sagung Seto
Supriyanto, Stefanus dan Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan Evaluasi.

32
Surabaya: Airlangga University Press
Swansburg, R.C & Swansburg, J.R. (2006). Introductory Management & Leadership for
Nurses. Toronto: Jones and Bartlert Pub.Ca
World Health Organization (WHO). 2018. Materi Pelatihan Plan of Action. Pelatihan
Ketrampilan Manajerial SPMK.

33

Anda mungkin juga menyukai