Pembimbing
Dr. Deswara. MMRS
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian .................................................................................................. 3
B. Dimensi Service Quality............................................................................. 6
C. Model Konseptual Ekspektasi.................................................................... 8
D. Strategi Pemulihan Layanan....................................................................... 13
E. Aktivitas Pemulihan Layanan..................................................................... 20
BAB III STUDI KASUS : ISU PERUMAH SAKITAN
A. Study Kasus ............................................................................................... 23
B. Pembahasan ............................................................................................... 23
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran .......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya
memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat
dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, sehingga
diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan
lainnya. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan masyarakat yang padat
modal, padat teknologi dan padat karya yang dalam pekerjaan sehari-harinya
melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai keahlian. Jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga di institusi
pelayanan kesehatan.
Rumah sakit, dalam keadaan globalisasi seperti ini, dituntut untuk dapat hidup
secara kreatif, responsif dan inovatif agar dapat survive. Isu globalisasi yang
berkembang mengisyaratkan bahwa mekanisme pasar akan semakin didominasi oleh
organisasi / perusahaan yang mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan
produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi dalam memanfaatkan peluang
pasar, keadaan ini berlaku pula bagi dunia perumahsakitan. Survive nya suatu rumah
sakit sangat penting dalam usaha meningkatkan status kesehatan masyarakat, di masa
mendatang rumah sakit diharapkan bukan hanya melaksanakan upaya kuratif dan
rehabilitatif saja tetapi juga upaya preventif dan promotif.
Peran teknologi dalam peta pelayanan kesehatan dan munculnya upaya
pemerintah Indonesia untuk menggeser beban pembiayaan kesehatan ke sektor swasta
dan masyarakat, mendorong para pemberi pelayanan kesehatan untuk merubah
pandangan yang awalnya berorientasi sosial, bertransisi menjadi berorientasi sosio
ekonomi dengan harapan akan memperoleh pelayanan yang bermutu, selain itu juga
mendorong berdirinya rumah sakit-rumah sakit baru yang dikelola oleh swasta, baik
yang bersifat nonprofit maupun profit. Akibatnya akan terjadi kompetisi yang tidak
terbatas antara pemerintah dengan swasta atau swasta dengan swasta. Hal tersebut
terlihat dari jumlah pertumbuhan rumah sakit swasta di Indonesia dalam kurun waktu
tahun 2008 – 2015.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena
merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat dan ciri serta fungsi khusus
dalam pelayanan penderita. Salah satu industri sektor publik yang tumbuh dengan
cepat adalah industri perawatan kesehatan atau rumah sakit. Disamping melaksanakan
fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit juga mempunyai fungsi
pendidikan dan penelitian.
Untuk dapat meramalkan survive nya suatu rumah sakit, dapat dilihat dari
hasil kinerja rumah sakit selama ini. Penilaian kinerja atau evaluasi kinerja dapat
didefinisikan sebagai “suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh
mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara
keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan bila dibandingkan dengan
harapan-harapan yang ingin diperoleh”.
Dari analisa tersebut memerlukan strategi untuk mengatasi permasalahan
rendahnya kinerja, dan melalui konsep manajemen strategik, penulis akan
mengidentifikasi pemasalahan eksternal dan internal yang supaya dapat
meminimalkan resiko dan memaksimalkan potensi sehingga masalah rendahnya
kinerja bisa diatasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kualitas layanan
2. Bagaimana karakteristik kualitas layanan di Rumah Sakit ?
3. Bagaimana konsep layanan di Rumah Sakit ?
4. Bagaimana strategi pemulihan layanan di Rumah Sakit ?
5. Bagaimana aktivitas pemulihan layanan Rumah Sakit?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kualitas layanan
2. Untuk mengetahui karakteristik kualitas layanan di Rumah Sakit ?
3. Untuk mengetahui konsep layanan di Rumah Sakit ?
4. Untuk mengetahui pemulihan layanan di Rumah Sakit ?
5. Untuk mengetahui aktivitas pemulihan layanan Rumah Sakit?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
1. Strategi pemulihan jasa
Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai rencana yang berskala besar dan
berorientasi dengan lingkungan persaingan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sementara itu Rangkuti (2002) menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan dimasa depan.
Manajemen strategi didefinisikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk
memformulasi, implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan fungsional yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuannya (David, 2005). Definisi dari
manajemen strategis bermakna sebagai suatu usaha memfokuskan manajemen
untuk saling terintegrasi antara unit yang terlibat dalam organisasi, seperti
pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian pengembangan, serta
sistem informasi untuk mencapai kesuksesan dan tujuan organisasi. Pendapat yang
sama juga dikemukakan oleh Pearce and Robinson (2007) bahwa manajemen
strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang dapat menghasilkan
suatu perumusan dan pelaksanaan rencana yang dirancang untuk mencapai sasarn
organisasi. Dengan demikian maka manajemen strategi sangat menentukan
keberhasilan suatu bisnis atau organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
3. Servis Quality
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan
perusahaan supaya mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan.
Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas. Keberhasilan perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan
service quality yang telah dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml
(dalam Lupiyoadi (2006:181). Layanan adalah proses interaksi antara pelanggan
dan penyedia layanan (Gronroos, (1998) dalam Suh dan Pedersen 2010). Sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
dan keinginan konsumen, serta ketepatannya dalam mengimbangi harapan
konsumen (Tjiptono, 2007).
Menurut Tjiptono (2007) Kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan. Service Quality adalah seberapa jauh perbedaan
antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
Service Quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan
atas pelayanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya
yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan
serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Jadi kesimpulan dari kualitas pelayanan adalah penilaian yang
diberikan pelanggan dari membandingkan kinerja perusahaan dengan harapan
pelanggan itu sendiri.
BAGAN
BAB III
STUDI KASUS : ISU PERUMAH SAKITAN
A. STUDY KASUS
Saat ini anda adalah direktur rumah sakit B dikota. Baru 2 bulan diangkat dan
anda menemukan permasalahan sebagai berikut :
1. Sebagian besar gaji karyawan masih dibawah UMR.
2. Turn over pegawai dari 35 %.
3. Laba bersih perbulan 4 %
4. RS belum terakreditas, BPJS mengancam akan memutuskan kontrak
5. Hubungan kurang harmonis bagian pelayanan dan keuangan
6. Beredar informasi tuntutan dari karyawan tertentu untuk meminta mundur
direktur yang baru.
7. Manager pelayanan kurang peduli dan mementingkan praktek dirumahnya.
8. Ditemukan komplain dari bagian pemasaran dengan keluhan
a. Dokter sering telat datang .
b. Perawat yang tidak ramah.
c. Administrasi yang berbelit belit.
d. Ruangan yang kotor.
Melihat situasi seperti diatas, bagaimana strategi anda dalam memecahkan
masalah . Urutkan sesuai prioritas menurut anda, bagaimana solusi yang
diterapkan?
B. PEMBAHASAN
1. STRATEGI PEMULIHAN LAYANAN
Akar dari permasalahan perusaan ini adalah ketidakpuasan pelanggan,
sehingga berdampak pada seluruk produk organisasi perusahaan tersebut. Hal
yang paling penting dalam kasus diatas yang pertama harus diselesaikan yaitu
tentang kepuasan pelanggan, kemudian membenahi kepedulian pegawai, dan
meningkatkan laba. Apabila pelayanan puas maka pasien akan merasa
nyaman, dan kemungkinan besar pasien tersebut akan menjadi pelanggan.
Dalam situasi perusahaan menuju gulung tikar salah satu caranya yaitu
mempertahankan jumlah pengunjung.
Kasus diatas di dapatkan komplain pelanggan yaitu pasien dengan
keluhan dokter sering telat datang, perawat yang tidak ramah, administrasi
yang berbelit belit, ruangan yang kotor. Komplain tidak dapat dihilangkan
100% tapi komplain bisa dikurangi, dengan cara mengatasi masalah yang
terjadi pada saat itu sesegera mungkin.
Nilai Pembelian yang dikeluhkan pelanggan jasa berbeda dengan
konsumen barang. Semakin murah sebuah jasa, semakin besar kemungkinan
timbulnya keluhan (Mudie&Cottam, 1999). Kepuasan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan
harapannya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas
kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan
tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika
kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang. Kunci
untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan
yang tinggi.
Dalam Pelayanan Jasa, ketidakpuasan tidak dapat dihilangkan 100%
karena 2 faktor :
a. Internal di dalam rumah sakit
Tidak mengetahui parameter kepuasan Pasien
Tidak mempunyai rencana strategis yang baik
Tidak Mempunyai bisnis plan
Lemahnya kepemimpinan dan SDM Rumah Sakit
Lemahnya Standar Peosedur Operasional
Resistensi terhadap perubahan
Budaya Kerja yang buruk
Pemahaman visi dan misi yang tidak jelas
Penurunan Profitabilitas
Tidak mempunyai target kerja
Kurangnya Pemahaman terhadap strategi marketing Rumah sakit
Fokus pada segmen pasar tertentu tanpa pemahami filosofi
pelanggan Loyal
b. Ekternal di luar rumah sakit
1. Pemerintah
Keadaan pemerintah dipengaruhi oleh pandangan politik. Saat
ini pandangan politik menekankan mengenai demokrasi, transparasi,
dan pengembangan peran serta masyarakat. Peran pemerintah
diharapkan mencakup beberapa hal antara lain sebagai regulator yang
baik, sumber pembiayaan untuk melindungi yang miskin dan pemberi
pelayanan kesehatan. Peranan dalam aspek regulasi yaitu menetapkan
dan merumuskan standar-standar, melakukan monitoring secara teknis,
mendefinisikan paket-paket pemeliharaan kesehatan yang tepat,
mengawasi melalui peraturan agar terjadi efisiensi pelayanan
kesehatan.
2. Masyarakat
Dalam analisis eksternal, melihat peluang dalam potensi
masyarakat membayar pelayanan kesehatan dilakukan melalui analisis
demand masyarakat. Dalam hal ini demand masyarakat akan rumah
sakit dapat dilihat dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara
lain, kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis yang tercatat dalam data
epidemiologi, penilaian pribadi akan status kesehatannya, variabel-
variabel ekonomi seperti, tarif serta ada tidaknya sistem asuransi dan
penghasilan, kemudian variabel-variabel demografis dan organisasi.
3. Asuransi
Faktor asuransi kesehatan pada negara-negara maju menjadi
penting dalam hal demand pelayanan kesehatan. Di samping itu,
dikenal pula program pemerintah dalam bentuk jaminan kesehatan
untuk masyarakat miskin dan orang tua. Program pemerintah ini sering
disebut asuransi sosial. Asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan
tersebut dapat meningkatkan demand terhadap pelayanan kesehatan.
4. Pemasok
Pemasok bagi rumah sakit dapat berupa produsen obat dan
peralatan medik, sampai pada tenaga dokter profesional. Pemasok
dapat menjadi kekuatan penantang apabila dapat memaksakan
kehendak untuk rumah sakit. Dalam hubungannya dengan kekuatan
menawar pemasok, dapat dilihat bahwa terdapat pemasok yang kuat
daya tawarnya, tetapi ditemukan pula pemasok yang lemah daya
tawarnya.
5. Perkembangan Teknologi Medis, Industri Obat, dan Peralatan
Kesehatan Pertumbuhan industri obat perlu diperhatikan. Harga
obat yang semakin mahal dapat menjadi ancaman bagi rumah sakit
karena masyarakat mungkin tidak mampu membayarnya. Di samping
itu, lingkungan luar berupa industri obat ini dapat membuat rumah
sakit terjerumus pada hubungan yang kolusif antara rumah sakit,
dokter, dan jaringan industri obat dalam konteks promosi penggunaan
obat. Akibatnya, biaya pengobatan rumah sakit menjadi meningkat.
Dalam jangka panjang keadaan ini dapat merugikan rumah sakit.
6. Persaingan antar rumah sakit
Persaingan antar rumah sakit terpengaruh oleh keadaan
ekonomi daerah. Ada dua faktor penting yang mempengaruhi sektor
rumah sakit yaitu kekuatan ekonomi pemerintah daerah dan kekuatan
ekonomi masyarakat. Semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah
maka kemungkinan sumber pembiayaan untuk kesehatan dari daerah
akan semakin besar.
7. Ancaman pesaing baru
Pesaing baru dalam suatu industri selalu membawa keinginan
untuk meningkatkan kapasitas kerja dan memperoleh pangsa pasar.
Industri rumah sakit di Indonesia mempunyai berbagai ancaman
pesaing baru yang muncul. Pesaing-pesaing baru ini dapat berasal dari
rumah sakit internasional berupa dokterdokter asing atau dari sektor
nonkesehatan dan kesehatan (misalnya, industri farmasi) yang
melakukan diversifikasi usaha ke rumah sakit.
2. AKTIVITAS PEMULIHAN LAYANAN:
a. Respon
Ketika pelanggan komplain harus lakukan sesegera mungkin untuk
menyelesaikan permasalahannya dan membantu apa yang menjadi
kebutuhannya. Diperlukan adanya respon time atau waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan pelanggan tersebut. Di
dalam kasus ini muncul keluhan pelanggan yaitu ruangan kotor dan
perawat tidak ramah, rumah sakit ini bukan rumah sakit yang memiliki
bangunan yang super mewah, tetapi diharapkan dalam menyediakan
pelayanan jasa yang bukan hanya hal fisik saja yang ditonjolkan, akan
tetapi hal psikis juga diperlukan seperti pegawai yang ramah, senyum,
saling menyapa dan lain- lain. Beberapa karakteristik jasa menurut
Tjiptono 2004: 18 yaitu
Intangibility / Tidak berwujud : jasa tidak dapat dilihat, tidak dapat
diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium, tidak dapat didengar,
atau tidak dapat dicoba sebelum dibeli (seperti senyum, wajah ramah)
Intangibility (tidak berwujud)
Inseparability (Tidak dapat dipisahkan)
Variability
Perishability (tidak tahan lama)
Lack of Ownership
Melakukan pengakuan kepada pelanggan bahwa telah terjadi
masalah atau kegagalan jasa dengan cara permohonan maaf, empati,
respons yang cepat, keterlibatan manajemen. Apabila pelanggan komplain
hal yang harus dilakukan adalah:
Hadapi keluhan dengan bijaksana, jangan terbawa emosi
Lakukan respon cepat, bantu apa yang diperlukan pelanggan dengan
tepat.
Pelanggan, petugas tidak boleh marah walau hati sakit mendengar
omelan pelanggan
Dengarkan dengan penuh perhatian semua keluhan dan hadapi
dengan penuh suasana keakrapan
Tidak dibenarkan membuat janji yang menyenangkan padahal janji-
janji itu diluar kewenangan
Berikan rasa simpatik dan ikut merasakan kesulitan yang menimpa
pelanggan
Tanggapi keluhan dengan baik dan sertakan ucapan maaf
Dengan tulus dan berjanji akan memperbaiki kekurangan atas
pelayanan yang diberikan.
Berbagai respon pelanggan dilapangan dapat dijadikan sebagai
acuan untuk melakukan dan memperbaiki pelayanan baik secara
langsung maupun tidak langsung, adapun berbagai macam karakteristik
pelanggan sebagai berikut:
Langsung Mengadu
Tipe pelanggan ini Voice yaitu langsung berbicara dan
menyampaikan keluhannya dengan tujuan mengoreksi agar layanan
menjadi lebih baik. Apabila perusahaan mendapati pelanggan seperti
ini, perusahaan dapat langsung mendapatkan riset untuk mengetahui
dimana letak ketidakpuasan pelanggan, dan dapat langsung
memperbaiki kualitas pelayanan yang diharapkan pasien dengan
segera. Menurut penelitian jenis pelanggan seperti ini bisa datang
kembali berobat sekitar 54%, dan 85% akan kembali datang apabila
komplain di tanggani dengan cepat dan tepat,
Tidak melakukan apapun
Tipe pelanggan seperti ini yaitu mereka tidak melakukan
apapun karena menurutnya pelayanan ini sangat tidak sasuai dengan
apa yang diharapkan dan mereka langsung beralih ke penyedia jasa
lainnya dengan alasan membuang waktu, dan bingung harus
mengadu kemana. Hal ini merupakan tantangan bagi manajemen
dan yang harus dilakukan pada tipe konsumen ini yaitu dengan
memberikan kuesioner, atau sistem keluhan pelanggan melalui
telpon atau SMS.
Bicara dengan Media
Tipe pelanggan ini langsung berbicara di media sosial
tentang keluhannya terhadap penyedia layanan. Biasanya pelanggan
seperti ini ingin kompensasi dari penyedia layanan. Hal seperti ini
cukup menghawatirkan bagi perusahaan karena dapat merusak nama
baik perusahaanya.
Langsung Beralih
Tipe pengguna jasa ini merupakan pengguna jasa baru yang hanya
ingin mencoba datang ke perusahaan ini, dan biasanya pengguna
jasa ini hanya coba-coba saja.
Setelah kita mengetahui keluhan pelanggan dari berbagai
karakteristik pelanggan kita dapat melakukan riset apa fokus utama dari
kebutuhan pelanggan. Direktur rumah sakit langsung melakukan
briefing memfokuskan terhadap memperbaiki kualitas pelayanan.
b. Informasi
Direktur menemukan keluhan pelanggan secara langsung dan
kemudian diadakan briefing yang di ikuti dari top manajer, midlle manajer
sampai ke low manajer. Disini dijelaskan apa yang sebenarnya sedang
terjadi pada perusahaan ini mulai dari komplain pelanggan sampai
pendapatan rumah sakit yang merosot sehingga berdampak pada
pemberian gaji karyawan yang dibawah UMR dan lain sebagainya.
Direktur harus mengungkapkan bahwa mampu menjamin Rumah
Sakit ini baik kembali dengan cara bekerjasama. di biefing ini semua
manajer datang bersama-sama untuk mendiskusikan dengan isu-isu
manajemen yang terkait dengan baik kontrol kualitas atau perbaikan. Para
karyawan ini biasanya bekerja di bidang yang sama dan secara sukarela
bertemu secara teratur untuk mengidentifikasi menganalisis dan
memecahkan.
Dalam forum ini disampaikan keluhan dan apa yang sebenarnya
kebutuhan setiap masing-masing instalasi bagian rumah sakit untuk
menumbuhkan kepuasan pelayanan. Hal ini dapat meningkatkan
kepuassan pegawai karena mereka merasa terlibat dalam perusahaan ini
dan secara otomatis para manajer ada rasa tanggung jawab untuk
menyelesaikanya. Orang-orang yang merupakan bagian dari lingkaran
pengawasan mutu akan merasakan rasa kepemilikan untuk proyek
tersebut. Hasil yang lebih tinggi dan tingkat penolakan yang lebih rendah
juga mengakibatkan kepuasan kerja ditingkatkan bagi pekerja yang pada
gilirannya mendorong mereka untuk berkontribusi lebih.
Setelah permasalahan didapatkan kemudian membuat solusi yang
diharapkan yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Seperti menelaah
SOP prosedur pasien rawat jalan, di telaah di sebelah mana
kekurangannya, apakah dipendaptaran yang terlalu sedikit kasirnya
sehingga pasien lama menunggu. Atau telaah SOP jam kunjungan dokter
sehingga dokter lama atau tidak datang.
Manfaat diadakannya biefing atau kontrol dua arah antara staf dan
manajemen yaitu:
A. Kesimpulan
Permasalahan yang terjadi pada kasus di atas dapat diperbaiki dengan menerapkan
strategi:
1. Internal
Respon
Melakukan respon cepat dan tepat terhadap ketidakpuasan pelanggan
Informasi
Melakukan komunikasi secara komprehensip mengenai yang terjadi
diperusaan sehingga perusahaan dalam keadaan tidak baik dan melakukan
penyusunan rencana untuk memperbaiki pelayanan.
Tindakan
Membuat tim, fokus dengan prioritas yang ingin dicapai, memilah-milah
permasalahan berdasarkan prioritas dari hasil riset yang ditemukan,
mendiskusikan & menerima cara -cara baru seperti memodifikasi
penampilan karyawan secara fisik dan ruangan, membuat, memperbaiki
SOP yang ada, membuat Job desk yang jelas, embuat target keberhasilan
dengan mengukur kinerja, penghargaan terhadap prestasi
Kompensasi
Mengganti jasa yang tidak diharapkan pelanggan.
B. Saran
Diharapkan dalam meminpin perusahaan pemimpin yaitu top manajer
memiliki kualifikasi ilmu yang sesuai, dalam menyelesaikan permasalahan apalagi
di sebuah organisasi diperlukan kerjasama disemua sektor pelayanan dan memiliki
tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan yang optimal, cepat dan tepat
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
David, FR. 2005. Strategic Management: Concept and Cases. Tenth Edition. Prentice
Hall
Darsono (2012). Pemulihan Jasa Dalam Upaya Mewujudkan Kepuasan Dan Loyalitas
Pelanggan. Dharma Ekonomi STIE Dharmaputra Semarang No. 35 / Th XIX / April
2012
Dudi Permana (2012). Analisis Lingkungan Industri Dan Formulasi Strategi: Studi
Pengembangan Institusi Rumah Sakit. Vol 16 n0 1. Hal 1-12.
Lovelock, C.H. (2001), Services Marketing: People, Technology, Strategy, 4th ed.
Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Zeithaml, Valarie A. and Bitner, Mary Jo. Service Marketing. McGraw Hill Inc, Int’l
Edition, New York, 2003, p.162