Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA


RUMAH SAKIT DAERAH UMUM KOTA CILEGON
Dosen Pengampu: Dian Safrianti, S.KM., M.PH.AAK

Kelompok 8
Abdi Kuncoro Nugroho 10011382328165
Amanda Putri Syahrik 10011282328074
Athaya Salsabila 10011382328226
Barliana Indah Wulandari 10011282328042
Ihza Aulia Kiftia 10011182328131
Rani Dwi Putri 10011182328103

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan Makalah Penerapan
Fungsi Manajemen POAC di Rumah Sakit (isi rs apo) dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kebijakan Kesehatan.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-


banyaknya untuk Ibu Dian Safrianti, S.KM., M.PH.AAK selaku dosen pengampu
mata kuliah Dasar Kebijakan Kesehatan. Selain itu kami juga sadar bahwa pada
makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk
kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai
saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Indralaya, 15 September 2023

Penyusun,

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................7

A. Pengertian atau Konsep Manajemen.......................................................7


B. Fungsi – Fungsi Manajemen...................................................................9
C. Penerapan Planing di RSUD Kota Cilegon...........................................11
D. Penerapan Organizing di RSUD Kota Cilegon.....................................12
E. Penerapan Actuating di RSUD Kota Cilegon........................................14
F. Penerapan Controlling di RSUD Kota Cilegon.....................................16

BAB III PENUTUP...........................................................................................20

A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas negara adalah memberikan pelayanan publik yang menjadi
tolak ukur kemajuan negara. Untuk berkembang, suatu negara harus
meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah Indonesia memprioritaskan
peningkatan pelayanan publik dan menyadari pentingnya pelayanan yang baik
kepada masyarakat agar dapat memotivasi mereka dalam menjalankan tugasnya.
Pemerintah memberikan pelayanan publik di berbagai bidang kepada masyarakat.
Pelayanan publik tidak hanya sekedar memberikan pelayanan tetapi juga
mengenai pembenahan fasilitas umum. Pelayanan kesehatan sangat penting bagi
masyarakat. Sektor kesehatan perlu berbenah untuk memberikan pelayanan
kesehatan terbaik secara cepat, akurat, murah dan mudah digunakan. Negara perlu
didukung oleh orang-orang yang memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
Rumah Sakit di Indonesia berupaya memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan
menyediakan peralatan medis, tenaga medis yang berkualitas, dan fasilitas
pendukung seperti akomodasi, kantin, ruang tunggu, dan apotek, sehingga
masyarakat dapat memperoleh manfaat layanan medis yang tepat dan tepat waktu.

RSUD sebagai badan publik bertugas memberikan pelayanan kesehatan yang


bermutu kepada masyarakat. Namun pembiayaan RSUD yang dimiliki oleh
pemerintah daerah masih menjadi kendala dalam terciptanya pelayanan yang
terjangkau. Dampaknya sangat parah bagi rumah sakit karena memerlukan
likuiditas keuangan untuk beroperasi. Masyarakat menginginkan pemerintah
mendukung pelayanan kesehatan berbiaya rendah, namun tidak semua layanan
kesehatan dapat diberikan dengan biaya rendah. Dalam konteks persaingan global,
rumah sakit harus dikelola secara etis. Tanpa adanya konsep manajemen yang
jelas maka perkembangan rumah sakit akan lambat terutama secara finansial.
Infrastruktur keuangan rumah sakit umum buruk karena tidak ada sistem
akuntansi yang tepat. Dalam aktivitas organisasi rumah sakit yang kompleks,
pengalaman saja tidak cukup. Manipulasi tidak lagi berdasarkan dugaan atau

4
preferensi karena sumber daya semakin sulit dan mahal. Era yang kompetitif
menuntut pelayanan yang sempurna dan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat.

Dalam situasi ini filosofi manajemen pengelolaan dapat dipergunakan untuk


menghindari rumah sakit pemerintah dari keterpurukan sebagai lembaga jasa yang
inferior. Di Indonesia, pengelolaan rumah sakit telah berkembang dengan pesat
dan menjadikan industri yang berbasis prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen.
Ini merupakan ancaman bagi rumah sakit pemerintah maupun nasional jika tidak
berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerjanya secara keseluruhan.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon merupakan salah satu unit bisnis
pemerintah (sektor publik) yang memiliki kewajiban memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan optimal tanpa tujuan mencari laba (non-
profit organization).

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon adalah salah satu Rumah Sakit
Umum di Banten yang berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara optimal,
profesional dan meningkatkan mutu secara terus-menerus untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RSUD Kota Cilegon. Kepercayaan
ini penting karena masyarakatlah yang menggunakan layanan tersebut. Dengan
meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit, diharapkan akan
berdampak pada pendapatan rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan konsep manajemen di Rumah Sakit?


2. Bagaimanakah Penerapan Fungsi Manajemen di Rumah Sakit?
3. Bagaimana penerapan kegiatan planning di Rumah Sakit Kota Cilegon?
4. Bagaimana penerapan kegiatan organizing di Rumah Sakit Kota Cilegon?
5. Bagaimana penerapan kegiatan actuating di Rumah Sakit Kota Cilegon?

5
6. Bagaimana penerapan kegiatan controlling di Rumah Sakit Kota Cilegon?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Penerapan dan Perencanaan Fungsi
Manajemen Rumah Sakit Kota Cilegon.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian atau Konsep Manajemen

Menurut GR. Terry, seperti yang dikutip oleh Sarwoto. (1991). manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari planning, organizing, actuating, dan
controlling (POAC) yang masing-masing menggunakan seni dan ilmu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnyaMenurut Komaruddin
Sastradipoera (2006), manajemen biasanya mengacu pada kegiatan-kegiatan
seperti memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan
mengawasi kegiatan-kegiatan dalam organisasi.

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management,


yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Artinya manajemen
adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam
upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian lain dari manajemen, yaitu suatu proses yang melibatkan 1)


perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) kepemimpinan
(leading) dan 4) pengendalian (controlling) dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Manajemen juga melibatkan pengambilan keputusan, pengelolaan
orang, pengawasan, dan pengkoordinasian kegiatan. kekuatan yang menggerakkan
suatu usaha yang bertanggung jawab atas sukses dan kegagalannya suatu kegiatan
atau usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalu kerjasama dengan orang lain.
Dengan demikian, secara keseluruhan definisi manajemen tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:

a) Penatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk


mencapai sasaran tertentu.
b) Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

7
c) Seluruh perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan
fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Kesimpulan dari rumusan di atas, bahwa manajemen merupakan serangkaian


kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan
mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan memanfaatkan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai organisasi yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.

Dalam pengertian lain menurut Azwar (1998), manajemen merupakan


penyederhanaan sistem yang menyatukan berbagai konsepsi kegiatan serta
manajemen komponen-komponen sistem untuk bisa seimbang dan berjalan
dengan efektif dan efisien. Perangkat atau unsur dasar manajemen yang mendasari
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan manajemen
dikenal dengan six M's yakni: man, money, material, method, machine, dan
market. Untuk pekerjaan manajemen yang tidak bersifat mencari keuntungan,
perangkat manajemen yang biasa digunakan hanya mencakup four M's, yakni:
man, money, material, dan method.

 Manusia (man)

Manusia merupakan unsur penting dalam proses manajemen dimana setiap


organisasi bergantung pada manusia. Cepat atau lambatnya setiap keputusan
mencakup unsur manusia.

 Uang (money)

Merupakan sumber biaya yang diperlukan untuk mendanai berbagai kegiatan


manajemen.

 Material (material)

Merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kelancaran


manajemen.

 Metode (method)

8
Merupakan suatu cara atau sistem pengaturan yang diberlakukan dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Manajemen memiliki
fungsi-fungsi yang digunakan untuk mengatur setiap unsur yang ada di dalamnya
agar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Fungsi tersebut dikenal dengan
POAC, yaitu: Planning, Organizing, Actuating, dan Controling.

B. Fungsi - Fungsi Manajemen

Kegiatan manajemen dilaksanakan dalam proses menyeluruh.


berkesinambungan, dan dilakukan secara formalPrinsip-prinsip ini erat kaitannya
dengan pelaksanaan fungsi manajemen. Ada banyak pendapat mengenai fungsi-
fungsi manajemen, namun fungsi-fungsi yang sering dipakai dalam proses
manajemen adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan terlebih


dahulu tujuan yang diharapkan pada suatu jangka waktu tertentu atau periode
waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tersebut.

2) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian


pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok
pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik di antara mereka, serta
pemeliharaan lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang pantas. Menurut Sarwoto
(1991) pengorganisasian merupakan kegiatan untuk mengalokasikan dan
mendistribusikan tugas-tugas kepada para anggota kelompok, mendelegasi
kekuasaan dan menetapkan hubungan kerja antar anggota kelompok.

9
3) Penggerakan (actuating)

Penggerakan dan pelaksanaan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu


organisasi menjadi "berjalan"George R. Terry dalam Sarwoto (1991).
mengemukakan penggerakan sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai
dengan perencanaan managerial dan usaha-usaha organisasi.

4) Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-


pekerjaa terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang
dikehendaki. Rencana betapapun baiknya akan gagal sama sekali bilamana
manajer tidak melaukan pengawasan. Dengan demikian, apabila ada kegiatan
yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan, perlu diadakan suatu tindakan
perbaikan (corrective action) Pengawasan sebagai fungsi manajemen berusaha
untuk menyeimbangkan kesenjangan sehingga dapat dideteksi secara dini,
dicegah, dikendalikan atau dikurangiSelain itu pengawasan ini dapat berfungsi
untuk mengembangkan efisiensi penggunaan sumber daya, efektivitas, dan tugas-
tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin. Sarwoto (1991)
menuturkan bahwa ada 2 (dua) teknik pengawasan yang biasa dipakai dalam
sebuah organisasi, yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.
Selain itu, fungsi pengawasan fungsional, yaitu: (1) apakah kebijaksanaan yang
telah ditetapkan dijalankan oleh jajaran pelaksana atau tidak, (2) penggunaan
dana, (3) pemanfaatan sarana dan prasarana kerja, (4) ketaatan aparatur pelaksana
pada prosedur dan mekanisme kerja yang telah ditetapkan, (5) dan manajemen
sumber daya manusia.

5) Penilaian (Evaluating)

Menurut Siagian (1996), penilaian adalah pengukuran dan pembandingan hasil-


hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Menurut
Sastrohadiwiryo (2005), bahwa berhasil tidaknya program pendidikan dan
pelatihan akan banyak bergantung kepada kegiatan evaluasi yang dilakukan.

10
Atmodiwirio (2002), menyatakan bahwa evaluasi pendidikan dan pelatihan
bertujuan untuk: (1) Mendapatkan dan menganalisa informasi untuk mengetahui
pencapaian tujuan jangka panjang dan jangka pendek, (2) Mengetahui pengaruh
program pendidikan dan pelatihan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
tugas instansi peserta pelatihan.

C. Penerapan Planing di RSUD Kota Cilegon

Planning (perencanaan) adalah kegiatan penentuan pekerjaan yang harus


dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain, perencanaan
merupakan suatu pandangan menyeluruh mengenai tugas, fungsi dan peranan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal ini melibatkan pengambilan
keputusan dan pemilihan alternatif kegiatan. Kemampuan untuk
memvisualisasikan dan memprediksi diperlukan untuk merumuskan pola tindakan
di masa depan. Perencanaan menjadi hakikat manajemen karena mengatur dan
mengarahkan seluruh kegiatan.

Pengambilan keputusan di RSUD Kota Cilegon dilakukan dari bawah ke atas


(bottom up), bukan dari atas ke bawah (top down). Hal ini memungkinkan
perencanaan berdasarkan permintaan yang ada. Setiap tahun, rumah sakit ini
mengembangkan rencana melalui koordinasi dengan PPTK dan masukan dari tim
medis meliputi tenaga medis dan staf. Keputusan tersebut kemudian disampaikan
kepada bagian perencanaan untuk digunakan sebagai rencana rumah sakit untuk
tahun berikutnya.

Salah satu program yang telah disusun ialah pembangunan tampak depan
RSUD Kota Cilegon yang dimaksudkan untuk menciptakan ciri khas yang
membedakan rumah sakit tersebut dengan rumah sakit lain di Banten. Selain itu
bertujuan untuk menciptakan identitas unik bagi rumah sakit tersebut. Hal ini juga
membantu memperlancar proses pelayanan masyarakat Kota Cilegon dalam

11
mengenali RSUD Kota Cilegon. Namun, perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan ini tertunda karena belum ada pihak ketiga yang sesuai kriteria
untuk membangun tampak depan RSUD Kota Cilegon. Di samping itu, juga
disebabkan pemenang lelang belum ditentukan dalam proses pengadaan barang
dan jasa.

Dalam perencanaan manajemen, tujuan harus ditentukan secara jelas dan


logis. Perencanaan melibatkan pemilihan atau merumuskan aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Anggaran juga menjadi faktor
pembatas dalam menentukan rencana kerja. Dalam hal ini, anggaran yang didapat
oleh RSUD Kota Cilegon bersumber dari APBD Kota Cilegon dan APBN.

Di dalam RSUD Kota Cilegon terdapat Satuan Pengawas Internal (SPI) yang
ditunjuk oleh Direktur RS untuk melaksanakan penilaian terhadap sistem
pengelolaan dan pengawasan secara efektif dan efisien. Manajemen RS sebaiknya
berkomunikasi dengan SPI agar pengelolaan RS dapat diawasi dengan baik.
Namun, saat ini belum terjalin komunikasi yang baik antara manajemen RS dan
pihak SPI sehingga dalam perencanaan pembangunan ini, SPI belum menerima
laporan perencanaan tersebut.

D. Penerapan Organizing di RSUD Kota Cilegon

Organizing (pengorganisasian) adalah suatu proses untuk penentuan,


pengelompokkan, pengaturan dan pembentukan pola hubungan kerja untuk
mencapai tujuan organisasinya. Pengorganisasian menciptakan struktur kerja
formal di setiap kegiatan organisasi yang memungkinkan orang bekerja sama
secara efektif untuk mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian juga dapat berarti
menggabungkan orang-orang dalam pekerjaan yang sudah ditetapkan berdasarkan
latar belakang pendidikan dan keahlian pekerjaan mereka. Kemampuan untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada sangat penting untuk manajemen suatu

12
organisasi. Sumber daya manusia serta sumber daya finansial dan keuangan,
sangat menentukan keberhasilan organisasi.

Sistem pembagian kerja di RSUD Kota Cilegon mencakup dua bidang


pekerjaan yang dibedakan berdasarkan waktu. Unit pengelola (manajemen)
bekerja pada hari Senin sampai dengan Sabtu. Sedangkan untuk tenaga medis
dibagi menjadi 3 shift (pagi, siang, dan malam). Jadwal itu diatur dalam Peraturan
Walikota dan Peraturan internal RSUD Kota Cilegon.

Di RSUD Kota Cilegon terdapat 3 jenis kategori SDM, yaitu PNS, BLUD,
dan TKK. Aturan-aturan untuk PNS berasal dari pusat, untuk BLUD berasal dari
peraturan internal RSUD Kota Cilegon, dan untuk TKK berasal dari Pemerintah
Kota Cilegon. Peraturan ini memuat aturan tentang tata tertib, perjanjian kerja,
jadwal kerja, tidak menyalahgunakan wewenang, serta bertanggung jawab atas
pekerjaan dan fasilitas medis.

Pengelompokan dan penetapan kerja di RSUD Kota Cilegon didasari latar


belakang pendidikan, seperti Dokter, Bidan, Perawat, dan Apoteker. Proses
penempatan kerja apabila PNS melalui BKD Kota Cilegon, BLUD melalui
Pimpinan RSUD, dan TKK melalu Pemerintah Daerah.

Selain itu di RSUD Kota Cilegon masih kekurangan tenaga medis seperti
dokter spesialis, perawat, apoteker, dan beberapa tenaga pendukung administrasi.
Dalam hal ini, RSUD Kota Cilegon melakukan koordinasi dengan badan
kepegawaian Kota Cilegon mengenai masalah penambahan tenaga kerja PNS dan
koordinasi ke BKD menyangkut masalah pegawai yang sudah berstatus PNS.
Sedangkan untuk tenaga BLUD, TKK, dan magang diatur oleh RSUD Kota
Cilegon sendiri.

13
E. Penerapan Actuating di RSUD Kota Cilegon

Actuating, atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang


dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang
ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat
ercapai.

Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari


pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan
memberi komponsasi kepada mereka. Pengarahan merupakan suatu kegiatan
untuk mengintegrasikan usaha anggota-anggota dari suatu kelompok, sehingga
melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan pribadi dan kelompoknya.
Semua usaha kelompok menghendaki pengarahan apabila ingin secara sukses
mencapai tujuan akhir kelompok tersebut. Sumber daya manusia sangat berperan
penting dalam melaksanakan suatu kebijakan (perencanaan) untuk mencapai
sebuah keberhasilan, dimana sumber daya manusia lebih difokuskan kepada
berapa jumlah orang yang menjalankan kebijakan tersebut, kualitas sumber daya
manusia tersebut, dan juga kinerja mereka pada saat melaksanakan kebijakan.

Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja


dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan
secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-
tindakannya kearah itu.

Tujuan fungsi actuating adalah:

A. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien


B. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
C. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
D. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf

14
E. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Di RSUD Kota Cilegon yang bertanggung jawab untuk memberikan


pengarahan adalah Direktur RSUD Kota Cilegon, Direktur memberikan
pengarahan secara langsung ke Manajemen RSUD Kota Cilegon untuk
menyampaikan tujuan organisasi dan mendelegasikan wewenang kepada
manajemen agar tujuan organisasi dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah di
tetapkan organisasi.

Di ketahui bahwa pemberian pengarahan tidak hanya dilakukan oleh Direktur


RSUD Kota Cilegon, pengarahan juga diberikan oleh kepala unit kepada staff atau
bawahanya. Karena rumah sakit cakupannya luas dibagi kedalam beberapa unit
pengarahan secara langsung diharapkan akan tepat sasaran sehingga tujuan
organisasi yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dari dua hasil
wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengarahan yang dilakukan di RSUD
Kota Cilegon dilakukan secara top down, pengarahan dilakukan secara berurutan
mulai dari top management ke bottom management agar tujuan organisasi yang
sudah direncanakan sebelumnya dapat berhasil dilaksanakan secara efektif dan
efisien.

Semakin tinggi jabatan seseorang, maka jumlah akan semakin sedikit,


sedangkan tugas dan tanggung jawabnya akan semakin besar. Sedangkan semakin
rendah jabatan seseorang, maka jumlah pemegang jabatan tersebut akan semakin
banyak dan tanggung jawabnya semakin kecil. Kemudian peneliti menanyakan
bagaimana pengarahan yang diberikan oleh atasan ke bawahan maupun antar lini
dalam melayani pasien.

Pengarahan yang diberikan oleh pimpinan diberikan setiap apel pagi diberikan
secara langsung agar tercipta pemahaman yang mendalam kepada sumber daya
manusia di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon dalam menjalankan tugas
dan fungsi untuk melayani masyarakat atau pasien secara efektif dan efisien.

Selain pemberian pengarahan setiap apel pagi ada juga briefing antara kepala
unit dengan bawahan atau tenaga medis yang diberikan sebelum memulai suatu

15
pekerjaan hal ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang efektif dan efisien
serta menurunkan tingkat kesalahan sumber daya manusia yang ada di RSUD
Kota Cilegon. Selain itu ada juga rapat dengan direktur untuk mengevaluasi
apakah pengarahan yang diberikan kepada sumber daya yang ada di RSUD kota
cilegon sudah dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah
ada hambatan dalam melaksanakan pengarahan.

Ada beberapa perintah kerja yang diberikan oleh manajemen atau atasan dari
RSUD Kota Cilegon. Bentuk pengarahan yang diberikan berupa lisan dan tertulis,
dalam bentuk lisan pengarahan diberikan di pada saat rapat atau apel pagi,
sedangkan dalam bentuk tulisan diberikan secara memo atau surat perintah kerja
yang diberikat oleh direktur RSUD Kota Cilegon.

Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemecahan masalah, RSUD Kota


Cilegon mengagendakan rapat mingguan untuk mencari masalah yang terjadi dan
mencari jalan keluarnya dari masalah tersebut. Diharapkan dari agenda rapat
mingguan tersebut dapat meminimalisir masalah-masalah yang muncul dan
mengurangi masalah-masalah yang akan ada.

F. Penerapan Controlling di RSUD Kota Cilegon

Controlling (pengendalian) ialah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-


kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek
yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju
sasaran yang ingin dicapai. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat
apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan
dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki
supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada berbagai cara untuk
mengadakan perbaikan, termasuk merubah rencana dan bahkan tujuanya,
mengatur kembali tugas-tugas dan wewenang, tetapi seluruh perubahan dilakukan
melalui manusianya. Orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang

16
tidak diinginkan itu harus dicari dan mengambil langkah- langkah perbaikan
terhadap hal-hal yang sudah atau akan dilaksanakan.

Pengawasan atau Pengendalian merupakan pengukuran dan perbaikan


terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara. Pengawasan menyumbang
suatu faktor agar tujuan organisasi dapat terwujud atau terkendali dan
meminimalisir timbulnya penyimpangan terhadap tujuan yang telah ditetapkan.

Dari faktor pengawasan ini ada beberapa hal yang perlu dijelaskan
diantaranya: Pertama, fungsi pengawasan SPI/Inspektorat di RSUD Kota Cilegon
meliputi pengawasan pelayanan dan audit keuangan, dan juga mengevaluasi
kegiatan yang sudah dilaksanakan. Prosedur yang dilakukan sesuai dengan
program kerja tahunan yang dibuat, dengan cara membuat Surat Tugas yang
ditujukan kepada staff pengawas untuk langsung melakuan pengawasan, adapun
teknisnya seperti: (Inspeksi, Pengumpulan data, tanya jawab, konfirmasi pihak
terkait, uji lapangan, dan membuat kesimpulan).

Kedua, alur hubungan antara SPI dan RSUD yaitu melalui dewan pengawas
yang terdiri dari unsur pimpinan RSUD Kota Cilegon, dan alur hubungan SPI dan
Inspektorat hanya sebatas koordinasi dalam hal pengawasan yang telah dilakukan.
Waktu pengawasan tidak dapat ditentukan atau bersifat tentatif dan bagaimana
permintaan Direktur sewaktu-waktu.

Ketiga, dari hasil pengawasan dan pengendalian tersebut, SPI hanya sebatas
mengetahui apabila terjadi temuan-temuan di lapangan, seperti kekurangan
pegawai dan lain sebagainya, dan hanya sebatas membuat kesimpulan yang
kemudian disampaikan kepada pimpinan.

Keempat, jenis-jenis pelayanan yang telah dilakukan diantaranya waktu


pelayanan tidak tentu batasan penyelesaiannya dikarenakan mengikuti situasi dan
kondisi dari banyaknya pasien, jika semakin banyak maka waktu pelayanan
(waktu tunggu) semakin lama, jika tidak maka akan cepat. Alasan untuk berobat

17
di RSUD Kota Cilegon dikarenakan beberapa alasan, diantaranya karena jarak
yang dekat, rekomendasi keluarga, dan rujukan dari puskesmas.

Kelima, Penilaian pelayanan RSUD Kota Cilegon, empat informan menilai


bagus. Akan tetapi dua informan menilai kurang bagus dengan alasan antrian
lama, dan merasa ribet karena harus mengambil nomor antrian walaupun sudah
melakukan check-up. Penilaian terhadap sarana dan prasarana pun sama yakni
empat informan menilai cukup bagus, tetapi dua informan menilai kurang karena
tempat duduk yang belum mencukupi dan fasilitas peralatan di laboratorium yang
kurang. Selebihnya penilaian terhadap kondisi sarana dan prasarana, tindakan
tenaga medis, informasi yang disampaikan RSUD Kota Cilegon kepada pasien,
dan ketersediaan obat dinilai bagus.

Pengendalian ini merupakan tahapan terahkir dalam fungsi manajemen yang


sama pentingnya dengan fungsi yang lain, kendati dibeberapa kegiatan suatu
organisasi sering dianggap tidak penting atau dikesampingkan. Pengendalian atau
pengawasan ini pada dasarnya menjaga agar kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pada penelitian ini peneliti
menanyakan apa saja fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) dan Inspektorat
terhadap RSUD Kota Cilegon.

Fungsi SPI yakni mengawasi kinerja pengelolaan RSUD Kota Cilegon dalam
bidang pelayanan yang mencakup semua aspek dari rawat inap, rawat jalan, rekam
medis, farmasi, laboratorium dan bidang keuangan baik pendapatan dan
pengeluarannya.

Inspektorat Kota Cilegon dalam menjalankan tugasnya didasari berdasarkan


tiga hal yakni perencanaan pengawasan program, perumusan kebijakan, fasilitasi
pengawasan, dan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas
pengawasan. Yang ketiga hal tersebut sebenarnya fungsi tugas Inspektorat secara
general yang dilakukan bukan hanya kepada RSUD Kota Cilegon tetapi
diterapkan kepada semua instansi yang di audit.

18
Berikut fungsi pengawasan Inspektorat dalam bentuk bagan seperti dibawah
ini: fungsi pengendalian RSUD Kota Cilegon sudah dilakukan oleh dua pihak
pertama SPI dan yang kedua Inspektorat. Masing-masing memiliki peran dan
fungsi yang kurang lebih sama, hanya SPI merupakan unit di dalam struktur
organisasi RSUD sendiri sedangkan Inspektorat adalah unit eksternal atau diluar
struktur organisasi RSUD. Adapun aspek yang diawasi yaitu Pelayanan dan
Keuangan.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan lapangan, Kesimpulan akhir
pengelolaan RSUD Kota Cilegon telah selesai berjalan dengan baik meskipun
beberapa indikator masih perlu ditingkatkan atau optimasi. Berdasarkan hasil
diskusi pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon beroperasi secara
maksimal, terlihat dari beberapa hal Rencana telah dilaksanakan termasuk
peningkatan layanan kesehatan, peningkatan kesehatan masyarakat dan beberapa
alat tambahan kesehatan. Namun masih terdapat kendala dalam perencanaan
Pembangunan fasad rumah sakit sempat tertunda 3 tahun selamanya. Hal ini
menunjukkan perencanaan di RSUD Kota Cilegon masih berjalan. Belum
maksimal karena masih ada proyek yang belum selesai. Di dalam Kerja organisasi
di RSUD Kota Cilegon berjalan dengan baik, itu sebabnya Hal ini terlihat dari
banyaknya jumlah staf di rumah sakit daerah kota tersebut.

Namun, perekrutan staf tidak diatur sesuai dengan kebutuhan sebenarnya


dalam jumlah besar Karyawan ini menyebabkan ketidaksesuaian dalam
penempatan staf pelatihan setiap karyawan. Sementara itu di arah, tidak terdeteksi
permasalahan atau hambatan berarti, hal ini terlihat jelas melalui kesaksian
beberapa informan yang mengatakan bahwa mereka berorientasi dan diberi
penghargaan dan sanksi (SP) dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.
Koordinasi tersebut berlangsung antara manajemen RSUD Kota Cilegon dan
Departemen dan cabang terkait bekerja cukup baik, hal ini terlihat dari
keberadaannya. Koordinasi antar badan usaha yang mendapat usulan untuk
menyampaikan dokumen tambahan staf khususnya tenaga medis yang berstatus
PNS di RSUD, serta Inspektorat siapa tahu rencana pembuatan tampak depan
belum tercapai dan adanya pengawasan terhadap prasarana dan sarana. Verifikasi

20
laporan keuangan dan kinerja pelayanan Rumah Sakit. Namun koordinasi antara
SPI dan SPI masih kurang Manajemen rumah sakit dalam mempublikasikan
informasi terkait proses perencanaan ini, meskipun benda tersebut berhubungan
langsung dengan rumah sakit seperti Audit keuangan dan pemberian konsultasi
infrastruktur untuk Rumah sakit ini sepenuhnya dioptimalkan.

B. Saran
Adapun saran saya mengenai penerapan fungsi manajemen ini pada
puskesmas yaitu:
1) Agar fungsi manajemen ini benar-benar dilaksanakan dengan baik agar
tujuan dari penerapan POAC tersebut dapat tercapai dengan baik.
2) Agar melakukan evaluasi secara berkala terhadap kegiatan yang telah
direncanakan, sehingga untuk kedepannya dapat lebih efektif lagi dalam
hal penyusunan perencanaan dan pencapaian tujuannya. Dan perlu adanya
pemahaman yang mendalam dalam hal penentuan masalah yang kemudian
akan menjadi inti darti pokok perencanaan itu sendiri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Devi Suliati. 2018. Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Cilegon. Skripsi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Manajemen Kreatif Jurnal (MAKREJU). 2023. Penerapan Fungsi POAC.
Jurnal.
Ns.Erita, S.Kep.,M.Kep. 2019. Buku Materi Pembelajaran Manajemen. Modul.
Universitas Kristen Indonesia
Galih Lahada. Muhammad Yasser Fedayyen. 2021. Pelaksanaan Fungsi
Manajemen dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Administratie
Desti Widyawati. 2018. POAC Rumah Sakit dan Puskesmas. Makalah. STIKes
Surya Mitra Husada Kediri
Bertha Rosanica Verawati. 2009. Gambaran Manajemen dan Penerapan POAC di
Rumah Sakit. Makalah. Universitas Indonesia

22

Anda mungkin juga menyukai