MANAJEMEN KEPERAWATAN
Disusun Oleh;
2019
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmanirrohim,
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan pengerjaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kasus ................................................................................................ 23
B. Pembahasan ...................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 33
B. Saran ............................................................................................... 33
DAFTAR PUSATAKA .............................................................................. 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kerja manusia merupakan unsur yang sangat penting dan sangat
mempengaruhi hidup matinya perusahaan atau organisasi. Dalam
berorganisasi terdapat hubungan antara manusia satu dengan manusia yang
lain untuk membicarakan apa yang menjadi tujuannya. Pada manusia dapat
diselidiki faktor-faktor yang dapat mendorong mereka untuk saling
berhubungan.di rumah sakit salah satu tenaga kerjanyaa adalah perawat.
Keberadaan perawat sebagai ujung tombak pelayanan harus sangat
diperhatikan dan dikelola secara profesional sehingga memberikan kontribusi
yang positif bagi masyarakat dan juga untuk kemajuan Rumah sakit itu
sendiri. Mutu Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun
faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia. Sumber daya
manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan
keperawatan pasien adalah dokter, perawat, bidan, serta tenaga penunjang
lainnya. Diantara tenaga tersebut, tenaga perawat menempati urutan jumlah
terbanyak yaitu 40% (Dep.Kes.RI,2005).
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kajian situasi di Rumah Sakit X
b. Untuk mengetahui cara perhitungan ketenagakerjaan di Rumah Sakit
X
c. Untuk mengetahui analisis Problem Based dan analisis SWOT dari
Rumah Sakit X
d. Untuk mengetahui perencanaan yang dapat dilakukan dari hasil
analisis Problem Based dan analisis SWOT dari Rumah Sakit X
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan makalah ini bermanfaat bagi rumah sakit dan
mahasiswa
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
b. Metode Rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai
denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering
digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya
mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa
mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal
tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang
mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya
untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume
pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya
digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor
262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar
sebagai berikut :
Kereterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
18
19
TPP = Tenaga Pa
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
c. Metode Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga
keperawatan di satuy unit perawatan adalah sebagai berikut:
AxBxC= F =H
(C – D)x E G
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
19
20
20
21
B. SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor
kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis
eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS).
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT Pendekatan kualitatif matriks
SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan
kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan
Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-
isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor
internal dan eksternal.
2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT. Data SWOT kualitatif di atas
dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis
SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan
yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-
W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan
secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak
boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor
lainnya). Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi
penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10,
dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing
point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya,
penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan
tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga
formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
21
22
22
BAB III
A. KASUS
Sebuah rumah sakit swasta bernama “X” berkapasitas 250 tempat tidur
yang terletak di Kota Bandung telah berdiri sejak 15 tahun yang lalu,
dipimpin oleh seorang Direktur Utama, ahli administrasi lulusan Universitas
Technology of Sydney (UTS). Rumah sakit (RS) ini memiliki 12 spesialisasi
keilmuan kedokteran, namun belum terakreditasi, dan mempekerjakan 327
tenaga Perawat, 156 non keperawatan (administrasi dan lain-lain), 16 dokter
umum, 2 dokter bedah, 1 dokter anesthesia, dan 30 dokter spesialis (berbagai
spesialisasi) terdaftar di RS ini.
Pada lima tahun terakhir, kondisi ketenagaan (SDM) dan pelayanan yang
diberikan makin memprihatinkan, turn over tenaga Perawat mencapai 19%,
dokter-dokter spesialis banyak yang pindah ke RS lain. Sedangkan yang
masih terdaftar pun hanya bertahan dengan memperlihatkan kinerja yang
buruk, sering datang terlambat atau sangat terlambat dalam menangani
pasien-pasiennya, serta yang paling mencemaskan adalah mereka tidak
memiliki waktu yang cukup untuk mendengarkan keluhan pasien dengan
baik. Akibatnya tingkat hunian (BOR) pada tiga tahun terakhir ini menurun
drastis hingga 47%.
Dalam tahun 2013 jumlah hari libur nasional adalah 14 hari, perawat
mendapatkan hak cuti selama 12 hari kerja pertahun, dan kemungkinan sakit
23
24
diperhitungkan sekitar 7 hari dalam satu tahun, dan cuti karena hal lain
sekitar 3 hari dan jam produktif perhari adalah 7 jam selama 6 hari
B. PEMBAHASAN
1. Berdasarkan deskripsi situasi diatas,
Tentukan volume kerja pada Ruang perawatan penyakit
Dalam
Tentukan kapasitas kerja
Tentukan jumlah kebutuhan perawat
Tentukan kebutuhan jumlah perawat berdasarkan shift kerja
25
Jawab :
Berdasarkan deskripsi situasi diatas
Jawab :
Pasien ketergantungan mandiri : 30%
Pasien ketergantungan sebagian : 50%
Pasien ketergantungan total : 20%
Jumlah tempat tidur : 50%
80
Total Bor : 80% dari 50 tempat tidur =100 × 50 = 40 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
50
Pasien keperawatan sebagian = 100 × 40 = 20 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
20
Paien keperawatan total = 100 × 40 = 8 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Total hari libur = 14 hari libur nasional, 12 hari cuti, 7 hari sakit, 3 hari
cuti karena hal lain, 52 hari minggu
Volume kerja
Pasien mandiri × 1 jam
Pasien sebagian × 3 jam
Pasien total × 6 jam
Jawab :
12 × 1 = 12
20 × 3 = 60
8 × 6 = 48
Total = 120 jam
Kapasitas kerja
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑚
120
= = 3 𝑗𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
40
Total perawat
26
Analisa SWOT
2. Sarana pra - Terdapat alat 4 1 orang mahir dalam 4 - Adanya pelatihan 4 - Alat yang 3
sarana hemodialisa 3 hemodialisa karyawan canggih
buah
3. Penerimaan -menerima klien 4 Setelah setengah hari 4 - Keluarga ikut 3 - Meningkatnya 4
klien dengan jaminan perawatan 30% mengantar klien jumlah klien
kesehatan klien mengatakan keruang perawatan dengan
belum mengetahui adanya
peraturan di unit jaminan
30
terkait kesehatan
4. Pelayanan - Diruang 4 - (BOR) Pada tiga 4 - Kebijakan 3 - Banyak 3
perawatan tahun terakhir pemerintah rumah sakit
penyakit dalam menurun drastic mengenai rumah khusus di
dewasa sehingga 47% sakit swasta tempat sekitar
berkafasitas 50
tempat tidur
5. Beban kerja - Kualifikasi 4 - Tidak memiliki 4 - Adanya 3 - Uji 3
pendidikan 3 waktu yang peningkatan jumlah kompetensi
orang ners, dan cukup untuk mahasiswa rendah
13 orang ahli mendengarkan keperawatan
madya keluhan pasien
keperawatan
6. Akses Berada di tengah 2 Hanya terdapat 1 4 - Bias dilewati 3 - Wilayah 3
pelayanan kota bandung ambulan angkutan umum padat
kendaraan
7. Tariff - Adanya 4 - Pra antrian 3 - Mengikuti 3 - Tingkat 3
pelayanan penerimaan panjang kebijakan pendidikan
pasien dengan pemerintah penduduk
jaminan rendah
kesehatan
gratis
31
Kuadran 2 Kuadran 1
0,2
Kuadran 3 kuadran 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan. Proses manajemen menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian. Dalam
menajemen keperawatan salah satu tahapannya adalah kajian situasi dimana
gunanya untuk mengetahui kekuatan, kelemahan serta peluang dan ancaman
yang di hadapi di rumah skit terebut. Dalam manajemen keperawatan juga
perhitungan tenaga kerja khususnya perawat sangatlah penting untuk
meningkatan pelayanan di rumah sakit.
B. Saran
Diharapkan rumah sakit dapat menerapkan manajemen keperawatan yang
baik melewati berbagia macam tahapan dari mulai kajian situasi sampai
controlling rumah sakit dapat meningkatkan pelayanannya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Y. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit : Teori, Metoda, dan Formula.
Depok. FKM-UI.
34