Anda di halaman 1dari 36

Managemen keperawatan

BAB I

Konsep managemen keperawatan

a. Pengertian managemen keperawatan


1. Pengertian managemen
Managemen adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang sistematik dan
terncana(prayetno,21).managemen adalah suatu proses menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain(Gillies,1994). Managemen merupakan ilmu atau seni
bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya(swansbureg,1993).
Sedangkan, stoner(82) menyatakan managemen adalah prosesperencanaan,
pengorganisasian, pngarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota orgnisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
2. Pengertian keperawatan
Berdasarkan lokakakrya nasional pada bulan januari 83 di Jakarta, pengertian
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan proesinal yang merupakan bagian
integral bagi pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-
spiritualyang komprehensif, ditujukan pada individu, warga dan masyarakat, baik
sakit maupun sehat yang mencangkup sluruh proses kehidupan manusia.
3. Pengertian managemen keperawatan
Managemen keperawatan adalah suatu prosesmenyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya
secara efektif, efisien dan rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-ssial-
spiritual spiritualyang komprehensif, ditujukan pada individu, warga dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat melaui proses keperawatan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
b. Fungsi-fungsi managemen keperawatan
Fungsi managemen adalah bentuk kegiatan managemen yang mempunyai cirri dan
waktu pelaksanaan tertentu. Menurut henry fayol, menjalankan lima fungsi
managemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memerintahkan,
megordinasikan, dan mengemdalikan. Sedangkan menurut siagian (2007), fungsi
managemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan
dan penilaian.
Pendekatan manajemen yang diterapkan manajemen keperawatan adalah
perpaduan bentuk fungsi manajemen dengan proses keperawatan. Proses manajemen
keperawatan menunjang proses keperawatan.

Pengkajian Diagnosis perencanaan Pelaksanaan Evaluasi


Proses Keperawatan

Pengumpulan Perencanaan Pengaturan Kepegawaian Pengarahan Pengawasan


Data Proses Manajemen

Pendekatan dalam managemen keeperawatan adalah terdiri dsri


perencanaan(planning), pengorganisasian(oorganizing), pengarahan(directing),
pengendalian(controling) dengan proses keperawatan dari pengkajian sampai
evaluasi.
1. Pengkajian dan pengumpulan data.
Tahap ini menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan untuk
dapat masuk pada tahap berikutnya.
2. Perencanaan
Tahap terpenting setelah pengumpulan data dan perumusan masalah. Perencanaan
berisi rencana strategis yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan
permasalahan.
3. Pengaturan dan kepegawaian
Tahap ini menentukan struktur yang akan di gunakan dalam penyelesaian
masalah, harus mampu membuat struktur organisasi yang efekti dan efisien yaqng
dapat terkembangkan dari kecukupan tenaga, baik dari segi kualitan maupu
kuantitasnya.
4. Pelaksanaan dan pengarahan
Pelak sanaan merupakan legiatan untuk melaksanakan peencanaan yang telah
dibuat. Kepemimpinan akan menentukan keberhasilan dalam tahap pelaksanaan.
Manager harus mampu menggunakan kekuasaannyauntuk memecahkan masalah,
pengambilan keputusan, melakukan komunikasi efektif dan mampu melakukan
perubahan yang efektif jika memang diperlukan.
5. Pengawasan dan evaluasi
Menjaditahap ahir yang penting untuk dilakukan. Dilakukan guna mengetahui
sejauh mana keberhasulan yang telah dicapai. Sbera[a besar kegagalan yang
terjadi dan hambatan apa yang menjjadi kendala dalam pencapaian tujuan. Data
ini menjadi bahan kebaikan kedepannya sehingga tidak terjadi kesalah yang
berulang.
c. Konsep filosofi dan tujuan pelayanan keprawatan
1. Filosofi pelayanan kesehatan
Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut administrasi
keperawatan dan praktek keperawatan dalam suatu
organisasi(swansburg,1993)filososfi pelayanan kesehatan dapat dirumuskan atas
dasar prnyataan-pernyataan berikut.
a. Pasien adalah ,manusia yang merupakan makhlukholistik
b. Manusian yang merupakan individu unik
c. Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk bermartabat
d. Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk adaptif
e. Pasien adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang
f. Pasien adalah manusia yang memiliki kemapuan untuk merespon baik positif
maupun negative
g. Pasien adalah manusia yang hidup dalam tentang sehat sakit
h. Setiap pasien mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan keperawatan
secara provisional
i. Setiap pasien berhak menentukan keinginan dan kehidupannya
j. Setip pasien berhak mendapatkan perlindungan dari perawat
2. Tujuan pelayanan keperawatan
Tujuan organisasi pelayanan keperawatan harus dapat di pahami oleh semu pihak
dalam organisasi tersebut. Untuk membuat/merumuskan tujuan yang baik menurut
gillies,1994, harus memenuhu sayrat antara lain sebagai berikut.
a. Setiap tujuan harus menjelaakan arah yang jelas dan tidakmendua sehingga
tidak membingungkan.
b. Setiap tujuan harus cukup sulit dan menantang kecerdikan anggota organisasi.
Tujan harus memungkinkan untuk dicapai dalam batas-batas oragnisasi.
c. Terukur. Artinya, tujuan berisi ketentuan kuantitatif sehingga akan lebih
mudah membandingkan sebrapa besar nilai pencapaian dengan target yang
diinginkan.
d. Waktu. Artinya, batasan waktu pencapaian target harus tertulis dengan jelas.
e. Pencapaian akhir setiap tujuan harus dapat diterima oleh setiap anggota
organisasi.
f. Criteria. Criteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tersebut tercapai.
g. Setiap tujuan harus mendukung sasaran organisasi secara keseluruhan.

BAB II
Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan

Perencanaan dalam keperawatan merupakan uoaya dalam meningkatkan


profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat
dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran,
bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-
sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien.
A. Pengertian Perencanaan
Perncanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam
dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 2007).
B. Perncanaan dalam Manajemen Keprawatan
1. Peumusan isi, Misi, Filosofi, dan Tujuan.
a) Perumusan Visi

Visi merupakan dasr untuk membuat suatu perencanaan sehingga harus


disusun secara singkat, jelas, dan mendasar, serta harus ada batasan waktu
pencapaiannya.
b) Perumusan Misi

Misi adalah uraian yang berisis pernyataan-pernyataan operasional guna


mencapai visi yang telah ditetapkan.

c) Perumusan Filosofi

Pembahasan filosofi telah diuraikan pada bab yang sebelumnya.

d) Perumusan Tujuan

Tujuan memberikan arah bagi organisasi yang menentukan apa yang


harus dilakukan, bagaimana cara mencapainya, dan bagaimana cara menilainya.

2. Jenis Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan


Perencanaan jangka pendek (perencanaan oprasional) adalah perencanaan
yang dibuat untuk kegiatan satu jam sampai dengan satu tahun. Perencanaan jangka
menegah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun
(Marquis & Huston).Perencanaan jangka panjang (perencanaan strategis)adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun (Swansburg, 1993).
Menurut Keliat, dkk (2006), rencana jangka yang dapat diterapkan di ruang
keperawatan adalah:
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing
perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana ini dibuat oleh
kepala ruang, ketua tim/perawat primer, dan perawat pelaksana.
b. Rencana Bulanan

Rencana ini berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana bulanan ini
harus disingkronkan dengan rencana harian. Rencana ini dibuat oleh kepala
ruang dan ketua tim perawat primer.

c. Rencana Tahunan
Rencana ini dibuat setiap tahun sekali. Rencana tahunan disusun berdasarkan
hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana ini dibuat oleh kepala
ruang.
3. Perencanna SDM keperawatan
a. Pengertian
Perncanaan SDM keperawatan dalah kegiatan merencanakan tenaga kerja
keperawatan terhadap jumlah SDM sesuai kebutuhan organisasi pelayanan
keperawatan berdasarkan tempat dan keterampilan yang dibutukan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif efisien.
b. Dasar Perencanaan SDM Keperawatan
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari pembuatan perencanaan SDM
keperawatan:
1. Perencanaan tidak akan timbul dengan sedirinya, tetapi perencanaan
timbul didasari oleh hasil pemikiran yang bersumber dari hasil-hasil
penelitian.
2. Perencanaan mutlak harus memiliki keberanian mengambil keputusan
dengan segala risikonya. Seoranga manajer keperawatan harus berani
mengambil keputusan terhadap perencanaan yang dibuat dan akan
dikerjakan.
3. Orientasi suatu rencana adalah suatu titik yang akan kita tuju dan kita
capai.
4. Rencana harus mempunyai makna yang jelas arah dan tujuannya.

Mengacu pada pembuatan rencana tadi, harapannya dapat digunakan untuk


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan who, what, where,
when, why, how.

c. Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan


Menurut Hasibuan (2005), tujuan perencanaan SDM keperawatan sebagai
berikut:
1) Menenttukan kualitas dan kuantutas tenaga keperawatan.
2) Penempatan SDM keperawatan sesuai minat, spesialisai, dan klasifikasi
pendidikannya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
tugas-tugas keperawatan.
3) Menjamin tersedianyatenaga keperawatan masa sekarang maupun masa
mendatang.
4) Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
5) Mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.
6) Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,
dan pemberhentian karyawan.
7) Menjadi pedoman pelaksanaan dalam melaksanakan mutasi dan pensiun
tenaga keperawatan.
d. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Menurut Depkes (2002), kebutuhan tenaga di rumah sakit berada di ruanga
antara lain: rawat inap, gawat darurat, critical care, kamar operasi, dan rawat
jalan. Kebutuhannya masing-masing dihitung dengan rumus yang berbeda.
1. Ruang Rawat Inap
 Perhitungan berdasarkan Depkes:
 Berdasarkan klasifikasi pasien.
 Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
 Perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien:
 Tingkat ketergantungan pasien berdasar jenis kasus
 Rata-rata pasien per hari
 Jam perawatan yang diperlukan/hr/pasien
 Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hr
 Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam/hari
 Perhitungan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien:
 Asuhan keperawatan minimal
 Asuhan keperawatan sedang
 Asuhan keperawatan agak berat
 Asuhan keperawatan maksimal
 Perhitungan kebutuhan SDM Keperawatan berdasarkan rumus Douglas

Perhitungan douglas ini mengacu pada klasifikasi pasien


berdasarkan tingkat ketergantunga.

 Perhitungan berdasarkan formula Gillies


Rata-rata jam perawatan/hr x (BOR x jml TT) x365 hari = Jml perawat
(365 hari-jml hari libur) x jam kerja efektif/hr
Keterangan:
BOR = bed occupancy rate
TT = tempat tidur
Jumlah hari libur = loss day dalam satu tahun sekitar 78 hari.
Jam kerja efektif = 7 jam per shif
 Perhitungan berdasarkan rumus PPNI
(Rata-rata jam perawatan/hr x 52 mgg) x 7hr (TT x BOR)
41 mgg x 40 jam
 Perhitungan menurut rumus Ilyas
Rata-rata jam perawatan/hr x (BOR x jml TT) x 365 hari
255 x jam kerja efektif/hari
2. Ruang Gawat Darurat
Dasar perhitungan tenaga perawatnya adalah:
a. Rata-rata jumlah pasien per hari.
b. Jumlah jam perawatan per hari.
c. Jam efektif perawatan per hari.
Perhitungan kebutuhan perawat di ruang intensif sama dengan di
ruang gawat darurat tetapi jumlah jam perawatan di ruang intensif lebih
besar.
3. Kamar operasi
Dasar perhitungan tenaga perawatnya adalah:
a. Jumlah dan jenis operasi.
b. Jumlah kamar operasi.
c. Pemakaian kamar operasi (diperkirakan 6 jam/ hari) pada hari
kerja.
d. Tugas perawat di kamar operasi; instrumentator, perawat
sirkulasi (2 orang/tim).
e. Ketergantungan pasien
 Operasi ringan = 1 jam/operasi
 Operasi sedang = 2 jam/operasi
 Operasi besar = 5 jam/operasi.

Rumus yang digunakan adalah:

(jml jam perawatan/hr x jml operasi) x jml perawat dalam tim)

Jam kerja efektif/hr


4. Rawat jalan
Menurut Depkes (2002), perhitungan kebutuhan tenaga perawatnya
adalah:
Contoh kasus:
 Rata-rata jumlah pasien per hari adalah 100
 Jumlah jam perawatan per pasien/hari adalah 15 menit.

Jadi, 100x15 = 3,6 dibulatkan menjadi 4

7x60

Guna mendapatkan hasil perhitungan yang tepat, manager harus


melakukan penghitungan dengan teliti.
BAB III

Pengorganisasian Dalam Manajemen Keperawatan

A. Pengertian dan hakikat pengorganisasian


Pengorganisasian adlah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan
objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas pengawasan setiap
kelompok dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit
lainnya, baik secara vertical maupun horizontal yang bertanggung jawab mencapai
tujuan organisasi (swansburg, 1993).
1. “Siapa yang harus melakukan apa ?”
Kalau bicara tentang siapa yang harus melakukan apa, analisis kebutuhan tenaga
harus tepat baik dari segi kualitas dan kuantitas. Hal yang tidak kalah penting
berkaitan dengan tempat dan tugas dari masing-masing individu yang ada dalam
organisasi.
2. “siapa yang melaporkan kesiapa?”
Koordinasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, baik yang bersifat vertical
maupun hortisontal. Guna menciptakan koordinasi antar pos yang harmonis dan
tidak sampai terjadi tumpang tindih kegiatan, struktur harus dibuat dengan jelas
dan tepat menggambarkan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing pos.
3. “siapa berhubungan dengan siapa, dan dalam hal apa ?”
Interaksi antar individu menjadi slah satu kunci yng menentukan lancer tidaknya
roda organisasi pelayanan keperawatan. Dengan interaksi dalam suatu organisasi
pelayanan keperawatan dapat terjadi secara horizontal,verikal,maupun diagonal.
B. Tipe-tipe organisasi
1. Struktur organisasi secara umum
a. Organisasi lini
Organisasi lini mencirikan bahwa pwmbagian tugas dan wewenang terdapat
perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi
pelaksana. Organisasi lini lebih cocok ddigunakan untuk organisasi dengan
jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan
kegiatan organisasi yang sederhana.
b. Organisasi staff
Organisasi staff merupakan pengembangan dari organisasi lini yaitu dengan
ciri-ciri dalam organisasinya dikembangkan satuan organisasi staff yang
berperan sebagai pembantu pimpinan. Dalam organisasi staff fungsi staff
adalah sebagai pembantu. Pengambilan keputusa tetap berada ditangan
pemimpin.keuntungan organisasi staff adalah pengembalian keputusan
membutuhkan pengembalian lebih lama dibandingkan organisasi lini.
c. Organisasi lini dan organisasi staff
Bentuk organisasi lini dan staff merupakan pengembangan organisasi staff.
Keuntungan organisasi lini staff adalah pengambilan keputusan lebih baik lagi
karena pengambilan keputusan telah dipikirkn oleh dejumlah orang, tanggung
jawab pimipinan berkurang karena pimpinan lebih dapat memusatkan
perhatiannya pada maslah yang lebih penting, serta pengembangan bakat dan
kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab yang lebih
baik.
2. Struktur organisasi pelayanan keperawatan
a. Metode kasus
Merupakan metode penguasaan yang paling tua karena metode ini adalah
metode pemberian asuhan keperawatan yang pertama kali digunakan. Metode
ini bias digunakan ruangan intensif.
b. Metode fungsional
Metode penugasan fungsional merupakan metode pengembalian asuhan
keperawatan yang menekankan pada penyelesaikan tugas dan prosegdur
(sitorus,2006).
c. Metode tim
Menurut Douglas (1992), merode tim adalah metode pemberian asuhan
keperawtan yang mencirikan bahwa sekelompok tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesioanal
yang sering disebut dengan “ ketua tim”.
d. Metode keperawatan primer
Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang mempunyai karakteristik
kontinuitas dan komperehensif dalam pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh seorang perawat yang bertanggunng jawab dalam
merencanakan, melakukan, dan mengordinasi selam pasien dirawat diruang
perawatan.
C. Komunikasi dalam organisasi pelayanan keperawatan
Organisasi merupakan suatu wadah berkumpulnya orang-orang yan saling bekerja
sama adanya kedudukan dan tugas yang jelas untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
manajemen suatu organisasi sering mempunyai masalah komunikasi yang tidak
efektif yang memperlambat tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi efektif adalah
penting bagi manajer.
1. Pengertian komunikasi
Komunikasi yaitu merupakan arti dari kebersamaan, persatuan, persekutuan,
gabungan, pergaulan atau hubungan. Komunikasi adalah penyamapaian
gagasan,harapan dan pesan yang disamaikan melalui lambing tertentu
mengandung arti dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima
pesan.
2. Tujuan komunikasi
Terjaadinya komunikasi antar individu tentu mempunyai maksud dan tujuan.
Secacra umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut.
a. Pesan yang disampaikan komuniukator dapat dimengerti oleh komunikan
b. memahami orang lain
c. Gagasan dan ide yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima oleh
komunikan.
d. Menggerakan orang lain untuk melakukan suatu kegiatan.
3. Fungsi komunikasi
Sebagai kegiatan penting dalam menjalani hubungan dengan orang lain, fungsi
dalam kehiidupan sehari hari tidak saling tegur sapa atau berbicara dengan orang
lain, tetapi menyangkut banyak aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa fungsi
komunikasi.
a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,penyebaran berita, data,
gambaran, fakta, pesan, opini. Dan komentar yang dibutuhkan agar dapat
dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain
agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
b. Sosialisasi. Sebagai makhluk social, manusia untuk berusaha untuk
bersosialisasi.
c. Motivasi. Pesan yang disampaikan secara argumentative dan persuasive dapat
menjadi pendorong mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu
kegiatan.
d. Pendidikan. Transformasi ilmu pengetahuan, pembentukan sikap, pemberian,
dan peningkatan keahlian atau keterampilan dapat berjalan dengan baik dapat
dilakukan dengan komunikasi yang efektif.
e. Integrasi. Adanya kesempatan dalam memperoleh berbagai informasi dan
pesan yang diperlukan dapat dipengaruhi individu untuk berfikir, bersikap,
dan bertindak serta sebagai sarana untuk menghargai pandangan orang lain
dapat diperoleh melalui komunikasi yang dilakukan
f. Perdebatan dan diskusi. Permasalahan – permasalahan yang tidak
memungkinkan untuk diselesaikan secara individual dapat dilakukan dengan
cara komunikasi secara intensif melalui perdebatan dan diskusi..
g. Memajukan kehidupan. Komunikasi memungkinkan pertukaran informasi
yang dapat mempengaruhi individu dalam berubah perilakunya
h. Hiburan. Produk komunikasi yang dapat menjadi hiburan antara lain cerita
boneka, dunia lawak, drama, film, seni tari, seni suara, dll.
Fungsi komunikasi dalam organisasi adala sebagai berikut.
a. Fungsi formatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu pemrosesan informasi.
b. Fungsi regulative
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan peraturan yang berlaku pada suatu
organisasi.
c. Fungsi persuasive
Dalam suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil yang sesuai diharapkan dengan adanya kenyataan ini,
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahanya dari
pada member perintah
d. Fungsi integrative
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melakukan tugas dan pekerjaan dengan baik
e. Fungsi pengendalian
Komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggota organisasi
f. Fungsi motivasi
Komunikasi dapat memperkuat atau meningkatkan motivasi anggota
organisasi
g. Fungsi pengungkapan emosi
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Sifat komunikasi
a. Komunikasi antar pribadi
b. Komunikasi kelompok
c. Komunikasi masa

5. Proses komunikasi
Dalam interaksi atau kiomunikasi dapat terjadi proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan.
a. Sumber pesan adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan
digunakan dalam rangka memperkuat pesan.
b. Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain. Hal
– hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi komunikator yang baik, antara
lain sebagai berikut :
1. Penampilan
2. Penguasaan informasi yang disampaikan
3. Penguasaan bahasa
c. Pesan adalah seluruh informasi yang disampaikan oleh kepada
komunikan.untuk memperoleh hasil yang kita inginkan, sebuah pesan yang
disampaikan harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Pesan harus di rencanakan sebaik baiknya sesuai kebutuhan
2. Pesan yang disampaikan mengguknakan bahasa yang baik dan mudah
dimengerti
3. Pesan yang akan disampaikan harus menarik minat dan kebutuhan pesan,
serta dapat menimbulkan kepuasan
d. Saluran adalah media atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan
pesan. Contohnya : media cetak, media elektronik dan media khusus yaitu
media yang bias dipergunakan oleh dan untuk digunakan oleh orang tertentu
saja yang mempunyai keahlian dan wewenang tertentu.
e. Penerima pesan. Penerima pesan menerima pesan melalui panca indranya,
baik penglihatan,pendegaran,penciuman,pengecapan, maupun perabaan.
Penerima pesan dapat digolongkan jadi 3 jenis, yaitu personal, kelompok, dan
masa
f. Feedback merupakan respon dari komunikasi berupa balasan kepada pemberi
pesan.
g. Efek atau dampak merupakan keluaran hasil komunikasi yang dapat berupa
perubahan sikap maupunperilaku yang kita inginkan.
6. Jenis – jenis komunikasi
Komunikasi secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu komunikasi verbal dan non
verbal. Dalam prosesnya dapat berlangsung 1 arah dan atau 2 arah. Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan
dapat terjadi secara langsung atau tatap muka dll. Komunikasi verbal bentuk
tulisan dapat berupa dokumentasi asuhan keperawatan. Komunikasi non verbal
adalah bahasa tubuh yang tidak diucapakn atau di tulis, tetapi dikomunikasi
dengan gerakan tubuh.
Komunikasi 1 arah adalah komunikasi yang berlangsung dari pemberi pesan
kepada penerima pesan tanpa ada umpan balik biasanya bersifat koersif.
Sedangkan komunikasi 2 arah terjadi jika penerima pesan memberikan umpan
balik kepada penyampai pesan.
7. Jaringan komunikasi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan
Jaringan komunikasi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan dapat
dirancang berbagai cara. Dirancang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Menurut
Handoko(1999) dan Robbins(2003) adalah sebagai berikut :
a. Model lingkaran
b. Model rantai
c. Model huruf y
d. Model bintang
e. Model semua saluran
8. Saluran komunikasi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan
Komunikasi yang terjadi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan
adalah komunikasi formal. Saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur
organisasi dan dibagi menjadi 3 yaitu vertical,lateral, dan diagonal
(Handoko1999)
a. Komukiasi vertical
Terjadi dari atas kebawah atau sebaliknya sesuai garis perintah.tujuan utama
komunikasi kebawah adalah member
pengarahan,informasi,intruksi,saran,masukan,dan penilaian. Informasi yang
disampaikan kebawah dapat berupa tujuan – tujan organisasi dan juga
kebijakan organisasi bentuknya berupa tulisan maupun lisan.
b. Komunikasi lateral/horizontal
Komunikasi lateral terjadi pada antar anggota dalam kelompok kerja/selevel
dan juga terjadi pada antar departemen pada tingkatan organisasi yang sama.
Komunikasi yang terjadi adalah pimpinan dengan pimpinan, bawahan dengan
bawaan. Komunikasi ini bersifat koordinatif.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong atau menyilang
diagonal garis perintah organisasi, komunikasi ini dilakukan antara dua orang
pada tingkatan kedudukan yang mempunyai wewenang langsung terhadap
pihak yang lain. Komunikasi diagonal yang terjadi pada tingkat ruang
perawatan adalah komunikasi antara perawat dan tim kesehatan lain
(dokter,fisioterapis,ahli gizi,dll)
9. Faktor – factor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dalam organisasi
pelayanan keperawatan
Organisasi pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari organisasi
pelayanan kesehatan. Di dalamnya merupakan tempat padat tenaga kerja yang
terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam
rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
a. Saluran Komunikasi Formal
Saluran komunikasi formal mempengaruhi efektivitas komunikasi dalam dua
cara, yaitu sebagai berikut :
1). Liputan saluran formal akan semakin melebar sesuai perkembangan
organisasi menjadi factor penyebab semakin sulitnya mengadakan komunikasi
secara efektif. Apalagi, kalau organisasi mempunyai banyak cabang yang
menyebar. Maka hal ini akan semakin menyulitkan untuk meciptakan
komunikasi yang efektif.
2). Saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar
tingkatan organisasi. Sebagai contoh, perawat pelaksana selalu dapat
mengomunikasikan masalah-masalah yang dihadapi di ruangan dengan ketua
tim atau kepala ruangan. Akan tetapi tidak dapat mengomunikasikan informasi
secara langsung dengan wakil direktur bidang pelayanan. Padahal informasi
tersebut seharusnya juga didapat wakil direktur.

b. Struktur Organisasi
Perbedaan kekuasaan dan kedudukan dalam organisasi akan
menentuka pihak - pihak yang berkomunikasi dengan sesorang serta isi dan
ketepatan dalam berkomunikasi. Terdapat adab dan aturan – aturan tertentu
jika bawahan harus berkomunikasi dengan direktur. Hal ini karena dibatasi
formalitas dan kesopanan.

c. Spesialis Jabatan
Spesialis jabatan akan mempermudah terjadinya komunikasi antar individu
dalam kelompoknya. Anggota suatu kelompok yang sama akan cenderung
berkomunikasi dengan istilah tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama.
Sedangkan komunikasi antar kelompok yang berbeda cenderung akan
mengalami hambatan

d. Pemilikan informasi
Adanya individu-individu yang mempunyai informasi khusus dan
pengetahuan tentang pekerjaannya. Sebagai contoh, perawat ruang anak
mempunyai pengalaman yang lebih dalam informasi-informasi perawatan
anak. Kepala ruang perawatan juga mempunyai informasi lebih tentang
bagaimana cara mengatasi konflik diruangan yang dia pimpin

10. Aplikasi Komunikasi dalam organisasi pelayanan keperawatan di tingkat ruang


perawatan
Guna mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas pada tingkat ruang
perawatan, tentu semua personel pendukung harus melakukan komunikasi dalam
berbagai kegiatan. Berikut adalah beberapa kegiatan komunikasi yang biasa
dilakukan diruang perawatan.
a. Timbang terima
b. Pre-Conference
c. Post-Conference
d. Pendelegasian
e. Supervisi
f. Dokumentasi keperawatan/Rekam Medik
g. Interview (anamnesis)
h. Rapat keperawatan
i. Rapat tim Kesehatan
j. Case conference
k. Visite Dokter

BAB IV

Pengarahan Dalam Manajemen Keperawatan

Organisasi pelayanan keperawatan merupakan salah satu bagian penting dalam


organisasi pelayanan kesehatan. Organisasi pelayanan keperawatan memegang kendali dalam
menentukan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini, disebabkan jumlah tenaga perawat yang ada
mencapai kisaran 40% dari jumlah sumber daya manusia yang ada dipelayanan kesehatan
(Depkes, 2002). Bahkan menurut Huber (2006), pelayanan kesehatan di rumah sakit
sebanyak 90% berupa pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang ada sangatlah
ditentukan oleh sumber daya manusia keperawatan yang ada.

Faktor manusia menjadi titik penting dalam terselenggaranya roda organisasi


pelayanan keperawatan. Manusia merupakan modal utama suatu organisasi. Berhasil ataupun
rusaknya organisasi ditentukan oleh manusianya. Untuk itu seorang manajer keperawatan
dituntut untuk dapat mengelola sumber daya manusia yang ada supaya dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

A. Pengertian Pengarahan
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta
efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.
B. Tujuan pengarahan
Menurut Muninjaya (1999), terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan, yaitu sebagai
berikut
1. Pengarahan bertujuan menciptakan kerja sama yang lebih eisien dan bawahan.
2. Pengarahan bertujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.
3. Pengarahan bertujuan menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Pengarahan bertujuan mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.
5. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berekembang lebih dinamis

C. Unsur – unsure pengarahan


Pengarahan atau juga disebut “penggerakan” merupakan upaya mempengaruhi
bawahan agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guna
mengarahkan atau menggerakkan bawahan, ada beberapa unsur yang perlu dipahami
dan diperhatikan bagi seorang manajer, termasuk manajer keperawatan. Berikut
adalah unsur-unsur penggerakan yang dimaksud.

1. Kepemimpinan
a. Pengertian
Menurut Harsey, Blanchard, dan Johnson (1999 dalam Huber, 2006),
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok
dalam upaya mencapai tujuan pada suatu situasi. Sedangkan menurut
Hasibuan (2005) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bawha
kepemimpinan menyangkut tiga hal : (1) kepemimpinan menyangkut orang
lain. Orang lain di sini maksudnya adalah bawahan. (2) kepemimpinan
menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dan
bawahan. Seorang pemimpin berwenang dalam mengarahkan secara langsung
terhadap kegiatan bawahan. (3) kepemimpinan menyangkut pengaruhnya
kepada bawahan.
b. Sifat – sifat kepimpinan
Beberapa sumber menyebutkan dan beranggapan bawha sifat – sifat
kepemimpinan yang dimiliki sesorang merupakan pembawaan sejak lahir
bukan karena dibuat. Artinya, seseorang dilahirkan sudah membawa atau tidak
membawa sifat – sifat pemimpin, akan tetapi ternyata banyak keterbatasan
tentang pendekatan kesifatan ini. Hal ini terbukti bahwa banyak tokoh
(pemimpin) mempunyai sifat kepemimpinan yang berbeda – beda.
c. Gaya – gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diperlukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin
suatu orgnaisasi. Seorang pemimpin harus dapat memahami kapan dia harus
mempunyai gaya kepemimpinan tertentu . jadi dapat dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap efektivitas seorang dalam memimpin.
Berbagai macamgaya kepemimpinan yang dapat kita kenal. Akan tetapi secara
umum gaya kepemimpinan dapat dibagi menjadi tuga yaitu:
1). Gaya kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang menitik
beratkan pada hubungan antar manusia dan kerja kelompok. Dalam
kepemimpinan gaya ini bawahan bekerja sama dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh pemimpinan juga seorang pemimpin juga melibatkan
bawahanya dalam proses pengambilan keputusan.
2). Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan ini mempunyai cirri bawha wewenang dan keputusan
mutlak pada pimpinan. Gaya ini bermanfaat atau efektiv pada tahap awal
beroprasinya suatu organisasi, atau pada saat terjadi kontroversi/perselisihan.
3). Gaya kepemimpinan Permisif
Gaya kepemimpinan Permisif ini mempunyai cirri bahwa seorang pemimpin
memberikan kebebasan kepada bawahan untuk melakukan tugasnya, dan
minimalnya atau bahkan hamper tidak ada pengarahan/bimbingan kepada
bawahan.
Pendapat lain mengatakan bahwa gaya kepemimpinan dibagi menjadi dua
yaitu
1). Orientasi Tugas (Task-Oriented)
2). Orientasi Karyawan (Employee-oriented)
d. Teori Kepemimpinan
1) Pendekatan Kesifatan
Teori ini menekankan bahwa sifat kepemimpinan sseorang sudah dibawa
sejak lahir, bukan dibuat.

2) Teori situasional ( pendekatan situasi)


Teori ini menjelaskan bahwa peranan kepemimpinan seorang manajer
dipengaruhi oleh situasi-situasi tertentu. Efektivitas kepemimpinan
berhubungan erat dengan situasi yang menguntungkan.
3) Teori Path-Goal
Teori ini mengarah pada analisis pengaruh kepemimpinan terhadap
motivasi dan pelaksanaan kerja bawahan. Teori ini mengajukan empat tipe
gaya kepemimpinan sbb:
 Kepemimpinan direktif
 Kepemimpinan suportif
 Kepemimpinan partisipasi
 Kepemimpinan berorientasi prestasi

2. Motivasi
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, pealayan keperawatan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu pelayanan
kesehatan. Dengan demikian, rendahnya kinerja pelayanan keperawatan akan
berpengaruh pada pelayanan kesehatan secara umum di rumah sakit.
Menurut Hasibuan (2005), motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
Jadi Motivasi merupakan salah satu unsure pengarahan dalam fungsi-fungsi
manajemen sehingga seorang perawat manajer harus mampu melakukanya.

a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakan. Motivasi adalah konsep yang menggambarkan kondisi
ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respons intrinsic yang
menampakan perilaku manusia (Swansburg, 1993). Menurut kreiner dan
kinicki (2000), motivasi adalah proses psikologis yang meningkatkan dan
mengarhkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
suatu proses dorongan psikologis yang menimbulkan perilaku tertentu dan ikut
menentukan intensitas, arah, ketekunan, dan ketahanan pada perilaku tersebut
sesuai tujuan yang ditetapkan.
b. Lingkaran Motivasi
Seorang dalam berperilaku pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk
mencapai suatu tujuan. Setiap perilaku mempunyai satuan dasar yang disebut
“kegiatan”. Artinya, perilaku adalah serangkaian kegiatan-kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan.
c. Tujuan Motivasi
Manajer keperawatan sebagai pimpinan dalam organisasi pelayanan
keperawatan harus mampu menciptakan iklim motivasi. Iklim motivasi yang
kondusif akan membawa berbagai dampak yang dapat meningkatkan kepuasan
pasien, keluarga pasien, keluarga pasien, dan kepuasan perawat.
Sesuai pernyataan Hasibuan (2005) yang mengatakan bahwa tujuan motivasi
dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut :
1) Motivasi bertujan meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2) Motivasi bertujuan meningkatkan produktifitas kerja karyawan
3) Motivasi bertujuan mempertahankan kestabilan karyawan
4) Motivasi bertujuan meningkatkan kedisiplinan karyawan
5) Motivasi bertujuan mengektiflkan kedisiplinan karyawan
6) Motivasi bertujuan menciptakan suasana da hubungan kerja yang baik
7) Motivasi bertujuan meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi
karyawan
8) Motivasi bertujuan meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9) Motivasi bertujuan mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya
10) Motivasi bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan
baku dapat meminimalisasi kesalaha sebagai biang pemborosan alat
maupun bahan baku
d. Azas – azas motivasi
Beberapa azas yang dapat mempengaruhi motivasi kerja seseorang antara lain
sebagai berikut :
1) Partisipasi
2) Komunikasi
3) Komponen dan penghargaan
4) Wewenang yang didelegasikan
5) Perhatian timbale balik

e. Metode Motivasi
Kegiatan memotivasi seseorang dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Motivasi lagsung adalah motivasi yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu untuk memenuhi kebutuhan maupun
kepuasanya termasuk metode langsung antara lain pujian, penghargaan, bonus,
insentif, bintang jasa, tunjangan hari raya, dll.
f. Alat – alat motivasi
Alat – alat motivasi yang dapat menjadi perangsang bawahan dalam
melakukan suatu pekerjaan yang optimal adalah insentif material dan insentif
nonmaterial
g. Teori motivasi
Munculnya teori motivasi modern dilandasi oleh perilaku kebutuhan,
penguatan, kesadaran, karakteristik pekerjaan dan perasaan/emosi (kreitner
dan kinicki, 2000)
1. Teori motivasi kebutuhan
Teori motivasi muncul didasarkan bahwa individu dalam hidupnya ingin
memenuhi kebutuhannya, baik fisiologis maupun psikologis secara
baik/cukup.
Beberapa teori kebutuhan motivasi yang terkenal antara lain sebagai
berikut :

a. Teori motivasi maslow


Teori ini dikemukakan oleh abraham H. Maslow. Teori ini didasarkan
pada teori holistik dinamis yang mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
aktualisasi. Teori ini dikenal dengan “Teori Kebutuhan”. Teori ini didasarkan
pada hierarki kebutuhan mulai dari yang paling dasar menuju kebutuhan yang
lebih tinggi tingkatannya.
Teori ini mengalami koreksi, dengan asumsi bahwa manusia adalah
makhluk yang unik, yang dalam memenuhi kebutuhannya tidak hanya
berorientasi pada kebutuhan fisiologis saja, tetapi juga perlu memenuhhi
kebutuhan psikologinya.

b. Teori kebutuhan McClelland


Teori ini dikenal juga dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi
yang dikemukakan oleh david McClelland. Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu kebutuhan akan prestasi (n.Ach-need for
Achievement);kebutuhan akan kekuasaan (nPow-need For power);
Dan kebutuhan akan kelompok pertemanan/afiliasinAff-need for
Affiliation).

c. Teori motivasi Herzberg


Teori ini sering dikenal dengan teori dua faktor, yaitu faktor motivasional
dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Teori ini dikemukakan oleh Frederick
Herzberg. Berdasarkan teori ini, yang dimaskud faktor motivasional adalah
segala sesuatu yang mendorong seseorang yang sifatnya intrinsik atau
bersumber dari dalam dirinya, antara lain pekerjaan seseorang, keberhasilan
yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier, dan pengakuan
orang lain. Sedangkan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah fafktor-faktor
yang sifatnya ekstrinsik, yang bersumber dari luar diri, yang turut
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang, antara lain status
seseorang dalam organisasi, hubungan seseorang individu dengan atasannya,
hubungan seseorang dengan rekan-rrekan sekerjanya, teknik penyediaan yang
diterapkan oleh para penyedia, kebijakan organisasi, sistem administrasi
dalam organisasi, kondisi kerja, dan sistem imbalan yang berlaku.

d. Teori ERG dari Clyton Alderfer


Teori ini dikemukakan oleh Clyton Alderfer. ERG dalam teori Alderfer
merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah, yaitu E=
Existence(kebutuhan akan eksistensi); R=Relatedness ( kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak lain); dan G= Growth ( kebutuhan akan
pertumbuhan).

2. Teori penguatan
Thorndike dan skinner berpendapat bahwa perilaku individu dikendalikan
oleh konsekuensinya. Individu akan mengulangi perilaku yang diikuti oleh
konsekensi yang mendukung dan menghindari perilaku yang mengakibatkan
konsekuensi yang tidak mendukung.

3. Teori keadilan
Teori keadilan mengemukakan bahwa individu dalam oraganisai akan
cenderung membandingkan antara segala sesuat yang dia berikan kepada
organisasi dan hasil/ penghargaan yang dia dapatkan / dia terima. Individu
akan mempuyai motivasi tinggi jika penghargaan yang dia terima atas
pekerjaan dan tanggung jwabnya dirasas memenuhi keadilan.

h. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

diperngaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

1. Faktor instrinsik berbagai faktor ikstrinsik yang dapat memengaruhi


motivasi seseorang, diantaranya sebagai berikut.
a. Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk memilih tindakan tanpa kendali dari luar.
Definisi lain mengatakan bahwa otonomi merupakan kebebasan sesorang
dalam melukan tindakan yang akan dilakukan dan kemampuan dalam
mengatasi msalah yang ada
b. Status profesional
Status profesional adalah perasaan perawat secra umum dalam
meningkatkan keterampilan profesional, kegunaan pekerjaan, status
pekerjaan dan harga diri terhadap profesi keperawatan.
c. Tuntutan tugas
Tuntutan tugas adalah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan pekerjaan
dan kemampuan yang merupakan tanggung jawab dan kewajibannya atau
segala macam tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan sebagai bagian
reguler dari pekerjaan.
d. Pencapaian
Pencapaian hasil kerja secara maksimal atau sesuai dengan yang diinginkan
dapat menjadi pemicu muncullnya motivasi dan kepuasan kerja.
e. Pengaturan
Seseorang yang dapat melakukan pekerjaan secara maksimal sampai
akhirnya mengalami kepuasan kerja dapat menjadi motivasi seseorang
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi.
2. Faktor ekstrinsik
Yang mempengaruhi motivasi seseorang antara lain :
a. Gaji atau upah dan kompensasi
Upah merupakan slah satu faktor yang menyebabkan seseorang merasa
puas setelah melakukan pekerjaan. Kompensasi yang dimkasud contohnya
adalah memberikan jaminan pengobatan secara gratis kepada perawat dan
keluarganya jika mengalami sakit.
b. Kondisi tempat kerja
Kondisi tempat kerja yang sehat, aman, nyaman, dan kondusif
mempengaruhi motivasi seseorang sehingga akan berdampak pada
hasil/produktivitas kerja.
c. Keselamatan kerja
Faktor ini memungkinkan seseorang dapat bekerja secara maksimal/ juga
pekerja mengalami kecelakaan aau penyakit akibat kerja.
d. Peraturan dan prosedur kerja
Hal ini sangat diperlukan untuk diketahui semua pekerja. Peraturan dan
prosedur yang jelas dan terperinci akan memudahkan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya.
e. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal adalah kebutuhan akan kerja sama secara timbal
balik antara perawat dan atsasan , teman sekerja, timkes, dan pasien.
Semakin baikmhubungan, semakin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya dan semkain cermat tentang mempresepsikan dirinya dan orang
lain.
f. Interaksi
Interaksi adalah kesempatan kemampuan individu dalam melakukan
percakapan, baik formal maupun informal selama bekerja.
g. Supervisi
Supervisor yang baik bukan mencari cari kesalahan bawahan, melainkan
mau menghargai pekerjaan bawahannya.
h. Pekerjaan
Karyawan cenderung menyukai pekerjaan pekerjaan yang memberi mereka
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuannya. Pada
kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami
kesenangan dan kepuasan.

i. Peran manajer dalam menciptakan iklim motivasi


Manajer keperawatan yang baik harus dapat menciptakan iklim motivasi di
lingkungan kerjanya. Keberadaan manajer keperawatan sangat menentukan
keberhasilan staf dalam melakukan suatu pekerjaan secara efektif dan efisien.
Berikut adalah kegiatan yang dapat dilakukan manajer keperawatan dalam
memotivasi staf (Nursalam, 2002).
1) Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan komunikasikan
harapan tersebut kepada staf-stafnya.
2) Adil dan konsisten.
3) Pembuatan keputusan secara tepat, cepat, dan sesuai.
4) Mengembangkan konsep tim kerja.
5) Akomodasi kebutuhan dan keingan staf terhadap tujuan organisasi.
6) Tunjukan kepada staf bahwa anda memahami perbedaan – perbedaan dan
keunikan dari masing-masing staf.
7) Hindarkan kelompok-kelompok/perbedaan antar-staf.
8) Beri kesempatan kepada staf untuk menyelesaikan pekerjaan/tugasnya dan
keunikan dari masing-masing staf.
9) Mintalah tanggapan, saran, dan masukan kepada staf terhadap
keputusanyang akan dibuat oleh organisasi.
10) Pastikan bahwa staf mengetahui dampak dari keputusan dan tindakan yang
dilakukan.
11) Beri kesempatan kepada setiap staf untuk mengambil keputusan sesuai
tugas limpah yang diemban.
12) Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
13) Berikan kesempatan kepada staf untuk melakukan koreksi dan pengawasan
terhadap tugas yang dilakukan.
14) Jadilah role model bagi staf.
15) Berikan dukungan yang positif terhadap staf.
16) Jadilah sebagai coach(pelataih) bagi seluruh staf(penulis)

3. Komunikasi
Komunikasi merupakan unsure penting dalam menggerakka atau mengarahkan
bawahan. Dalam organisasi pelayanan keperawatan, menurut keliat, dkk. (2006),
ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan yang di dalamnya terdapat aplikasi
komunikasi, antara lain sebagai berikut.
a. Operan
Merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan mengoperkan asuhan
keperawatan kepada shift berikutnya.
b. Pre-Conference
Adalah komunikasi ketua tim/penganggung jawab shift dengan perawat
pelaksana setelah selesai operan kegiatan ini dilakukan oleh tim.
c. Post-Conference
Adalah komunikasi ketua tim/perawat primer/penanggung jawab shift dengan
perawat pelaksanaan sebelum timbang terima/operan/mengakhiri dinas
dilakukan.
d. Pendelegasian
Adalah kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain yang bertujuan agar
aktifitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Supervise
Merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memastikan kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervise dilakukan untuk
memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. Manajemen konflik dalam ruang perawatan
Ruang perawatan merupakan suatu system tempat manusia berinteraksi. Yang
terjadi dalam ruang perawatan kmempunyai kemungkinan terjadinya konflik
terjadi antar individu dan individu, individu dengan kelompok, atau juga
kelompok dengan kelompok.
a. Pengertian konflik
Thomas (1192 dalam robbins, 2003) mendefinisikan konflik merupakan
proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah
mempengaruhi secara negative. Marquis dan Huston (1998) konflik adalah
masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat,
nilai nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih. Menurut Handoko (1999)
konflik adalah segala macam interaksi pertentangna atau antoginistik antara
dua pihak atau lebih.
b. Penyebab atau sumber konflik
Sumber konflik dapat dikatagorikan menjadi 3 macam yaitu :
1) Variable komunikasi
Penyampaian informasi yang tidak jelas akibat kesalahan semantik saluran
informasi yang terganggu dan kemampuan komunikan menerima pesan
yang menyebabkan kesalah pahaman.
2) Variable struktur
Konflik yang didasarkan atas variable struktur adalah konflik terjadi antara
satu dan lainya, bukan didasarkan atas konflik pribadi. Menurut robbins
(2003) struktur yang digunakan dalam konteks ini mencakupu variable
ukuran kelompok derajat spesialisasi kecocokan anggota gaya
kepemimpinan system imbalan dan derajat ketergantungan antar
kelompok.
3) Variable individu
Nilai dan karakteristik setiap individu dapat menyebabkan timbulnya
perbedaan yang dapat menyebabkan timbulnya konflik.
c. Jenis konflik
Konflik dalam berorganisasi dibagi menjadi 5 jenis sebagai berikut :
1) Intrapersonal
Konflik terjadi dalam diri individu yang terjadi karena adanya ketidak
cocokan antara keinginan dan kenyataan.
2) Antara individu dan individu
Kesalah pahaman, pertentangan, dan perbedaan pendapat antara individu
dapat menyebabkan konflik.
3) Antara individu dan kelompok
Adanya ketidakcocokan atau pertentangan antara keinginan individu dan
kelompok. Individu melanggar kesepakatan kelompok yang menyebabkan
konflik.
4) Intergroup
Konflik ini dapat terjadi karena kesalah pahaman, pertentangan, dan
perbedaan pendapat antar kelompok.
5) Antara organisasi dan organisasi
Konflik dapat timbul karena adanya persaingan terhadap produk yang
dihasilkan oleh organisasi. Konflik ini akan berdampak kea rah
pengembangan produk yang di hasilkan. Organisasi akan bersaing untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, efisien, dan terjangkau.
d. Proses konflik
Proses konflik terdiri dari 5 tahap :
1) Tahap 1 : tahap oposisi atau ketidak cocokan
2) Tahap 2 : kognisi dan personalisasi
3) Tahap 3 : menentukan maksut
4) Tahap 4 : perilaku
5) Tahap 5 : hasil
e. Manajemen konflik
Konflik dapat terjadi dalam organisasi manapun tidak ketercuali dalam
pelayanan keperawatan. Untuk mengantisipasi munculnya konflik yang
merugikan, manager keperawatan dan orang orang yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di ruang keperawatan harus membudayakan upaya upaya
mengantisipasi dan mengatasi konflik segera mungkin.
Pendekatan penanganan konflik yang dilakukan adalah problem solving yang
sealau mengedapnkan upaya win win solution dengan langkah sbb.
1) Identifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan mengklarifikasi kepada
pihak pihak yang terlibat konflik
2) Indetifikasi timbulnya konflik
3) Identifikasi alternative alternative penyelesaian masalah yang mungkin
dapat dilakukan.
4) Pilih alternative penyelesaian masalah yang baik untuk diselesaikan.
5) Terapkan solusi yang dipilih
6) Evaluasi hasil penyelesaian konflik.
f. Penanganan konflik
Penanganan konflik dapat dilakukan dengan :
1) Persaingan
2) Kolaborasi
3) Penghindaran
4) Akomodasi
5) Kompromi
6) Negosiasi atau perundingan
D. Kepuasan Kerja
Beberapa pendapat mengatakan bahwa motivasi kerja individu terkait dengan
kepuasan kerja yang dirasakan. Dengan adanya hubungan antara motivasi kerja dan
kepuasan kerja, dalam kesempatan ini perlu juga dibahas juga kepuasan kerja.
1) Pengertian
Kepuasan kerja sebagai suatu efektifitas atau respon emosional terhadap berbagai
aspek pekerjaan.
2) Factor factor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Setiap individu mempunyai ukuran tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda.
Kepuasan kerja individu dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain sebagai
berikut.
a) Pemenuhan kebutuhan
b) Ketidakcocokan
c) Pencapaian nilai
d) Persamaan
e) Genetic
f) Kepemimpinan

BAB V

Pengendalian dalam Manajemen Keperawatan

A. Pengertian Pengendalian
Pengendalaian merupakan tahap yang harus dipahami dan dilakukan oleh orang –
orang yang duduk dalam tingkatan manajerial, mulai dari top manajer sampai dengan
low manajer.
B. Proses dasar Pengendalian
Dalam melakukan pengendalian ada proses yang perlu dilakukan, antara lain dengan
membuat atau menetapkan standar prestasi kerja, membandingkan prestasi yang telah
dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, menetapkan prestasi hasil yang telah
dicapai, dan koreksi terhadap kegagalan/kekurangan/kesalahan yang terjadi.
C. Kategori penilaian dalam organisasi keperawatan
1. Struktur
Struktur berhubungan dengan pengaturanpelayanan keperawatan yang diberikan
dan sumber yang memadahi. Aspek dalam komponen struktur dapat dilihat
melalui fasilitas, peralatan, staf, keuangan.
2. Proses
Penilaian proses merupakan kegiatan melakukan pengukuran pelaksanaan
pelayanan keperawatan apakah sesuai dengan standard keperawatan atau belum.
3. Hasil
Penilaian hasil kerja dalam pelauyanan keperawatan dapat berupa tingkat
kesembuhan pasien, tingkat kepuasan pasien dan keluargam dan motivasi kerja
perawat.
D. Manajemen mutu palayanan keperawatan
Pelayanan yang berkualitas, inovativ, dan kreatif memerlukan perencanaan yang
matang. Upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan secara professional dapat
dilaksanakan melalui suatu pendekatan.
1. Pengertian
a) Mutu
Mutu adalah tingkatan kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang
diamati dan juga merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
b) Pelayanan
Pelayanan kesehatan merupakan bentuk jasa yang disediakan oleh organisasi
penyedia layanan kesehatan. Salah satu bentuk layanan kesehatan di organisasi
penyediaan pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.
Produk pelayanan kesehatan mempunyai 4 karakteristik, antara lain sebagai
berikut :
1. Intamibility (tidak berwujujd)
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
3. Variability (variasi)
4. Perisability (tidak tahan lama)
Karakteristik pelayanan dengan membuat batasan-batasan untuk jenis-
jenis pelayanan sbb :
1. Pelayanan itu diberikan dengan berdasarkan basis peralatan
(equipment based) atau basis orang (people based)
2. Beberapa jenis pelayanan memerlukan kehadiran klien (client
precense)
3. Pelayanan juga dibedakan dalam memenuhi kebutuhan perorangan
(personal need) atau kebutuhan bisnis (bussines need)
4. Pelayanan yang dibedakan atas tujuanya yaitu laba atau nirlaba (profit
or non-profit) dan kepemilikanya swasta atau public (private or public)
2. Dimensi mutu
Meunurut Zeidhaml, Parasuraman, dan Berry (1988) menyatakan bahwa terdapat
10 ukuran atau dimensi yang menentukan mutu jasa atau pelayanan, antara lain
sbb :
a. Tangible (nyata/berwujud)
b. Reliability (keandalan)
c. Responsiveness (cepat tanggap)
d. Kompetensi
e. Acces (kemudahan)
f. Kortesy (keramahan)
g. Komunikasi
h. Credibility (kepercayaan)
i. Security (keamanan)
j. Understanding or knowing the customer
Tjong (2004) menyatakan bahwa dimensi mutu pelayanan terdapat 5 dimensi,
antara lain sbb :
a. Dapat dipercaya
b. Responsive
c. Buat pelanggan merasa dihargai
d. Empati
e. Kompetensi
3. Factor – factor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan
a. Man ( manusia )
b. Money (uang)
c. Material (bahan – bahan atau peralatan)
d. Machines and mechanization (penyesuaian peralatan – peralatan dengan
kebutuhan dan kemajuan teknologi sangat diperlukan guna meningkatkan
mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan.
e. Modern information metode
f. Market
g. Management
h. Motivation
i. Mounting product requirement
4. Penilaian mutu
Peniliaian terhadap mutu dilakukan dengan menggunakan pendekatan –
pendekatan yang dikelompokan dalam komponen berikut :
a. Struktur
b. Proses
c. Hasil
5. Indikator pelayanan keperawatan
Berikut beberaqpa hal yang dapat dijadikan indikator mutu pelayanan
keperawatan
a. Indikator mutu umum
Beberapa hal yang dapat dijadikan indikator mutu umum pelayanan
keperawtan antara lain :
1. Pemakaian tempat tidur
BOR adalah proporsi pemakaian tempat tidur pada satu satuan tertentu
menurut Keliat, dkk (2006) standard internasional, dikatakan baik jika
nilanya 80% - 90%, sedangkan standard nasional adalah antara 70% -
80%. Rumus penghitungan BOR

Σ Hari perawatan
𝐵𝑂𝑅 = Σ Tempat tidur x Σ Hari persatuan waktu = 100

Keterangan :

 Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam


satu hari x jumlah hari dalam satuan waktu.
 Jumlah hari persatuan waktu : penghitungan hari didasarkan bulan

2. Rata – rata lama hari rawat


AVLOS adalah rata – rata lama hari rawat seorang pasien. Nilai AVLOS
yang ideal tergantung dari jenis diagnosis atau penyakitnya. Namun,
menurut Keliat, dkk. (2006) secara umum AVLOS yang ideal antara 6 - 9
hari. Rumus Penghitungan AVLOS

Σ Hari perawatan pasien keluar


𝐴𝑉𝐿𝑂𝑆 =
Σ pasien keluar dalam satu periode waktu

Keterangan:

 Σ Hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan


pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.
 Σ Hari pasien keluar adalah jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode waktu.
3. Rata – rata tempat tidur tidak terisi
Adalah rata – rata hari tempat tidur tidak terisi/ditempati dari saat diisi
ketempat terisi berikutnya. Menurut Keliat, dkk. (2006) nilai idealnya
hanya dalam waktu 1 sampai 3 hari.
Rumus Penghitungan TOI :
( Σ TT x Hari )– hari perawatan RS
𝑇𝑂𝐼 =
Σ pasien keluar dalam satu periode waktu
Keterangan :
 Σ TT adalah jumlah total kapasitas TT yang dimiliki.
 Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien yang
keluar
 Jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang dimutasikan
keluar
b. Indikator mutu khusus
Indikator mutu ini dapat menggambarkan mutu pelayanan keperawatan yang
sebenarnya. Semakin tinggi angka kejadianya semakin jelek pelayanan
keperawtan yang diberikan.
c. Audit dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawtan memang tidak berkaitan langsung dengan
ketingkatan kepuasan pasien. Namun dokumentasi merupakan suatu kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan asuhan keperawatan yang mengacu
pada proses keperawatan. Oleh karena itu muncul istilah tuliskan apa yang
telah kamu lakukan dan lakukan apa yang telah kamu tuliskan.
d. Survey kepuasan pasien dan keluarga
Kottler (2000) bahwa tingkat kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presentasi/kesannya
terhadap kinerja suatu produk dan harapan – harapanya. Pelanggan akan
merasa puas jika pelayan yang diterima minimal sama atau lebih dari yang
diharapkan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan bahwa
selisih kinerja institusi pelayanan keperawtan harapan pasien sebagai penerima
pelayanan.
Untuk mengukur tingkat kepuasan pasien, dapat digunakan Rumus sbb :
Kepuasan = f {kinerja/harapan}

Berdasarkan rumus diatas, hasil yang diperoleh muncul 3 kemungkinan, antara


lain sbb :
1. Kinerja = harapan
2. Kinerja > harapan
3. Kinerja < harapan
e. Survey masalah keperawatan
Survey masalah keperawtan bertujuan untuk mengetahui masalah – masalah
keperawtan yang sering muncul pada ruang perawtan.
f. Kondisi SDM keperawtan
Kondisi SDM keperawtan dapat dijadikan tolak ukur mutu pelayanan
keperawtan.

6. Strategi Mutu
Berawal dari deming dan juran, sebagai bapak manajemen mutu, akhirnya muncul
istilah total quality control sebagai hasil modifikasi dan pengembangan oleh orang
jepang. Selain itu, muncul istilah – istilah sebagai berikut :
a. Quality assurance (jaminan mutu)
b. Continous quality improvement (peningkatan mutu berkesinambungan
c. Total quality manajemen (TQM)
Manajemen mutu terpadu merupakan suatu konsep yang berupaya
melaksanakan system manajemen berkualitas kelas dunia. Untuk itu,
diperlukan perubahan besar dalam budaya dan system nilai organisasi. Ada 4
prinsip utama dalam manajemen mutu terpadu.
1. Kepuasan pelanggan
2. Penghargaan kepada setiap orang
3. Manajemen berdasarkan fakta
4. Perbaikan berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai