BAB I
BAB II
Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
c) Perumusan Filosofi
d) Perumusan Tujuan
Rencana ini berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana bulanan ini
harus disingkronkan dengan rencana harian. Rencana ini dibuat oleh kepala
ruang dan ketua tim perawat primer.
c. Rencana Tahunan
Rencana ini dibuat setiap tahun sekali. Rencana tahunan disusun berdasarkan
hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana ini dibuat oleh kepala
ruang.
3. Perencanna SDM keperawatan
a. Pengertian
Perncanaan SDM keperawatan dalah kegiatan merencanakan tenaga kerja
keperawatan terhadap jumlah SDM sesuai kebutuhan organisasi pelayanan
keperawatan berdasarkan tempat dan keterampilan yang dibutukan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif efisien.
b. Dasar Perencanaan SDM Keperawatan
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari pembuatan perencanaan SDM
keperawatan:
1. Perencanaan tidak akan timbul dengan sedirinya, tetapi perencanaan
timbul didasari oleh hasil pemikiran yang bersumber dari hasil-hasil
penelitian.
2. Perencanaan mutlak harus memiliki keberanian mengambil keputusan
dengan segala risikonya. Seoranga manajer keperawatan harus berani
mengambil keputusan terhadap perencanaan yang dibuat dan akan
dikerjakan.
3. Orientasi suatu rencana adalah suatu titik yang akan kita tuju dan kita
capai.
4. Rencana harus mempunyai makna yang jelas arah dan tujuannya.
7x60
5. Proses komunikasi
Dalam interaksi atau kiomunikasi dapat terjadi proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan.
a. Sumber pesan adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan
digunakan dalam rangka memperkuat pesan.
b. Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain. Hal
– hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi komunikator yang baik, antara
lain sebagai berikut :
1. Penampilan
2. Penguasaan informasi yang disampaikan
3. Penguasaan bahasa
c. Pesan adalah seluruh informasi yang disampaikan oleh kepada
komunikan.untuk memperoleh hasil yang kita inginkan, sebuah pesan yang
disampaikan harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Pesan harus di rencanakan sebaik baiknya sesuai kebutuhan
2. Pesan yang disampaikan mengguknakan bahasa yang baik dan mudah
dimengerti
3. Pesan yang akan disampaikan harus menarik minat dan kebutuhan pesan,
serta dapat menimbulkan kepuasan
d. Saluran adalah media atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan
pesan. Contohnya : media cetak, media elektronik dan media khusus yaitu
media yang bias dipergunakan oleh dan untuk digunakan oleh orang tertentu
saja yang mempunyai keahlian dan wewenang tertentu.
e. Penerima pesan. Penerima pesan menerima pesan melalui panca indranya,
baik penglihatan,pendegaran,penciuman,pengecapan, maupun perabaan.
Penerima pesan dapat digolongkan jadi 3 jenis, yaitu personal, kelompok, dan
masa
f. Feedback merupakan respon dari komunikasi berupa balasan kepada pemberi
pesan.
g. Efek atau dampak merupakan keluaran hasil komunikasi yang dapat berupa
perubahan sikap maupunperilaku yang kita inginkan.
6. Jenis – jenis komunikasi
Komunikasi secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu komunikasi verbal dan non
verbal. Dalam prosesnya dapat berlangsung 1 arah dan atau 2 arah. Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan
dapat terjadi secara langsung atau tatap muka dll. Komunikasi verbal bentuk
tulisan dapat berupa dokumentasi asuhan keperawatan. Komunikasi non verbal
adalah bahasa tubuh yang tidak diucapakn atau di tulis, tetapi dikomunikasi
dengan gerakan tubuh.
Komunikasi 1 arah adalah komunikasi yang berlangsung dari pemberi pesan
kepada penerima pesan tanpa ada umpan balik biasanya bersifat koersif.
Sedangkan komunikasi 2 arah terjadi jika penerima pesan memberikan umpan
balik kepada penyampai pesan.
7. Jaringan komunikasi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan
Jaringan komunikasi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan dapat
dirancang berbagai cara. Dirancang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Menurut
Handoko(1999) dan Robbins(2003) adalah sebagai berikut :
a. Model lingkaran
b. Model rantai
c. Model huruf y
d. Model bintang
e. Model semua saluran
8. Saluran komunikasi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan
Komunikasi yang terjadi dalam organisasi pelayanan kesehatan/keperawatan
adalah komunikasi formal. Saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur
organisasi dan dibagi menjadi 3 yaitu vertical,lateral, dan diagonal
(Handoko1999)
a. Komukiasi vertical
Terjadi dari atas kebawah atau sebaliknya sesuai garis perintah.tujuan utama
komunikasi kebawah adalah member
pengarahan,informasi,intruksi,saran,masukan,dan penilaian. Informasi yang
disampaikan kebawah dapat berupa tujuan – tujan organisasi dan juga
kebijakan organisasi bentuknya berupa tulisan maupun lisan.
b. Komunikasi lateral/horizontal
Komunikasi lateral terjadi pada antar anggota dalam kelompok kerja/selevel
dan juga terjadi pada antar departemen pada tingkatan organisasi yang sama.
Komunikasi yang terjadi adalah pimpinan dengan pimpinan, bawahan dengan
bawaan. Komunikasi ini bersifat koordinatif.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong atau menyilang
diagonal garis perintah organisasi, komunikasi ini dilakukan antara dua orang
pada tingkatan kedudukan yang mempunyai wewenang langsung terhadap
pihak yang lain. Komunikasi diagonal yang terjadi pada tingkat ruang
perawatan adalah komunikasi antara perawat dan tim kesehatan lain
(dokter,fisioterapis,ahli gizi,dll)
9. Faktor – factor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dalam organisasi
pelayanan keperawatan
Organisasi pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari organisasi
pelayanan kesehatan. Di dalamnya merupakan tempat padat tenaga kerja yang
terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam
rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
a. Saluran Komunikasi Formal
Saluran komunikasi formal mempengaruhi efektivitas komunikasi dalam dua
cara, yaitu sebagai berikut :
1). Liputan saluran formal akan semakin melebar sesuai perkembangan
organisasi menjadi factor penyebab semakin sulitnya mengadakan komunikasi
secara efektif. Apalagi, kalau organisasi mempunyai banyak cabang yang
menyebar. Maka hal ini akan semakin menyulitkan untuk meciptakan
komunikasi yang efektif.
2). Saluran komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar
tingkatan organisasi. Sebagai contoh, perawat pelaksana selalu dapat
mengomunikasikan masalah-masalah yang dihadapi di ruangan dengan ketua
tim atau kepala ruangan. Akan tetapi tidak dapat mengomunikasikan informasi
secara langsung dengan wakil direktur bidang pelayanan. Padahal informasi
tersebut seharusnya juga didapat wakil direktur.
b. Struktur Organisasi
Perbedaan kekuasaan dan kedudukan dalam organisasi akan
menentuka pihak - pihak yang berkomunikasi dengan sesorang serta isi dan
ketepatan dalam berkomunikasi. Terdapat adab dan aturan – aturan tertentu
jika bawahan harus berkomunikasi dengan direktur. Hal ini karena dibatasi
formalitas dan kesopanan.
c. Spesialis Jabatan
Spesialis jabatan akan mempermudah terjadinya komunikasi antar individu
dalam kelompoknya. Anggota suatu kelompok yang sama akan cenderung
berkomunikasi dengan istilah tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama.
Sedangkan komunikasi antar kelompok yang berbeda cenderung akan
mengalami hambatan
d. Pemilikan informasi
Adanya individu-individu yang mempunyai informasi khusus dan
pengetahuan tentang pekerjaannya. Sebagai contoh, perawat ruang anak
mempunyai pengalaman yang lebih dalam informasi-informasi perawatan
anak. Kepala ruang perawatan juga mempunyai informasi lebih tentang
bagaimana cara mengatasi konflik diruangan yang dia pimpin
BAB IV
A. Pengertian Pengarahan
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta
efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.
B. Tujuan pengarahan
Menurut Muninjaya (1999), terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan, yaitu sebagai
berikut
1. Pengarahan bertujuan menciptakan kerja sama yang lebih eisien dan bawahan.
2. Pengarahan bertujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.
3. Pengarahan bertujuan menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Pengarahan bertujuan mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.
5. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berekembang lebih dinamis
1. Kepemimpinan
a. Pengertian
Menurut Harsey, Blanchard, dan Johnson (1999 dalam Huber, 2006),
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok
dalam upaya mencapai tujuan pada suatu situasi. Sedangkan menurut
Hasibuan (2005) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi
perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bawha
kepemimpinan menyangkut tiga hal : (1) kepemimpinan menyangkut orang
lain. Orang lain di sini maksudnya adalah bawahan. (2) kepemimpinan
menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dan
bawahan. Seorang pemimpin berwenang dalam mengarahkan secara langsung
terhadap kegiatan bawahan. (3) kepemimpinan menyangkut pengaruhnya
kepada bawahan.
b. Sifat – sifat kepimpinan
Beberapa sumber menyebutkan dan beranggapan bawha sifat – sifat
kepemimpinan yang dimiliki sesorang merupakan pembawaan sejak lahir
bukan karena dibuat. Artinya, seseorang dilahirkan sudah membawa atau tidak
membawa sifat – sifat pemimpin, akan tetapi ternyata banyak keterbatasan
tentang pendekatan kesifatan ini. Hal ini terbukti bahwa banyak tokoh
(pemimpin) mempunyai sifat kepemimpinan yang berbeda – beda.
c. Gaya – gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diperlukan oleh seorang pemimpin dalam memimpin
suatu orgnaisasi. Seorang pemimpin harus dapat memahami kapan dia harus
mempunyai gaya kepemimpinan tertentu . jadi dapat dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap efektivitas seorang dalam memimpin.
Berbagai macamgaya kepemimpinan yang dapat kita kenal. Akan tetapi secara
umum gaya kepemimpinan dapat dibagi menjadi tuga yaitu:
1). Gaya kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang menitik
beratkan pada hubungan antar manusia dan kerja kelompok. Dalam
kepemimpinan gaya ini bawahan bekerja sama dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh pemimpinan juga seorang pemimpin juga melibatkan
bawahanya dalam proses pengambilan keputusan.
2). Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan ini mempunyai cirri bawha wewenang dan keputusan
mutlak pada pimpinan. Gaya ini bermanfaat atau efektiv pada tahap awal
beroprasinya suatu organisasi, atau pada saat terjadi kontroversi/perselisihan.
3). Gaya kepemimpinan Permisif
Gaya kepemimpinan Permisif ini mempunyai cirri bahwa seorang pemimpin
memberikan kebebasan kepada bawahan untuk melakukan tugasnya, dan
minimalnya atau bahkan hamper tidak ada pengarahan/bimbingan kepada
bawahan.
Pendapat lain mengatakan bahwa gaya kepemimpinan dibagi menjadi dua
yaitu
1). Orientasi Tugas (Task-Oriented)
2). Orientasi Karyawan (Employee-oriented)
d. Teori Kepemimpinan
1) Pendekatan Kesifatan
Teori ini menekankan bahwa sifat kepemimpinan sseorang sudah dibawa
sejak lahir, bukan dibuat.
2. Motivasi
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, pealayan keperawatan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu pelayanan
kesehatan. Dengan demikian, rendahnya kinerja pelayanan keperawatan akan
berpengaruh pada pelayanan kesehatan secara umum di rumah sakit.
Menurut Hasibuan (2005), motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
Jadi Motivasi merupakan salah satu unsure pengarahan dalam fungsi-fungsi
manajemen sehingga seorang perawat manajer harus mampu melakukanya.
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakan. Motivasi adalah konsep yang menggambarkan kondisi
ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respons intrinsic yang
menampakan perilaku manusia (Swansburg, 1993). Menurut kreiner dan
kinicki (2000), motivasi adalah proses psikologis yang meningkatkan dan
mengarhkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
suatu proses dorongan psikologis yang menimbulkan perilaku tertentu dan ikut
menentukan intensitas, arah, ketekunan, dan ketahanan pada perilaku tersebut
sesuai tujuan yang ditetapkan.
b. Lingkaran Motivasi
Seorang dalam berperilaku pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk
mencapai suatu tujuan. Setiap perilaku mempunyai satuan dasar yang disebut
“kegiatan”. Artinya, perilaku adalah serangkaian kegiatan-kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan.
c. Tujuan Motivasi
Manajer keperawatan sebagai pimpinan dalam organisasi pelayanan
keperawatan harus mampu menciptakan iklim motivasi. Iklim motivasi yang
kondusif akan membawa berbagai dampak yang dapat meningkatkan kepuasan
pasien, keluarga pasien, keluarga pasien, dan kepuasan perawat.
Sesuai pernyataan Hasibuan (2005) yang mengatakan bahwa tujuan motivasi
dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut :
1) Motivasi bertujan meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2) Motivasi bertujuan meningkatkan produktifitas kerja karyawan
3) Motivasi bertujuan mempertahankan kestabilan karyawan
4) Motivasi bertujuan meningkatkan kedisiplinan karyawan
5) Motivasi bertujuan mengektiflkan kedisiplinan karyawan
6) Motivasi bertujuan menciptakan suasana da hubungan kerja yang baik
7) Motivasi bertujuan meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi
karyawan
8) Motivasi bertujuan meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
9) Motivasi bertujuan mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya
10) Motivasi bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan
baku dapat meminimalisasi kesalaha sebagai biang pemborosan alat
maupun bahan baku
d. Azas – azas motivasi
Beberapa azas yang dapat mempengaruhi motivasi kerja seseorang antara lain
sebagai berikut :
1) Partisipasi
2) Komunikasi
3) Komponen dan penghargaan
4) Wewenang yang didelegasikan
5) Perhatian timbale balik
e. Metode Motivasi
Kegiatan memotivasi seseorang dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Motivasi lagsung adalah motivasi yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu untuk memenuhi kebutuhan maupun
kepuasanya termasuk metode langsung antara lain pujian, penghargaan, bonus,
insentif, bintang jasa, tunjangan hari raya, dll.
f. Alat – alat motivasi
Alat – alat motivasi yang dapat menjadi perangsang bawahan dalam
melakukan suatu pekerjaan yang optimal adalah insentif material dan insentif
nonmaterial
g. Teori motivasi
Munculnya teori motivasi modern dilandasi oleh perilaku kebutuhan,
penguatan, kesadaran, karakteristik pekerjaan dan perasaan/emosi (kreitner
dan kinicki, 2000)
1. Teori motivasi kebutuhan
Teori motivasi muncul didasarkan bahwa individu dalam hidupnya ingin
memenuhi kebutuhannya, baik fisiologis maupun psikologis secara
baik/cukup.
Beberapa teori kebutuhan motivasi yang terkenal antara lain sebagai
berikut :
2. Teori penguatan
Thorndike dan skinner berpendapat bahwa perilaku individu dikendalikan
oleh konsekuensinya. Individu akan mengulangi perilaku yang diikuti oleh
konsekensi yang mendukung dan menghindari perilaku yang mengakibatkan
konsekuensi yang tidak mendukung.
3. Teori keadilan
Teori keadilan mengemukakan bahwa individu dalam oraganisai akan
cenderung membandingkan antara segala sesuat yang dia berikan kepada
organisasi dan hasil/ penghargaan yang dia dapatkan / dia terima. Individu
akan mempuyai motivasi tinggi jika penghargaan yang dia terima atas
pekerjaan dan tanggung jwabnya dirasas memenuhi keadilan.
3. Komunikasi
Komunikasi merupakan unsure penting dalam menggerakka atau mengarahkan
bawahan. Dalam organisasi pelayanan keperawatan, menurut keliat, dkk. (2006),
ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan yang di dalamnya terdapat aplikasi
komunikasi, antara lain sebagai berikut.
a. Operan
Merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan mengoperkan asuhan
keperawatan kepada shift berikutnya.
b. Pre-Conference
Adalah komunikasi ketua tim/penganggung jawab shift dengan perawat
pelaksana setelah selesai operan kegiatan ini dilakukan oleh tim.
c. Post-Conference
Adalah komunikasi ketua tim/perawat primer/penanggung jawab shift dengan
perawat pelaksanaan sebelum timbang terima/operan/mengakhiri dinas
dilakukan.
d. Pendelegasian
Adalah kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain yang bertujuan agar
aktifitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Supervise
Merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memastikan kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dengan cara melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervise dilakukan untuk
memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. Manajemen konflik dalam ruang perawatan
Ruang perawatan merupakan suatu system tempat manusia berinteraksi. Yang
terjadi dalam ruang perawatan kmempunyai kemungkinan terjadinya konflik
terjadi antar individu dan individu, individu dengan kelompok, atau juga
kelompok dengan kelompok.
a. Pengertian konflik
Thomas (1192 dalam robbins, 2003) mendefinisikan konflik merupakan
proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah
mempengaruhi secara negative. Marquis dan Huston (1998) konflik adalah
masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat perbedaan pendapat,
nilai nilai, atau keyakinan dua orang atau lebih. Menurut Handoko (1999)
konflik adalah segala macam interaksi pertentangna atau antoginistik antara
dua pihak atau lebih.
b. Penyebab atau sumber konflik
Sumber konflik dapat dikatagorikan menjadi 3 macam yaitu :
1) Variable komunikasi
Penyampaian informasi yang tidak jelas akibat kesalahan semantik saluran
informasi yang terganggu dan kemampuan komunikan menerima pesan
yang menyebabkan kesalah pahaman.
2) Variable struktur
Konflik yang didasarkan atas variable struktur adalah konflik terjadi antara
satu dan lainya, bukan didasarkan atas konflik pribadi. Menurut robbins
(2003) struktur yang digunakan dalam konteks ini mencakupu variable
ukuran kelompok derajat spesialisasi kecocokan anggota gaya
kepemimpinan system imbalan dan derajat ketergantungan antar
kelompok.
3) Variable individu
Nilai dan karakteristik setiap individu dapat menyebabkan timbulnya
perbedaan yang dapat menyebabkan timbulnya konflik.
c. Jenis konflik
Konflik dalam berorganisasi dibagi menjadi 5 jenis sebagai berikut :
1) Intrapersonal
Konflik terjadi dalam diri individu yang terjadi karena adanya ketidak
cocokan antara keinginan dan kenyataan.
2) Antara individu dan individu
Kesalah pahaman, pertentangan, dan perbedaan pendapat antara individu
dapat menyebabkan konflik.
3) Antara individu dan kelompok
Adanya ketidakcocokan atau pertentangan antara keinginan individu dan
kelompok. Individu melanggar kesepakatan kelompok yang menyebabkan
konflik.
4) Intergroup
Konflik ini dapat terjadi karena kesalah pahaman, pertentangan, dan
perbedaan pendapat antar kelompok.
5) Antara organisasi dan organisasi
Konflik dapat timbul karena adanya persaingan terhadap produk yang
dihasilkan oleh organisasi. Konflik ini akan berdampak kea rah
pengembangan produk yang di hasilkan. Organisasi akan bersaing untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, efisien, dan terjangkau.
d. Proses konflik
Proses konflik terdiri dari 5 tahap :
1) Tahap 1 : tahap oposisi atau ketidak cocokan
2) Tahap 2 : kognisi dan personalisasi
3) Tahap 3 : menentukan maksut
4) Tahap 4 : perilaku
5) Tahap 5 : hasil
e. Manajemen konflik
Konflik dapat terjadi dalam organisasi manapun tidak ketercuali dalam
pelayanan keperawatan. Untuk mengantisipasi munculnya konflik yang
merugikan, manager keperawatan dan orang orang yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan di ruang keperawatan harus membudayakan upaya upaya
mengantisipasi dan mengatasi konflik segera mungkin.
Pendekatan penanganan konflik yang dilakukan adalah problem solving yang
sealau mengedapnkan upaya win win solution dengan langkah sbb.
1) Identifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan mengklarifikasi kepada
pihak pihak yang terlibat konflik
2) Indetifikasi timbulnya konflik
3) Identifikasi alternative alternative penyelesaian masalah yang mungkin
dapat dilakukan.
4) Pilih alternative penyelesaian masalah yang baik untuk diselesaikan.
5) Terapkan solusi yang dipilih
6) Evaluasi hasil penyelesaian konflik.
f. Penanganan konflik
Penanganan konflik dapat dilakukan dengan :
1) Persaingan
2) Kolaborasi
3) Penghindaran
4) Akomodasi
5) Kompromi
6) Negosiasi atau perundingan
D. Kepuasan Kerja
Beberapa pendapat mengatakan bahwa motivasi kerja individu terkait dengan
kepuasan kerja yang dirasakan. Dengan adanya hubungan antara motivasi kerja dan
kepuasan kerja, dalam kesempatan ini perlu juga dibahas juga kepuasan kerja.
1) Pengertian
Kepuasan kerja sebagai suatu efektifitas atau respon emosional terhadap berbagai
aspek pekerjaan.
2) Factor factor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Setiap individu mempunyai ukuran tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda.
Kepuasan kerja individu dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain sebagai
berikut.
a) Pemenuhan kebutuhan
b) Ketidakcocokan
c) Pencapaian nilai
d) Persamaan
e) Genetic
f) Kepemimpinan
BAB V
A. Pengertian Pengendalian
Pengendalaian merupakan tahap yang harus dipahami dan dilakukan oleh orang –
orang yang duduk dalam tingkatan manajerial, mulai dari top manajer sampai dengan
low manajer.
B. Proses dasar Pengendalian
Dalam melakukan pengendalian ada proses yang perlu dilakukan, antara lain dengan
membuat atau menetapkan standar prestasi kerja, membandingkan prestasi yang telah
dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, menetapkan prestasi hasil yang telah
dicapai, dan koreksi terhadap kegagalan/kekurangan/kesalahan yang terjadi.
C. Kategori penilaian dalam organisasi keperawatan
1. Struktur
Struktur berhubungan dengan pengaturanpelayanan keperawatan yang diberikan
dan sumber yang memadahi. Aspek dalam komponen struktur dapat dilihat
melalui fasilitas, peralatan, staf, keuangan.
2. Proses
Penilaian proses merupakan kegiatan melakukan pengukuran pelaksanaan
pelayanan keperawatan apakah sesuai dengan standard keperawatan atau belum.
3. Hasil
Penilaian hasil kerja dalam pelauyanan keperawatan dapat berupa tingkat
kesembuhan pasien, tingkat kepuasan pasien dan keluargam dan motivasi kerja
perawat.
D. Manajemen mutu palayanan keperawatan
Pelayanan yang berkualitas, inovativ, dan kreatif memerlukan perencanaan yang
matang. Upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan secara professional dapat
dilaksanakan melalui suatu pendekatan.
1. Pengertian
a) Mutu
Mutu adalah tingkatan kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang
diamati dan juga merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
b) Pelayanan
Pelayanan kesehatan merupakan bentuk jasa yang disediakan oleh organisasi
penyedia layanan kesehatan. Salah satu bentuk layanan kesehatan di organisasi
penyediaan pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.
Produk pelayanan kesehatan mempunyai 4 karakteristik, antara lain sebagai
berikut :
1. Intamibility (tidak berwujujd)
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
3. Variability (variasi)
4. Perisability (tidak tahan lama)
Karakteristik pelayanan dengan membuat batasan-batasan untuk jenis-
jenis pelayanan sbb :
1. Pelayanan itu diberikan dengan berdasarkan basis peralatan
(equipment based) atau basis orang (people based)
2. Beberapa jenis pelayanan memerlukan kehadiran klien (client
precense)
3. Pelayanan juga dibedakan dalam memenuhi kebutuhan perorangan
(personal need) atau kebutuhan bisnis (bussines need)
4. Pelayanan yang dibedakan atas tujuanya yaitu laba atau nirlaba (profit
or non-profit) dan kepemilikanya swasta atau public (private or public)
2. Dimensi mutu
Meunurut Zeidhaml, Parasuraman, dan Berry (1988) menyatakan bahwa terdapat
10 ukuran atau dimensi yang menentukan mutu jasa atau pelayanan, antara lain
sbb :
a. Tangible (nyata/berwujud)
b. Reliability (keandalan)
c. Responsiveness (cepat tanggap)
d. Kompetensi
e. Acces (kemudahan)
f. Kortesy (keramahan)
g. Komunikasi
h. Credibility (kepercayaan)
i. Security (keamanan)
j. Understanding or knowing the customer
Tjong (2004) menyatakan bahwa dimensi mutu pelayanan terdapat 5 dimensi,
antara lain sbb :
a. Dapat dipercaya
b. Responsive
c. Buat pelanggan merasa dihargai
d. Empati
e. Kompetensi
3. Factor – factor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan
a. Man ( manusia )
b. Money (uang)
c. Material (bahan – bahan atau peralatan)
d. Machines and mechanization (penyesuaian peralatan – peralatan dengan
kebutuhan dan kemajuan teknologi sangat diperlukan guna meningkatkan
mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan.
e. Modern information metode
f. Market
g. Management
h. Motivation
i. Mounting product requirement
4. Penilaian mutu
Peniliaian terhadap mutu dilakukan dengan menggunakan pendekatan –
pendekatan yang dikelompokan dalam komponen berikut :
a. Struktur
b. Proses
c. Hasil
5. Indikator pelayanan keperawatan
Berikut beberaqpa hal yang dapat dijadikan indikator mutu pelayanan
keperawatan
a. Indikator mutu umum
Beberapa hal yang dapat dijadikan indikator mutu umum pelayanan
keperawtan antara lain :
1. Pemakaian tempat tidur
BOR adalah proporsi pemakaian tempat tidur pada satu satuan tertentu
menurut Keliat, dkk (2006) standard internasional, dikatakan baik jika
nilanya 80% - 90%, sedangkan standard nasional adalah antara 70% -
80%. Rumus penghitungan BOR
Σ Hari perawatan
𝐵𝑂𝑅 = Σ Tempat tidur x Σ Hari persatuan waktu = 100
Keterangan :
Keterangan:
6. Strategi Mutu
Berawal dari deming dan juran, sebagai bapak manajemen mutu, akhirnya muncul
istilah total quality control sebagai hasil modifikasi dan pengembangan oleh orang
jepang. Selain itu, muncul istilah – istilah sebagai berikut :
a. Quality assurance (jaminan mutu)
b. Continous quality improvement (peningkatan mutu berkesinambungan
c. Total quality manajemen (TQM)
Manajemen mutu terpadu merupakan suatu konsep yang berupaya
melaksanakan system manajemen berkualitas kelas dunia. Untuk itu,
diperlukan perubahan besar dalam budaya dan system nilai organisasi. Ada 4
prinsip utama dalam manajemen mutu terpadu.
1. Kepuasan pelanggan
2. Penghargaan kepada setiap orang
3. Manajemen berdasarkan fakta
4. Perbaikan berkesinambungan