Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENGAJARAN TIMBANG TERIMA, PRE - POST

CONFERENCE DI RUANGAN NEUROLOGI DAN PARU


RSUD Dr. M. ZEIN PAINAN

Topik

: Timbang Terima, PRE- POST CONFRENCE

Hari/Tanggal

: jumat / 23 Desember 2016

Waktu

: Pergantian Shift dinas (07.30 WIB, 13.45 WIB)

Sasaran

: Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana

A.

Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama

dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan


tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional.
Pelayanan keperawatan yang disebut profesional bukan sekedar terampil
dalam melakukan prosedur keperawatan, tetapi mencakup keterampilan
interpersonal, keterampilan intelektual, dan keterampilan teknikal. Dalam
keterampilan intelektual dan interpersonal, komunikasi antara dua orang atau
kelompok yang dianggap ada dalam lingkungan keperawatan profesional
misalnya antara perawat dengan sesama perawat, perawat dengan pasien, perawat
dengan dokter dan perawat dengan manajer (Roger, 2000 dalam Gaffar, 1997; 32).
Rumah Sakit sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu
sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi,
dan tenaga kesehatan lainnya, yang mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
RSUD Dr. M. Zein Painan merupakan rumah sakit di daerah Painan yang
mengutamakan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien khususnya di Ruang penyakit dalam. Sementara itu, perawat merupakan
ujung tombak dalam pelayanan di rumah sakit, dimana perawat dituntut untuk
melaksanakan asuhan keperawatan yang berkualitas guna meningkatkan mutu

pelayanan di rumah sakit dan memberi kepuasan pada pasien yang dalam hal ini
adalah sebagai konsumen (Adill et all, 2009).
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari
pelayanan

keperawatan

yang

berkesinambungan.

Bentuk

pelayanan

keperawatan yang diberikan kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan


keperawatan,

pengobatan

dan

rasa

aman

bagi

pasien,

keluarga

serta

masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian asuhan keperawatan merupakan


kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien rawat inap oleh perawat.
Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang merupakan
kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan timbang
terima pasien merupakan tindakan keperawatan yang secara langsung akan
berdampak pada perawatan pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun
sebagai sarana untuk menyampaikan

tanggung jawab serta penyerahan

legalitas yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Wallis,


2010).
Pre conference merupakan komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul
MPKP, 2006).
Sedangkan Post conference merupakan komunikasi katim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim
(Modul MPKP, 2006). Post konferens adalah fase dimana dari hasil pembahasan
di buat evaluasi. Setiap mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi dari setiap
konferens yang sudah dilaksanakan sehingga mahasiswa tahu apa yang harus
dilakukan berikutnya. Pembahasan yang sudah dibuat akan menjadi acuan untuk
bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang timbul dari setiap tindakan
selama berpraktek.
Post konferens merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk bertanya dan
menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa mempunyai masalah
selama berpraktek dan inbstruktur klinis memberikan arahan setelah berdiskusi

bersama untuk mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut. Para instruktur
klinis memberikan pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan bersama masalah
dan membuat evaluasi dari setiap diskusi.
Hasil Observasi pada tanggal 05 09 di ruang Neurologi dan Paru di
dapatkan bahwa perawat belum optimal dalam melaksanakan timbang terima
sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan di ruangan. Dan Pelaksanaan pre dan
post konfren belum optimal karena dalam pelaksanaannya masih dalam bentuk
lisan dan pelaksanaan pre konfrennya pun dillakukan tidak mencakup semua
rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat. Oleh karena itu,
perlu di lakukan pelatihan timbang terima, pre post conference diruang
Neurologi dan Paru untuk meningkatkan kualitas perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan manajemen pelayanan keperawatan melalui proses timbang
terima, pre post confrence di ruang Neurologi dan Paru RSUD Dr. M.
Zein painan
2. Tujuan Khusus
a. Mereview pengetahuan perawat tentang timbang terima, pre- post
confrence
b. Mendemonstrasikan proses timbang terima dengan metode SBAR dan pre
post confrence
c. Menerapkan proses timbang terima dengan metode SBAR dan pre- postr
confrence
d. Mengevaluasi proses timbang terima dengan metode SBAR dan pre
post confrence

C. Sasaran
Seluruh perawat di ruang Neurologi dan Paru RSUD Dr. M. Zein painan.
D. Metode
1. Review Pengetahuan
2. Role play
E. Proses

1. Review Pengetahuan
a. Timbang terima ( handover)
1) Definisi
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk
komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode
untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap
pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi
mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana
perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010).
2) Tujuan
Tujuan utama komunikasi timbang terima adalah untuk
memberikan

informasi

yang

akurat

mengenai

keperawatan,

pengobatan, pelayanan, kondisi terkini pasien, perubahan yang sedang


terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi. Informasi harus
dijamin akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian
pelayanan bagi pasien (Cahyono, 2008).
b. Timbang Terima dengan Metode SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien
yang memerlukan perhatian atau tindakan segera. SBAR mengandung
unsur situation, background, assesment dan recommendation. SBAR
digunakan untuk melaporkan situasi klinis yang memerlukan tindakan
dalam kesinambungan pelayanan.
SBAR merupakan metode komunikasi yang dikembangkan dalam
standarisasi timbang terima. Cahyono (2008) menuliskan, dalam praktek
sehari-hari, SBAR sangat ideal diterapkan sebagai komunikasi standar
pada saat perawat melaporkan situasi/kondisi pasien. Calalang & Javier
(2010) menyatakan penggunaan metode SBAR dalam timbang terima
dapat meningkatkan komunikasi dan mendukung budaya keselamatan
pasien. Penggunaan metode SBAR dalam timbang terima sesuai dan
sistematis, jelas dan ringkas, dapat digunakan pada setiap situasi dan
setiap aspek perawatan pasien.
Metode SBAR yang digunakan dalam timbang terima dapat
memberikan bantuan pada perawat tentang informasi apa yang harus

disampaikan ketika berkomunikasi. Clark, et al. (2009) melakukan


penelitian melalui penerapan PACT project (patient assessment, assertive
communication, continum of care, team work with trust) untuk
meningkatkan komunikasi timbang terima dengan menggunakan metode
SBAR pada saat berkomunikasi. Penelitian ini melibatkan 65 orang
perawat, dan hasil penelitiannya 82% perawat menyatakan perlu adanya
standar prosedur timbang terima, 94% menyatakan perlu dilakukan
pemahaman komunikasi karena setiap perawat melakukan pelaporan
dengan cara berbeda, 62% menyatakan penggunaan tools dalam
komunikasi

yaitu

metode

SBAR

membantu

perawat

dalam

mengkomunikasikan informasi.
Isi informasi yang dapat diberikan perawat dengan menggunakan
metode SBAR adalah (Calalang & Javier, 2010; Clancy, et al. 2009;
Clark, et al. 2009):
1. Situation: Unsur situation ini secara spesifik perawat harus menyebut
usia pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status
mental, kondisi pasien apakah stabil atau tidak.
2. Background: Unsur background ini menampilkan pokok masalah
atau apa saja yang terjadi pada diri pasien, keluhan atau tanda klinis
yang mendorong untuk dilaporkan atau dikomunikasikan (sesak
nafas, nyeri dada, dan sebagainya). Menyebutkan latar belakang apa
yang menyebabkan munculnya keluhan pasien tersebut, misalnya
karena efek terapi yang tertentu yang telah diberikan, diagnosis
pasien, data klinik yang mendukung problem pasien. Background
meliputi bagaimana kondisi pasien saat ini dan menurut perawat apa
yang menjadi masalahnya.
3. Assesment: Unsur assessment ini merupakan hasil pemikiran yang
timbul dari temuan serta difokuskan pada problem yang terjadi pada
pasien yang apabila tidak diantisipasi akan menyebabkan kondisi
yang lebih buruk. Tanda-tanda vital, tingkat ketergantungan,
pegobatan, hasil pemeriksaan laboratorium, kebutuhan isolasi,
kondisi kulit serta faktor resiko merupakan bagian dari tahap ini,
termasuk safety concern: hasil labor penting, ancaman, resiko jatuh.

4. Recommendation: Unsur recommendation menyebutkan hal-hal


yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus
direkomendasikan oleh perawat serta apa yang akan dilakukan oleh
perawat.
c. Conference (Pre-Post Conference)
1) Defenisi
a) Pre conference
Adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang
dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul
MPKP, 2006).
Pre-konferens merupakan tahapan sebelum melakukan
konferens yang akan dilakukan oleh para instruktur klinis dimana
akan dijelaskan apa yang akan dilakukan oleh setiap mahasiswa
sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam Prekonferens para instruktur klinis harus suda menyiapkan apa yang
akan dibahas dalam konferens sehingga tidak banyak waktu yang
terbuang. Fase pre-konferens, esensinya adalah aktivitas kelompok
kecil, yang didalamnya terkandung unsur fasilitasi dari instruktur
klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam melaksanakan
program

pendidikan

keperawatan

harus

benar-benar

memperhatikan hal yang akan dibahas pada fase pre-konferens.


Pada saat instruktur klinis merencanakan fase pre-konferens
dengan kelompok kecil siswa tentang suatu topik.
b) Post conference
Adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan
hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin
oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).

Post konferens

adalah fase dimana dari hasil pembahasan di buat evaluasi. Setiap


mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi dari setiap konferens

yang sudah dilaksanakan sehingga mahasiswa tahu apa yang harus


dilakukan berikutnya. Pembahasan yang sudah dibuat akan menjadi
acuan untuk bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang
timbul dari setiap tindakan selama berpraktek.
Post konferens merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk
bertanya dan menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap
mahasiswa mempunyai masalah selama berpraktek dan inbstruktur
klinis memberikan arahan setelah berdiskusi bersama untuk
mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut. Para instruktur
klinis memberikan pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan
bersama masalah dan membuat evaluasi dari setiap diskusi.
2) Tujuan pre dan post konference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian
masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat
menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif (McKeachie, 1962).
Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan
keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan
dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997).
Tujuan pre confren adalah:
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
4. bagi mahasiswa yaitu menyiapkan mahasiswa untuk pembelajaran pada
setting klinik,
5. menyiapkan mahasiswa untuk aktivitas penugasan klinik.
6. menyiapkan mahasiswa untuk pengalaman praktek klinik.
Tujuan post conference adalah: Untuk memberikan kesempatan
mendiskusikanpenyelesaian masalah dan membandingkan masalah
yang dijumpai.
3) Syarat pre dan post konfrence

a) Pre

conference

dilaksanakan

sebelum

pemberian

asuhan

keperawatan dan post conference dilakukan sesudah pemberian


asuhan keperawatan.
b) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
c) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahka
d) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim.
d. Pedoman pelaksanaan conference
1) Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
2) Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
3) Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
4) Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
5) Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang
berbeda
6) Raung diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
7) Frekuensi pre-konferens yaitu apakah dilakukan setiap hari sebelum
praktek klinik atau pada awal mahasiswa akan melaksanakan praktek
klinik saja
8) Tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa menentukan seberapa
sering di perlukan fase pre-konferens.
9) Waktu yang diperlukan untuk setiap mahasiswa seharusnya sama atau
mungkin dapat diperpanjang. Cara lebih efektif dengan penggunaan waktu
sekitar 20 menit sampai satu jam untuk diskusi.
10) Waktu apakah dilakukan setiap hari, jam tujuh misalnya sebelum praktek
klinik.
11) Lokasi terdapat keuntungan apabila pre-konferens dilakukan pada lokasi
yang berdekatan dengan tempat praktek. Salah satu keuntungannya adalah
mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pergi ke lahan praktek.
Perlu di ingat bahwa keadaan fisik yang nyaman atau baik dari sisi
mahasiswa adalah kondisis yang baik bagi proses belajar mengajar
termasuk untuk praktek klinik..

12)

Bila memungkinkan, libatkan staf ruangan tempat praktek untuk


menjelaskan dan

negosiasi program dalam hubungannya dengan

penggunaan fasilitas yang ada.


13) Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan.
Tuntutan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pre dan post
konferece adalah sebagai berikut :
1) Tujuan yang telah di buat dalam konferens seharusnya di
konfirmasikan terlebih dahulu..
2) Diskusikan yang di lakukan seharusnya merefleksikan prinsipprinsip kelompok yang dinamis.
3) Instruktur klinis memiliki peran dalam kelangsungan diskusi dengan
berpegang kepada fokus yang di bicarakan, tanpa mendomisilinya
dan memberikan umpan balik yang di perlukan secara tepat.
4) Instruktur klinis harus memberikan penekanan-penekanan pada
poin-poin penting selama diskusi berlansung.
5) Atmosfer diskusi seharusnya mendukung bagi partisipasi kelompok,
mengandung

keinginan

anggota

diskusi

untuk

memberikan

responsnya dan menerima pendapat atau pandangan yang berbeda


untuk selanjutnya mencari persamaannya.
6) Besar kelompok seharusnya di batasi 10-12 orang untuk memelihara
pertukaran ide-ide pemikiran yang ade kuat di antara mereka.
7) Usahakan antara anggota kelompok dapat bertatapan langsung ( face
to face).
8) Pada kesimpulan akhir dari konferens, ringkasan dan kesimpulan
seharusnya berikan oleh instruktur klinis atau siswa dengan mengacu
pada tujuan pembelajaran dan sifat applicability pada situasi dan
kondisi yang lain.
e. Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post konfrence
1) Fase pre konfrence
a) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
b) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing masing
perawat pelaksana
c) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
d) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e) Ketua tim atau Pj tim menutup acara.
2) Fase post konfrence

a) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.


b) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang
telah diberikan.
c) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan
klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
d) Ketua tim atau Pj menutup acara.
f. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi
1) Data utama klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis
8) Rencana medis.
g. Hal-hal yang di sampaikan oleh ketua tim :
1) Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
a) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran
dokter yang dikonsulkan.
b) Ketepatan pemberian infuse.
c) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
f) Ketepatan dokumentasi.
g) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
2) Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran
dan kemajuan masing masing perawatan asosiet.
3) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak
dapat diselesaikan.
2. Kegiatan Pengajaran
N
o
1.

Kegiatan Penyaji

Kegiatan Audien

Waktu

Persiapan

- Karu, katim dan perawat


- Buku Laporan
- Status Pasien
2. Pertukaran Shift
- overan dipimpin oleh karu/ katim
- Dari nurse station, perawat berdiskusi

Melihat &
Mengobservasi

2.15 07.30
07.20 07.45

Melihat &

untuk melaksanakan operan dengan

mendengarkan

mengkaji secara komprehensif


yang berkaitan dengan masalah
keperawatan pasien, rencana
kegiatan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal- hal penting
lain yang perlu dilimpahkan.
- Perawat berjalan ke ruangan/bed
pasien
- Mengucapkan salam
- Katim memperkenalkan perawat
yang akan dinas
- Katim menjelaskan kondisi pasien
dengan metode (SBAR)
- Mengucapkan salam
- Overan di lanjutkan ke bed pasien

Mengikuti
Melihat &
mendengarkan
Mengikuti
Melihat &
mendengarkan
Melihat &
mendengarkan
Mengikuti

selanjutnya
3

Pengecekan Ulang Informasi

Berkumpul di nurse station


Karu memberi kesempatan untuk
mendiskusikan pasien yang

dilihatnya
Karu meminta tj sift malam untuk

Mengikuti
Mendengarkan
Meperhatikan

07.45 08.00
&

Mencatat

melaporkan inventaris obat dan

4.

fasilitas lain (jumlah alat, laken,

Mengikuti

dll)
Timbang terima di akhiri dengan

Mendengarkan

penandatangan buku laporan


Berdoa
Pre confrence
- Katim dan perawat pelaksana
berdiskusi tentang perkembangan

08.00 08.15
Melihat &
mendengarkan

dan masalah pasien berdasarkan


hasil evaluasi kemarin dan kondisi
pasien yang dilaporkan oleh dinas

Mengikuti

malam
- Menyiapkan ruangan/ tempat dan
rekam medic pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
- Menjelaskan masalah keperawatan
pasien, dan rencana keperawatan
yang menjadi tanggung jawabnya
- Membagikan tugas kepada pp sesuai
kemampuan yang dimiliki dengan
memperhatikan seimbangan kerja
- Mendikusikan cara dan strategi
pelaksanaan asuhan keperawatan
pasien/ tindakan
- Memotivasi untuk memberikan
tanggapan dan penyelesaian
masalah yang sedang didiskusikan
- Mengklarifikasi kesiapan pp untuk
melaksanakan asuhan keperwatan
kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
- Memberikan reinforcement postitif
pada pp
- Memberikan kesempatan pp untuk

Melihat &
mendengarkan
Meperhatikan &
Mencatat
Meperhatikan &
Mencatat
Melihat &
mendengarkan
Melihat &
mendengarkan
Mendengar &
Memperhatikan
Mendengar &
Memperhatikan
Mendengar &
Memperhatikan

memberikan klarifikasi dan

menyimpulkan hasil preconfrence


- Menutup pertemuan
Post confrence
- Dilakukan oleh katim dan pp dalam

13.30 - 13.45
Melihat &

mendengarkan
timnya masing- masing
Melihat &
- PP menyampaikan perkembangan dan
mendengarkan
masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi tindakan yang sudah
dilakukan dan kondisi klien saat
ini.
- Mendiskusikan msalah yang
ditemukan dalam memberikan

Meperhatikan &
Mencatat

askep pasien/ tindakan dan mencari

Melihat &

upaya penyelesaian masalahnya


- Memberikan reinforcemet postitif

mendengarkan
Mendengar &

pada pp
- Memberikan kesempatan pp untuk

Memperhatikan
Mendengar &

memberikan klarifikasi dan


menyimpulkan hasil post confrence
- Menutup pertemuan

Memperhatikan

3. Demonstrasi
Prolog
Pada tanggal 22 Desember 2016 pukul 08.00 Wib Seluruh perawat (katim, PA)
shift malam dan pagi serta kepala ruangan berkumpul untuk melakukan timbang
terima ke pasien.

Kegiatan

Kalimat Verbal

Sesi I

Karu/

wa.karu/

katim

Assalamualaikum ww.
Puji syukur marilah sama- sama kita ucapkan

kapad allah karna berkat dia lah kita bisa


membuka overan
Karu mempersilahkan tj. Sift menjalankan kembali tugas rutin kita yaitu
malam masing- masing tim merawat para pasien kita dan salawat bering
pasien salam kita haturkan kepada junjungan kita yakni
kepada ketua tim pagi nabi besar muhammad saw, karna berkat
masingmasing
tim, beliaulah kita berada dizaman yang modren
seperti sekarang ini. Baiklah kepada tim dinas
misalnya dimulai dari tim A
untuk

melaporkan

malam

dipersilahkan

untuk

membacakan

laporannya, kepada tim A dipersilahkan

Katim/ tj. Sift malam menyampaikan kondisi pasien kepada perawat yang dinas
pada shift selanjutnya sesuai dengan metode SBAR (Situation, Background,
Assessment, Recommendation)

Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada
pasien
.
Background
Informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi
pasien terkini
Assessment
Hasil pengkajian kondisi pasien
terkini
Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat
ini.
(rekomendasikan intervensi
keperawatan yang periu di
lanjutkan termasuk discharge
planning dan edukasi pasien
dan keluarga)
Sesi II
Katim, karu,

dan

perawat Assalamualaikum.wr.wb
Permisi Bapak/Ibu, baiklah jam dinas malam
pelaksana berjalan ke bed pasien
saya sudah habis, sekarang bapak/ ibuk akan
untuk proses timbang terima,
digantikan dengan perawat yang akan dinas pada
kemudian tj. Sift malam
sift pagi ini. Perkenalkan ini perawat yang akan
menyampaikan bahwa tugasnya
dinas pada shift pagi hari ini, bagaimana keadaan
sudah selesai dan digantikan
bapak/ibu hari ini? Bapak/Ibu hari ini ada
dengan tim pagi, dilanjutkan
perawat yang bertanggung jawab untuk
dengan
memperkenalkan
merawat bapak/ibu sampai menjelang pergantian
perawat yang akan dinas pada
shift berikutnya, jika ada keperluan Bapak/Ibu
shift selanjutnya/ pagi
Katim memberitahu perawat
silahkan sampaikan langsung dengan beliau.
yang akan bertanggung jawab

pada pasien.
Tj. Sift malam menjelaskan kan
secara ringkas tentang pasien
dengan perawat shif pagi.

Selamat pagi bapak/ibuk...saya suster....saya


Ketua tim shif pagi dan pp yang
bertanggung jawab menyapa dan
memastikan bahwa dia yang
akan merawat.

perawat yang akan merawat bapak/ibuk pagi ini


dari jam 08.00 sampai dengan jam 14.00 nanti.
jika

ada

keperluan

Bapak/Ibu

silahkan

sampaikan/ panggil saya nanti ya pak/ibuk.


Baiklah apakah ada yang bapak/ ibuk tanyakan/

Ketua tim memberi kesempatan

yang kurang faham?

kepada pasien dan keluarga


untuk bertanya
Tj. shif malam menutup
pertemuan dan Mengucapkan
salam serta selamat istirahat
sebelum menginggalkan pasien

Terimakasih atas kerjasamanya bapak/ibu, kami


permisi dulu..
Wassalam.(Perawat pindah ke bed pasien
selanjutnya)

Sesi III
Berkumpul di nurse station, Assalamualaikum.wr.wb..
Baiklah, tadi kita sudah melakukan timbang
Karu membuka diskusi tentang
terima untuk melihat kondisi pasien secara
keadaan pasien baik yang
langsung, kepada dinas pagi apakah masih ada
bersifat rahasia ataupun tindakan
hal yang perlu di konfimasi kepada dinas
penting yang mesti mendapat
malam? Jika tidak silahkan katim malam dan
perhatian kepada pasien.
Setelah timbang terima selesai pagi untuk menandatangani buku laporan.
Jika sudah tidak ada hal yang ingin di tanyakan
karu mempersilahkan dinas

malam

untuk

pulang

dan kita persilahkan kepada dinas malam untuk

istirahat

beristirahat dan terimakasih atas kerjasamanya,


mudah mudahan apa yang telah dikerjakan
menjadi amal ibadah,
Kepada dinas pagi mari kita kerjakan apa yang
sudah disampaikan kepada dinas malam dan
memberi asuhan keperawatan secara optimal.

Timbang terima di tutup dengan Marilah kita sama- sama berdoa sejenak demi
berdoa

kemudahan segala urusan kita


Demikian timbang terima pada pagi hari ini saya
tutup dengan wassalamualaikum.wr.wb

Pre confrence
Dihadiri oleh ketua tim/ karu Assalamualaikum ww.
Baiklah tadi kita sudah overan dengan tim dinas
dan PP dalam timnya masingmalam dan kita sudah mendengarkan tentang
masing
Ketua tim menyampaikan hasil masing- masing kondisi pasien.
Yang pertama yaitu:
evaluasi kemarin dan kondisi
klien yang dilaporkan oleh dinas
malam

Baiklah sesuai tingkat ketergantungan pasien


Katim Membagikan tugas pada yang sudah dibagikan oleh karu, untuk tim A
masing-

masing

pp

dengan pasiennya

berjumlah

.....orang

dan

ppnya

mempertimbangkan

sekarang ada .... orang yaitu perawat....

keseimbangan kerja

perawat...
Untuk perawat .... pasiennya ada .... orang yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

dan

..... dengan tingkat ketergantuangan .......


..... dengan tingkat ketergantungan .......
......dengan tingkat ketergantungan .......
.......dengan tingkat ketergantungan ........
.......dengan tingkat ketergantungan.......
.......dengan tingkat ketergantungan .......

untuk perwat .... ..ada 6 orang juga yaitu:


1. .......

dengan

parsial
2. .......dengan

tingkat
tingkat

keergantungan
ketergantungan

parsial
3. ........ dengan tingkat ketergantungan

Katim

Memotivasi

parsial
4. .......dengan

tingkat

ketergantungan ..........
5. .......
dengan

tingkat

untuk

ketergantungan ...............
6. .........
dengan

tingkat

ketergantungan ...............

memberikan

tanggapan

dan

penyelesaian

masalah

yang
Baiklah, bagaimana perawat......mungkin ada

sedang didiskusikan

masukan/ saran terkait permasalahan pasien pagi


Katim Mengklarifikasi kesiapan

ini...

pp untuk melaksanakan asuhan


keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
Katim

Bagaimana semuanya, apakah sudah siap untuk


memberikan askep pada pasiennya masing-

Memberikan masing...

reinforcement postitif pada pp


Katim Memberikan kesempatan

Bagus....sepertinya sudah siap semuanya....

pp untuk memberikan klarifikasi


dan menyimpulkan hasil pre
confrence

Dan apakah ada yang perlu diklarifikasi tentang


pre conference kita hari ini....
Baiklah jika tidak ada kita simpulkan bahwa
pada pagi ini pasien berjumlah .....orang dengan

tingkat ketergantunga parsial .....orang dan


minimal ....orang, semua kebutuhan masingPost confrence

Dilakukan oleh katim dan pp

masing pasien sudah cukup jelas, dan selamat


bekerja untuk semuanya.

dalam timnya masing- masing


Assalamualaikum. Ww
Baiklah,,,kita sudah memberikan askep pada
masin- masing pasien sesuai tanggung jawabnya,
kepada pp dipersilahkan untuk menyampaikan

Pp menyampaikan

kondisi masing- masing pasiennya, dimulai dari

perkembangan dan masalah

perawat.... silahkan...
Pp : terima kasih

klien berdasarkan hasil

pasien .... ..., TD ...... mmHg, Nadi......, Suhu.....,

evaluasi tindakan yang sudah

Pernafasan....., dx. keperawatan ........................

pada

katim,

baiklah

dilakukan dan kondisi klien


saat ini.

Katim : Terima kasih,,, pada perawat...semua

Mendiskusikan masalah yang

tugasnya terlaksa dengan baik dan tidak ada

ditemukan dalam

kendala.

memberikan askep pasien/


tindakan dan mencari upaya
penyelesaian masalahnya

Untuk saat ini tidak ada masalah dalam


pemberian askep pada pasien yang sudah
dilakukan...

Memberikan reinforcemet

Baiklah sepertinya tidak ada kendala/masalah

postitif pada pp

yang ditemukan selama pemberian askep pada


pasien masing- masing dan dapat kita simpulkan
bahwa semua tindakan terlaksana dengan baik

Memberikan kesempatan pp

dan jumlah pasien sekarang yaitu ......orang,

untuk memberikan klarifikasi

pasien

baru.........

orang

dengan

tingkat

dan menyimpulkan hasil post

ketergantungan

parsial

kemuadian

pasien

confrence

lama ......... orang dengan tingkat ketergantungan


......orang parsial dan ...... orang minimal
Baiklah kita tutup post conference hari ini
dengan mengucapkan alhamdulillah dan terima
kasih pada teman- teman semuanya yang sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik, dan semua

Menutup pertemuan

yang telah kita kerjakan menjadi amal ibadah


hendaknya untuk kita semua...aamiin...baiklah
kita siap- siap untuk overan dengan tim dinas
siang...saya akhiri dengan assalamualaikum ww

4. Evaluasi
No.
1
2
3

Kriteria
Perawat mempersiapkan buku laporan dan status
Timbang terima dipimpin oleh karu/waka/ katim
Timbang terima di awali di nurse station dikuti oleh
perawat yang akan dinas , tj. Sihif malam dapat

Hasil Observasi
Ya
Tidak

menjelaskan kondisi seluruh pasien, masalah


keperawatan dan tindakan yang telah di lakukan

4
5

(SBAR)
Kemudian timbang terima dilakukan ke ruangan
pasien
Perawat mengucapkan salam sebelum melakukan
overan ke pasien
Katim memperkenalkan perawat yang akan dinas
Katim dapat menjelaskan kondisi pasien dengan
metode (SBAR) dengan efektif
Katim menyampaikan kondisi terkini
Katim menyampaikan informasi penting yang

berhubungan dengan kondisi pasien terkini


Katim menyampaikan hasil pengkajian kondisi
terkini
Katim menyampaikan apa yang perlu dilakukan

7
8

10
11
12
13
14

untuk mengatasi masalah pasien


Katim memberitahu pasien perawat yang
bertanggungjawab kepada pasien
Perawat mengucapkan salam sebelum meninggalkan
pasien
Perawat bekumpul di nurse station untuk diskusi/
mengklarifikasi masalah yang ada bersama perawat
shit malam dan pagi
Timbang terima di akhiri dengan menandatangi buku
laporan dan berdoa
Pre conference dipimpin oleh karu/katim
Ketua tim menyampaikan hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam
Katim Membagikan tugas pada masing- masing pp
dengan mempertimbangkan keseimbangan kerja
Katim Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
Katim Mengklarifikasi kesiapan pp untuk

15

melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien

16
17

yang menjadi tanggung jawabnya


Katim Memberikan reinforcement postitif pada pp
Katim Memberikan kesempatan pp untuk

memberikan klarifikasi dan menyimpulkan hasil pre

18

19

confrence
Post confrence Dilakukan oleh katim dan pp dalam
timnya masing- masing
Pp menyampaikan perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi tindakan yang sudah
dilakukan dan kondisi klien saat ini.
Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam

19

memberikan askep pasien/ tindakan dan mencari

20

upaya penyelesaian masalahnya


Memberikan reinforcemet postitif pada pp
Memberikan kesempatan pp untuk memberikan

21
22

klarifikasi dan menyimpulkan hasil post confrence


Menutup pertemuan

F. Pengorganisasian
Kepala Ruangan
Katim

: Welfi, S.Kep
: Ida Sri Laili, S.Kep
Guswanida, S.Kep

Anggota Katim

: Witnayora, S.Kep
Dewi Herayati, S.Kep
Irda Susanti, S.Kep
Hirvayora, S.Kep
Yesi Novita, S.Kep
Nen Yalni, S.Kep
Novita Hilda, S.Kep

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado, K., Lee, R., Christoffersen, E., Fram, N., Boblin, S., Poole, N., et al. (2006).
Transfer of acountability: Transforming shift handover to enhance patient safety.
Health Care Quarterly. Special Issue (9), 75 79.
Cahyono. (2008). Membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek kedokteran.
Yogyakarta: Kanisius
Clancy. M.C., & Collins, B. A. (2005). Focus on patient safety: Patient safety in nursing
practice. Journal of Nursing Care Quality. 20 (3), 193 197.
Clark, E., Squire, S., Heyme, A., Mickle, M. E., Petrie, E. (2009). The PACT project:
Improving communication at handover. Journal of Advance Management,
190(11), 125 127.

Howarth, T., & Hyde, G. (2008). Developing and implementing new clinical
communication practices: changing the nursing handover. Dari
http://www.changechampions.com.au/resource/Gerard_Hyde.pdf. di akses 18
April 2014.
Rushton. H. C. (2010). Ethics of Nursing Shift Report. AACN: Advanced Critical Care:
Ethics in Critical Care, 21(4): 380 384.
Sumijatun. (2009). Konsep dasar dan aplikasi pengambilan keputusan klinis. Jakarta:
Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai