OLEH
KELOMPOK 4
Irmahardiyanti
Frangky Hilala
Lasri Kasim
Mustia S. Kartotaruno
Apris Djailani
Rizkawati Biki
Ajeng Rama Andany
Febby Wahyunita Kasim
bertanggung jawab terhadap kurang dari 10% dari kematian di seluruh dunia.
kematian di negara maju dan sekitar 28% di negara miskin dan berkembang
(Harrison, 2016).
kongestif (GJK) (Schilling, 2014). Di dunia, 17,5 juta jiwa (31%) dari 58 juta
Dari seluruh angka tersebut, benua Asia menduduki tempat tertinggi akibat
menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara dengan jumlah 371,0 ribu jiwa
(WHO, 2014). Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkan dari WHO
23,6 juta jiwa. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi GJK di
Kesehatan RI tahun 2013 prevalensi GJK Jawa Tengah sebesar 43.361 orang.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah penghentian sirkulasi normal
kesadaran dan berhenti nafas dengan tiba-tiba dimana Pasien yang mengalami
gas yang signifikan pada sistem pernafasan atau sindrom akibat kegagalan
sistem respirasi melaksanakan salah satu atau kedua fungsi pertukaran gas,
sebagai PaO2 kurang dari 60 mmHg atau PaCO2 lebih dari 50 mmHg.
Penyebab gagal nafas sekunder biasanya terjadi karena kelainan paru seperti
2019). Gagal napas masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang
Obstruksi jalan nafas merupakan salah satu kondisi yang dapat menyebabkan
gagal nafas, yaitu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk batuk secara
nafas. Penanganan untuk obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada
ETT memiliki respon tubuh yang kurang baik untuk mengeluarkan benda
(suction) yaitu dengan memasukkan selang catheter suction melalui hidung/m
rongga mulut kedalam pharyng atau trachea. Sebagai salah satu tindakan
dalam arteri. Penurunan nilai dari saturasi oksigen dapat diartikan adanya
gangguan pada sistem pernapasan seperti hipoksia dan obstrusi saluran napas.
Batas normal saturasi oksigen < 95 - 100 (Andarmoyo, 2012). Penelitian yang
adalah 97,2941 % dan nilai rata – rata saturasi oksigen setelah suction
penelitian yang dilakukan oleh Bayu Irmawan dan Siti Khoiroh muflihatin
perifer pada responden antara sebelum dan sesudah tindakan suction, dengan
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2. Bagi Perawat
Terpasang ETT”.
Hasil:
Google Schoolar: 8
Kata Kunci:
1.Suction or O2 saturation and endotrakeal tube
2.Suction or saturasi oksigen and endotrakel tube
Metode Kata Kunci Hasil Pencarian
Suction or O2 saturation
Google Scholar 18.300
and endotrakeal tube
Suction or saturasi oksigen
Google Scholar 151
and endotrakel tube
1) Definisi
paten pada pasien dengan ETT atau tabung trakeostomi. Suction adalah
Usia Suction
Dewasa 80-120 mmHg
Anak-anak 80-100 mmHg
3) Metode Suction
diantaranya yaitu :
a) Suction protocol
ventilator adalah sistem hisap trakea tertutup (CTSS). Alat ini terdiri
rate (nadi), irama nadi tidak teratur, respiration rate menurun dan
5) Tujuan
6) Efek suction
7) Kanul suction
- Jenis
Dewasa : 12-18 Fr
- Standar alat
pakai.
Arteri klem.
Pelicin / jelly
Nacl 0,9 %
Spuit 5 cc.
- Standar pasien.
- Prosedur
melalui ETT.
cara baging.
sekresi.
disediakan.
b. Hipoksia.
d. Disritmia.
yaitu alat pulse oxymetri nadi untuk memantau kadar saturasi oksigen
mekanik invasif. Secara umum, pasien yang terpasang ETT memiliki respon
hidung atau rongga mulut kedalam pharyng atau trachea pada ETT. Tindakan
suction dilakukan untuk membersihkan jalan nafas dari sekret atau sputum
dan juga untuk menghindari dari infeksi jalan nafas (Price & Wilson, dalam
dalam paru-paru menjadi efektif (Afif & Dwi, 2018). Hal ini, maka perlu
Sari (2019), apabila tindakan suction tidak dilakukan pada pasien dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tati & Lia (2019),
Rebbi Permata & Revi (2019), dan Zahrah & Arki (2018) menunjukkan hasil
Ada pengaruh sebelum dan sesudah tindakan suction terhadap nilai saturasi
Hal ini sejalan dengan toeri Hendra (2018), bahwa tindakan clapping, vibrasi
dan suction atau fisioterapi dada sangat berguna bagi penderita penyakit paru
pemakaian ventilator yang terlalu lama dan masa rawat yang lebih cepat
(Barka, 2018).
Pada saat akan melakukan tindakan suction pada ETT, sangatlah perlu
hanya sekret yang terhisap, tetapi oksigen juga terhisap. Selain itu saturasi
oksigen pada tindakan suction dipengaruhi oleh banyaknya hiperoksigenasi
yang diberikan, tekanan suction yang sesuai usia, dan besar diameter kanule.
Bila hal tersebut tidak atau kurang diperhatikan maka akan menimbulkan
oksigen atau desaturasi (Kozier & Erb, 2012). Tindakan suction juga terbagi
trakea dibandingkan dengan metode tertutup dan saturasi oksigen darah arteri
sisi lain, metode hisap terbuka rata-rata meningkatkan denyut jantung hingga
enam ketukan. Hasil penelitian Saifudin, dkk (2018) “Pengaruh Isap Lendir
endotrakeal sistem terbuka yang dilakukan di ICU dengan isap lendir sistem
suction (penyedotan).
suction diatur Berdasarkan jumlah sekret yang terdapat pada jalan nafas, bila
tekanan 100 mmHg belum dapat memobilisasi secret maka tekanan dapat
mmHg dapat menyebabkan trauma jalan nafas dan hipoksia. Tekanan yang
oksigen, namun disatu sisi dengan tekanan yang tinggi memungkinkan terjadi
sistolik (p < 0,05) pada shallow suction. Hasil penelitian lainnya yang
napas agar patensi jalan nafas menjadi tetap terjaga. Untuk menjaga
keselamatan pasien.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Ada pengaruh antara tindakan suction dengan kadar saturasi oksigen pasien
4.2 Saran
Agnesia dkk. 2019. Pengaruh Clapping, Vibrasi Dan Suction Terhadap Tidal
Volume Pada Pasien Pneumonia Yang Menggunakan Ventilator Di
Ruang Icu Royal Prima Medan. Jurnal Riset Hesti Medan. Vol. 4(1).
Bayu Irawawan & Siti dan Siti Khoiroh muflihatin. (2017). Pengaruh Tindakan
Suction Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Perifer Pada Pasien
Yang Di Rawat Diruang Icu Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya 1 (2), 145-154.
Linda, D. U., Kathleen, M., Stacy., & Marry, E. L. (2017). Critical Care
Nursing (E-Book: Diagnosis and Management). Kanada: Elsevier
Health Sciences
Harrison, L.J. (2016). Kardiologi dan Pembuluh Darah. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S.J. (2012). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: PT. EGC
Marta Tania. 2017. Pengaruh Depth Suction Dan Shallow Suction Terhadap
Perubahan Hemodinamik Pada Pasien Dengan Endotracheal Tube Di
Ruang Icu Rsud Ulin Banjarmasin. Dinamika Kesehatan. Vol 8(1).
Riri F, Suhaimi F, & Ichsan B. Pengaruh Open Suction Terhadap Tidal Volume
Pada Pasien Yang Menggunakan Ventilator Di Ruang Icu Rsud Dr.
Soedarso Pontianak. Skripsi. Universitas Tanjungpura
Yuliani Syahran, S. R. (2019). Pengaruh Tindakan Suction ETT Terhadap
terhadap kadar saturasi oksigen pada pasien gagal napas.
Saifudin, dkk. 2018. Pengaruh Isap Lendir (Suction) Sistem Terbuka Terhadap
Saturasi Oksigen Pada Pasien Terpasang Ventilator. Jurnal Motorik.
Vol. 13(26).
Schilling, J.D. 2014. Evaluation of acute heart failure. In: Cuculich PS, Kates
AM, editors. Cardiology subspecialty consult (3rd ed). Philadelphia:
Wolters Kluwer; p. 71-2.
Sri Suparti. 2019. Pengaruh Variasi Tekanan Negatif Suction Endotracheal Tube
(ETT) Terhadap Nilai Saturasi Oksigen (SpO2). Herb-Medicine
Journal. Vol 2(2).
Tati M & Lia H. 2019. The Effect Of Endotracheal Tube (Ett) Suction Measures
On Our Saturation Levels In Failed Patients In Icu Grandmed
Hospital. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF). Vol 2(1).