Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

MANAJEMEN KEPERAWATAN
RSUDM.NATSIRSOLOK

Ditulisuntukmemenuhisebagian persyaratantugasmatakuliah
ManajemenKeperawatan

OLEH:
KELOMPOK K
1. Annisa Khairani 191211564
2.Aulia Wulandari 191211565
3. Avilia Rahmayani 191211566
4.Gusti Prisda Yeni 191211530
5. Hafizhah Hilmiy P 191211531
6.Ikhwani Muslim 191211532
7. Ivaty Uzma 191211533
8. Monika Rahmadani 191211584
9. Lesi Maisa sari 191211536
10. Mai Yulia Fani 191211537
11. Margareta Sakarengan 191211538

PROGRAMSTUDIS1KEPERAWATAN
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATAN
MERCUBAKTIJAYAPADANG2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Laporan Manajemen Keperawatan”ini
guna memenuhi tugas preklinik untuk Mata Kuliah Manajemen Keperawatan.
Harapan kami semoga tugas ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga
kedepannya bisa lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Dan kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia dan pendidikan.

Padang, November2022

Kelompok K

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Fungsi Perencanan.....................................................................................3
B. Fungsi Pengorganisasian...........................................................................4
C. Pengarahan.................................................................................................5
D. Pengendalian..............................................................................................7
BAB IIIKAJIAN SITUASI MANAJEMEN RUANGAN
A. Kajian Situasi Rumah Sakit.......................................................................8
B. Kajian Situasi Ruangan..............................................................................8
BAB IV ANALISA DATA
A. Analisa Data...............................................................................................15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................16
B. Saran .......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk mempengaruhi
perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses manajemen dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu
dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan
dan ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai
suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk
pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan
tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi,
budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses asuhan keperawatan bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Fungsi manajemen
keperawatan sejalan dengan manajemen umum yaitu pengorganisasian, perencanaan,
kepemimpian dan pengawasan.
Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan
ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien.
Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi
dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi Rumah sakit merupakan
organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, salah
satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan senantiasa memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada klien maupun keluarganya. Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan
pelayanan keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.
Fungsi perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan,
1
pengembangan hirarki rencana menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan. Fungsi pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi yang dilengkapi
dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas dikelompokan siapa melapor
kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil. Fungsi pengarahan meliputi proses
pengarahan dan koordinasi, penyelesaian konflik dengan saluran komunikasi efektif. Fungsi
pengendalian adalah pemantauan, perbandingan, pengoreksian untuk menjamin organisasi
berjalan sesuairencana.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar teoritis laporan ronde keperawatan
2. Bagaimana kajian situasi manajemen ruangan
3. Bagaimana analisa data dari laporan ronde kepearwatan

C. Tujuan Praktik
1. Mahasiswa mampu mengkaji situasi rumah sakit.
2. Mahasiswa mampu mengkaji situasi ruangan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik dan tingkat ketergantungan pasien
4. Mahasiswa mampu mengkaji sumber daya diruangan.
5. Mahasiswa mampu menilai lingkungan kerja diruangan
6. Mahasiswa mampu mengkaji indokastor mutu diruangan.
7. Mahasiswa mampu menganalisa pelaksanaan fungsi manajemen diruangan.
8. Mahasiswa mampu menegakkan prioritas masalah yang muncul diruangan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini yaitu sebagai upaya untuk pemenuhan tugas manajemen
keperawatan, sebagai penambah pengetahuan dan media pembelajaran mahasiswa tentang
laporan ronde keperawatan manajemen keperawatan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Fungsi Perencanaan (planning)


Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan
secara matang-matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan oleh organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan(Siagian, 1990).
Suatu rencana dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat, artinya suatu rencana tidak hanya
mengandung jawaban terhadap pertanyaan apa, dimana, bilamana, bagaimana, siapa,
dan mengapa, tetapi juga penjabarannya dalam bentuk program kerja yang mendetail
yang menyangkut semua segi kehidupan organisasional antara lain:
1) Tataruang,
2) metodekerja,
3) sumber dana danalokasinya,
4) targetwaktu,
5) target hasil,
6) standar mutu yang harusterpenuhi,
7) kriteria pengukuran hasil dan prestasikerja.

b. Kesederhanaan artinya berbagai hal seperti teknik penyusunan, bahasa yang digunakan,
sistematik, format, penekanan berbagai prioritas, dan sebagainya harus jelas. Bahkan
idealnya suatu rencana sudah harus demikian jelasnya sehingga dapat dipahami oleh
orang lain, terutama para pelaksana dan memperoleh pengertian yang sama dengan yang
dimaksudkan oleh para perencana. Hanya saja penting diperhatikan bahwa kesederhanaan
tidak mengurangi pentingnya kelengkapan rencanatersebut.

c. Fleksibilitas, artinya suatu rencana merupakan keputusan yang akan dilaksanakan di masa
depan, tidak mustahil terjadi perubahan-perubahan tertentu di dalam dan di luar
organisasi yang mengharuskan peninjauan terhadap bagian-bagian tertentu dari rencana
itu. Peninjauan kembali harus mungkin untuk dilakukan tanpa harus mengubah pola
dasarnya. Misalnya, sejumlah kegiatan tertentu direncanakan akan dilaksanakan, akan
tetapi jika ternyata jumlah dana diperhitungkan tidak tersedia, maka sangat mungkin
berakibat pada berkurangnya jumlah kegiatan yang akan diselenggarakan. Fleksibilitas
3
juga mungkin dituntut karena berbagai faktor lainnya, seperti tidak tersedianya tenaga
kerja yang diperlukan, menurunnya kegiatan ekonomi, dan bergantinya kebijaksanaan
pimpinan organisasi dalam hal pemanfaatan teknologi. Jelasnya, fleksibilitas berarti
memperhitungkan apa yang mungkin dilaksanakan, tergantung pada keadaan nyata
yangdihadapi.
Rencana yang pragmatic, artinya bentuk dan sifat rencana merupakan pencerminan
dari filsafat manajemen yang dianut oleh pimpinan organisasi. untuk kepentingan
perencanaan, intinya terletak pada penggabungan pandangan yang idealistik dengan
yang pragmatik. Memang benar bahwa suatu organisasi yang ingin maju dan
berkembang adalah organisasi yang memiliki idealisme.

2. Fungsi Pengorganisasian(Organizing)
Suatu rencana yang telah dirumuskan akan ditetapkan sebagai hasil penyelenggaraan fungsi
organik perencanaan, dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam satuan-
satuan kerja tertentu. Diperlukan berbagai pengaturan yang menetapkan bukan saja wadah
tempat berbagai kegiatan akan diselenggarakan, tetapi juga tata karma yang harus di taati oleh
setiap orang dalam organisasi dengan orang-orang lain, baik dalam satu satuan kerja tertentu
maupun antar kelompok yangada.
Pengorganisasin adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkanya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi dengan mengintegrasikan semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh
sebuah organisasi. Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi
diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah rumah sakit,
puskesmas, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan dan lain sebagainya.
Kedua, merujuk pada
prosespengorganisasianyaitubagaimanapekerjaandiaturdandialokasikandiantarapara anggota,
sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri
diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab
atas siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan. Anggota, sehingga
tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan
sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
sistem kerjasama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas
siapa, arus komunikasi dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.
4
3. Pengarahan(actuating)
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada staff agar mereka mampu bekerja
secara optimal dalam melaksnaakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka
miliki. Pengarahan ini termasuk didalamnya adalah kejelasan komunikasi, pengembangan
motivasi yang efektif. Pelaksanaan pengarahan (actuating) merupakan fungsi yang paling
fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu
sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik
danbenar.
Hakikat dari pengarahan adalah sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk
mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan produktif. Para anggota organisasi akan
bersedia mengerahkan segala kemampuan, tenaga, keahlian, keterampilan, dan waktunya bagi
kepentingan pencapaian tujuan organisasi apabila kepada mereka diberikan penjelasan yang lengkap
tentang hakikat, bentuk, dan sifat tujuan yang hendak dicapai.
Usaha meyakinkan para anggota organisasi untuk memahami dan menerima tujuan dan
berbagai sasaran tersebut diperkirakan akan lebih mudah apabila para manajer berhasil pula
meyakinkan para bawahannya bahwa dalam mengemudikan organisasi, para manajer tersebut akan
menggunakan gaya manajerial yang mencerminkan pengakuan atas harkat dan mahabat para
bawahannya sebagai insan yang ada. Pimpinan organisasi perlu menjelaskan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai
sasaran organisasional yang sekaligus berusaha memuaskan berbagai kebutuhan para bawahan
tersebut. Para manajer perlu menjelaskan bentuk pewadahan kegiatan yang dianggap paling tepat
untuk digunakan dalam penekanan diberikan pada interaksi positif antara orang-orang dalam satu
satuan kerja dan antar satuan kerja dalam organisasi. Dengan demikian, seluruh jajaran organisasi
akan siap menyelenggarakan semua kegiatan operasional yang diharapkan atau diharuskan
untukdilakukan

5
Pengarahan diruang perawatan dapat dilakukan dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu operan
pasien, program motivasi, manajemen konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya.
a. Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif bagi setiap SDM
dengan mengungkapkannya melalui pujian (reinforcement) pada setiap orang yang
bekerja bersama- sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan
pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masinganggota.
b. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan menimbulkan konflik yang disebabkan
oleh persepsi, pandangan dan pendapat yang berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan
tentang sistem pelayanan dan asuhan keperawatan bagi semua SDM yang ada.
Komunikasi yang terbuka diarahkan kepada penyelesaian konflik dengan win-
winsolution.
c. Supervisi / pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan
pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan.
Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada
pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan
memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar
pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna
pembinaan. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Pengawasan langsung dilakukan saat tindakan atau kegiatan sedang berlangsung,
misalnya perawat pelaksanan sedang melakukan ganti balutan, maka katim
mengobservasi tentang pelaksanaan dengan memperhatikan apakah standar kerja
dijalankan. Pengawasan terkait pula dengan kinerja dan kompetisi perawat, yang akan
berguna dalam program jenjang karir perawat bersangkutan. Pengawasan tidak langsung
dilakukan melalui pelaporan atau dokumen yang menguraikan tindakan dan kegiatan
yang telahdilakukan.
Di ruang rawat pengawasan dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana. Pengawasan terhadap kepala ruangan dilakukan oleh kasubdepwat.
Pengawasan terhadap ketua tim dilakukan oleh kasubdepwat, dan kepala ruangan.
Pengawasan terhadap perawat pelaksana dilakukan oleh kasubdepwat, kepala ruangan
dan katim

6
4. Pengendalian(controlling)
Pengendalian (controlling) adalah proses untuk mengamatisecara terus-menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi. Pengawasan (controlling) dapat dianggap sebagai aktivitas
untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang
dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Rumah sakit umum daerah sijunjung
adalah rumah sakit milik pemerintah daerah sijunjung, rumah sakit ini merupakan rumah
sakit tipe C dan telah terakreditasi perdana tahun 2013 oleh kars(komite akreditasi rumah
sakit), dengan memiliki ruang perawatan bedah.
Rumah sakit tersebut memiliki tenaga kerja perawat sebanyak 14 orang. Rumah Sakit M.
Natsir sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian serta
usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu didukung
dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada
mutu pelayanan bagi masyarakat.

7
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN RUANGAN

A. Kajian Situasi RS
1. Visi Rumah Sakit
“Rumah Sakit terbaik di Provinsi Sumatra Barat”
2. Misi Rumah Sakit
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan paripurna
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas
3. Moto Rumah Sakit
“Santun dalam melayani, cepat dan tepat dalam bertindak”

B. Kajian Situasi di Ruangan


1. Karakteristik Ruangan
a. Visi Ruang
Visi Ruangan Bedah tidak memiliki Visi yang mencakup, tetapi Ruangan Bedah
untuk Visinya langsung mengacu pada Visi Rumah Sakit
b. Misi Ruang
Misi Ruangan Bedah tidak memiliki misi yang mencakup tentang ruangan bedah,
tetapi ruangan bedah untuk misi langsung mengacu pada Misi Rumah Sakit.
c. Sifat Kekaryaan Ruang
1) Fokus Telaah
 Bidang Pelayanan
Merupakan dalam pelayanan biasanya pada pasien anak hingga lansia yang
akan menjalani atau sudah menjalani prosedur pembedahan.
 Bidang Pendidikan
Adapun fokus telaah ruang rawat bedah dalm bidang pendidikan adalah
perawat, staff, pasien dan juga mahasiswa praktik yang dinas atau berada di
ruangan bedah.
 Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian, fokus telaah ruangan adalah individu, sekelompok

8
individu maupun institusi yang akan akan dan sedang menjalani riset atau
penelitian pada berbagai unsur.
2) Lingkup Garapan
 Bidang Pelayanan
Dalam bidang pelayanan lingkup garapan di ruang rawat bedah adalah
pemenuhan kebutuhan dasar manusia berdasarkan fokus telaah medikal
bedah, meliputi segala gangguan atau hambatan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia yang terjadi akibat perubahan fisiologis maupun karena
pasca pembedahan yang di alami pasien.
 Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, lingkup garapan yaitu peningkatan kemampuan
baik pada segi kognitif, afektif maupun psikomotor dari peserta (perawat,
staff, pasien, keluarga pasien dan mahasiswa) dalam memnuhi kebutuhan
pasien dengan gangguan yang di alaminya.
 Bidang Penelitian
Memfasilitasi penelitian yang ada di ruang rawat bedah demi meingkatkan
pelayanan ruangan dan rumah sakit.
a. Basis Intervensi
 Bidang Pelayanan
Basis intervensi dalam bidang pelayanan di ruangan bedah adalah
ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan pasien
maupun keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan dsar klien
yang berhubungan denga gangguan dari berbagai sistem yang
terkait dengan proses pembedahan.
 Bidang Pendidikan
Adapun basis intervensi dalm bidang pendidikan di ruangan
bedah adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan
peserta (perwat staff, pasien, keluarga pasien, dan mahasiswa)
dalam usaha pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada pasien.
 Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian , basis intervensi di ruangan adalah

9
menjadi lahan penelitian bagi individu, sekelompok individu
maupun institusi yang sedang dan akan melakukan penelitian
pada berbagai unsur yang terdapat di ruangan.

d. Model Layanan
Metode yang digunakan di ruangan bedah dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah metode tim. Mnamun dalam pelaksanaannya metode tim tidak dilaksanakan
dengan optimal.
e. Letak Ruangan
Lokasi ruangan bedah berada di lantai 1 dan berada di sayap kiri bagian tengah.
Ruangan bedah berdekatan dengan ruangan THT. Selain itu di ruangan bedah juga
tidak terlalu jauh dengan ruangan kebidanan, ICU, dan ruangan operasi. Ada lorong
yang menyambung atau menyatukan antara ruangan bedah, THT, dan ICU, sehingga
memudahkan pengantaran dan penjemputan pasien bedah dari maupun ke ruangan
operasi.
f. Kapasitas Ruangan
Kapasitas ruangan bedah ada 27 bed dengan ruangan 7 ruangan 1 ruangan
isolasi.Kelas I ada 1 ruangan, Kelas II ada 2 ruangan, Kelas 3 ada 2 ruangan. Ada 1
Nurse Station, 1 ruangan Kepala Ruangan, 1 ruangan Perasat dan 1 ruangan tempat
cuci alat medis habis pakai. Dalam ruangan kelas I, II, III ada pembagian laki-laki
dan perempuan yang mana pada Mayang Taurai 1 ruangan laki-laki dan Mayang
Taurai 2 ruangan perempuan.

2. Analisis Terhadap Klien


a. Karakteristik
Berdasarkan kelompok usia terbagi golongan atau karakteristik usia < 21 tahun, 21-
40 tahun, 41-60 tahun, >60 tahun. Berdasarkan jenis kelamin tentunya
karakteristiknya ada 2 jenis kelamin yaitu perempuan dan laki-laki, dan berdasarkan
cara pembayaran karakteristiknya terbagi menjadi ada yang menggunakan BPJS dan
Umum.
b. Tingkat Ketergantungan

10
Di ruangan bedah terdapat 3 tingkat ketergantungan pasien yang biasanya di temui
yaitu :
a) Minimal care
 Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan.
 Mampu naik turun tempat tidur
 Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
 Mampu makan dan minum sendiri
 Mampu mandi senidiri/mandi sebagian di bantu.
 Mampu membersihka mulut atau sikat gigi sendiri.
 Mampu berpakaian dan berdandan dengan seedikit bantuan.
 Mampu BAB dan Bak dengan sedikit bantuan
 Status psikologis stabil
 Pasien di rawat untuk prosedur diagnostik
 Operasi ringan.

b) Partial care
 Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian :
 Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur.
 Membuthkan bantun untuk ambulasi/berjalan.
 Membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan.
 Membutuhkan bantuan untuk makan (disuapi).
 Membutuhkan bantuan untuk melakukan kebersihan mulut.
 Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan.
 Membutuhkan bantuan untuk BAK dan BAB (tempat tidur/kamar mandi).
 Pasca operasi minor (24 jam)
 Melewati fase akut dari operasi mayor
 Fase awal dari penyembuhan
 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
 Gangguan emosional ringan.

c) Total care
11
 Pasien memrlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawatan yang lebih lama.
 Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dan tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda.
 Membutuhkan latihan pasif
 Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi infus dan NGT.
 Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
 Membutuhkan bantuan dalam berpakaian dan berdandan.
 Dimandikan oleh perawat.
 Dalam keadaan inkotinensia pasien menggunakan kateter.
 Setelah 24 jam pasca operasi mayor
 Pasien dalam keadaan tidak sadar
 Keadaan pasie tidak stabil.
 Observasi TTV setiap kurang dari 2 jam
 Perawatn luka bakar
 Perawatn kolostomi
 Mengginakan alat abntu pernafasan
 Menggunakan WSD
 Irigasi kandung kemih secara terus menerus
 Menggunakan alat traksi (skletal traksi)
 Fraktur atau pasca operasi tulang belakang/ leher.
 Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi.

3. Sumber Daya/ Kekuatan Kerja


a. Manusia
Tenaga keperawatn di ruangan bedah ada 16 orang. Dimana yang lulusan S1
Keperawatan 7 orang dan D3 Keperawatn ada 9 orang. Dan kriteria umur di ruangan itu
dari 24-29 tahun ada 9 orang, 30-35 tahun ada 7 orang. Mahasiswa ada 11 orang yang
berdinas di ruanagn bedah. Dan ada 7 orang dalam 1 hari yang berdinas dengan

12
pembagian shift pagi, siang dan malam perharinya. Keterampilan perawat di dapatkan
melalui pelatihan maupun pendidikan.
b. Non Manusia (Metode, Material,Money, Marketing)
Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
menggunakan metode tim. Saat overan ada dilakukan berdoan bersama dan overan di
lakukan secara langsung antara shift yang sebelumnya dengan perawat shift berikutnya.
Biasanaya untuk BHN medis habis pakai, di amprah per bulan ke gudang farmasi. Untuk
non medis amprah per tahun sesuai tahun anggaran, kecuali ada yang mendesak, bisa
langsung.

4. Lingkungan Kerja
a. Lingkungan Fisik
Ada 27 bed denagn terbagi menjadi 7 ruangan yaitu Kelas I ada 1 ruang, Kelas II ada 1
ruangan, dan Kelas III ada 4 ruangan. Ada 1 Nurse Station, 1 ruangan Kepala Ruangan, 1
ruangan perasat dan 1 ruangan tempat cuci alat habis pakai, dan ruangan kelas I,II, dan
III ada pembagian cewek dan cowok. Keadaan lingkungan sekitar ruangan pada umunya
bersih.
b. Lingkungan Non Fisik
Di ruangan bedah hubungan antara perawat dengan pasien berjalan dengan baik serta
penliaian pasien tehadap sikap dan kinerja perawat sangat baik. Serta hubungan antatra
perawat degan perawat berjalan dengan sangat baik dan komunikatif.

5. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR,LOS,TOI,BTO,Dll)


Jumlah pasien di rawat 1 tahun : 775
Jumlah tempat tidur : 24
Jumlah hari dalam 1 periode : 365
Jumlah hari perawatan : 2850
Jumlah pasien meninggal :7
Jumlah pasien meninggal >48 jam :3

jumlah hari perawatan


BOR ¿ x 100 % =
jmlTT x jml suatu periode
13
2850
¿ x 100 % = 32,53% (nilai ideal = 60% - 80%)
24 x 365
jumlah hari perawatan
ALOS ¿
jml pasien keluar (hidup+ mati)
2850
¿ = 3,68 (nilai ideal 6-9 hari)
775
jumlah di rawat (hidup+mati)
BTO ¿ ¿
jml TT ¿
775
¿ = 32,2917 (nilai ideal 40-50x/th)
24
( jml TT x periode )−(hari perawatan)
TOI ¿
jml pasienkeluar (hidup +mati )
( 34 x 365 ) −2850
¿ = 7,63 (nilai ideal 1- 3 hari)
775
jumlah pasienmeninggal seluruhnya
GOR ¿ x 100 %
jml pasien keluar(hidup+ mati)
7
¿ x 100 % = 9,032% (nilai ideal <45/1000)
775
jml pasien meninggal> 48 jam stlh dirawat
NDR ¿ x 100 %
jml pasien keluar (hidup +mati)
3
¿ x 100 % = 3,68% (nilai ideal <25/1000)
775

6. Analisis Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen


Fungsi-fungsi manajemen di ruangan cukup terlaksana dengan baik, tetapi ada
beberapa hal yang mungkin perlu di perbaiki untuk penningkatan mutu rumah sakit.
Perncanaaan tersusun rapi dan jelas tetapi untuk visi dan misi ruangan kurang tergambar
secara jelas. Pengorganisasian untuk penggunaan metode pelayanan masih kurang optimal.
Pengawasan sudah bagus dan juga pengontrolan sudah baik.

14
BAB IV
ANALISA DATA

1. 75 % mengatakan bahwa kepala ruangan tidak mengidentifikasi jumlah tempat tidur


atau kapasitas TT di Ranap Bedah sesuai denagn standar.
2. 75 % mengatakan nilai BOR di ruangan bedah tidak sesuai denagn standar Depkes
yaitu 60-80%
3. 50% mengatakan tidak ada program pengembanagn staff dan jenjang karis dalam
jangka pendek dan panjang di ruangan bedah.
4. 50% mengatakan tidak ada pemberian reward maupun punishment bagi perawat yang
tidak disiplin di ruangan bedah.
5. 50% mengatakan tidak ada dilakukan pengendalian mutu di ruangan bedah.
6. 50% mengatakan tidak dilakukan penilaian kerja sesuai standar di ruangan bedah.

15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses asuhan keperawatan bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Fungsi
manajemen keperawatan sejalan dengan manajemen umum yaitu pengorganisasian,
perencanaan, kepemimpian dan pengawasan
Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan dan memerlukan
ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien.
Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan
tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi Rumah
sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan
keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun
keluarganya. Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan keperawatan yang
mengikuti prinsip-prinsip manajemen.

B. Saran
Diharapkan dengan laporan ini dapat membantu dalam menerapkan fungsi manajemen
sesuai dengan metode yang digunakan serta dapat memberikan asuhan keperawatan yang
terbaik dan komprehensif dengan manajemen yang jelas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha medika

Susatyo Hedambang, Arita Murwani, (2012), manajemen kesehatan dan rumah sakit,
Yogyakarta, GcsyenPublisl-ring

Nursalam, (2010). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


profesional Edisi kedua, Jakarta: Salemba medika.

17

Anda mungkin juga menyukai