Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STEMI DENGAN PCI

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas

Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu

Ns. Fitria Alisa, M. Kep

Di Susun Oleh

Kelompok 5

Ahmad Reski 191211515

Cintya Angeline Prawesthi 191211519

Ikhwani Muslim 191211532

Margaretha Sakarengan 191211538

Muthia Rahma Dwita 191211541

Putria Monela 191211548

Yovella Valviola 191211560

Kelas 4A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN AJARAN 2022


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Latar Belakang

ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI) merupakan salah satu masalah kesehatan


dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia. STEMI mempunyai gejala khas
yang berkaitan erat dengan hasil EKG yaitu elevasi segmen ST yang persisten. Data
menunjukkan bahwa mortalitas akibat STEMI sering terjadi dalam 24-48 jam pasca
onset dan 30 hari setelah serangan adalah 30% (Brunner & Suddarth, 2013).
Berdasarkan data WHO 2015 menunjukkan bahwa 45% kematian disebabkan oleh
penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu 17,7 dari 39,5 juta kematian (Riskesdas,
2019). Sedangkan menurut Jakarta Acute Syndrome (JAC) Registry pada tahun 2015
jumlah pasien STEMI di Jakarta mencapai 1.024 orang (Dharma et al., 2016). STEMI
merupakan penyakit kardiovaskuler penyebab kecacatan dan kematian terbesar seluruh
dunia. STEMI menyebabkan kematian 6%-14% dari jumlah total kematian pasien yang
disebabkan oleh SKA (Danchin et al., 2016)

STEMI disebabkan oleh adanya aterosklerotik pada arteri koroner atau penyebab
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen miokardium (Andrayani, 2016). Pada kondisi awal akan terjadi
iskemia miokardium, namun bila tidak dilakukan tindakan reperfusi segera maka akan
menimbulkan nekrosis miokard yang bersifat irreversible. Komplikasi yang biasa terjadi
pada penderita STEMI yaitu adanya remodelling ventrikel yang pada akhirnya akan
mengakibatkan shock kardiogenik, gagal jantung kongestif, serta disritmia ventrikel
yang bersifat lethal aritmia (Carrick et al., 2016).

Diagnosis awal yang cepat dan penanganan yang tepat setelah pasien tiba di
ruang IGD dapat mencegah kerusakan miokardial yang besar serta mengurangi
komplikasi yang dapat terjadi pada pasien sehingga menurunkan risiko kematian.

Pencegahan keterlambatan dalam penanganan STEMI sangat penting di fase awal yaitu
saat pasien mengalami nyeri dada yang hebat. Defibrillator harus tersedia, pemberian
terapi pada tahap awal terutama terapi reperfusi (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Ermiati, Rampengan, & Joseph (2017) menjelaskan
bahwa angka keberhasilan terapi reperfusi relative tinggi dan sukses yaitu mencapai
100% untuk terapi primary PCI dan fibrinolitik yang diberikan tepat waktu yaitu kurang
dari 30 menit untuk fibrinolitik dan kurang dari 90 menit untuk primary PCI. Terapi
awal seperti suplementasi O2, aspirin, klopidogrel, nitrat dan morfin untuk mengurangi
nyeri dapat diberikan kepada pasien STEMI jika tidak ada kontraindikasi (Fitriadi &
Putra, 2018). Selain itu hasil penelitian Ashar (2017) menjelaskan bahwa terapi music
dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien STEMI sehingga disarankan bagi perawat
untuk menjadikan terapi music dapat menjadi salah satu terapi mandiri bagi perawat
untuk mengatasi respon nyeri STEMI.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan maka diharapkan peserta penyuluhan


mampu memahami tentang penyakit stemi dengan PCI

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta


penyuluhan mampu :
a. Memahami pengertian stemi

b. Memahami penyebab stemi

c. Memahami tanda dan gejala stemi

d. Memahami pengertian PCI

e. Memahami kontraindikasi PCI

f. Memahami intervensi PCI

g. Memahami risiko tindakan PCI

h. Memahami komplikasi tindakan PCI

C. Pokok Bahasan
Stemi dengan PCI

D. Sub Pokok Bahasan

a. Pengertian stemi

b. Penyebab stemi

c. Tanda dan gejala stemi

d. Pengertian PCI

e. Kontraindikasi PCI

f. Intervensi PCI

g. Risiko tindakan PCI

h. Komplikasi tindakan PCI

E. Metoda

a. Tanya jawab

b. Ceramah

c. Diskusi

F. Media dan Alat

Infokus, laptop, PPT dan leaflet

G. Sasaran : Pasien dan Keluarga

H. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa, 05 Desember 2022 (pukul 08.00 wib – 08.30 wib)

Tempat : Ruang Rawat


I. Proses Pelaksanaan

NO Tahapan dan Kegiatan Penyaji Kegiatan Audiens


Waktu
1 Pembukaan • Memberi salam • Menjawab salam
(5 menit) • Memperkenalkan • Mendengarkan
kelompok
• Menjelaskan kontrak • Mendengarkan dan
waktu, tempat dan tujuan memperhatikan
per temuan

• Mengkaji pengetahuan • Mengemukakan pendapat


audiens tentang stemi
• Memberikan • Tepuk tangan
reinforcement positif
2 Kegiatan • Menjelaskan pengertian • Mendengarkan dan
(45 menit) stemi memperhatikan
• Menjelaskan penyebab
stemi

• Menjelaskan tanda dan


gejala stemi

• Menjelaskan pengertian
PCI

• Menjelaskan
kontraindikasi PCI

• Menjelaskan intervensi
PCI
• Menjelaskan risiko
tindakan PCI

• Menjelaskan komplikasi
tindakan PCI

Proses Tanya Jawab


• Bertanya
• Memberikan kesempatan
audiens untuk bertanya
• Tepuk tangan
• Memberikan
• Mendengarkan dan
reinforcement
memperhatikan
Positif
• Menjawab pertanyaan
3 Penutup Penutup
(5 menit) • Melakukan penilaian • Mengulang kembali
dan evaluasi peserta • Mendengarkan dan
• Bersama audiens memperhatikan
menyimpulkan materi • Menjawab salam
• Memberi salam

J. Pengorganisasian

a. Penanggung Jawab : Ahmad Reski

b. Moderator : Putria Monela

c. Penyaji : Margaretha Sakarengan

d. Observer : Cintya Angeline Prawesthi

e. Fasilitator : Yovella Valviola

- Muthia Rahma Dwita

- Ikhwani Muslim

K. Uraian Tugas

a. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan

- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing

- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien

- Menyampaikan kontrak waktu

- Merangkum semua audien sesuai kontrak

- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

- Menganalisis penyajian

b. Penyaji

- Bertangung jawab memberikan penyuluhan

- Memahami topik penyuluhan

- Meexplore pengetahuan audien tentang batuk efektif

- Menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik batuk efektif dengan bahasa yang


mudah dipahami oleh audien
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien c. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.

- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika
ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
- Membagikan leaflet di akhir acara.

c. Observer

- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target

- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan

- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP


L. Setting Tempat

Keterangan:

: Penanggung Jawa

: Moderator

: Penyuluh

: Peserta Penyuluhan/audiens

: Fasilitator
: Obeserver
M. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Peserta penyuluhan hadir 90 dari jumlah sasaran penyuluhan

b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik

c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan

c. Peserta tidak keluar masuk, tenag dan tertib pada saat penyuluhan

d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak


meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit peserta mampu

a. Diharapkan 85% peserta dapat menghadiri kegiatan penyuluhan

b. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami pengertian


pengertian gastritis
c. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami penyebab penyebab
gastritis
d. Diharapakn 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami tanda dan gejala
gastritis
e. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami akibat lanjut gastritis

f. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami pencegahan gastritis

g. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami makanan yang


dihindari untuk penderita gastritis
h. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami makanan yang
dianjurkan bagi penderita gastritis
i. Diharapkan 85% audiens dapat menjelaskan dan memahami obat tradisional
untuk penderita gastritis
Lampiran Materi

STEMI dengan Intervensi Percutaneous Coronary Intervention (PCI)

A. Definisi STEMI
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat gumpalan pada dinding pembuluh darah yang sudah
ada sebelumnya. Gumpalan darah arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
kerusakan vaskuler, dimana kerusakan ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti
merokok, hipertensi, dan penumpukan lemak.

B. Penyebab STEMI
Terdapat dua faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner yaitu
faktor risiko modifiable dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup dan kebiasaan
pribadi, dan faktor risiko yang nonmodifiable merupakan konsekuensi genetik yang
tidak dapat dikontrol. Ada lima faktor risiko yang dapat diubah (modifiable) yaitu :
1) Merokok karena karbondioksida yang terdapat pada asap rokok akan lebih
mudah mengikat hemoglobin dari pada oksigen, sehingga oksigen yang
disuplai ke jantung menjadi berkurang
2) Tekanan darah tinggi karena menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat
3) Hiperglikemia menyebabkan peningkatan gangguan fungsi trombosit yang
dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah pada dinding pembuluh
darah,
4) Kolesterol darah tinggi karena Lemak yang tidak larut dalam air terikat dengan
lipoprotein yang larut dengan air yang memungkinkannya dapat diangkut
dalam sistem peredaran darah sehingga mempercepat proses tumpukan
kolesterol dalam dinding pembuluh darah
5) pola hidup yang kurang aktivitas serta stressor psikososial juga ikut berperan
dalam menimbulkan masalah pada jantung.

C. Tanda dan Gejala STEMI


• Nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa terbakar, ditindih benda berat,
seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit,
• Tidak berkurang dengan pemberian obat pereda nyeri dada
• Berkeringat
• Pucat
• Mual
• Sulit bernapas
• Cemas
• Lemas
• Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat pereda nyeri dada

D. Definisi Percutaneous Coronary Intervention (PCI)


Prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter/selang untuk melebarkan
atau membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan balon yang bisa
dilakukan di pergelangan tangan ataupun di pangkal paha. Prosedur terapi yang
dilakukan untuk membuka penyempitan stenotic, pembuluh darah arteri jantung pada
kasus penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh terjadinya penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah.

E. Kontraindikasi Percutaneous Coronary Intervention (PCI)


Bersifat relatif, karena tergantung pada komorbid yang dimiliki oleh pasien. Seperti
adanya hipertensi berat yang tidak terkontrol, aritmia ventricular, stroke akut, alergi
media kontras dan gagal ginjal akut.

F. Intervensi Percutaneous Coronary Intervention (PCI)


Seperti tindakan kateterisasi, prosedur juga hanya menggunakan pembiusan/anastesi
lokal di kulit. Akses pembuluh darah bisa di pergelangan tangan ataupun di pangkal
paha. Setelah dipasang di pembuluh darah kaki atau tangan, maka kateter akan
dimasukan sampai pada pembuluh darah koroner jantung. Untuk masuk ke pembuluh
darah koroner yang menyempit, harus dipandu dengan menggunakan guide wire
(kabel pemandu) dengan ukuran sangat kecil, setelah ini melewati daerah
penyempitan, baru dilakukan pengembangan (inflasi) balon pada daerah yang
menyempit. Setelah pembuluh darah terbuka, biasanya akan dilanjutkan dengan
pemasangan stent (gorong-gorong) dengan tujuan untuk mempertahankan pembuluh
darah tersebut tetap terbuka.

G. Risiko Tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI)


Risiko minor seperti memar pada pergelangan tangan atau pangkal paha akibat
penusukan, reaksi alergi terhadap kontras, dan gangguan fungsi ginjal akibat zat
kontras yang berlebihan.

H. Komplikasi Tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI)


Komplikasi yang lebih serius seperti stroke, gangguan irama yang fatal seperti
VT/VF, Infrak Miokard, Diseksi Aorta, dan kematian yang pada tindakan PCI
biasanya kecil (< 1%). Biasanya komplikasi lebih sering terjadi pada pasien dengan
kondisi penyakit yang berat, usia tua > 75 tahun, adanya penyakit penyerta seperti
ginjal dan kencing manis, penderita wanita, pompa jantung yang menurun, serta
penyempitan yang banyak dan berat.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/72084/3/Justin_22010115120010_BAB_2.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10788/6.%20BAB%20II%20.pdf?se
quence=6&isAllowed=y
https://pjnhk.go.id/artikel/percutaneous-coronary-intervention-pci

Anda mungkin juga menyukai