Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu
Di Susun Oleh
Kelompok 5
Kelas 4A
A. Latar Belakang
STEMI disebabkan oleh adanya aterosklerotik pada arteri koroner atau penyebab
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen miokardium (Andrayani, 2016). Pada kondisi awal akan terjadi
iskemia miokardium, namun bila tidak dilakukan tindakan reperfusi segera maka akan
menimbulkan nekrosis miokard yang bersifat irreversible. Komplikasi yang biasa terjadi
pada penderita STEMI yaitu adanya remodelling ventrikel yang pada akhirnya akan
mengakibatkan shock kardiogenik, gagal jantung kongestif, serta disritmia ventrikel
yang bersifat lethal aritmia (Carrick et al., 2016).
Diagnosis awal yang cepat dan penanganan yang tepat setelah pasien tiba di
ruang IGD dapat mencegah kerusakan miokardial yang besar serta mengurangi
komplikasi yang dapat terjadi pada pasien sehingga menurunkan risiko kematian.
Pencegahan keterlambatan dalam penanganan STEMI sangat penting di fase awal yaitu
saat pasien mengalami nyeri dada yang hebat. Defibrillator harus tersedia, pemberian
terapi pada tahap awal terutama terapi reperfusi (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian Ermiati, Rampengan, & Joseph (2017) menjelaskan
bahwa angka keberhasilan terapi reperfusi relative tinggi dan sukses yaitu mencapai
100% untuk terapi primary PCI dan fibrinolitik yang diberikan tepat waktu yaitu kurang
dari 30 menit untuk fibrinolitik dan kurang dari 90 menit untuk primary PCI. Terapi
awal seperti suplementasi O2, aspirin, klopidogrel, nitrat dan morfin untuk mengurangi
nyeri dapat diberikan kepada pasien STEMI jika tidak ada kontraindikasi (Fitriadi &
Putra, 2018). Selain itu hasil penelitian Ashar (2017) menjelaskan bahwa terapi music
dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien STEMI sehingga disarankan bagi perawat
untuk menjadikan terapi music dapat menjadi salah satu terapi mandiri bagi perawat
untuk mengatasi respon nyeri STEMI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
C. Pokok Bahasan
Stemi dengan PCI
a. Pengertian stemi
b. Penyebab stemi
d. Pengertian PCI
e. Kontraindikasi PCI
f. Intervensi PCI
E. Metoda
a. Tanya jawab
b. Ceramah
c. Diskusi
• Menjelaskan pengertian
PCI
• Menjelaskan
kontraindikasi PCI
• Menjelaskan intervensi
PCI
• Menjelaskan risiko
tindakan PCI
• Menjelaskan komplikasi
tindakan PCI
J. Pengorganisasian
- Ikhwani Muslim
K. Uraian Tugas
a. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Menganalisis penyajian
b. Penyaji
- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika
ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
- Membagikan leaflet di akhir acara.
c. Observer
Keterangan:
: Penanggung Jawa
: Moderator
: Penyuluh
: Peserta Penyuluhan/audiens
: Fasilitator
: Obeserver
M. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan
c. Peserta tidak keluar masuk, tenag dan tertib pada saat penyuluhan
A. Definisi STEMI
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat gumpalan pada dinding pembuluh darah yang sudah
ada sebelumnya. Gumpalan darah arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi
kerusakan vaskuler, dimana kerusakan ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti
merokok, hipertensi, dan penumpukan lemak.
B. Penyebab STEMI
Terdapat dua faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner yaitu
faktor risiko modifiable dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup dan kebiasaan
pribadi, dan faktor risiko yang nonmodifiable merupakan konsekuensi genetik yang
tidak dapat dikontrol. Ada lima faktor risiko yang dapat diubah (modifiable) yaitu :
1) Merokok karena karbondioksida yang terdapat pada asap rokok akan lebih
mudah mengikat hemoglobin dari pada oksigen, sehingga oksigen yang
disuplai ke jantung menjadi berkurang
2) Tekanan darah tinggi karena menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat
3) Hiperglikemia menyebabkan peningkatan gangguan fungsi trombosit yang
dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah pada dinding pembuluh
darah,
4) Kolesterol darah tinggi karena Lemak yang tidak larut dalam air terikat dengan
lipoprotein yang larut dengan air yang memungkinkannya dapat diangkut
dalam sistem peredaran darah sehingga mempercepat proses tumpukan
kolesterol dalam dinding pembuluh darah
5) pola hidup yang kurang aktivitas serta stressor psikososial juga ikut berperan
dalam menimbulkan masalah pada jantung.
http://eprints.undip.ac.id/72084/3/Justin_22010115120010_BAB_2.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10788/6.%20BAB%20II%20.pdf?se
quence=6&isAllowed=y
https://pjnhk.go.id/artikel/percutaneous-coronary-intervention-pci