Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) “

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING AKADEMIK

(Ns. Revi Neini Ikbal, M. Kep) (Ns. Willady Rasyid, M. Kep, Sp. Kep. MB)

CI KLINIK

(Ns. Widia Wati, M. Kep, Sp. Kep. MB)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKes ALIFAH PADANG
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik / masalah : Gagal Ginjal Kronik (GGK)


Hari/Tanggal : Jumat/ 12 November 2021
Tempat : Interne Pria Wing B
Waktu : 09.00- 09.40 WIB
Pembicara : Mahasiswa Praktek Profesi KMB
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

A. Latar Belakang
Secara normal, manusia memiliki dua ginjal ( ginjal kanan dan kiri ) setiap
ginjal memiliki panjang 12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimum 2,5 cm, dan
terletak pada bagian belakang abdomen, posterior terhadap peritoneum, pada
cekungan yang berjalan disepanjang sisi corpus vertebrae. Lemak perinefrik
adalah lemak yang melapisi ginjal. Ginjal kanan terletak agak lebih rendah dari
pada ginjal kiri karena adanya hepar pada sisi kanan. Sebuah glandula adrenalis
terletak pada bagian atas setiap ginjal. (Rab, T. 2016).
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu gejala klinis karena
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, gagal ginjal juga menyebabkan
kematian apabila tidak dilakukan terapi pengganti, karena kegagalan fungsi
ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan elektrolit. Gagal ginjal kronik
merupakan kerusakan ginjal progresif ditandai dengan uremia (urea dan limbah
lain yang beredar di dalam darah serta komplikasinya jika tidak di lakukan
dialisis atau transplantasi ginjal) (Nuari, 2017).
Setiap tahun penderita penyakit gagal ginjal meningkat, di Amerika serikat
pada tahun 2002 sebanyak 34.500 penderita, tahun 2007 80.000 penderita, dan
tahun 2010 mengalami peningkatan yaitu 2 juta orang yang menderita penyakit
ginjal. Sedangkan di Indonesia menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia jumlah yang menderita penyakit gagal ginjal kronik sekitar 50 orang
per satu juta penduduk (Arif, 2011).
B. Tujuan
1. Identifikasi Masalah
Banyaknya pasien yang menderita gagal ginjal.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Gagal Ginjal Kronik selama 40
menit diharapkan para peserta penyuluhan mampu memahami dan
mengenal tentang penyakit Gagal Ginjal Kronik.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan para peserta
penyuluhan mampu :
1) Menjelaskan pengertian dari Penyakit GGK.
2) Menjelaskan Tanda dan Gejala GGK.
3) Menjelaskan Etiologi GGK.
4) Menjelaskan Faktor Resiko GGK.
5) Menjelaskan komplikasi Penyakit GGK.
6) Menjelaskan penatalaksanaan GGK.
7) Menjelaskan pencegahan GGK.
8) Diit bagi pasien GGK.
C. Materi : terlampir
1. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi dan tanya jawab
2. Media dan alat
1) Laptop
2) Infocus
3) Leaflet
D. Pengorganisasian
a) Penanggung jawab : Ns. Revi Neini Ikbal, M. Kep
b) Moderator : Tari Syafitri
c) Penyaji ( Presenter ) : Adinda Oktaviana
d) Fasilitator : Riza Andriani Fitri
Ayuli Warni
Mira Rahmayuni
e) Observer : Vivi Andriani
Winda Rahmat Armanda
E. Tugas dan tanggung jawab organisasi :
1. Moderator
Membuka acara, bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada
penyuluhan pencegahan stroke berulang, mengarahkan diskusi pada hal-hal
yang terkait pada tujuan diskusi, serta memicu peserta untuk berperan aktif.
2. Penyaji
Bertanggung jawab dalam memberikan penyuluhan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami peserta penyuluhan
3. Fasilitator
Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam diskusi, baik dalam
mengajukan usulan, pertanyaan, ataupun memberi jawaban.
4. Observer
Mengamati jalannya kegiatan pertemuan, membuat catatan kecil tentang hal-
hal yang penting dari kegiatan tersebut dan mengevaluasi hasil pelaksanaan
penyuluhan.
F. Setting Tempat

Keterangan:
= moderator

= presenter

= audience/peserta
= observer

= pembimbing
= fasilitator
G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan
a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri, b. Memperhatikan
pembimbing
akademik dan
pembimbing klinik
c. Menjelaskan topik c. Memperhatikan
penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan
e. Membuat kontrak e. Memperhatikan
waktu dan meminta
kerja sama dengan
audiens

2. 25 menit Pelaksanaan
a. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang pengertian
CKD
b. Memberi Memperhatikan
reinforcement positif
pada peserta yang
menjelaskan
c. Menjelaskan Mendengarkan dan
pengertian CKD Memperhatikan
d. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang tanda dan
gejala CKD
e. Memberi Memperhatikan
reinforcement positif
pada peserta yang
menjelaskan
f. Menjelaskan tanda Mendengarkan dan
dan gejala CKD Memperhatikan
g. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang etiologi CKD
h. Memberi Memperhatikan
reinforcement positif
pada peserta yang
menjelaskan
i. Menjelaskan etiologi Mendengarkan dan
CKD Memperhatikan
j. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang faktor resiko
CKD
k. Memberi Memperhatikan
reinforcement positif
pada peserta yang
menjelaskan
l. Menjelaskan faktor Mendengarkan dan
resiko CKD Memperhatikan
m. Menggali pengetahuan Menjawab
peserta
komplikasi CKD
n. Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
o. Menjelaskan komplikasi Mendengarkan dan
CKD Memperhatikan
p. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang
penatalaksanaan CKD
q. Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
r. Menjelaskan Mendengarkan dan
penatalaksanaan Memperhatikan
CKD
s. Menggali pengetahuan Menjawab
peserta
tentang pencegahan
CKD
t. Memberi reinforcement Mendengarkan dan
positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
u. Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
penatalaksanaan CKD Memperhatikan
v. Menggali pengetahuan Menjawab
peserta
tentang diit CKD
w. Memberi reinforcement Mendengarkan dan
positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
x. Menjelaskan tentang diit Mendengarkan dan
CKD Memperhatikan
y. Memberi kesempatan Mengajukan
pada peserta untuk Pertanyaan
bertanya
z. Memberi reinforcement Mendengarkan dan
positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
a. Memberikan kesempatan Mengajukan pertanyaan
pada peserta lain
peserta yang lain untuk
memberikan pendapat
b. Melengkapi jawaban Mendengar dan
peserta memperhatikan

3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau Menjawab Pertanyaan
menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan pada
peserta
b. Menyimpulkan Memperhatikan
kembali materi yang
telah disampaikan
c. Memberi salam Menjawab salam
penutup
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 1 hari sebelum melakukan penyuluhan pasien sudah mendapatkan informasi
akan dilakukannya penyuluhan
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan pengertian GGK
b. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala GGK
c. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan etiologi GGK
d. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan faktor resiko GGK
e. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan komplikasi GGK
f. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan penatalaksanaan GGK
g. 4 dari 6 orang pesert mampu menyebutkan pencegahan GGK
h. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan diit bagi pasien GGK
Lampiran Materi
GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
A. Pengertian
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah) (Mansjoer, 2007).
Gagal ginjal kronis stadium End Stage Renal Disease (ESRD) yaitu
kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana
tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit yang berakibat peningkatan pada kadar ureum
(uremia) (Smeltzer and Bare, 2017)
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irreversible. Sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju
filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan
berat (Udjianti, WJ. 2010).
B. Tanda dan Gejala dari Gagal Ginjal Kronik
1. Kelainan hemopoesis, dimanifestasikan dengan anemia
a. Retensi toksik uremia → hemolisis sel eritrosit, ulserasi mukosa sal.cerna,
gangguan pembekuan, masa hidup eritrosit memendek, bilirubuin serum
meningkat/normal, uji comb’s negative dan jumlah retikulosit normal.
b. Defisiensi hormone eritropoetin : Ginjal sumber ESF (Eritropoetic
Stimulating Factor) → def. H eritropoetin → Depresi sumsum tulang →
sumsum tulang tidak mampu bereaksi terhadap proses hemolisis/perdarahan
→ anemia normokrom normositer.
2. Kelainan Saluran cerna
a. Mual, muntah, hicthcup : dikompensasi oleh flora normal usus → ammonia
(NH3) → iritasi/rangsang mukosa lambung dan usus.
b. Stomatitis uremia : Mukosa kering, lesi ulserasi luas, karena sekresi cairan
saliva banyak mengandung urea dan kurang menjaga kebersihan mulut.
c. Pankreatitis :Berhubungan dengan gangguan ekskresi enzim amylase.
3. Kelainan mata
4. Kardiovaskuler :
a. Hipertensi
b. Pitting edema
c. Edema periorbital
d. Pembesaran vena leher
e. Friction Rub Pericardial
5. Kelainan kulit
a. Gatal. Terutama pada klien dgn dialisis rutin karena:
1) Toksik uremia yang kurang terdialisis
2) Peningkatan kadar kalium phosphor
3) Alergi bahan-bahan dalam proses HD
b. Kering bersisik : Karena ureum meningkat menimbulkan penimbunan
kristal urea di bawah kulit.
c. Kulit mudah memar
d. Kulit kering dan bersisik
e. rambut tipis dan kasar
6. Neuropsikiatri
7. Kelainan selaput serosa
8. Neurologi :
a. Kelemahan dan keletihan
b. Konfusi
c. Disorientasi
d. Kejang
e. Kelemahan pada tungkai
f. rasa panas pada telapak kaki
g. Perubahan Perilaku
h. Kardiomegali.
C. Etiologi dari Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak
nefron ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difusi dan
bilateral.
1. Infeksi, misalnya Pielonefritis kronik.
2. Penyakit peradangan, misalnya Glomerulonefritis.
3. Penyakit vaskuler hipertensif, misalnya Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteri renalis.
4. Gangguan jaringan penyambung, seperti lupus eritematosus sistemik (SLE),
poli arteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.
5. Gangguan kongenital dan herediter, misalnya Penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubuler ginjal.
6. Penyakit metabolik, seperti DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
7. Nefropati toksik, misalnya Penyalahgunaan analgetik, nefropati timbale.
8. Nefropati obstruktif
a. Sal. Kemih bagian atas: Kalkuli neoplasma, fibrosis, netroperitoneal.
b. Sal. Kemih bagian bawah: Hipertrofi prostate, striktur uretra, anomali
congenital pada leher kandung kemih dan uretra
D. Faktor Resiko dari Gagal Ginjal Kronik
1. Diabetes
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
3. Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dapat merusak atau mengganggu
pembuluh darah halus dalam ginjal yang lama kelamaan dapat mengganggu
kemampuan ginjal untuk menyaring darah.
4. Mengkonsumsi obat pereda rasa nyeri.
5. Mengkonsumsi obat-obatan pereda rasa nyeri yang secara berlebihan maupun
dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan timbulnya nefritis
intersitialis, yaitu peradangan ginjal yang dapat mengarah pada gagal ginjal.
6. Penyalahgunaan obat-obatan/zat tertentu
7. Pemakaian obat-obatan terlarang, seperti heroin atau kokain, dapat
menyebabkan kerusakan fungsi ginjal yang dapat mengarah pada gagal ginjal.
8. Gaya hidup, misalnya: konsumsi minuman berpengawet, mengkonsumsi
makanan yang mengandung MSG.
9. Metastase kangker organ terdekat ginjal.
10. Terjadinya Penyakit salurahan perkemihan
E. Komplikasi dari Gagal Ginjal Kronik
1. Hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan
masukan diet berlebih.
2. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-
angiotensin-aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah
merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi toksin dna kehilangan drah
selama hemodialisa
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah dan metabolisme vitamin D abnormal.
6. Asidosis metabolic
7. Osteodistropi ginjal
8. Sepsis
9. neuropati perifer
10. hiperuremia
F. Penatalaksanaan Dari Gagal Ginjal Kronik
1. Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
2. Operasi
Pengambilan batu Transplantasi ginjal
3. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid (membantu berkemih)
4. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
5. Transfusi darah
G. Pencegahan dari Gagal Ginjal Kronik
1. Primer : mencegah sebelum penyakit timbul dengan memelihara ginjal
a. Minum air putih yang cukup 8 gelas / hari : urin ± 1.5 - 2 L/hari.
b. Minimalkan untuk mengkonsumsi obat-obatan kecantikan ataupun obat-
obatan yang bersifat toksik/racun bagi tubuh yang mana dapat merusak
ginjal.
c. Olahraga teratur dan rutin
d. Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang berpengawet seperti
mie instant, minuman suplemen, minuman beralkohol, makanan yang
menggunakan pewarna dan bahan makanan yang mengandung penyedap
rasa seperti MSG
e. Kenali faktor risiko penyakit ginjal : Hipertensi, DM, Infeksi, dll.
f. Kenali gejala dini penyakit ginjal.
g. Segera konsultasi dengan dokter.
2. Sekunder :
a. Diagnosis dini
b. Pengobatan cepat
Bila ada gejala dini penyakit ginjal
c. Waspadai teerhadap Perubahan warna urin: merah, keruh, berbusa Bila ada
factor risiko : check up
d. Medikal check up setiap 3-6 bulan sekali seperti Tekanan darah,
pemeriksaan urin, pemeriksaan lab mencakup ureum dan kreatinin
Bila ditemukan kelainan : Berobat teratur
H. Diit bagi pasien dengan GGK
Pengaturan diet ini bertujuan untuk menjaga kesimbangan elektrolit,
mineral, dan cairan pada penderita gagal ginjal, serta membatasi jumlah zat sisa
metabolisme yang tertimbun di dalam tubuhnya. Pengaturan diet ini harus
disesuaikan dengan tingkat keparahan gangguan fungsi ginjal seorang pasien,
sehingga harus dikonsultasikan lagi dengan dokter yang merawat pasien gagal
ginjal tersebut. Secara umum, yang harus diperhatikan adalah:
1. Pembatasan konsumsi protein. Sangatlah penting untuk mendapatkan jumlah
protein yang tepat karena protein diperlukan untuk membentuk otot,
memperbaiki jaringan yang rusak dan melawan infeksi. Asupan protein yang
sesuai akan membuat tubuh mendapatkan protein yang cukup tanpa
menghasilkan urea (hasil metabolisme protein) berlebihan dan memperberat
kerja ginjal. Protein hewani berasal dari telur, ikan, daging, keju, dan susu.
Protein nabati berasal dari kacang- kacangan dan biji-bijian.
2. Pengurangan konsumsi garam. Batasi konsumsi garam sampai 4-6 gram
sehari untuk mencegah timbunan cairan dalam tubuh dan membantu
mengontrol tekanan darah.
3. Batasi asupan cairan. Pada stadium awal, mungkin tidak perlu membatasi
asupan cairan. Namun, saat fungsi ginjal memburuk dan pasien menjalani
dialisis (cuci darah), pasien akan menghasilkan urin dalam jumlah sangat
sedikit atau bahkan tidak kencing sama sekali. Hal ini akan menyebabkan
timbunan cairan dalam tubuh sehingga menyebabkan timbunan cairan di
jantung, paru dan tungkai. Yang termasuk cairan adalah air minum, kuah
sayuran, kuah sup, jeli dan sebagainya.
4. Batasi asupan kalium karena ginjal yang sudah rusak tidak dapat
membuangnya dari dalam tubuh. Kalium yang tinggi akan menyebabkan irama
jantung yang tidak normal dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Contoh
makanan dengan kandungan kalium yang tinggi adalah pisang, jeruk, alpukat,
kiwi, kismis, kacang- kacangan, kentang, asparagus, tomat, dan labu. Pilihlah
peach, pear, cherry, apel, strawberry, nanas, dan semangka, brokoli, kol,
wortel, bunga kol, seledri, ketimun, terong, selada, bawang.
5. Batasi asupan fosfor untuk menjaga kesehatan tulang. Kelebihan fosfor dalam
darah akan menyebabkan kalsium berkurang sehingga tulang menjadi rapuh.
Contoh makanan yang tinggi fosfor adalah telur, susu, yoghurt, keju, biji-
bijian, dan minuman bersoda. Anda mungkin akan memerlukan kalsium
tambahan dan vitamin D untuk menjaga keseimbangan kalsium dan fosfor
dalam tubuh.
Asupan kalori harus tetap cukup untuk mencegah penghancuran
jaringan tubuh yang sudah ada. Jika berat badan berlebih, mungkin yang
harus dikurangi adalah asupan karbohidrat. Lemak dapat menjadi sumber
kalori yang baik bagi tubuh. Pastikan lemak yang dikonsumsi termasuk
dalam golongan monounsaturated dan polyunsaturated (misalnya minyak
zaitun, canola) untuk membantu melindungi pembuluh darah.
Pasien dengan gagal ginjal kronik biasanya mengalami anemia dan
membutuhkan suplemen zat besi. Makanan yang mengandung banyak zat
besi adalah hati, daging sapi, daging ayam, sereal yang diperkaya dengan zat
besi.
DAFTAR PUSTAKA

Nanda. 2012. Nursing Diagnoses Definition dan Classification. Philadelpia


Rab, T. 2016. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT
Alumni Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA
2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medik
Nuari, Nian A. et al. 2017. Gangguan pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan Deepublish : Yogyakarta.
Arif, Muttaqin. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai