DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
(Ns. Melti Surya, M.Kep) (Ns. Helmanis Suci, M.Kep) (Ns. Fitria, S.Kep)
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak luput juga
kemajuan ilmu dibidang kesehatan dan semakin canggihnya teknologi banyak pula
ditemukan berbagai macam teori baru, penyakit baru dan bagaimana pengobatannya.
Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan
untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Pemberian analgesik biasanya
dilakukan untuk mengurangi nyeri.
Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen
farmakologi dan manajemen non farmakologi. Manajemen nyeri dengan tindakan
teknik distraksi mencangkup mengalihkan dengan cara verbal, pendengaran,
pernafasan, sentuhan, dan intelektual.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Che-Che Kirani
Desvita Novriadi
Taupik Muslim
Irma Latania
Keterangan:
= moderator
= presenter
= audience/peserta
= observer
= pembimbing
= fasilitator
L. Kegiatan Penyuluhan
1. 5 Menit Pembukaan
2. 10 menit Pelaksanaan
a. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang pengertian
nyeri
b. Memberi Memperhatikan
reinforcement positif
pada peserta yang
menjelaskan
c. Menjelaskan Mendengarkan dan
pengertian nyeri Memperhatikan
d. Menggali
pengetahuan peserta Menjawab
tentang penyebab
nyeri
e. Memberi
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
f. Menjelaskan Mendengarkan dan
penyebab nyeri Memperhatikan
g. Menggali
pengetahuan peserta Menjawab
tentang klasifikasi
nyeri
h. Memberi
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
i. Menjelaskan Mendengarkan dan
klasifikasi nyeri Memperhatikan
j. Menggali
pengetahuan peserta Menjawab
tentang pengertian
teknik distraksi
k. Memberi
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
l. Menjelaskan Mendengarkan dan
pengertian teknik Memperhatikan
distraksi
m. Menggali Menjawab
pengetahuan peserta
tentang tujuan teknik
distraksi
n. Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
5 menit o. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
teknik distraksi Memperhatikan
p. Menggali
pengetahuan peserta Menjawab
tentang prosedur
teknik distraksi
q. Memberi Mendengarkan dan
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
menjelaskan
r. Menjelaskan Mendengarkan dan
prosedur teknik Memperhatikan
distraksi
s. Memberi
kesempatan pada Mengajukan
peserta Pertanyaan
3. untuk bertanya
t. Memberikan Mendengarkan dan
reinforcement positif Memperhatikan
pada peserta yang
bertanya
u. Memberikan Menjawab
kesempatan pada Pertanyaan
peserta lain peserta
yang lain untuk
v. memberikan Mendegarkan dan
pendapat memperhatikan
Melengkapi jawaban
peserta
Penutup
a. Mengevaluasi atau
menanyakan Menjawab pertanyaan
kembali materi yang
telah disampaikan
pada peserta
b. Menyimpulkan
kembali materi yang Memperhatikan
telah disampaikan
c. Memberikan
motivasi kepada Memperhatikan
keluarga agar selalu
optimis dalam
merawat anggota
keluarganya yang
menderita stroke
d. Memberi salam
penutup Menjawab salam
M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai
e. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan
berjalan
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan pengertian nyeri
b. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan penyebab nyeri
c. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan klasifikasi nyeri
d. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan pengertian distraksi
e. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan tujuan distraksi
f. 4 dari 6 orang peserta mampu menyebutkan prosedur teknik distraki
LAMPIRAN
MATERI
A. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman subjektif yang umum terjadi pada anak-anak, baik
karena adakerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada anak-anak
sulituntukdiidentifikasi secara akurat. Hal ini tentu berakibat pemberian
manajemen nyeri tidak efektif sehingga menimbulkan dampak negatif berupa
peningkatan intensitas, frekuensi, durasi nyeri atau derajat terkait kerusakan pada
tubuh anak-anak (Truba &Hoyle, 2014).
2. Penyebab nyeri
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri. Seseorang yang
tersiram air panas akan merasakan nyeri yang terbakar, seseorang yang
mengalami luka fisik akibat tusukan benda tajam juga dapat mengalami nyeri.
Asmadi (2008) mengelompokkan penyebab nyeri ke dalam dua golongan, yaitu
penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Nyeri
yang disebabkan oleh faktor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan
karena penyebab fisik, melainkan akibat trauma psikologis dan pengaruhnya
terhadap fisik. Secara fisik misalnya akibat trauma baik trauma mekanik, termal,
maupun kimia (Adha. D, 2014).
3. Klasifikasi nyeri
a. Nyeri Akut, Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Gejala
yang terjadi tiba –tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (NANDA, 2015).
b. Nyeri kronis, Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Gejala
yang terjadi yaitu timbul secara tiba –tiba atau lambat dengan intensitas dari
ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA,
2015).
a. Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan, dan gambar (Prasetyo, 2014).
b. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien
dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti
musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu.
Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu,
seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Widyastuti, 2015).
c. Distraksi pernafasan
Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang fokus
pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi perlahan melalui
hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati), kemudian
menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu
sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi
pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan teknik
ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Cara kedua, yaitu bernafas ritmik
dan massase, instruksikan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada
saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami
nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri
(Widyastuti, 2015).
d. Distraksi intelektual
Distraksi intelektual dapat dilakukan dengan mengisi teka-teki silang, bermain
kartu, melakukan kegemaran (ditempat tidur), seperti mengumpulkan
perangko atau menulis cerita. Pada anak-anak dapat pula digunakan teknik
menghitung benda atau barang yang ada di sekeliling.
e. Teknik sentuhan
Distraksi dengan memberikan sentuhan pada lengan, mengusap, atau
menepuk-nepuk tubuh klien. Teknik sentuhan dapat dilakukan sebagai
tindakan pengalihan atau distraksi. Tindakan ini dapat mengaktifkan saraf
lainnya untuk menerima respons atau teknik gateway control. Teknik ini
memungkinkan impuls yang berasal dari saraf yang menerima input sakit atau
nyeri tidak sampai ke medula spinalis sehingga otak tidak menangkap respons
sakit atau nyeri tersebut. Impuls yang berasal dari input saraf nyeri tersebut
diblok oleh input dari saraf yang menerima rangsang sentuhan karena saraf
yang menerima sentuhan lebih besar dari saraf nyeri. (Widyastuti, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Anggun Resdasari Prasetyo, E. R. (2014). Bertahan dengan lupus: gambaran resiliensi pada
odapus. Jurnal Psikologi Undip, 13(2), 4-5.
Adha, D. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Respon Terhadap Nyeri Pasien
Post Operasi Mayor di Irna Bedah RSUP. Dr. Djamil Padang
Truba, N., & Hoyle, J.D. (2014). Pediatric pain. Journal of Pain Management, 7(3), 235-248.
1. Evaluasi Struktur
a. Moderator
a) Moderator tidak ada menyebutkan tujuan, kontrak waktu, bahasa, dan
tempat
b) Moderator tidak ada menyebutkan nama-nam anggota
c) Moderator sudah dapat mengendalikan jalannya penyuluhan
d) Moderator sudah bisa menyimpulkan hasil diskusi
b. Penyaji
a) Penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik
b) Penyaji mampu menguasai materi
c) Penyaji tidak mendemonstrasikan semua teknik manajemen nyeri, hanya 1
dari lima teknik yang di demonstrasikan.
c. Fasilitator
a) Sebagian fisilitator sudah mampu memotivasi peserta
b) Sebagian fasilitator ada yang hanya diam saja
d. Observator
a) Observator sudah mampu melaksanakan tugasnya yaitu mengobservasi
jalannya penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan dilakuakan sesuai dengan kontrak waktu
b. Selama penyuluhan peserta tampak antusias
c. Pasien antusias untuk bertanya
3. Evaluasi Hasil
a. 2 dari 4 peserta mampu menyebutkan kembali pengertian nyeri
b. 2 dari 4 peserta mampu menyebutkan penyebab nyeri
c. 2 dari 4 peserta mampu menyebutkan cara manajemen nyari.