Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

T ENTANG T E R API D Z IKIR PAD A PASIEN PR E O P D AN PO ST O P

Pokok Bahasan : Terapi Dzikir Pada Pasien Pre Op Dan Post Op

Hari/Tanggal : Jumat, 23 Desember 2022

Pukul :10.00 wib – 10.30 wib

Sasaran :Pasien Yang Mengalami Nyeri

Tempat : Ruangan IGD RSUD.DUNDA LIMBOTO

A. LatarBelakang.

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor
nyeri tersebar pada kulit dan mukosa dimana reseptor nyeri memberikan respon jika
adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti
histamine, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang terlepas apabila
terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigen. Stimulasi yang lain dapat
berupatermal, listrik, atau mekanis ( Smeltzer & Bare, 2 0 0 2 ) . Nyeri dapat dirasakan jika
reseptor nyeri tersebut menginduksi serabut saraf perifer aferen yaitu serabut A-delta dan
serabut C. Serabut Adelta memiliki myelin, mengimpulskan nyeri dengan cepat, sensasi
yang tajam, jelas melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C
tidak memiliki myelin, berukuran sangat kecil, menyampaikan impuls yang terlokalisasi
buruk, visceral dan terus-menerus (Potter & Perry, 2005). Ketika serabut C dan A-delta
menyampaikan rangsang dari serabut saraf perifer maka akan melepaskan mediator
biokimia yang aktifterhadap respon nyeri, seperti : kalium dan prostaglandin yang keluar
jika ada jaringan yang rusak. Transmisi stimulus nyeri berlanjut di sepanjang serabut
saraf aferen sampai berakhir di bagian kornu dorsalis medulla spinalis. Didalam kornu
dorsalis, neurotransmitter seperti subtansi P dilepaskan sehingga menyebabkan suatu
transmisi sinapsis dari saraf 16 perifer ke saraf traktus spinolatamus. Selanjutnya
informasidi sampaikan dengan cepat ke pusat thalamus (Potter & Perry, 2005).
Nyeri merupaakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat
sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015). Menurut Smeltzer & Bare (2002), definisi
keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan

individu yang mengalaminya, yang adakapanpun individumengatakkannya. Nyeri sering


sekali dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar,
melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan
nyeri dengan intensitas sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat
untuk melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa nyeri merupakan
mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan
menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall,
1997).

Menurut Dr.dr Djauzi yang menyatakan terapi zikir dapat memberikan efek
relaksasi yang dapat memberikan relaksasi sehingga memberikan pengaruh terhadap rasa
nyeri pasien. Zikir merupakan bentuk dari unsur spiritual dan religiusitas. Zikir sebagai
salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dapat membantu individu
membentuk presepsi yang lain selain ketakutan, yaitu keyakinan bahwa setiap stressor
akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah. Umat Islam percaya bahwa
penyebutan Allah secaraberulang (zikir) dapat menyembuhkanjiwa danmenyembuhkan
berbagai penyakit (Subandi, 2009).

Saat seorang muslim membiasakan zikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan
Allah, berada dalampenjagaan dan lindungan-Nya, yang kemudian akan membangkitkan
percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tentram, danbahagia (Najati, 2010).Kalimatzikir
yang digunakan adalah kalimat Istighfar: Astaghfirullahal ’azhiim (Saya mohon ampun
kepada ALLAH yang maha Agung). Kalimat zikir tersebut diucapkan berulang ulang
dengan tujuan sebagai proses pembelajaran dan melatih untuk membangun daya juang
dan kesungguhan demi merai ridha, cinta dan perjumpaan dengan Allah SWT (Adz-
Dzkiey, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang terapi zikir dapat menurunkan rasa

nyeripasien.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuuhan diharapkan pasien bisa mengurangi rasa nyeri dengan

terapizikirdan dapat menjelaskan :


a. Pengertian nyeri
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri
c. Pengertian zikir
d. Bacaan zikir
e. Manfaat zikir

Pelaksanaan Kegiatan

a. Topik : Terapi zikir untuk menurunkan rasa nyeripasien Pre Op dan post Sasaran

b. Materi :
1. Pengertian nyeri

2. Penyebab nyeri

3. Penatalaksanaan nyeri
4. faktor
5. Pengertian zikir

6. Bacaan zikir
7. Manfaat zikir
c. Sasaran : pasien pre op dan postop yang mengalaminyeri

d. Metode : Ceramah, tanyajawab, dan diskusi


e. Media danalat : leaflet
f. Waktu dan tempat

Hari/Tanggal :Senin, 23 Desember 2022


Waktu : 10.00- 10.30
Tempat :Ruangan IGD RSUD dunda limboto
g. Pengorganisasian
Penanggungjawab : Karu :

CI Klinik :

CI Akademik : Ns. Reska Handayani, M . Kep


Moderator :Moh. Syahrial deluma

Presentator : Abdul Rahman Yusuf


Observer : Endang usman

Fasilitator : Aderisky anatasya batalipu, siti nurhaliza,rahmaditha kaluku, fitria R. Nunu,


mevianri peleng, fadila kumai

h. Uraian Tugas

1. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswadanpembimbing

c. Menjelaskan topik dantujuan penyuluhan


d. Menjelaskankontrakwaktu dankontrak bahasa
e. Menyerahkanjalannya penyuluhankepadapemateri

f. Mengarahkan alur diskusi

g. Memimpinjalannya penyuluhan
h. Menyimpulkan penyuluhan
i. Menutup acara

2. Presentator
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan

3. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir serta

membuat laporan penyuluhanyang telahdilaksanakan.


b. Beetanggung jawab terhadap antisipasimasalah

c. Mengawasijalannya penyuluhan
d. Mengobservasi semuarespon pasien
e. Mencatat semua prosesterjadidan semua perilakupasien

f. Membuat laporanevaluasi akhir

4. Fasilitator
a. Motivasipeserta agarberperan aktif

b. Membuatabsensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggukegiatan penyuluhan.

d. Membantu menanggapipertanyaan daripeserta

e. Membuat absensi
f. Memfasilitasi kegiatan
g. Memberikanumpan balik terhadapkelompok

5. Setting Tempat

Keterangan:

: Pembimbing klinik, pembimbing akademik dan Karu.

: Presenter

: Moderator

: Fasilitator

: bedpasien

: Observer

A
D. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan: .
menjawab salam
. Membukakegiatandengan .
mendengarkan
mengucapkan salam .
memperhatikan
. Memperkenalkan anggota .
menyetujuikontrak
kelompok dan pembimbing
. Menjelaskantujuan dari

penyuluhan
. Menyebutkan materi yang

akandiberikan.
. Membuat kontrakwaktu

2 15 menit Pelaksanaan : .
Mengajukan pendapat
> menggali pengetahuan .

Mendengarkandan
peserta tentangnyeri memperhatikan serta
> memberikan reinforcement memahami materi yang
positifpendapat peserta telah disampaikan
> menjelaskan tentang
pengertian, faktoryang
mempengaruhinyeri, serta

terapi untuk nyeri


> menggali pemahaman
pasienterhadap topik yang

telah disampaikan
> memintakaudien untuk
menggulang materi yang
telah dipaparkan
> menjelaskan tentang cara
menguranginyeri dengan
terapi dzikir
> memberikan reinforcement
positif ataspendapat yang
telah diberikan oleh audien.
> Demonstrasikanterapi

3 5 Evaluasi: . Audienmampu

. Meminta audienuntuk menggulang kembali

mengulang kembali materi . Menjawab salam.

yagtelah disampaikan
. Reinformen positif

. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
. Mengucapkan salam

5 Penutup : . Menyimak dan menjawab

. Menyimpulkan materi, salam


mentup kegiatandengan
4
menyampaikan terimakasih

atas perhatian danwaktu


nya, mengucap salam

E. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
> Penyuluhan dilakukan pada hari Jumat tanggal 23 Desember 2022
> Penyuluhan dilakukan diruangan IGD RSUD dunda limboto

> Penyuluhan dilakukan padajam 10.00 - selesai


> Metode kegiatan penyuluhan yaitu diskusi dan Tanya jawab

> Peserta penyuluhan yaitu klien yang merasa nyeri


> Lifletsudah selesai dicetak 1 hari sebelum kegiatan dilakukan
> Peminjaman tempat dan alat sudah di lakukan 1 hari sebelum kegiatan

dilakukan
2. Evalusai Proses
> Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
> Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung
> Peserta tidak meninggalkan ruangan sampai kegiatan selesai
> Moderator, penyaji, fasilitator, dan observer melakukan perannya.
3. Evaluasi Hasil
> 70% peserta mengetahui dan mengingat apa pengertian nyeri
> 70% peserta mengetahui dan mengingat apa factor-faktor yang mepengaruhi

nyeri

> 70% peserta mengetahui dan mengingat apa pengertian dzikir


> 70% peserta mengetahui dan mengingat apa manfaat zikir
Lampiran Materi Penyuluhan

Terapi dzikir terhadap rasa nyeri pasien pre dan pos top

A. Pengertian nyeri

Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang
mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakkannya. Nyeri sering sekali
dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit,
seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan nyeri
dengan intensitas sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk
melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa nyeri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh, timbulbila adajaringan rusak dan hal ini akanmenyebabkan individu
bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 1997).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktoryang mempengaruhi


pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan
faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini sangat
penting dalam
pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang baik.

a. Usia

Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang mempengaruhi
nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan perkembangan yang
ditemukan antarakedua kelompok umurinidapat mempengaruhibagaimana anak
dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak anak kesulitan untuk memahami
nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan perawat dapat menyebabkan nyeri.
Anak- anak yang belum mempunyai kosakata yang banyak, mempunyai
kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang
tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri
jika sudah
patologis dan mengalamikerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).
b. Jenis kelamin

Gill ( 1 9 9 0 ) mengungkapkan laki- laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan


secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa
jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya
anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat
menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk. (1989)
dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajarikebutuhannarkotik post operative pada
wanitalebih banyak dibandingkan dengan pria.

c. Budaya Keyakinan dan nilai-nilai

Budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa


yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi
bagaimana bereaksi terhadap nyeri ( Calvillo & Flaskerud, 1 9 9 1 ) . Nyeri memiliki
makna tersendiri pada individu dipengaruhi oleh latar belakang budayanya
(Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) nyeri biasanya menghasilkan respon efektif
yang diekspresikan berdasarkan latar belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri
dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu tenang dan emosi (Davidhizar et all, 1997,
Marrie, 2002)

d. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan nyeri,


mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak memperlihatkan
suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga tidak memperlihatkan
bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkannyeri saat pascaoperatif.
Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan
persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak berhubungan dengan nyeri dapat
mendistraksi pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara
umum, cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri adalah dengan mengarahkan
pengobatan nyeriketimbang ansietas (Smeltzer & Bare, 2002).

e. Pengalaman masalalu dengan nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang dialaminya,

makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang akan diakibatkan.

Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri, akibatnya ia ingin
nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah. Reaksi ini hampir
pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan dapat meningkatkan
nyeri dan pengobatan yang tidak adekuat. Cara seseorang berespon terhadap nyeri
adalah
akibat daribanyakkejadian nyeri selamarentang kehidupannya. Bagi beberapa orang,

nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti padda nyeri
berkepanjangan atau kronis dan persisten. Efek yang tidak diinginkan yang
diakibatkan dari pengalaman sebelumnya menunjukkan pentingnya perawat untuk
waspada terhadap pengalaman masa lalu pasien dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi
dengan tepat dan adekuat, individu mungkin lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri
dimasa mendatang dan mampu mentoleransi nyeri dengan baik (Smeltzer & Bare,
2002).

f. Efek plasebo

Efek plasebo terjadiketika seseorang berespon terhadappengobatan atau tindakan


lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar benar bekerja.
Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif. Harapan
positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan keefektifan medikasi
atau intervensi lainnya. Seringkali makin banyak petunjuk yang diterima pasien
tentang keefektifan intervensi, makin efektif intervensi tersebut nantinya.
Individu yang diberitahu bahwa suatu medikasi diperkirakan dapat meredakan
nyeri hampir pasti akan mengalami peredaan nyeri dibanding dengan pasien yang
diberitahu bahwa
medikasi yang didapatnya tidak mempunyai efek apapun. Hubungan pasien – perawat

yang positif dapat juga menjadi peran yang amat penting dalam meningkatkan
efek plasebo (Smeltzer & Bare, 2002).

g. Keluarga dan Support Sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah kehadiran dari
orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri sering bergantung
pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi. Ketidakhadiran
keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri semakin bertambah.
Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting untuk anak- anak dalam

menghadapinyeri (Potter & Perry, 1993).

h. Pola koping

Ketika seseorang mengalaminyeri dan menjalani perawatan dirumah sakit adalah


hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien kehilangan kontrol dan
tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien sering
menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.
Penting untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber
koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat
digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien.
Sumber koping lebih dari sekitar metode teknik. Seorang klien mungkintergantung
pada support emosional dari anak-anak, keluarga atau teman. Meskipun nyeri
masih ada tetapi dapat meminimalkan kesendirian. Kepercayaan pada agama
dapat memberi kenyamanan untuk berdo ’a, memberikanbanyakkekuatan untuk
mengatasiketidaknyamananyang
datang (Potter & Perry, 1993).

C. Terapinon farmakologi untuk nyeri


Adabeberapaterapi yang dapat di berikan untuk mengatasinyeri, yaitu:

1. Teknik relaksasi sepertiteknik tarik nafas dalam, dan teknik hipnotis


2. Terapi music
3. Terapi dzikir
Dzikir adalah rangkaian kalimat yang diucapkan dalam rangka untuk
mengingat Allah, serta usaha untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya (Winarko, 2014). Secara fisiologis, dzikir akan
menghasilkan beberapa efek medis dan psikologis yaitu akan membuat seimbang

kadar serotonin dan norepineprin di dalam tubuh. Hal tersebut merupakan


morfin alami yang bekerja di dalam otak yang dapat membuathati danpikiran
merasatenang setelah berdzikir (Hidayat, 2014). Allah berfirman “Orang- orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT
(dzikrullah). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram”
(QS. Ar-Ra ’du: 29) Dari uraian di atas, nyeri memberikan dampak negatif sehingga
harus ditangani. Metode dzikir memiliki banyak manfaat seperti memberikan
ketenangan dengan berdoa, dan berserah diri, sehingga kami ingin melakukan
terapi nonfarmakologi dzikir untuk
menurunkan nyeripadapasien post OP. Kalimat zikiryang digunakan adalah kalimat

Istighfar: Astaghfirullahal ’azhiim (Saya mohon ampun kepada ALLAH yang maha
Agung). Kalimat zikir tersebut diucapkan berulang ulang dengan tujuan sebagai
proses pembelajaran dan melatih untuk membangun daya juang dan kesungguhan
demimerai ridha, cinta dan perjumpaan dengan Allah SWT ( Adz- Dzkiey, 2 0 0 8 ) .

Ucapan Dzikir
a. Membaca Tasbih Subhanallah, artinya: “ Maha Suci Allah ”.

b. Membaca Tahmid Alhamdulillah, artinya: “SegalaPujiBagi Allah”.


c. membaca Tahlil Laa ilaaha illallahu, artinya: “Tidak Ada Tuhan Selain

Allah ”
d. Membaca Takbir Allahu Akbar, artinya: “Allah Maha Besar ”.

Keutamaan Dzikir
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah
SAW bersabda: Barang siapa yang mengucapkan kalimah tahlil seperti tersebut
setiasp harinya sebanyak 100x maka pahalanya sama dengan memerdekakan sepuluh
orang hamba sahaya dan dicatat untuknya kebaikan dan dileburkan dari dirinya 100

keburukan. Ucapan tahlil juga menjadi benteng bagi dirinya dan syaitan sepanjang
hariitudan gugursemuadosanya sekalipun sebanyakbuihdilautan.

Zikir merupakan bentuk dari unsur spiritual dan religiusitas. Zikir sebagai
salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dapat membantu
individu membentuk presepsi yang lain selain ketakutan, yaitu keyakinan bahwa setiap
stressor akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah. Umat Islam
percaya bahwa penyebutan Allah secara berulang (zikir) dapat
menyembuhkan jiwa dan
menyembuhkan berbagai penyakit (Subandi, 2009).
Saat seorang muslim membiasakan zikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan

Allah, berada dalam penjagaan dan lindungan-Nya, yang kemudian akan


membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tentram, dan bahagia (Najati,
2005).Kalimat zikir yang digunakan adalah kalimat Istighfar: Astaghfirullahal
’azhiim (Saya mohon ampun kepada ALLAH yang maha Agung). Kalimat zikir
tersebut diucapkan berulang ulang dengan tujuan sebagai proses pembelajaran
dan melatih
untuk membangun daya juang dan kesungguhan demi merai ridha, cinta dan
perjumpaan dengan Allah SWT (Adz-Dzkiey, 2008).

Firman Allah SWT tentang membaca istighfar:


“Maka aku katakana kepada mereka : “ mohon ampunlah (istighfar) kepada

Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya dia akan


memberikan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-
anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula didalamnya

untukmu sungai-sungai ” (QS.Nuh: 10-12)

D. Penutup
Demikian proposal ini kami buat untuk dapat dianjurkan dalam rangka

memenuhi tugas praktek profesi keperawatan medical bedah di RSUP M. Djamil


Padang.

Atas perhatian dan kesempatanyang diberikankamiucapkanterimaasih.

Padang, 28 Desember 2022

Ketua kelompok

(ABDUL RAHMAN YUSUF )

Disetujui oleh :

Pembimbing klinik pembimbing akademik

( ) ( )
D A FT A R P U ST A K A

Potter & Perry. (2009). Fundamental on Nursing 3th edition. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2015. Fundamental Keperawatan Ed 7 Buku 2. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, 2005 buku ajarpenyakitdalam. Bandung. PT. Pustaka Baru

Subandi, M . A , 2 0 0 9 . Psikologi dzikir, fenomenologi dzikir pengalaman transformasi

religion, hhttttppss::////jjoouurrnnaall..uuiinnssggdd..aacc..iidd//iinnddeexx.. (diakses 22juli 2019)

Winarko, S. A. (2014). Dzikir-Dzikir Peredam Stres. Depok: Mutiara Allamah Utama.

Anda mungkin juga menyukai