Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG TERAPI DZIKIR PADA PASIEN CKD

Pokok Bahasan : Terapi Dzikir Pada Pasien CKD

Hari/Tanggal :Sabtu, 9 April 2022

Waktu. :30 Menit

Sasaran :Pasien Yang Melakukan Hemodialisa

Tempat :Ruangan Hemodialisa RSD DR.M.M Dunda Limboto

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang terapi zikir dapat memberikan
relaksasi pada pasien
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuuhan diharapkan pasien bisa rileks dengan terapi dzikir dan
dapat menjelaskan :
a. Pengertian zikir
b. Bacaan zikir
c. Manfaat zikir
B. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik : Terapi zikir untuk memberikan efek relaksasi pada pasien CKD
b. Materi :
1. Pengertian zikir
2. Bacaan zikir
3. Manfaat zikir
c. Sasaran : pasien CKD yang melakukan hemodialisa
d. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
e. Media dan alat : Banner

1
f. Pengorganisasian
Penanggung jawab : CI Klinik : Sudirman Wuminelo Amd.Kep

CI Akademik : Rini Fahriani Zees, S.Kep,Ns,M.Kep

Moderator : Doni Saputra Ambo


Presentator : Aldi Bakari
Observer : Sella Aprianti Manasa
Fasilitator : Nur Alda Trianov Ahudulu, Mutiarahmawati A. Mootalu
g. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing
c. Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
d. Menjelaskan kontrak waktu dan kontrak bahasa
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
f. Mengarahkan alur diskusi
g. Memimpin jalannya penyuluhan
h. Menyimpulkan penyuluhan
i. Menutup acara
2. Presentator
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan
3. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir serta
membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
b. Beetanggung jawab terhadap antisipasi masalah
c. Mengawasi jalannya penyuluhan
d. Mengobservasi semua respon pasien
e. Mencatat semua proses terjadi dan semua perilaku pasien
f. Membuat laporan evaluasi akhir
4. Fasilitator
a. Motivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan.
d. Membantu menanggapi pertanyaan dari peserta

2
e. Membuat absensi
f. Memfasilitasi kegiatan
g. Memberikan umpan balik terhadap kelompok

5. Setting Tempat

Keterangan:

: Pembimbing klinik dan pembimbing akademik

: Presenter

: Moderator

: Fasilitator

: bed pasien

: Observer

3
C. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan:  menjawab salam
 Membuka kegiatan dengan  mendengarkan
mengucapkan salam  memperhatikan
 Memperkenalkan anggota  menyetujui kontrak
kelompok dan pembimbing
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
 Membuat kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan :  Mengajukan pendapat
 menjelaskan tentang terapi  Mendengarkan dan
dzikir dan manafaat terapi memperhatikan serta
dzikir memahami materi yang
 memberikan reinforcement telah disampaikan
positif atas pendapat yang
telah diberikan oleh
audien.
 Demonstrasikan terapi
3 5 menit Evaluasi:  Audien mampu
 Meminta audien untuk menggulang kembali
mengulang kembali materi  Menjawab salam.
yag telah disampaikan
 Reinformen positif
 Menyimpulkan hasil
penyuluhan
 Mengucapkan salam
4 5 menit Penutup :  Menyimak dan
 Menyimpulkan materi, menjawab salam

4
mentup kegiatan dengan
menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu nya, mengucap
salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Penyuluhan dilakukan pada hari Sabtu, 9 April 2022
 Penyuluhan dilakukan diruangan Hemodialisa RSUD DR. M.M Dunda
Limboto
 Penyuluhan dilakukan selama 30 menit
 Metode kegiatan penyuluhan yaitu diskusi dan Tanya jawab
 Peserta penyuluhan yaitu klien yang melakukan hemodialisa
 Banner sudah selesai di cetak 1 hari sebelum kegiatan dilakukan
 Peminjaman tempat dan alat sudah di lakukan 1 hari sebelum kegiatan
dilakukan
2. Evalusai Proses
 Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
 Peserta berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung
 Peserta tidak meninggalkan ruangan sampai kegiatan selesai
 Moderator, penyaji, fasilitator, dan observer melakukan perannya

5
Lampiran Materi Penyuluhan

Terapi dzikir pada pasien CKD

A. Pengertian Dzikir
Dzikir adalah rangkaian kalimat yang diucapkan dalam rangka untuk mengingat
Allah, serta usaha untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya (Winarko, 2014). Secara fisiologis, dzikir akan menghasilkan beberapa
efek medis dan psikologis yaitu akan membuat seimbang kadar serotonin dan
norepineprin di dalam tubuh. Hal tersebut merupakan morfin alami yang bekerja di
dalam otak yang dapat membuat hati dan pikiran merasa tenang setelah berdzikir
(Hidayat, 2014). Allah berfirman “Orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT (dzikrullah). Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allahlah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’du: 29) Dari uraian di atas,
nyeri memberikan dampak negatif sehingga harus ditangani. Metode dzikir memiliki
banyak manfaat seperti memberikan ketenangan dengan berdoa, dan berserah diri,
sehingga kami ingin melakukan terapi nonfarmakologi dzikir untuk memberikan
relaksasi pada pasien hemodialisa. Kalimat zikir yang digunakan adalah kalimat
Istighfar: Astaghfirullahal’azhiim (Saya mohon ampun kepada ALLAH yang maha
Agung). Kalimat zikir tersebut diucapkan berulang ulang dengan tujuan sebagai
proses pembelajaran dan melatih untuk membangun daya juang dan kesungguhan
demi merai ridha, cinta dan perjumpaan dengan Allah SWT (Adz-Dzkiey, 2008).
Ucapan Dzikir
a. Membaca Tasbih Subhanallah, artinya: “ Maha Suci Allah”.
b. Membaca Tahmid Alhamdulillah, artinya: “Segala Puji Bagi Allah”.
c. membaca Tahlil Laa ilaaha illallahu, artinya: “Tidak Ada Tuhan Selain
Allah”
d. Membaca Takbir Allahu Akbar, artinya: “Allah Maha Besar”.
Keutamaan Dzikir
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah
SAW bersabda: Barang siapa yang mengucapkan kalimah tahlil seperti tersebut
setiasp harinya sebanyak 100x maka pahalanya sama dengan memerdekakan sepuluh
orang hamba sahaya dan dicatat untuknya kebaikan dan dileburkan dari dirinya 100
keburukan. Ucapan tahlil juga menjadi benteng bagi dirinya dan syaitan sepanjang
hariitu dan gugur semua dosanya sekalipun sebanyak buih dilautan.

6
Zikir merupakan bentuk dari unsur spiritual dan religiusitas. Zikir sebagai salah
satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dapat membantu individu
membentuk presepsi yang lain selain ketakutan, yaitu keyakinan bahwa setiap stressor
akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah. Umat Islam percaya bahwa
penyebutan Allah secara berulang (zikir) dapat menyembuhkan jiwa dan
menyembuhkan berbagai penyakit (Subandi, 2009).
Saat seorang muslim membiasakan zikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan
Allah, berada dalam penjagaan dan lindungan-Nya, yang kemudian akan
membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tentram, dan bahagia (Najati,
2005).Kalimat zikir yang digunakan adalah kalimat Istighfar: Astaghfirullahal’azhiim
(Saya mohon ampun kepada ALLAH yang maha Agung). Kalimat zikir tersebut
diucapkan berulang ulang dengan tujuan sebagai proses pembelajaran dan melatih
untuk membangun daya juang dan kesungguhan demi merai ridha, cinta dan
perjumpaan dengan Allah SWT (Adz-Dzkiey, 2008).
Firman Allah SWT tentang membaca istighfar:
“Maka aku katakana kepada mereka : “ mohon ampunlah (istighfar) kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya dia akan
memberikan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-
anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula didalamnya
untukmu sungai-sungai” (QS.Nuh: 10-12)

B. Penutup
Demikian proposal ini kami buat untuk dapat dianjurkan dalam rangka
memenuhi tugas praktek keperawatan medical bedah II di RSUD DR. M.M Dunda
Limboto
Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kami ucapkan terima asih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. (2009). Fundamental on Nursing 3th edition. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2015. Fundamental Keperawatan Ed 7 Buku 2. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer, 2005 buku ajar penyakit dalam. Bandung. PT. Pustaka Baru

Subandi, M. A, 2009. Psikologi dzikir, fenomenologi dzikir pengalaman transformasi


religion, https://journal.uinsgd.ac.id/index. (diakses 22 juli 2019)

Winarko, S. A. (2014). Dzikir-Dzikir Peredam Stres. Depok: Mutiara Allamah Utama.

Anda mungkin juga menyukai