Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN BIMBINGAN ROHANI HIKMA SAKIT

DIRUANGAN CVCU RSUD PROF. DR. ALOEI SABOE


KOTA GORONTALO

DISUSUN OLEH
1. Nur Azmi Suleman, S.Kep
2. Hartati Pulubuhu, S.Kep
3. Rian Arbi S. Kep
4. Roman Sabali, S.Kep
5. Rosalinda Pakaya, S.Kep

PRESEPTOR
Ns. Idris Pakaya, S.Kep TTD
KLINIK

PRESEPTOR
Ns. Haslinda Damansyah, M. Kep TTD
AKADEMIK

1. TGL :
TANGGAL
2. TEPAT WAKTU :
PENGUMPULAN 3. TERLAMBAT :

SARAN
PRESEPTOR
KLNIK/AKADEMIK

PRODI STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Bimbingan rohani


Pokok Bahasan : Hikmah sakit
Sasaran : pasien dan pengunjung ruang CVCU
Tempat : Di ruang CVCU
Hari/Tanggal : Jumat 12 Agustus 2022
Jam : 10.00 WITA
Waktu : 18 menit
Penyuluh : Kelompok 3 Profesi Ners Angkatan XIV

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaaran dapat mengerti tentang
“Bimbingan Rohani” dan Hikmah Sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Bimbingan Rohani sasaran
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari Bimbingan Rohani dan Hikmah Sakit.
2. Menjelaskan tujuan dari Bimbingan Rohani.
3. Menjelaskan dampak dari Bimbingan Rohani.
4. Menjelaskan kebiasaan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT
5. Menjelaskan cara berdoa ketika sakit yang baik dan benar.
B. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
C. SASARAN
Sasaran dari bimbingan rohani dengan tema hikmah sakit ini yaitu keluarga pasien serta pengunjung
ruang CVCU RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo

D. METODE
Metode yang di gunakan yaitu :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1) PPT
2) LCD
3) Laptop
F. KEGIATAN PENYULUHAN

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN METODE MEDIA


PESERTA
PENYULUHAN
Pembukaan 5  Membuka dengan  Menjawab salam  ceramah
salam
menit
 Memperkenalaka n
 Mendengarkan
diri
 Menjelaskan
maksud dan  Memperhatikan
tujuan
 Kontrak waktu
 Mendengarkan
 Menggali
 Menjawab
pengetahuan
pertanyaan
peserta
sebelum
dilakukan
penyuluhan
Penyajian 10  Menjelaskan  Mendengarkan Ceramah, PPT
tentang : tanya
menit  Memberikan
 Pengertian dari tanggapan dan jawab,
Rohani dan pertanyaan mengenai mendemon
Bimbingan hal strasikan
Rohani yang kurang cara Berdo’a
 Tujuan dari dimengerti yang benar
Bimbingan  Memberi
Rohani. kesempatan kepada
 Dampak dari peserta untuk
Bimbingan bertanya
Rohani
 Kebiasaan untuk
mendekatkan
diri pada
Allah SWT
 Cara Berdo’a
yang baik dan
benar.
Penutup 3  Evaluasi :  Menjawab Ceramah, PPT
Penyaji pertanyaan tanya jawab,
menit
bertanya  Pengunjung Berdoa
kepada mendengarkan. Bersama
audience
 Kesimpulan dari  Menjawab Salam
materi penyuluhan
 Memberikan
Salam
Penutup dan
mengucapkan
terimakasih

G. EVALUASI
1. Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 peserta
b. Media yang digunakan adalah PPT, LCD, dan laptop
c. Waktu penyuluhan adalah 10 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
e. Pembicara diharapkan mengusai materi dengan baik
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami hikmah dan makna dari sakit.
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada perubahan-perubahan bagi
setiap Peserta yaitu memahami tentang Bimbingan Rohani dan dapat merubah
pemikiran tentang sakit.
MATERI
HIKMAH DAN PELAJARAN DIBALIK SAKIT

1. Bersabar

Disadari atau tidak disadari, dengan diberikan sakit ini merupakan kebaikan bagi dirinya,
seperti yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘AlaihiwaSallam :
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya
menjadi kebaikan, dan hal itu tidak pernah terjadi kecuali bagi seorang mukmin : jika ia
mendapat kesenangan, ia bersyukur, makahal itu menjadi kebaikan baginya, dan jika ia
mendapatkan musibah, ia bersabar, maka itu menjadi kebaikan baginya” (HR. Muslim No.
2999)
Sehingga tidak usah stress jika sakit, tidak usah merasa frustasi jika secercah harapan
untuk sembuh tidak kunjung terlihat. Karena orang sabar akan diberikan pahala tanpa batas
sesuai janji Allah SubhanahuwaTa’ala.
“…Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)

2. Bersyukur
Ada dua nikmat yang membuat orang seringkali lupa bersyukur (being greatful),
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihiwa Sallam telah mengingatkan :
“Dua nikmat yang membuat manusia banyak terperdaya olehnya
:nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari No 6412)
Bersyukur tidak hanya cukup dibibir, hanya denga nmengucapkan Alhamdulillah, tanpa
makna yang jelas dan tidak berbekas dalam sanubari. Bersyukur bermakna lebih dalam dari itu,
yaitu perasaan terdalam yang menunjukan rasa terimakasih (gratitude) yang tinggi kepada sang
Khalik atas semua nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Termasuk nikmat masih bisa
merasakan sakit. Sikap bersyukur mampu mempercepat proses penyembuhan seseorang saat
jatuh sakit. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Utah, menunjukan bahwa
sikap bersyukur dapat membangkitkan rasa optimisme, sehingga menambah dayah tahan tubuh

3. Momentum untuk Introspeksi Diri


Setelah muncul sabar dan syukur, maka jadikan sakit menjadi momentum untuk
introspeksi diri. Introspeksi akan menggiring seseorang mengingatkan kesalahan dan perbuatan
maksiat yang selama ini dilakukan. Sehingga muncullah rasa penyesalan dan pertaubatan
kepada Allah.
Setelah itu baru seorang hamba akan kembali kepada Rabb-Nya dan kepada jalan yang
diridhai-Nya. Allah SubhanahuwaTa’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum
kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan,
supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al-An’aam :
42)
Tafsir Ibnu Jarif bahwa “supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri” adalah dengan memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku,
bukan mencintai selain-Ku, dengan caratan dan pasrah kepada-Ku.
4. Menghapus Dosa dan Kesalahan
Setelah mengalami pertarungan secara fisik dan batin ketika sakit, dengan sikap sabar
penuh rasa syukur dan berintrospeksi akan kesalahan, maka ingatlah kepada hadits Rasulullah
Shallallahu ‘AlaihiwaSallam ini..
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan
kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari No 5661 dan
Muslim No 651)
5. Doa Ketika Sakit

Anda mungkin juga menyukai