Anda di halaman 1dari 34

BAB II

KONSEP DASAR
LAPORAN PENDAHULUAN
PROLAPS UTERI
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atau turunnya
uterus melalui dasar panggul atau hiatus genitalis.
Prolapsus uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis
karena kelemahan otot atau fascia yang menyokongnya. Prolapsus uteri lebih sering
ditemukan pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua, dan wanita yang bekerja
berat. Pertolongan persalinan yang tidak terampil seperti memimpin meneran pada saat
pembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan
lemahnya jaringan ikat penyangga vagina, seorang ibu dengan multigravida sehingga
jaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu terjadinya prolaps uteri.
Prolaps uteri terjadi karena kelemahan ligamen endopelvik terutama ligamentum
tranversal dapat dilihat pada nullipara dimana terjadi elangosiokoli disertai prolapsus
uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokel. Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik
pertumbuhannya dan kurang keregangannya. (Wiknjosastro, 2010)
Sistokel adalah turunnya kandung kemih melalui fasia puboservikalis, sehingga
dinding vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Pada
sistokel yang besar akan menarik utero vesical junction dan ujung ureter ke bawah dan
keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan
kerusakan ureter bila tidak dikenal. (Wiknjosastro, 2010)
2. Etiologi
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering,partus dengan penyulit
merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk porolaps yang sudah ada.
Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan belum lengkap, prasat Crede
yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dsb. Jadi tidaklah mengherankan jika
prolapsus genitalis terjadi segera setelah partus atau dalam masa nifas. Asites dan
tumor-tumor di daerah pelvis mempermudah terjadinya prolapsus genetalis. Bila
prolapsus uteri dijumpai pada nullipara, factor penyebabnya adalah kelainan bawaan
berupa kelemahan jaringan penunjang uterus (Wiknjosastro, 2010).
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. Persalinan
yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina
bawah pada kala II, penataksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar
panggul yang tidak baik. Pada Menopause, hormon esterogen telah berkurang
sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah.
Terdapat beberapa  faktor yang dapat menyebabkan prolapsus  antara lain (Hanifa,
2007):
1. Faktor Bawaan
Setengah wanita akan mengalami masalah ini jika dalam keluarga mereka
khususnya ibu, saudara dari ibu, atau nenek mereka mengalami masalah yang
sama. Bagaimana penyakit ini diturunkan tidak diketahui, mungkin bawaan
menentukan kelemahan otot dan ligamen pada peranakan. Kekenduran atau
kelemahan otot ini juga dapat dipengaruhi oleh pola makan dan kesehatan yang
agak rendah dibandingkan dengan mereka yang sehat dan makanannya seimbang
dan tercukupi dari segi semua zat seperti protein dan vitamin.
2. Proses kehamilan dan persalinan
Proses kehamilan dan persalinan memang melemahkan dan melonggarkan otot
dalam badan khususnya ligamen dan otot yang memegang kemaluan dan rahim.
Ini satu hal yang tidak dapat  dihindari tetapi dapat dipulihkan walaupun tidak
seratus persen jika seorang wanita yang melakukan gerak tubuh atau exercise
untuk menguatkan otot-otot disekitar kemaluan dan lantai punggung. Kegiatan
exercise waktu hamil dan setelah persalinan sangat penting untuk mencegah
prolapsus. Oleh karena itu tidak melakukan exercise ini merupakan salah satu
yang menyebabkan kekenduran atau prolapsus uteri.
3. Usia/Menopause
Keadaan menopause atau kekurangan hormon berlaku secara natural yaitu ketika
berumur 50 tahun  keatas, ataupun akibat pembedahan oleh karena penyakit
seperti pengangkatan ovari dapat menyebabkan hormon atau seterusnya dapat
menyebabkan kelemahan otot dan ligamen peranakan. Proses atrofi ligamen dan
otot dalam jangka panjang dapat menyebabkan prolaps. Nyata sekali prolaps yang
parah sering terjadi pada wanita yang berumur 60 tahun keatas akibat kekurangan
hormon karena menopause.  Semakin bertambahnya usia, otot-otot dasar panggul
pun akan semakin melemah.
4. Riwayat persalinan multiparitas ( banyak anak )
Partus yang berulangkali dan terlampau sering dapat menyebabkan kerusakan
otot-otot maupun saraf-saraf panggul sehingga otot besar panggul mengalami 
kelemahan, bila ini terjadi maka organ dalam panggul bisa  mengalami penurunan.
5. Faktor lain yang dapat menyebabkan rahim turun adalah peningkatan tekanan di
perut menahun. Misalnya disebabkan obesitas,batuk berbulan-bulan, adanya
tumor di rongga perut, tumor pelvis, serta konstipasi atau susah buang air besar
berkepanjangan.
3. Klasifikasi
Menurut beratnya dapat dibagi menjadi 3:
Tingkat I : Prolaps vagina (prolaps dinding vagina)
Tingkat II : Prolaps uteri (portio tampak di dalam vulva)
Tingkat III : Prolaps totalis, procidentia (korpus uteri terdapat diluar vulva)
4. Tanda dan Gejala
Menurut Mitayani (2013) Gejala sangat berbeda-beda dan bersifat individual. Kadang
kala penderita yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai keluhan
apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan.
Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai:
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia eksterna
2. Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika penderita berbaring,
keluhan menghilang atau menjadi kurang.
3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:
a. Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, kemudian bila
lebih berat juga pada malam hari
b. Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya
c. Stress incontinence, yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk mengejan.
Kadang- kadang dapat terjadi retensio uriena pada sistokel yang besar sekali.
4. Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi
a. Obstipasi karena faeses berkumpul dalam rongga rektokel
b. Baru dapat defeksi, setelah diadakan tekanan pada rektokel dari vagina.
5. Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:
a. Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita waktu berjalan dan
bekerja. Gesekan porio uteri oleh celana menimbulkan lecet sampai luka dan
dekubitus pada porsio uteri
b. Leukorea karena kongesti  pembuluh darah di daerah serviks, dan karena
infeksi serta luka pada porsio uteri
6. Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan rasapenuh di
vagina
5. Patofisiolgis
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat ,dari yang paling ringan sampai
prolapsus uteri totalis.Terutama akibat persalinan,khususnya persalinan pervagina
yang susah dan terdapatnya kelemahan-kelemahan ligament yang tergolong dalam
fasia endopelviks dan otot-otot serta fasia-fasia dasar panggul.Juga dalam keadaan
tekanan intraabdominal yang meningkat dan kronik akan memudahkan penurunan
uterus,terutama apabila tonus otot-otot mengurang seperti pada penderita dalam
menopause (Mitayani,2013).
Serviks uteri terletak diluar vagina,akan tergeser oleh pakaian wanita tersebut.dan
lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan ulkus dekubitus.Jika fasia di bagian
depan dinding vagina kendor biasanya trauma obstetric,ia akan terdorong oleh
kandung kencing sehingga menyebabkan penonjolan dinding depan vagina kebelakang
yang dinamakan sistokel.Sistokel yang pada mulanya hanya ringan saja,dapat menjadi
besar karena persalinan berikutnya yang kurang lancar,atau yang diselesaikan dalam
penurunan dan menyebabkan urethrokel.Urethrokel harus dibedakan dari divertikulum
urethra.Pada divertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal hanya
dibelakang urethra ada lubang yang membuat kantong antara urethra dan
vagina.kekendoran fasia dibagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetric atau
sebab-sebab lain dapat menyebabkan turunnya rectum kedepan dan menyebabkan
dinding belakang vagina menonjol kelumen vagina yang dinamakan retrokel.Enterokel
adalah hernia dari kavum Douglasi.Dinding vagina bagian belakang turun dan
menonjol ke depan.Kantong hernia ini dapat berisi usus atau omentum
(Mitayani,2013).
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu
1. Urin residu pasca berkemih
2. Kemampuan pengosongan kandung kemih perlu dinilai dengan mengukur volume
berkemih pada saat pasien merasakan kandung kemih yang penuh, kemudian
diikuti dengan pengukuran volume residu urin pasca berkemih dengan kateterisasi
atau ultrasonografi.
3. Skrining infeksi saluran kemih.
4. Pemeriksaan Ultrasonografi
7. Pencegahan
Pemendekan waktu persalinan, terutama kala pengeluaran dan kalau perlu
dilakukan elektif (umpama ekstraksi forceps dengan kepala sudah didasar panggul),
membuat episiotomy, memperbaiki dan mereparasi luka atau kerusakan jalan lahir
dengan baik, memimpin persalinan dengan baik agar dihindarkan penderita meneran
sebelum pembukaan lengkap betul, menghindari paksaan dalam pengeluaran plasenta
(perasat Crade), mengawasi involusi uterus pasca persalinan tetap baik dan cepat, serta
mencegah atau mengobati hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal
seperti batuk-batuk ysng kronik. Menghidari benda-benda yang berat. Dan juga
menganjurkan agar penderita jangan terlalu banyak punya anak atau sering melahirkan
(Wiknjosastro, 2010).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Terdiri dari identitas pasien (nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, diagnosa medis, no
RM dan tanggal masuk rumah sakit). Identitas penanggung jawab/suami
(nama, tanggal lahir/umur pasien, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat).
2. Riwayat Penyakit Sekarang, Dahulu dan Keluarga
a. Riwayat penyakit sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang
telah dilakukan untuk mengatasi keluhan ini.Perasaan adanya suatu benda
yang mengganjal di vagina atau menonjol di genitalia eksterna
b. Riwayat penyakit dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat rasa sakit waktu haid atau
tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hiup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nipas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh pasien.
c. Riwayat penyakit keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan antar
anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, prilaku yang dapat
mempengaruhi kesehatan, perepsi keluarga terhadap penyakit pasien dan
lain-lain.
3. Pengkajian Fisik
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan fisik, yaitu:
a. Pasien dalam posisi telentang pada meja ginekologi dengan posisi litotomi.
b. Pemeriksaan ginekologi umum untuk menilai kondisi patologis lain.
c. Inspeksi vulva dan vagina, untuk menilai:
 Erosi atau ulserasi pada epitel vagina.
 Ulkus yang dicurigai sebagai kanker harus dibiopsi segera, ulkus yang
bukan kanker diobservasi dan dibiopsi bila tidak ada reaksi pada terapi.
 Perlu diperiksa ada tidaknya prolapsusuteri dan penting untuk mengetahui
derajat prolapsusuteri dengan inspeksi terlebih dahulu sebelum
dimasukkan inspekulum.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu
a. Urin residu pasca berkemih
b. Kemampuan pengosongan kandung kemih perlu dinilai dengan mengukur
volume berkemih pada saat pasien merasakan kandung kemih yang penuh,
kemudian diikuti dengan pengukuran volume residu urin pasca berkemih
dengan kateterisasi atau ultrasonografi.
c. Skrining infeksi saluran kemih.
d. Pemeriksaan Ultrasonografi
B. Pathways

- Partus berulang
- Partus dengan penyulit Peningkatan tekanan intra abdomen
- Meneran sebelum pembukaan
lengkap
- Laserasi dinding vagina bawah
- Pengeluaran plasenta secara
paksa
- Menopause Hormon estrogen berkurang

Kelemahan ligament endopelvic dan otot-otot dasar panggul

Seluruh uterus keluar dari


Prolaps uteri
vagina/prosidensia

Cervic uteri keluar Nyeri akut


dari introitus vagina

Terjadi gesekkan fisik


Risiko
(celana dengan uteri
infeksi
dan kursi

Dekubitus
Ansietas

Gangguan
integritas kulit

Kurang terpapar informasi

Defisit
pengetahuan
C. Diagnosa Keperwatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
tampak meringis
2. Risiko infeksi ditandai dengan penyakit kronis
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri ditandai dengan gelisah
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan klien tidak mengetahui penyakit yang dialami
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban ditandai dengan
kerusakan jaringan/lapisan kulit
D. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tidakan Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan agen pencedera keperawatan selama x24 jam Tindakan
fisiologis ditandai dengan maka tingkat nyeri menurun. Observasi
tampak meringis Dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Keluhan nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
menurun intensitas nyeri
2. Meringis menurun - Identifikasi skala nyeri
3. Sikap protektif - Identifikasi respon nyeri non verbal
menurun - Identifikasi faktor yang
4. Gelisah menurun memperberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresure, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat atau
dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Risiko infeksi ditandai Setelah dilakukan tidakan Pencegahan Infeksi (I.14539)
dengan penyakit kronis keperawatan selama x24 jam Tindakan
maka tingkat infeksi Observasi
menurun dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala infeksi
hasil : lokal dan sistematik
1. Demam menurun Terapeutik
2. Kemerahan menurun - Batasi jumlah pengunjung
3. Nyeri menurun - Berikan perawatan kulit pada area
4. Bengkak menurun edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka dan luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tidakan Reduksi Ansietas (I.09134)
dengan ancaman konsep keperawatan selama x24 jam Tindakan
diri ditandai dengan maka tingkap ansietas Observasi
gelisah menurun : - Identifikasi saat tingkat ansietas
1. Verballisasi khawatir berubah (mis. kondisi, waktu,
akibat kondisi yang stressor)
dihadapi menurun - Identifikasi kemampuan
2. Perilaku gelisah menurun mengambil keputusan
3. Perilaku tegang menurun - Monitor tanda-tanda ansietas
4. Frekuensi pernapasan (verbal dan nonverbal)
membaik Terapeutik
5. Frekuensi nadi membaik - Ciptakan suasana terapeutik untuk
6. Tekanan darah membaik menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, Jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengelihatan untuk
mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
4. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tidakan Edukasi Kesehatan (I.12383)
berhubungan dengan keperawatan selama x24 jam Tindakan
kurang terpapar informasi maka tingkat pengetahuan Observasi
ditandai dengan klien tidak meningkat - Identifikasi kesiapan dan
mengetahui penyakit yang dengan kriteria hasil : kemampuan menerima informasi
dialami 1. Perilaku sesuai anjuran - Identifikasi faktor-faktor yang
meningkat dapat meningkatkan dan
2. Verbalisasi minat dalam menurunkan motivasi perilaku
belajar meningkat hidup bersih dan sehat
3. Kemampuan Terapeutik
menjelaskan - Sediakan materi dan media
pengetahuan tentang pendidikan kesehatan
suatu topik meningkat - Jadwalkan pendidikan kesehatan
4. Perilaku sesuai dengan sesuai kesepakatan
pengetahuan meningkat - Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
5. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tidakan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
berhubungan dengan keperawatan selama x24 jam Tindakan
kelembaban ditandai maka integritas kulit dan Observasi
dengan kerusakan jaringan meningkat dengan - Identifikasi penyebab gangguan
jaringan/lapisan kulit kriteria hasil : integritas kulit (mis. perubahan
1. Kerusakan jaringan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
menurun penurunan kelembaban, suhu
2. Kerusakan lapisan kulit lingkungan ekstrem, penggunaan
menurun mobilitas)
3. Nyeri menurun Terapiutik
4. Perdarahan menurun - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
5. Kemerahan menurun baring
- Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
- Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama periode
diare
- Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada kulit
kering
- Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif
- Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. lotion, serum)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
- Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
- Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada di luar
rumah
- Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
DAFTAR PUSTAKA

Hanifa Wiknjsastro, 2010, Ilmu Kandungan, cetak 6 Jakarta PT. Bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Jakarta : DPP PPNI


BAB III
RESUME KEPERAWATAN PADA NY. RL DENGAN DIAGNOSA MEDIS
PROLAPS UTERI
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. Rl
2. Umur : 70 Tahun
3. Alamat : Dulamayo, Bongomeme
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Gorontalo
6. Status Perkawinan : Cerai mati
7. Pekerjaan : IRT
8. Pendidikan : SD
9. Status Obstetri : G0P7A2
B. Keluhan Utama : Nyeri Perut

C. Riwayat Keluhan Utama : Klien masuk tanggal 19.10.2022 Pukul 11.30 wita
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, keluhan dirasakan sejak ± 3 tahun. Klien
memiliki riwayat partus berulang
P : Nyeri perut disebabkan karena penurunan rahim (peranakan)
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri dirasakan diarea perut bawah
S : Skala Nyeri 7 (Sedang)
T : Nyeri dirasakan ±15 menit, nyeri dirasakan hilang timbul
D. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pada saat dilakukan pengkajian 19.10.2022 Pukul
11.30 wita, klien mengeluh nyeri perut bagian bawah, klien tampak meringis, keluhan
dirasakan sejak ± 3 tahun. Klien memiliki riwayat partus berulang, Klien mengatakan
pernah abortus 2 kali. Klien harus dibantu dalam melakukan aktivitas, klien juga
mengatakan bengkak diarea vagina dan ada yang keluar dari vagina. Klien merasa
khawatir dengan kondisi yang dialami, klien juga tidak mengetahui tentang penyakit
yang dialami, klien nampak gelisah. Tekanan darah 160/90 mmHg, Frekuensi nadi
84x/menit, Frekuensi napas 22x/menit, Suhu tubuh 36,5˚C.
P : Nyeri perut disebabkan karena penurunan rahim (peranakan)
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri dirasakan diarea perut bawah
S : Skala Nyeri 7 (Sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul, Nyeri dirasakan ± 15 menit

E. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

X : Meninggal

------ : Tinggal serumah

G1: orang tua klien sudah meninggal karena faktor usia dan memiliki riwayat hipertensi dan
Diabetes Melitus
G2: klien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus dan mengalami prolaps uteri.
Suami klien sudah meninggal dan memiliki tujuh orang anak
G3: ketujuh anak klien masih dalam keadaan sehat. Klien tinggal bersama 3 orang anaknya

F. Riwayat Obstetri
Kehamilan Gangguang Cara Masalah Penolong Masalah Masalah Keadaan
Ke- Kehamilan Persalinan Persalinan Persalinan Nifas Bayi Anak
Pertama Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat

Kedua Hipertensi Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat

Ketiga Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat
Keempat Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat

Kelima Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat

Keenam Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat

Ketujuh Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak ada Tidak ada Sehat

G. Riwayat Menstruasi
1. Manarche Usia : 12 Tahun
2. Siklus Menstruasi: 28 Hari hari, lama menstruasi : 3-5 hari
3. Adakah keluhan nyeri haid ? jika ya bagaimana cara mengatasinya : klien tidak
mendapat haid. Klien mengatakan saat masih menstruasi klien sering sakit perut
4. Banyaknya : kurang lebih 150cc
H. Keluarga Berencana
1. Jumlah anak yang direncanakan : 7 anak
2. Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan : klien tidak menggunakan kontasepsi

No Jenis Kontrasepsi Lama Penggunaan Keluhan Alasan ganti

3. Adakah gangguang atau masalah dengan kontrasepsi tersebut, bila ada bagaimana
cara mengatasisnya.
4. Kebutuhan Dasar Khusus :
1. Oksigenasi: Klien tidak menggunakan alat bantu pernapasan. Frekuensi pernapasan
22x/ menit
2. Nutrisi: Klien makan 3x1, Klien makan nasi dan lauk pauk
3. Cairan: Klien membatasi minumnya karena klien takut buang air kecil perut dan
vaginanya akan terasa sakit
4. Eliminasi: Klien mengatakan sejak kurang lebih satu minggu klien belum BAB
karena klien merasa takut rahimnya akan turun. Klien BAK satu kali sehari, klien
mengeluh sakit area vaginanya saat buang air kecil karena klien merasa takut
rahimnya akan turun
5. Kenyamanan: Klien mengatakan nyeri pada area perut dan vagina. Sehingga klien
tidak merasa nyaman dan memerlukan bantuan jika melakukan aktivitas. Klien juga
merasa khawatir dengan kondisinya.
6. Pengetahuan: Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya

I. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


1. Antropometri
TB : 156 cm
BB Sebelum sakit : 55 kg
BB Saat ini : 50 kg
Lingkar Lengan : 25 cm
2. Tanda Vital : Tekanan Darah: 160/90 mmhg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 22 x/ menit
Suhu :36,5 0C
Kepala
Inspeksi : Rambut klien nampak beruban, tidak berketombe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kepala
Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikretik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata
Hidung
Inspeksi : Tampak simetris, penciuman baik
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada mata
Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran baik
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga
leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada leher
Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat denyut jantung apeks
Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS 3 dan 4
Perkusi : Terdapat bunyi pekak
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Terdengar bunyi sonor
Auskultasi : Tidak ada napas tambahan
Payudara : Tidak terdapat luka, simetris kiri dan kanan
Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada luka
Auskultasi : Bising usus 20 x/ menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan di area bawah perut
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Perianal : Tidak terdapat masalah
Anus : Tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas : Tidak terdapat edema, kekuatan otot 5555 5555
5555 5555

Kulit, Kuku : Kulit klien nampak sawo matang, kuku bersih


Refleks Patella: Refleks patella (+)

Pengkajian Psikososial
1. Penerimaan Ibu terhadap penyakitnya: Klien mengatakan khawatir dengan keadaannya
sekarang ini
2. Dukungan Keluarga: Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarganya terutama
anak-anaknya
3. Upaya keluarga dalam menyiapkan kebutuhan terhadap perubahan peran ibu: : Keluarga
sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan ibu sehari-hari yang diperlukan
4. Bagaimana perasaan ibu dengan perubahan peran karena proses penyakit dan
hospitalisasi: Klien mengatakan berusaha untuk menjalani perannya sebagai ibu rumah
tangga dan anak klien yang pertama selalu membantu klien dalam kesehariannya
J. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium: 17 Oktober 2022

Hasil Usg: 19 Oktober 2022


Kesan:
1. Prolaps uteri grade IV
2. Sistokel grade III
3. Revatio grade III
K. Therapy (Oral, Injeksi, Kemotherapy, dll)
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi
1 Ivfd Rl 20 tpm Sebagai pengganti cairan Riwayat alergi atau
ekstrasel yang hilang atau hipersensitivitas terhadap
mengatasi dehidrasi semua kandungan RL yaitu
isotonik natrium, klorida,kalium,
kalsium dan laktat
2 Injeksi Ceftriaxone 2x1/IV Untuk mengatasi infeksi Riwayat hipersensitivitas
bakteri gram negatif terhadap obat ini atau
maupun gram positif golongan sefalosporin lainnya
3 Injeksi Ranitidin 2x1/IV Untuk tukak lambung, Alergi terhadap obat ini atau
tukak duodenum, refluk sediaannya
esofagitis, dyspepsia
episodik kronis
4 Spasmolit 2x10 mg/PO Digunakan untuk Jangan digunakan oleh
gangguan spesifik pada mastenia gravis, megakolon
saluran cerna, kandung
empedu, saluran kemih
dan saluran kelamin
wanita
5 Amlodipin 10 mg Untuk mengatasi tekanan Hipersensitivitas terhadap
darah tinggi obat ini
L. Penyimpangan KDM
Diagnosa Medis : Prolaps Uteri

Peningkatan tekanan intra abdomen


- Partus berulang
- Menopause

Hormon estrogen berkurang

Kelemahan ligamen endopelvic


dan otot-otot dasar panggul

Prolaps Uteri

Seluruh uterus keluar dari vagina Klien merasa khawatir dengan


keadaannya

NYERI KRONIS
ANSIETAS

Seluruh uterus keluar dari vagina

Area vagina bengkak

RISIKO INFEKSI

Klien tidak mengetahui penyakitnya

Klien bertanya tentang penyakitnya

DEFISIT
PENGETAHUAN
M. Pengelompokan Data berdasarkan Gangguan Kebutuhan
1. Gangguan Kebutuhan Nyeri dan Kenyamanan
Data subjektif : - Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah
Data objektif :
- Klien tampak meringis
P : Nyeri perut disebabkan karena penurunan rahim (peranakan)
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri dirasakan diarea perut bawah
S : Skala Nyeri 7 (Sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul, Nyeri dirasakan ± 15 menit
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
2. Gangguan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi
Data subjektif: - Klien mengatakan bengkak pada area vagina dan ada yang keluar
dari vagina
Data Objektif:
- Nampak uteri keluar dari vagina
- Klien nampak lemah
3. Gangguan Kebutuhan Psikologi
Data subjektif : - klien mengatakan merasa khawatir dengan keadaannya
Data Objektif :
- Klien tampak gelisah
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
4. Gangguan Kebutuhan Penyuluhan dan Pembelajaran
Data subjektif: -
- Klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita
- Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
Data objektif:
- Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
Suhu tubuh 36,5˚C.
N. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
tampak meringis
Data subjektif : - Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah
Data objektif :
- Klien tampak meringis
P : Nyeri perut disebabkan karena penurunan rahim (peranakan)
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk- tusuk
R : Nyeri dirasakan diarea perut bawah
S : Skala Nyeri 7 (Sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul, Nyeri dirasakan ± 15 menit
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
2. Risiko infeksi ditandai dengan Pemyakit kronis (Prolaps Uteri)
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri ditandai dengan gelisah
Data subjektif : - klien mengatakan merasa khawatir dengan keadaannya
Data Objektif :
- Klien tampak gelisah
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan klien tidak mengetahui tentang penyakitnya
Data subjektif: -
- Klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita
- Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
Data objektif:
- Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Ny. RL Ruangan : Poli Kebidanan

No RM :

No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


1. Nyeri Kronis berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
selamat 1x1 jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
pencedera fisiologis ditandai dengan
menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
tampak meringis 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
Data subjektif : - Klien mengeluh nyeri Terapeutik
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
perut bagian bawah Edukasi
Data objektif : 4. Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
5. Ajarkan tekhnik nan farmakologi untuk
- Klien tampak meringis mengurangi rasa nyeri
P : Nyeri perut disebabkan karena Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
penurunan rahim (peranakan)
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk
R : Nyeri dirasakan diarea perut bawah
S : Skala Nyeri 7 (Sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang timbul,
Nyeri dirasakan ± 15 menit
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.

2. Risiko infeksi ditandai dengan Pemyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi
kronis (Prolaps Uteri) selamat 1x1 jam diharapkan tingkat infeksi Observasi
menurun dengan kriteria hasil : 1. Monitor Tanda dan gejala infeksi
1. Nyeri menurun Terapeutik
2. Bengkak menurun 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi
3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas
selamat 1x1 jam diharapkan tingkat Observasi
konsep diri ditandai dengan gelisah
ansietas menurun dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Data subjektif : - klien mengatakan 1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi Terapeutik
yang dihadapi menrun 2. Cipatakan suasana terapeutik untuk
merasa khawatir dengan keadaannya
2. Perilaku gelisah menurun menumbuhkan kepercayaan
Data Objektif : Edukasi
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Klien tampak gelisah
4. Latih tekhnik relaksasi
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
4. Defisit pengetahuan pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan
selamat 1x1 jam diharapkan tingkat Observasi
berhubungan dengan berhubungan
penegetahuan meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi kemampuan dan mampu
dengan kurang terpapar informasi hasil : menerima informasi
1. Kemampuan menjelaskan suatu topik Terapeutik
ditandai dengan klien tidak mengetahui
meningkat 2. Berikan kesempatan untuk bertanya
tentang penyakitnya 2. Pertanyaan tentang masalah yang Edukasi
dihadapi menurun 3. Jelaskan faktor yang memepengaruhi
Data subjektif: -
kesehatan
- Klien mengatakan tidak mengetahui
penyakit yang diderita
- Klien bertanya-tanya tentang
penyakitnya
Data objektif:
- Menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah
- Tanda-tanda vital
- Tekanan darah 160/90 mmHg
- Frekuensi nadi 84x/menit
- Frekuensi napas 22x/menit
- Suhu tubuh 36,5˚C.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial Pasien : Ny. RL Ruangan : Poli Kebidanan

No RM :

No Diagnosa Keperawatan Tanggal/Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan


1. Nyeri kronis 19.10. 2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 12.00
11.32 frekuensi, kualitas, intensitas nyer S:
Hasil : Nyeri dirasakan diarea perut, nyeri - Klien mengatakan masih merasa
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri nyeri pada bagian perut
dirasakan ±15 menit - Klien mengatakan masih
11.33 2. Mengidentifikasi skala nyeri membutuhkan bantuan untuk
Hasil : Skala nyeri 7 (Sedang) beraktivitas
11.34 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur O:
Hasil : Klien dianjurkan untuk banyak istirahat - Klien nampak meringis
dan menganjurkan keluarga untuk menemani - Skala nyeri 7
11.35 klien - Tekanan darah : 160/90 mmHg
4. Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri - Frekuensi nadi : 84x/menit
Hasil : Menjelaskan kepada klien untuk - Frekuensi napas : 22x/menit
mengontrol aktivitas agar tidak menimbulkan
- Suhu tubuh : 36,5˚c
11.36 nyeri
A : Masalah Nyeri kronis belum
5. Mengajarkan tekhnik non farmakologis untuk
teratasi
mengurangi rasa nyeri
P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Klien diajarkan untuk tekhnik relaksasi
11.37 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
napas dalam
durasi, frekuensi, kualitas,
6. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik
intensitas nyeri
Hasil : terapi Spasmolit 2x10 mg/PO
2. Identifikasi skala nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Jelaskan penyebab dan pemicu
nyeri
5. Ajarkan tekhnik nan farmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
6. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2. Risiko infeksi 19.10.2022 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi 12.00


11.35 Hasil : Terdapat tanda dan gejala infeksi yakni S : Klien mengatakan bengkak pada
bengkak pada area vagina area vagina dan ada yang keluar dari
11.36 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak vagina
dengan pasien dan lingkungan pasien O:
Hasil : Petugas mencuci tangan sebelum dan - Nampak bengkak pada area
sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan vagina
pasien - Klien nampak lemah
11.37 3. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi A : Masalah risiko infeksi belum
Hasil : Klien dijelaskan tanda dan gejala teratasi
infeksi dan klien sudah mengetahui tanda dan P : Lanjutkan intervensi
gejala infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala
infeksi
2. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
3. Ansietas 19.10.2022 1. Mengidentifiksi saat tingkat ansietas berubah 12.00
11.33 Hasil : Klien masih merasa khawatir dengan S : - Klien mengatakan sedikit tenang
kondisi yang dialami O : - Klien tampak tenang
11.34 2. Menciptakan suasana terapeutik untuk A : Masalah ansietas teratasi
menumbuhkan keperayaan P : Pertahankan ontervensi
Hasil : Pemeriksa menciptakan suasana yang
nyaman agar klien dapat berkomunikasi dan
percaya kepada pemeriksa
11.35 3. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
Hasil : dengan kondisi klien sudah lanjut usia,
keluarga klien dianjurkan untuk selalu
disamping klien dalam membantu aktivitas
11.36 klien
4. Melatih tekhnik relaksasi
Hasil : Klien diajarkan untuk tekhnik relaksasi
napas dalam
4. Defisit pengetahuan 19.10.2022 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan 12.00
11.33 menerima informasi S : Klien mengatakan sudah paham
Hasil : Klien dan keluarga siap menerima tentang penyakit yang diderita
informasi dan mampu menerima informasi O : Klien nampak sudah memahami
dengan baik terkait informasi mengenai penyakit
11.35 2. Memberikan kesempatan untuk bertanya yang yang diderita
Hasil : Klien bertanya tentang penyakit ini A : Masalah defisit pengetahuan
apakah tidak membahayakan dirinya teratasi
11.36 3. Menjelaskan faktor yang dapat mempengaruhi P : Pertahankan intervensi
kesehatan
Hasil : Klien dan keluarga sudah memahami
terkait informasi penyakit yang dijelaskan

Anda mungkin juga menyukai