Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENTINGNYA MEMBANGUN KEMANDIRIAN ODGJ DIRUMAH


DI POLIKLINIK JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

Dosen Pembimbing :

Ns. Sulastri, M.Kep., Sp.Jiwa

Disusun oleh :

1. Deris Julizar 2014301051


2. Dhita Imaniar 2014301053
3. J Tri Agustina 2014301063
4. Kharina Nasywa 2014301065
5. Lantika Febriani 2014301067
6. Linda Ria Ananta 2014301068
7. Maila Wulandari 2014301070
8. Muhamad Akbar 2014301072
9. Nabilla Tasyania 2014301074
10. Putri Oktarina A 2014301081
11. Ranu Dwi Sam Aditya 2014301084
12. Riska Oktafiana 2014301086
13. Tegar Abilah 2014301090
14. Trisantya 2014301092
15. Zulnisa W 2014301097

Tingkat III Reguler 2

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pentingnya Membangun Kemandirian ODGJ Di Rumah


Bahasan : Pentingnya Membangun Kemandirian ODGJ Di Rumah
Sasaran : Keluarga Dan Pasien Yang Mengalami Gangguan Jiwa Di Poliklinik
Jiwa RSJ Provinsi Lampung

Hari/Tanggal : Selasa / 15 - 11 - 2022

Waktu : 07.30 – 08.10 WIB

Tempat : Poliklinik Jiwa RSJ Provinsi Lampung

A. LATAR BELAKANG
Kemandirian adalah kesiapan dan kemampuan seseorang untuk mengurangi diri sendiri
dalam semua aspek kehidupan yang di tandai dengan pengambilan inisiatif mencoba
mengatasi rintangan yang dihadapi, mencoba mengerjakan sendiri tugas tugas dengan rutin,
mencpba mengerjakan perilaku menuju kesempurnaan dan mendapatkan kepuasann dari hasil
kerjanya (muhit A; 2015)

Bagi ODGJ kembali mampu menegerjakan aktifitas sehari hari tanpa bantuan keluarga yg
terlalu banyak dan mampu melakukannya dengan inisiatif dan motivasi sendiri saja sudah
merupakan kemandirian.

Namun dengan semakin ditingkatkannya akses dan kualitas pelayanan Kesehatan jiwa
termasuk ketersediaan obat yg baik, maka diharapkan ODGJ dapat mencapai pemulihan
sebaik mungkin sehingga dapat kembali bekerja atau berwirausaha agara mandiri juga secara
ekonomi.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Klien dan keluarga dengan masalah gangguan jiwa secara umum seperti halusinasi,
skizofrenia, waham, ilusi dan perilaku kekerasan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, keluarga diharapkan mampu


mmemahami pentingnya membangun kemandirian pasien odgj dirumah

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu :

a) Menjelaskan pengertian gangguan jiwa


b) Menyebutkan penyebab gangguan jiwa
c) Menyebutkan dampak gangguan jiwa
d) Menjelaskan pentingnya membangun kemandirian pasien odgj dirumah

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta


1. Pembukaan 5 menit  Salam pembuka  Menjawab
salam
 Perkenalan  Menyimak
perkenalan

 Menyampaikan
 Menyimak
tujuan penyuluhan
tujuan yang
disampaikan
penyuluh
 Kontrak waktu  Mendengarkan
kontrak waktu
 Menjelaskan tata  Mendengarkan
tertib tata tertib
2. Apersepsi 5 menit  Menanyakan  Menjawab
tentang pengertian pertanyaan dari
Gangguan Jiwa penyuluh
3. Penyampaian 10 menit  Menyampaikan  Menyimak,
materi materi secara garis mendengarkan
besar pengertian materi
gangguan jiwa
 Menyampaikan
materi penyebab
gangguan jiwa
 Menyampaikan
dampak gangguan
jiwa
 Peran keluarga
dalam merawat
pasien gangguan
jiwa dirumah

4. Penutup 10 menit  Melakukan tanya  Bertanya/


jawab menjawab
pertanyaan
 Evaluasi dan penyuluh
menyimpulkan  Menjelaskan
materi singkat inti dari
materi

 Salam penutup
 Menjawab
salam penutup
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Presentasi power point
2. Leaflet

G. SETTING TEMPAT
1. Peserta (keluarga) duduk di kursi tunggu
2. Penyaji berdiri di depannya.

H. MATERI
(Terlampir)

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
a. Materi sesuai dengan tujuan
b. Ruangan yang dipakai kondusif
c. Sarana prasarana berfungsi dengan baik
d. Petugas memadai jumlah dan kemampuan
2. Evaluasi proses :
a. Klien hadir dan dapat mengikuti sampai akhir
b. Klien aktif dalam penyuluhan
c. Penyuluh atau mahasiswa dapat melakukan tugas sesuai dengan rencana
d. Suasana kegiatan kondusif dan sesuai dengan yang diharapkan
3. Evaluasi hasil :
Klien dapat menjelaskan tentang materi yang diberikan oleh penyuluh.
Lampiran 1

Landasan Teori

A. Pengertian Gangguan Jiwa

Merupakan sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang yang secara klinik
cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau
gangguan didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai
tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi perilaku,
psikologik atau biologik, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak didalam
hubungan antara orang dengan masyarakat.(Maramis, WF. 1998).

Gangguan jiwa adalah gangguan dalam : cara berpikir (cognitive), kemauan


(volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat
dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak
normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental (anindya, 2009).

Gangguan Jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologik atau mentalnya kurang
berfungsi dengan baik sehingga mengganggunya dalam fungsi sehari-hari. Gangguan
ini sering juga disebut sebagai gangguan psikiatri atau gangguan mental dan dalam
masyarakat umum kadang disebut sebagai gangguan saraf.

Gangguan jiwa yang dialami oleh seseorang bisa memiliki bermacammacam gejala,
baik yang tampak jelas maupun yang hanya terdapat dalam pikirannya. Mulai dari
perilaku menghindar dari lingkungan, tidak mau berhubungan/berbicara dengan orang
lain dan tidak mau makan hingga yang mengamuk dengan tanpa sebab yang jelas.
Mulai dari yang diam saja hingga yang berbicara dengan tidak jelas. Dan adapula
yang dapat diajak bicara hingga yang tidak perhatian sama sekali dengan
lingkungannya.

B. Penyebab Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur
kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan
sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis, 1998).

Gangguan jiwa bukanlah suatu keadaan yang mudah untuk ditentukan penyebabnya.
Banyak faktor yang saling berkaitan yang dapat menimbulkan gangguan jiwa pada
seseorang. Faktor kejiwaan (kepribadian), pola pikir dan kemampuan untuk mengatasi
masalah, adanya gangguan otak, adanya gangguan bicara, adanya kondisi salah asuh,
tidak diterima dimasyarakat, serta adanya masalah dan kegagalan dalam kehidupan
mungkin menjadi faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya gangguan jiwa.
Faktor-faktor diatas tidaklah dapat berdiri sendiri; tetapi dapat menjadi satu kesatuan
yang secara bersama-sama menimbulkan gangguan jiwa.

Karena banyak sekali faktor yang dapat mencetuskan gangguan jiwa; maka petugas
kesehatan kadangkala tidak dapat dengan mudah menemukan penyebab dan
mengatasi masalah yang dialami oleh pasien.

Disamping itu tenaga kesehatan sangat memerlukan sekali bantuan dari keluarga dan
masyarakat untuk mencapai keadaan sehat jiwa yang optimal bagi pasien.

C. Dampak Gangguan Jiwa

Adanya gangguan jiwa pada seorang pasien dapat menimbulkan berbagai kondisi
antara lain :

1. Gangguan Aktivitas Hidup Sehari-hari


Adanya gangguan jiwa pada seseorang dapat mempengaruhi kemampuan orang
tersebut dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti kemampuan untuk merawat
diri: mandi, berpakaian, merapikan rambut dan sebagainya; atau berkurangnya
kemampuan dan kemauan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya; seperti tidak mau
makan, minum, buang air (berak dan kencing) serta diam dengan sedikit gerakan.
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut; maka akhirnya dapat juga menimbulkan
penyakit fisik seperti kelaparan dan kurang gizi, sakit infeksi saluran pencernaan dan
pernafasan serta adanya penyakit kulit; atau timbul penyakit yang lainnya.

2. Gangguan Hubungan Interpersonal


Disamping berkurangnya kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari; seorang pasien gangguan jiwa juga kadang mengalami penurunan
kemampuan melakukan hubungan (komunikasi) dengan orag lain. Pasien mungkin
tidak mau berbicara, tidak mau menapat orang lain atau menghindar dan
memberontak manakala didekati orang lain. Disamping itu mungkin juag pasien tidak
mau membicarakan dengan terangterangan apa yang difikirkannya.

3. Gangguan Peran/Sosial
Dengan adanya gangguan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan
berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain; maka tentu saja berakibat
pada terganggunya peran dalam kehidupan; baik dalam pekerjaannya sehari-hari,
dalam kegiatan pendidikan, peran dalam keluarga (sebagai ayah, ibu, anak) dan peran
dalam kehidupan sosial yang lebih luas (dalam masyarakat).

Berbagai keadaan yang timbul akibat gangguan jiwa akhirnya dapat merugikan
kepentingan keluarga, kelompok dan masyarakat; sehingga peran serta aktif dari
seluruh unsur masyarakat sangat diperlukan dalam mengatasi gangguan jiwa.
D. Pentingnya Membangun Kemandirian Pasien ODGJ dirumah

Dengan pengobatan yg rutin, ODGJ dapat pulih dan mampu bekerja atau
berwirausaha atau paling tidak dapat membantu pekerjaan di rumah, contohnya:

1. Bekerja sesuai bidangnya seperti membuka tempat jahit, menjual baju, ternak
burung, membuka bengkel dan pekerjaan positip lainnya.
2. Membantu membuat kue atau masakan
3. Menanam atau merawat kebun belakang rumah
4. Melakukan kegiatan positif di masysrakat seperti, mengikuti kegiatan sholat
berjamaah dan mengikuti gotong royong.
5. Menanam tanaman hydrophonik
DAFTAR PUSTAKA

Mumith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta:


Andi. Direja, A. H. S., (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa

Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University.

Widodo .2003.Gangguan-Gangguan Kejiwaan.jakarta;Rajawali

Anda mungkin juga menyukai