Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ACTIVITY DAILY LIVING : KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


DI RUANG TETA RS JIWA DAERAH JAMBI

Topik : Activity Daily Living : Kebersihan Gigi Dan Mulut


Judul : “Peningkatan Pengetahuan Klien Mengenai
Kebersihan Gigi Dan Mulut”
Hari/Tanggal : Senin, 14 Februari 2021
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Ruang Teta RS Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Sasaran : Pasien dengan gangguan jiwa di Ruang Teta RS
Jiwa Daerah Provinsi Jambi
Sub Topik :
1. Definisi kebersihan mulut dan gigi
2. Dampak dan penyebab masalah kebersihan gigi
dan mulut
3. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
4. Cara membersihkan gigi dan mulut yang benar
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu sindroma atau pola psikologis yang
ditunjukkan dengan perubahan perilaku yang etiologinya dikarenakan dari
berbagai macam penyebab sebagai faktor predisposisi diantaranyaa faktor genetik
atau bawaan lahir riwayat keluarga yang memiliki gangguan jiwa, stres berat,
pernah mengalami kejadian traumatis, misalnya menjadi korban pelecehan atau
kekerasan, penggunaan obat-obatan terlarang dan konsumsi minuman beralkohol
berlebihan, kondisi medis tertentu, misalnya cedera otak berat, stroke, dan
gangguan tiroid (Madalise, Bidjuni, & Wowiling, 2015).
Gangguan jiwa menyebabkan adanya distress atau disabilitas pada
penderitanya. Faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa Akibat distress tersebut
menyebabkan penderitanya tidak mampu menilai dan melihat kenyataan yang
dialami pada dirinya, mengakibatkan hilangnya kontrol diri sehingga mengganggu
orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri Tanda dan gejala gangguan
jiwa berupa perubahan kepribadian, perubahan suasana hati (mood), gangguan tidur,
kesulitan berpikir, melibatkan diri pada hal yang berbahaya (Madalise, Bidjuni, &
Wowiling, 2015).
Berdasarkan data dari WHO, 2017 jumlah penderita gangguan jiwa di
dunia berjumlah sekitar 450 juta jiwa. Berdasarkan Riskesdas 2018 di Indonesia
kasus gangguan jiwa sudah menempati sebanyak 9.162.886 kasus atau sekitar
3,7% dari populasi. Gangguan jiwa tersebut sudah dimulai sejak usia 15 tahun
dengan prevalensi 6,2%. Tingkat prevalensi gangguan jiwa tertinggi berada pada
usia 75 tahun keatas, sehingga semakin meningkat usia seseorang peluang
menderita gangguan jiwa semakin besar. Badan Pusat Statistik mengungkapkan
bahwa jumlah kasus pasien rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi tahun 2017 dengan jumlah 7444 kasus. Pada saat ini tahun 2021 pada
rentang bulan januari hingga februari didapatkan jumlah kasus di ruang teta dan
epsilon sekitar 50 kasus (Riskesdas, 2018).
Sebanyak 70 % klien dengan gangguan jiwa yang datang ke RSJ dengan
kondisi tidak terawat atau mengalami gangguan perawatan diri.Kondisi klien
datang dengan pakaian yang kumal, tubuh yang bau, rambut kumal dan adanya
kerusakan kulit, kondisi mulut dan gigi yang tidak bersih. Dampak yang sering
timbul pada masalah personal hygiene yaitu dampak fiisk dan psikososial.
Dampak fisik seperti gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Dampak
psikososial yaitu gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Livana, 2018).
Kurangnya keperawatan diri hampir sebagaian besar di alami oleh setiap
pasien dengan gangguan jiwa, sehingga perlunya penekanan pada asuhan
keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Defisit perawatan diri merupakan
suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian,
makan, BAK/BAB (Laili, Rochmawati, 2014).
Kurangnya perawatan diri yang di alami pasien gangguan jiwa adalah
kurangnya keperawatan diri seperti perawatan kebersihan gigi dan mulut yang
merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian tambahan dari sistem
pernapasan. menjaga higiene mulut merupakan aspek yang sangat penting dalam
perawatan. Higiene mulut akan menjaga mulut, gigi, gusi dan bibir (Madalise,
Bidjuni, & Wowiling, 2015).
Pasien gangguan jiwa memerlukan dukungan dan bimbingan keluarga dan
orang lain. Agar pasien gangguan jiwa dapat merawat diri secara mandiri dan
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu tujuan untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia
yang meliputi pengetahuan, sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan
tujuan hidup sehat baik secara kelompok, dan individu (Pangastiti, & Rahardjo,
2011).

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan
sasaran penyuluhan mengetahui tata cara merawat kebersihan mulut dan
gigi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan mampu:
1) Definisi kebersihan mulut dan gigi
2) Dampak dan penyebab masalah kebersihan gigi dan mulut
3) Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
4) Cara membersihkan gigi dan mulut yang benar

C. Tempat
Ruang teta RS Jiwa Daerah Provinsi Jambi

D. Sasaran
Pasien dengan gangguan jiwa di Ruang Teta RS Jiwa Daerah Provinsi Jambi
berjumlah 5 orang.

E. Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
.
1. 2 menit Pendahuluan
- Moderator memberikan salam - Sasaran membalas
kepada sasaran. salam dari
moderator.
- Moderator menjelaskan topik - Sasaran menyimak.
penyuluhan.
- Moderator memperkenalkan - Sasaran menyimak.
kelompok kepada sasaran.
- Moderator menjelaskan tujuan - Sasaran menyimak.
penyuluhan.
- Moderator menjelaskan waktu - Sasaran menyimak.
pelaksanaan.
2. 40 menit Penyampaian Materi
(30 menit - Penyaji menggali sedikit informasi - Sasaran
materi, 10 pada sasaran mengenai kebersihan mengeksplorasi apa
menit gigi dan mulut. yang mereka
tanya ketahui tentang
jawab) kesehatan
lingkungan.

- Penyaji menjelaskan materi - Sasaran


mengenai : memperhatikan
penjelasan dan
Tanya Jawab mencermati materi.
- Moderator membuka sesi tanya - Sasaran
jawab. mengajukan
pertanyaan.
- Penyelenggara penyuluhan - Sasaran
menjawab pertanyaan sasaran. memperhatikan
jawaban yang
diberikan.
3. 3 menit Penutup
- Moderator melakukan evaluasi - Sasaran menjawab
dengan memberikan beberapa pertanyaan evaluasi
pertanyaan
- Moderator menyimpulkan hasil - Sasaran menyimak
penyuluhan. kesimpulan yang
disampaikan oleh
moderator.
- Pembagian leaflet pada sasaran. - Sasaran menerima
leaflet yang
diberikan oleh
fasilitator.
- Mengakhiri dengan salam - Menjawab salam dan
sasaran bersiap
untuk meninggalkan
tempat penyuluhan.

F. Materi
Terlampir
G. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
H. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Laptop

I. Setting Tempat

Keterangan:
PM : Pembimbing O : Observer
F : Fasilitator P : Peserta

J. Pengorganisasian kelompok
Moderator : Meti Erianti
Penyaji materi : Ria Ramadani Wansya Putri
Fasilitator : 1.Auradhia Nurusyifa
2.Astri Rahma Yani
3. Devi Novita Sari M
4. Vera Veronica
5. Nelvi Putri
6. Ukhvia Munawara
Observer : Rina Mariani
L. Penugasan
1. Moderator
a. Membuka acara.
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan pendidikan
kesehata sebelum kegiatan dimulai.
c. Mendampingi pemateri
d. Mengambil alih posisi pemateri jika pemateri bloking.
e. Menyerahkan kembali posisi kepada pemateri.
f. Membantu memimpin acara diskusi.
g. Mengingatkan pemateri jika kegiatan menyimpang.
h. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam
kelompok.
i. Menyimpulkan hasil diskusi pada pendidikan kesehatan
j. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah: Meti Erianti
2. Pemateri
a. Memimpin jalannya penyuluhan
b. Mampu memotivasi pasien untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan pendidikan kesehatan.
d. Memimpin diskusi kelompok.
e. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah: Ria Ramadani
Wansya Putri
3. Fasilitator
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b. Memotivasi klien yang kurang aktif.
c. Membantu pemateri memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok.
d. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah:
1) Auradhia Nurusyifa
2) Astri Rahma Yani
3) Ukhvia Munawara
4) Nelvi Putri
5) Vera Veronica
6) Devi Novita Sari M
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mencatat prilaku Verbal dan Non-verbal klien selama kegiatan
berlangsung.
c. Membuat laporan akhir hasil kegiatan.
d. Mahasiswa yang bertanggung jawab adalah: Rina Mariani

M. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan tiga hari sebelum kegiatan dengan
melakukan konsultasi materi yang akan disampaikan saat penyuluhan.
Sarana prasarana seperti SAP, leaflet, LCD, Laptop disiapkan paling
lambat tiga hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta berada di tempat sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
d. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
e. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
f. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
3. Evaluasi Hasil
a. Sebesar 50% peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar
DAFTAR PUSTAKA

Laili, Rochmawati, Targunawan. (2014). Pengaruh Aktivitas Mandiri: Personal


Hygiene Terhadap Kemandirian Pasien Defisit Perawatan Diri Pada Pasien
Gangguan Jiwa. Program Studi SI Ilmu Keperawatan Universitas Sultan
Agung Semarang.
Livana, Hermanto. (2018). Jurnal : Dukungan Keluarga Dengan Perawatan Diri
Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Poli Jiwa. Volume 4, Nomor 1, Juli 2018,
pp. 11 – 17 ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861
Madalise, Bidjuni, Wowiling. (2015). Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan
Pada Pasien Gangguan Jiwa (Defisit Perawatan Diri) Terhadap Pelaksanaan
ADL (Activity Of Dayli Living) Kebersihan Gigi dan Mulut Di RSJ Prof.
V. L Ratumbuysang Manado Ruang Katrili. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2
0 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf

Anda mungkin juga menyukai