Disusun Oleh :
1. Dila Mutiara Sukma, S.Kep
2. Dwi Sri Hastuti, S.Kep
3. Oktari Fauziah, S.Kep
4. Rido Misda, S.Kep
5. Widya Nursyafitri, S.Kep
A. Latar Belakang
munculnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun
terserang penyakit.
gangguan otak yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, delusi, halusinasi
dan perilaku aneh atau katatonik. Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa
2016, sekitar lebih dari 21 juta orang yang mengalami gangguan jiwa.
Sedangkan data gangguan jiwa di Indonesia menurut Riskesdas 2018 terdapat
7 dari 1.000 rumah tangga di negeri ini mempunyai anggota keluarga dengan
Rata-rata usia gangguan jiwa didominasi usia produktif (20-54 tahun) sekitar
15,91 juta orang atau 58,3% dari jumlah peyandang gangguan jiwa semua
umur (26 juta orang) (Global Health Data Exchange, 2017 dalam Dly, 2020).
2015). Berdasarkan tanda dan gejala tersebut orang dengan gangguan jiwa bisa
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Jambi dapat memahami konsep
2. Tujuan Khusus
1. Pokok Bahasan
Klien di Ruangan Sinta RSJD Jambi yang berjumlah lebih kurang 18 orang
4. Metode
• Ceramah
• Diskusi
• Leafleat
• Laptop
Uraian tugas:
a. Moderator
kepada peserta.
b. Penyuluh
penyuluhan.
c. Observer
proses penyuluhan.
penyuluhan.
d. Fasilitator
9. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Keluarga Pasien
: Presentator
: Pembimbing
: Layar Fokus
1 3 menit Pembukaan:
Salam terapeutik - Menjawab salam
Menjelaskan tujuan
- Memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu
- Memperhatikan
Menjelaskan peraturan ˗ Memperhatikan
penyuluhan
2 15 menit Pelaksanaan:
hygiene
hygiene
hygiene - Memperhatikan
hyiene
3 3 menit Penutup:
klien
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
PERSONAL HIGIENE
A. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
B. Tujuan
4. Mencegah penyakit.
5. Menciptakan keindahan.
1. Body image.
terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial.
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
menyediakannya.
4. Pengetahuan.
5. Budaya.
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang.
7. Kondisi fisik.
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
1. Mencuci Tangan
a. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak
perlu harus sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun
yang berbentuk cairan.
duahari sekali
• Pijat kulit kepala. Memijat kepala kita dapat menstimulasi aliran darah
yang dapat dilakukan untuk merawat gigi adalah dengan cara menggosok
• Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45
permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat
45derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang
gigi.
mengunyah.
posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis
gusi.
• Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
• Ganti sikat gigi tiap 3 bulan atau jika bulu sikat sudah rusak dan simpan
• Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena
sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang
1. Dampak Fisik
mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Putra, A. D., Raharjo, M., & Joko, T. (2017). Hubungan Sanitasi Dasar Dan
Kesehatan Masyarakat.
Zakiudin, A., & Shaluhiyah, Z. (2016). Perilaku Kebersihan Diri Santri di Pondok
Indonesia.