Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSONAL HIGIENE PADA KLIEN GANGGUAN JIWA


DI RUANGAN SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh :
1. Dila Mutiara Sukma, S.Kep
2. Dwi Sri Hastuti, S.Kep
3. Oktari Fauziah, S.Kep
4. Rido Misda, S.Kep
5. Widya Nursyafitri, S.Kep

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Ns. Dermanto Saurtua S, S.Kep ) ( Ns. Emira Apriyeni, M. Kep )

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021-2022
PROPOSAL

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Latar Belakang

Personal hygiene merupakan upaya seseorang dalam memelihara

kebersihan dan kesehatannya. Kebersihan diri atau personal hygiene

merupakan sesuatu yang sangat penting dan tentunya perlu diperhatikan

karena termasuk dalam pencegahan primer yang spesifik, serta dapat

mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang

dalam kehidupan hariannya (Putra, 2017). Personal hygiene merupakan

kebersihan dan kesehatan seorang individu yang memiliki tujuan mencegah

munculnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun

psikologis (Zakiudin, 2016). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

betapa pentingnya seseorang untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya

yaitu personal hygiene, yang nantinya dapat meminimalkan masuknya berbagai

macam mikroorganisme yang ada dan pada akhirnya mencegah individu

terserang penyakit.

Skizofrenia merupakan penyakit kronis, parah, dan melumpuhkan,

gangguan otak yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, delusi, halusinasi

dan perilaku aneh atau katatonik. Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa

berat yang bersifat kronis yang ditandai dengan hambatan dalam

berkomunikasi, gangguan realitas, afek tidak wajar atau tumpul, gangguan

fungsi kognitif serta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-

hari (Pardede & Laia.,2020 dalam Timbuleng, 2019).

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun

2016, sekitar lebih dari 21 juta orang yang mengalami gangguan jiwa.
Sedangkan data gangguan jiwa di Indonesia menurut Riskesdas 2018 terdapat

7 dari 1.000 rumah tangga di negeri ini mempunyai anggota keluarga dengan

gangguan jiwa yang artinya mengalami peningkatan yang cukup drastis

daripada Riskesdas 2013, mengalami peningkatan dari 1,7% menjadi 7%.

Rata-rata usia gangguan jiwa didominasi usia produktif (20-54 tahun) sekitar

15,91 juta orang atau 58,3% dari jumlah peyandang gangguan jiwa semua

umur (26 juta orang) (Global Health Data Exchange, 2017 dalam Dly, 2020).

Gangguan jiwa memiliki banyak tanda dan gejala, antara lain

ketidakmampuan dalam melakukan fungsi dasarnya secara mandiri, seperti

personal hygiene, berpenampilan, serta bersosialisasi. Biasanya terjadi

penurunan dalam fungsi psikososial, kemampuan bergerak dan berinteraksi

dengan yang lain, serta ketidakmampuan menghadapi kenyataan (Maryatun,

2015). Berdasarkan tanda dan gejala tersebut orang dengan gangguan jiwa bisa

mengalami defisit perawatan diri karena terganggunya proses personal hygiene

yang disebabkan oleh banyak faktor.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan klien di Ruang Sinta

Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Jambi dapat memahami konsep

personal hygiene dengan benar.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, klien di Ruang Sinta Rumah Sakit Jiwa

Daerah (RSJD) Provinsi Jambi diharapkan dapat :

a. Mengetahui pengertian personal hygiene

b. Mengetahui tujuan personal hygiene

c. Mengetahui jenis-jenis personal hygiene

d. Mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah personal hyiene


C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pokok Bahasan

Personal Hygiene pada Klien Gangguan jiwa (materi terlampir).

2. Sub Pokok Bahasan:

a. Menjelaskan pengertian personal hygiene

b. Menjelaskan tujuan personal hygiene

c. Menjelaskan jenis-jenis personal hygiene

d. Menjelaskan dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

3. Sasaran dan Target

Klien di Ruangan Sinta RSJD Jambi yang berjumlah lebih kurang 18 orang

4. Metode

• Ceramah

• Diskusi

5. Media dan Alat

• Leafleat

• Laptop

6. Waktu dan Tempat

• Waktu : Jum’at, 18 Maret 2022 jam 09.00 s.d 09.30 wib

• Tempat : Ruang Tamu Ruangan Sinta

7. Penanggung Jawab Kegiatan

• Dosen Akademik : Ns. Emira Apriyeni, M.Kep

• Dosen Klinik : Ns. Dermanto Saurtua S, S.Kep

8. Pengorganisasian dan Fungsinya / Uraian Tugas

Moderator : Dwi Srihastuti, S.Kep

Penyuluh : Dila Mutiara Sukma, S.Kep

Observer : Oktari Fauziah, S.Kep


Fasilitator : Widya Nursyafitri, S.Kep & Rido Misda, S.Kep

Uraian tugas:

a. Moderator

• Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim

kepada peserta.

• Mengatur proses dan lama penyuluhan.

• Menutup acara penyuluhan

b. Penyuluh

• Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh peserta.

• Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses

penyuluhan.

• Memotivasi peserta untuk bertanya

c. Observer

• Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan

diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya

proses penyuluhan.

• Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.

• Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses

penyuluhan.

• Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.

• Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa

tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.

d. Fasilitator

• Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.

• Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.

• Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.


• Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang

jelas bagi peserta.

9. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Keluarga Pasien

: Presentator

: Pembimbing

: Layar Fokus

10. Kegiatan Penyuluhan

NO Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

1 3 menit Pembukaan:
 Salam terapeutik - Menjawab salam

 Perkenalan mahasiswa - Memperhatikan


dan pembimbing

 Menjelaskan tujuan
- Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu
- Memperhatikan
 Menjelaskan peraturan ˗ Memperhatikan
penyuluhan
2 15 menit Pelaksanaan:

• Menggali pengetahuan klien - Memberikan respon

tentang personal higiene

• Memberikan pujian - Memberikan respon

• Menjelaskan pengertian personal - Memperhatikan

hygiene

• Menjelaskan tujuan personal - Memperhatikan

hygiene

• Menjelaskan jenis-jenis personal

hygiene - Memperhatikan

• Menjelaskan dampak yang sering - Memperhatikan

timbul pada masalah personal

hyiene

• Memberikan kesempatan kepada - Memberi respon


klien untuk bertanya

• Menjawab pertanyaan klien - Memperhatikan

3 3 menit Penutup:

• Menyimpulkan materi bersama - Memberikan respon

klien

• Melakukan evaluasi - Memperhatikan

• Menutup dan memberi salam - Menjawab salam

11. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

• Semua peserta hadir dalam kegiatan.


• Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa

bekerja sama dengan perawat Ruang Sinta Rumah Sakit

Jiwa Daerah (RSJD) Provinsi Jambi.

• Pengorganisasian dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan.

b. Evaluasi Proses

• Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan permateri.

• Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.

• Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

c. Evaluasi Hasil

• 80% Peserta memahami materi yang telah disampaikan.

• Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan permateri.

• Peserta dapat menunjukkan benda-benda yang di katakan penyaji

serta fungsi dari benda tersebut.


Lampiran Materi.

PERSONAL HIGIENE

A. Pengertian

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk

kesejahteraan fisik dan psikis.

B. Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

2. Memelihara kebersihan diri seseorang.

3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang.

4. Mencegah penyakit.

5. Menciptakan keindahan.

6. Meningkatkan rasa percaya diri.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Higiene

1. Body image.

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial.

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan

akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene.


3. Status sosial-ekonomi.

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat

gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

4. Pengetahuan.

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan.

5. Budaya.

Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang.

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7. Kondisi fisik.

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

perlu bantuan untuk melakukannya.

D. Jenis-Jenis Personal Higiene

1. Mencuci Tangan

Kebersihan adalah sebagian dari Iman. Kebersihan bagian dari


kesehatan. Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Semua elemen masyarakat harus memperhatikan dan
membudayakan hidup sehat sejak usia dini. Salah satu bagian penting dari
hidup sehat adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
Apalagi kebersihan diri dan lingkungan memiliki hubungan yang erat,
karena terkait dengan aktifitas dan rutinitas manusia sehari-hari.

Adapun mengutip dari Jurnal Pengabdian Masyarakat (Siti Juariah dkk,


2018) dijelaskan menurut (Linda, 2004) bahwa mencuci tangan merupakan
proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan mencuci tangan adalah
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan
kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme.

Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

a. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak
perlu harus sabun khusus antibakteri, namun lebih disarankan sabun
yang berbentuk cairan.

b. Gosok tangan setidakknya selama 15-20 detik.

c. Bersihkan bagian telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, ibu


jari,ujung jari, kuku dan pergelangan tangan.

d. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.

e. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering lain.

f. Gunakan tisu/handuk sebagai penghalang ketika mematikan air(Atikah,


2012).

Gambar 1. Prosedur 7 langkah mencuci tangan


(Sumber: www.sditmadani.sch.id/2014/01/7-langkah-cara-mencuci-tangan-yang. html)
2. Perawatan kulit kepala dan rambut dengan cara keramas

Keramas adalah perawatan terhadap rambut dengan melakukan

aktifitas mencuci rambut dan kulit kepala menggunakan sampo atau

produk pembersih lain. Tujuan dari keramas adalah menghilangkan

kotoran seperti debu, kotoran bekas keringat, ketombe, dan lain-lain.

Keramas dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali dalam seminggu atau

duahari sekali

Cara keramas yang benar adalah:

• Langkah pertama, basahkan rambut dengan air.

• Pijat kulit kepala. Memijat kepala kita dapat menstimulasi aliran darah

kekulit kepala agak rambut kulit kepala lebih sehat.

• Ratakan sampo pada rambut.

• Bilas rambut, pastikan tidak ada sisa sampo yang tertinggal.

• Keringkan rambut secara merata. Ketika mengeringkan menggunakan

handuk, jangan di gosok terlalu keras, karena bisa menyebabkan rambut

kusut dan merusak kutikula rambut.

• Sisir rambut perlahan dan lembut.

3. Perawatan gigi dan mulut.

Merawat gigi penting dilakukan sedini mungkin. Langkah-langkah

yang dapat dilakukan untuk merawat gigi adalah dengan cara menggosok

gigi minimal 2 kali sehari.

Cara menggosok gigi yang benar adalah:

• Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45

derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.

• Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar

permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat
45derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang

mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.

• Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan

gigi.

• Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk

mengunyah.

• Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi

dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok.

• Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi.

• Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.

• Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan

posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis

gusi.

• Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.

• Ganti sikat gigi tiap 3 bulan atau jika bulu sikat sudah rusak dan simpan

di tempat yang kering sehingga dapat mongering setelah dipakai.

• Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena

sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang

satu ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan.

4. Perawatan kulit seruruh tubuh.

• Mandi minimal 2 kali dalam 1 hari.

• Memakai sabun mandi untuk membersihkan kotoran atau (daki) yang

menempel, untuk menghilangkan bau badan.

• Mengkeringkan badan dengan handuk.

• Memakai pakaian yang bersih untuk melindungi kulit.


5. Perawatan kuku kaki dan tangan

• Memotong kuku ketika keadaan kuku mulai panjang.

• Membersihkan kuku ketika ada kotoran yang menempel.

• Mencuci tangan dengan baik dan benar.

E. Dampak Yang Timbul Pada Masalah Personal Higiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa

mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.


DAFTAR PUSTAKA

Dly, F. N. (2020). Hubungan Peran Keluarga dengan Personal Hygiene pada

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kelurahan Medan Sunggal Kota

Medan. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Maryatun, S. (2015). Penningkatan Kemandirian Perawatan Diri Pasien

Skizofrenia melalui Rehabilitasi Terapi Gerak. Palembang: Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Putra, A. D., Raharjo, M., & Joko, T. (2017). Hubungan Sanitasi Dasar Dan

Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Jurnal

Kesehatan Masyarakat.

Timbuleng, B. (2019). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Metode Storytelling

Terhadap Personal Hygiene Cuci Tangan Anak Usia Dini Di Tk Gmim

Dorkas Kamasi Tomohon . Tomohon: Fakultas Keperawatan Universitas

Katolik De La Salle Manado.

Zakiudin, A., & Shaluhiyah, Z. (2016). Perilaku Kebersihan Diri Santri di Pondok

Pesantren Wilayah Kabupaten Brebes akan Terwujud Jika Didukung

dengan Ketersediaan Sarana Prasarana. Brebes: Jurnal Promosi Kesehatan

Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai