Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“HIPERTENSI”
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SABAI NAN ALUIH SICINCIN

OLEH
KELOMPOK II:

1. Dian Dedi Priyadi 9. Oktari Fauziah


2. Dila Mutiara Sukma, S.Kep 10. Rohani Clara
3. Dedwitayani Syofyan 11. Rido Misda
4. Dwi Sri Hastuti 12. Rina Anggraini
5. Erawati 13. Syuranovi
6. Lilis Suryani 14 Widya Nursafitri
7. Lidya Hastuti 15. Yesmiati
8. Milawati

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( ) ( )

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021-2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Latar belakang
Lansia merupakan kelompok usia yang rentan akan masalah
kesehatan. Pertambahan usia pada lansia mengakibatkan sistem dan
fungsi mengalami penurunan. Penurunan ini mengakibatkan
munculnya penyakit tidak menular salah satunya adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan tekanan darah yang melebihi nilai dari
140 mmHg dan 90 mmHg dengan pengukuran berulang saat
seseorang dalam kondisi istirahat. Peran yang dapat perawat
berikan dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memberdayakan masyarakat sekitar, dalam hal ini adalah
memberdayakan kemandirian lansia
Hipertensi merupakan kondisi medis dengan prevalensi tinggi.
Kasus hipertensi global diestimasi sebesar 22% dari total populasi
dunia. Sekitar 2/3 dari penderita hipertensi berasal dari negara ekonomi
menengah ke bawah (Kemenkes, 2019). Pada tahun 2015 diperkirakan
bahwa 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan menderita hipertensi
(WHO, 2019). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018 didapati bahwa prevalensi hipertensi mencapai angka
34,11% pada penduduk >18 tahun.
Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan
dikarena sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia
berisiko terkena hipertensi. Hipertensi pada lansia disebabkan oleh
penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katub jantung yang
membuat kaku katub, menurunnya kemampuan memompa jantung,
kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, dan meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif A.H. & Kusuma H.,
2016). Penyebab lansia menderita hipertensi diatas karena
kemunduran fungsi kerja tubuh.
Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk
berusia ≥18 tahun di Indonesia mencapai angka 8,4%. berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia
mengalami peningkatan dari tahun 2018 yaitu dari 25,8% mencapai
31,7% (Riskesdas,2018).Hasil analisis unit analisis individu 2018
menunjukkan bahwa sebesar 13,2% Penduduk indonesia menderita
penyakit hipertensi.
Sumatera Barat memiliki prevalensi hipertensi pada penduduk
usia diatas 18 tahun sebesar 7,8% berdasarkan diagnosis oleh tenaga
kesehatan, 7,9% berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan atau
minum obat hipertensi dan 22,6% berdasarkan hasil pengukuran. Jika
dilihat dari tiap kabupaten/kota di Sumatera Barat, ditemukan
kabupaten/kota dengan prevalensi hipertensi tertinggi adalah Lima
Puluh Kota dengan prevalensi 14,5% berdasarkan diagnosis oleh tenaga
kesehatan dan 14,6% berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan atau
minum obat hipertensi. Berdasarkan hasil pengukuran, kabupaten/kota
tertinggi adalah Kabupaten Padang Pariaman dengan prevalensi 28,7%.
Komplikasi akibat hipertensi yang tidak segera di tangani adalah
kerusakan jantung,gagal jantung, dan stroke serta kematian (Kemenkes,
2017). Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di
seluruh dunia setiap tahunnya.Hiprtensi menyebabkan setidaknya 45%
kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit
stroke. Kematian dengan penyebab gangguan kardiovaskuler
terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirkan akan
terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030
(Infodatin,2017).
Terapi diet merupakan terapi pilihan yang baik untuk penderita
hipertensi. Terapi ini dapat dilakukan den gan mengko nsums i sa
yur an yang dap at mempengaruhi tekanan darah, seperti mentimun.
Sebagai salah satu alternatif pengobatan non- farmakologis, mentimun
diharapkan dapat menjadi s ebuah te ro bosa n bar u dalam men
gatasi permasalahan hipertensi. Disamping mengandung zat-zat yang
bermanfaat bagi kesehatan, mentimun juga terbilang jauh lebih murah
dan ekonomis jika dibandingkan dengan biaya pengobatan farmako-
logis dan mudah diper oleh di tengah-tengah masyarakat.
Manfaat baik yang dapat dihasilkan dari konsumsi jus mentimun
secara rutin dapat mendukung kontrol tekanan darah penderita
hipertensi, namun hal tersebut dirasa kurang efektif apabila keluarga
kurang memahami cara pembuatan jus mentimun. Berdasarkan hal
tersebut dirasa perlu untuk dilakukannya penyuluhan serta demonstrasi
mengenai manfaat dan cara membuat jus mentimun gunan
meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan keluarga tentang cara
merawat pasien dengan hipertensi sebagai sarana untuk menurunkan
tekanan darah penderita hipertensi tersebut.
Mentimun adalah tanaman sayuran yang mempunyai nama latin
Cucumis sativus ini masih satu keluarga dengan melon dan labu-
labuan. Secara empiris, mentimun mempunyai banyak kegunaan yaitu
antara lain sebagai penyegar badan, penyejuk, peluruh air kencing dan
mengatasi tekanan darah tinggi, anti stress (Mambo, 2006).

Mentimun mengandung mineral seperti potassium, magnesium,


kalium, zat besi, dan fosfor. Adanya kandungan potassium,
magnesium, dan fosfor ini ketimun bagus sebagai obat alami
hipertensi. Mentimun juga merupakan sumber Vitamin A , vitamin K,
folat, asam caffeic, dan silika, serta mengandung banyak vitamin C,
yaitu antioksidan kuat yang juga dapat membantu menurunkan tekanan
darah (Sulaksono, 2016).

Panti Sosial Tresna Werdha merupakan panti terbesar yang ada di


Sumbar. Pada bulan Januari 2022 menampung sebanyak 110 orang
lansia, saat kelompok melakukan pengkajian pada 5 wisma yang
kelompok kelola, hipertensi merupakan salah satu penyakit yang
banyak di alami lansia. Oleh karena itu kelompok tertarik untuk
mengangkat kasus penyuluhan berjudul Hipertensi.

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 10 menit tentang
hipertensi dan demonstrasi selama 20 menit tentang cara
pengolahan mentimun, diharapkan pengetahuan lansia tentang
hipertensi dan cara pengolahan mentimun meningkat.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan:
1) Lansia mengerti arti dari hipertensi.
2) Lansia mengetahui tanda dan gejala hipertensi
3) Lansia mengetahui cara mencegah hipertensi
4) Lansia mengetahui cara pengolahan mentimun

2. Materi
Penyuluhan Hipertensi dan Demonstrasi Cara Pengolahan Mentimun

3. Metode
Ceramah dan demonstrasi

4. Media
Leaflet

5. Proses

No Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta


1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucap 1. Menjawab salam
salam pembuka 2. Memperhatikan
2. Perkenalan 3. Memperhatikan
3. Kontrak waktu dan menanggapi
4. Kontrak bahasa
5. Menjelaskan
maksud dan tujuan
penyuluhan.

2 Tahap Kerja 10 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan


tentang hipertensi 2. Memperhatikan
a. Menggali 3. Menanggapi
pengetahuan
audien tentang
pengertian
hipertensi
b. Memberikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan
pengertian
hipertensi
2. Menjelaskan
penyebab
hipertensi
a. Menggali
pengetahuan
audien tentang
penyebab
hipertensi
b. Memberikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan
penyebab
hipertensi
3. Menjelaskan tanda
dan gejala
hipertensi
a. Menggali
pengetahuan
audien tentang
tanda dan
gejala
hipertensi
b. Memberikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan
tanda dan
gejala
hipertensi
4. Menjelaskan
komplikasi
hipertensi
a. Menggali
pengetahuan
audien tentang
komplikasi
hipertensi
b. Memberikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan
komplikasi
hipertensi
5. Menjelaskan cara
pencegahan
hipertensi
a. Menggali
pengetahuan
audien tentang
pencegahan
hipertensi
b. Memberikan
reinforcement
positif
c. Menjelaskan
cara
pencegahan
hipertensi
3 Demonstrasi 20 menit 1. Mendemonstrasika 1. Melihat dan
n cara pengolahan memperhatikan
mentimun. 2. Memberikan
2. Memberikan pertanyaan
kesempatan untuk 3.Mendengarkn
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan audien

4 Penutup 10 menit 1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan


materi yang dan mencatat
telah diberikan 2. Memperhatikan
2. Melakukan dan memahami
evaluasi 3. Menjawab salam
hasil
penyuluhan.
a. Memberika
n
kesempatan
peserta
penyuluhan
untuk
menanyaka
n hal-hal
yang
kurang jelas
b. Menjawab
pertanyaan
yang diajukan
audien
3. Memberi salam
Penutup

6. SETTING TEMPAT PENYULUHAN

Keterangan :
: Moderator

: Fasilitator
: Observer
: Lansia
: Presentator
: Pembimbing
: Layar Fokus

7. PENGORGANISASIAN

Presentator : Rohani Clara, S.Kep


Moderator : Rido Misda, S.Kep
Fasilitator : Oktari Fauziah, S.Kep
Dwi Sri Hastuti, S.Kep
Milawati, S.Kep
Observer : Dila Mutiara Sukma, S.Kep
Widya Nursyafitri, S.Kep

Pembagian tugas
a. Peran Moderator
 Membuka dan menutup acara
 Memperkenalkan diri
 Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
 Menjaga kelancaran acara
 Memimpin diskusi
 Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
b. Peran Presentator

 Menyampaikan materi penyuluhan


c. Peran observer
 Mengamati jalany kegiatan
 Mengevaluasi kegiatan
d. Peran fasilitator
 Bersama moderator menjalin kerja sama
 Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
 Menjadi contoh dalam kegiatan

8. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur
1) Penyuluhan dilaksanakan di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin
2) Kontrak waktu minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan
penyuluhan

b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan berjalan dengan lancar
2) Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan
3) Peserta ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
4) Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan

c. Evaluasi Hasil

1. 85% audien mampu menjelaskan dan memahami


pengertian hipertensi
2. 85% audien mampu mengetahui tanda dan gejala
hipertensi
3. 85% audien mengetahui cara mencegah hipertensi
4. 85% audien mampu mengetahui cara pengolahan mentimun
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI DAN CARA PENGOLAHAN MENTIMUN

1. Definisi Hipertensi
Hipertensi yaitu meningkatnya tekanan darah arteri yang
persisten diatas 140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Infrodatin,2018). Penyebab hipertensi bermacam-macam bisa
berasal dari pola hidup,usia,dan keturunan.Ada beberapa jenis
hipertensi yaitu hipertensi primer dan esensial.kedua jenis hipertensi
tersebut banyak diderita sehingga membutuhkan penanganan rutin.

2. Penyebab Hipertensi
Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi faktor penyebab
adalah faktor keturunan (genetik), ciri perseorangan, dan kebiasaan
hidup (Gunawan, 2001).
a. Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan
menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Namun, tidak
selalu dengan bertambahnya usia akan menderita hipertensi.
Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita, hal
ini dikarenakan laki-laki banyak memiliki faktor pendorong seperti
stres, kelelahan, dan makan tidak terkontrol. Sedangkan pada
wanita kebanyakan terjadi setelah masa manopouse (sekitar 5
tahun). Data statistik di Amerika menunjukkan prevalensi
hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak
dibandingkan dengan orang kulit putih.
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau
makan berlebihan, stres, dan pengaruh lain.
1) Konsumsi garam yang tinggi
Pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan
darah, dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik
(pelancar kencing) akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut.
2) Kegemukan atau makan berlebihan
Dari penelitian kesehatan yang banyak dilaksanakan,
terbukti bahwa ada hubungan antara kegemukan (obesitas) dan
hipertensi. Setiap kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg
meningkatkan tekanan sistolik 1 mmHg dan diastolik 0,5
mmHg. Selain itu, kelebihan lemak tubuh akibat berat badan
naik diduga akan meningkatkan volume plasma, menyempitkan
pembuluh darah, dan memacu jantung untuk bekerja lebih berat.
Sudah terbukti penurunan berat badan dapat menurunkan
tekanan darah.
3) Stres
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung rasa
marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang
kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu
jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan
darah akan meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh
akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis (Dr. Hans Selye:
General Adaptation Syndrome, 1957). Gejala yang muncul
dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.
4) Pengaruh lain
Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah
yaitu: merokok, karena merangsang sistem adrenergik dan
meningkatkan tekanan darah, minum alkohol, konsumsi obat-
obatan(Ephedrin, Prednison, Epinefrin), ataupun hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan. Penyakit diabetes dan
kolesterol juga dapat meningkatkan tekanan darah (Julianti dkk,
2015).

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


Gejala-gejala hipertensi yang sering dijumpai:
a. Pusing
b. Mudah marah
c. Telinga berdenging
d. Mimisan (jarang)
e. Sulit tidur
f. Sesak napas
g. Rasa berat di tengkuk
h. Mudah lelah
i. Mata berkunang-kunang (Dalimartha dkk, 2008)

4. Cara Mencegah Hipertensi


Berikut cara mencegah agar terhindar dari hipertensi atau
tekanan darah tinggi (Dalimartha dkk, 2008):
1. Periksa tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan
berminyak, daging yang berlemak, jerohan, susu full cream, dan
kuning telur (telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1
minggu dan diutamakan putih telurnya saja)
3. Diet rendah garam
Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan, seperti cumi
asin, ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
4. Hindari konsumsi daging kambing, buah durian, daun singkong,
daun melinjo, dan melinjonya, serta minuman beralkohol tinggi.
5. Hindari makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie
instant, minuman kaleng

6. Berolahraga teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki cepat, berlari,


naik sepeda, dan berenang. Namun, untuk lansia lebih disarankan
berolahraga maksimal selama 30 menit sehari dengan olahraga
yang ringan seperti jalan santai atau senam ringan dan dilakukan
secara rutin setiap hari.
7. Berhenti merokok
8. Berhenti minum kopi
9. Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas.
10. Menghindari stres dengan gaya dan sikap hidup lebih santai dan
istirahat yang cukup.
11. Obati penyakit penyerta, seperti kencing manis, hipertiroid, dan
kolesterol tinggi.

Tabel Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia


Umur Sistolik Normal Diastolik Normal
Bayi (<1 bulan) 45-80 mmHg 30-55 mmHg
Bayi (<1 tahun) 65-100 mmHg 35-65 mmHg
Anak (1-5 tahun) 80-115 mmHg 55-80 mmHg
Anak (6-13 tahun) 80-120 mmHg 45-80 mmHg
Remaja (14-18 tahun) 90-120 mmHg 50-80 mmHg
Dewasa (19-40 tahun) 95-135 mmHg 60-80 mmHg
Dewasa (41-60 tahun) 110-145 mmHg 70-90 mmHg
Lansia (>60 tahun) 95-145 mmHg 70-90 mmHg
5. Pengobatan Tradisional
Terdapat pula cara untuk menghindari atau menurunkan tekanan darah
agar tetap dalam batas normal yang dapat dibuat di rumah, antara lain
dengan mengkonsumsi secara teratur jus mentimun.
a. Manfaat Mentimun
Mentimun mengandung mineral seperti potassium, magnesium,
kalium, zat besi, dan fosfor. Adanya kandungan potassium,
magnesium, dan fosfor, ini ketimun bagus sebagai obat alami
hipertensi. Mentimun juga merupakan sumber Vitamin A , vitamin
K, folat, asam caffeic, dan silika, dapat membantu menurunkan
tekanan darah (Sulaksono, 2016).

b. Cara membuat obat tradisional dari mentimun


Bahan-bahan:
1) 250 gram mentimun
2) Air secukupnya

Cara Membuat:
1) 250 gram mentimun dicuci bersih
2) Dikupas kulitnya kemudian diparut atau diblender
3) Proseslah hingga halus
4) Lalu tuang ke gelas dan jus siap dihidangkan
5) Minum selagi masih segar

Rekomendasi:
1) Konsumsi setiap hari agar manfaat dan hasilnya dapat terasa
2) Boleh ditambahkan tomat, seledri, belimbing, ataupun air jeruk
lemon secukupnya
3) Direkomendasi untuk pembuatan jus tersebut untuk tidak
menggunakan gula pasir karena konsumsi berlebih gula pasir
dapat mempengaruhi pada tekanan darah.
4) Ada baiknya juga anda berkonsultasi ke dokter sebelum
mengkonsumsi resep jus untuk penderita darah tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, L. R. 2015. Jus Mentimun Untuk Mengobati


Hipertensi. http://www.ragamalami.com/2015/03/jus-
mentimun-untuk-mengobati- hipertensi.html. Diakses pada tanggal
09 Januari 2022 pukul 17.56 WIB

Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Mahendra., Darmawan, R.


2008.Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus+

Gunawan, L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:


Kanisius

Infodatin. (2017). hipertensi. jakarta: kementrian kesehatan republik


indonesia.

Julianti, E. D., Nurjanah, N., Soetrisno, U. 2015. Bebas Hipertensi Dengan


Terapi Jus. Jakarta: Puspa Swara

Sulaksono, S. 2016. Khasiat Jus Mentimun Untuk Menurunkan Tekanan


Darah Tinggi. http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/jus-
mentimun-untuk- menurunkan-tekanan-darah-tinggi.html. Diakses
pada tanggal 09 Januari 2022 pukul 17.55 WIB.

Riset Kesehatan Dasar. 2018. laporan riset kesehatan dasar.jakarta: badan


penelitian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan
republik indonesia.

Anda mungkin juga menyukai