Anda di halaman 1dari 13

RENCANA KEGIATAN KEPERAWATAN (PRE-PLANNING)

1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Hipertensi Pada Lansia dalam Kegiatan


Posyandu Lansia
2. Latar Belakang
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang
menyerang banyak orang. Insiden ini semakin meningkat seiring
pertambahan usia dan semakin umum di antara populasi menua. Seorang
lansia disebut memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila
tekanan darahnya mencapai angka lebih dari 140/90 mmHg, sedangkan
tekanan darah rendah atau hipotensi apabila tekanan darah lansia di bawah
90/60 mmHg.Seorang pasien didiagnosa hipertensi ketika ia memiliki
tekanan darah >140/90 mmHg (Paul, 2017).
Ketika mencapai usia di atas 60 tahun, tekanan darah seorang lansia
akan cenderung mulai meningkat. Namun, tekanan darah akan cenderung
menurun ketika lansia mencapai usia 80 tahun atau lebih. Tekanan darah
yang tinggi atau rendah pada lansia bisa saja tidak menimbulkan gejala.
Namun, para lansia atau keluarga yang merawatnya perlu waspada apabila
lansia memiliki hipertensi atau hipotensi disertai gejala pusing,
lemas, nyeri dada, sesak napas, penurunan kesadaran, pingsan, dan
kelemahan anggota gerak tubuh. Hal tersebut bisa jadi menandakan bahwa
lansia mengalami komplikasi hipertensi, seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung, atau gangguan fungsi ginjal. Komplikasi tersebut berisiko tinggi terjadi
pada lansia yang memiliki hipertensi disertai riwayat penyakit
penyerta sebelumnya (Kevin, 2020).
Dari hasil pengkajian paraktek keperawatan komunitas dan keluarga di Desa
Poowo dusun 1, didapatkan masalah kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
lansia dengan data tingginya lansia yang menderita penyakit hipertensi denagan
presentase 69,23% serta tidak rutinnya lansia melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin di posyandu lansia dengan presentase 62,50%.
Oleh karena itu, kami mahasiswa dalam mengatasi masalah lansia tersebut,
kami melakukan kegiatan pendampingan lansia dalam mengikuti Posyandu
Lansia dan penyuluhan kesehatan lansia dengan penyakit hipertensi. Kegiatan
tersebut akan dilakukan hari Selasa 6 Oktober 2020 bertempat di kantor desa
Poowo, bekerja sama dengan Posyandu setempat dan PKM Kabila.
3. Tujuan
1.) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit
hipertensi pada lansia, diharapkan lansia dapat mengetahui mengenai
hipertensi penyebabnya, perncegahannya, serta dapat menerapkan
perawatannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia
mampu :
a) Menjelaskan definisi hipertensi
b) Menjelaskan penyebab hipertansi
c) Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d) Menjelaskan perawatan hipertensi
e) Menjelaskan komplikasi hipertensi
f) Menjelaskan pengobatan herbal hipertensi
4. Strategi
1. Permohonan perizinan kepada panitia pelaksana posyandu lansia dan
aparat desa/kader setempat dan pemberian informasi kepada lansia akan
diadakannya penyuluhan hipertensi lansia.
2. Mahasiswa menyampaikan tujuan dilaksanakannya penyuluhan
hipertensi lansia.
3. Mendampingi lansia dalam mengikuti Posyandu Lansia.
5. Kegiatan
1. Pendidikan kesehatan terkait masalah kesehatan lansia yaitu hipertensi.
2. Mendampingi lansia dalam kegiatan Posyandu Lansia.
6. Indikator Output/Outcome
Para lansia mampu memahami materi terkait penyakit hipertensi.
a. Mampu menyebutkan pengertian hipertensi
b. Mampu menyebutkan penyebab hipertensi
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Mampu menyebutkan perawatan hipertensi
e. Mampu menyebutkan komplikasi hipertensi
f. Mampu menyebutkan pengobatan herbal hipertensi
7. Teknik Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Tim Penyelenggara terbentuk sebelum acara dimulai.
b. Peserta berkumpul 10 menit sebelum kegiatan.
c. Peralatan telah disediakan sebelum kegiatan berlangsung.
d. Setting tempat yang digunakan disesuaikan menggunakan ruangan
yang luas pencahayaan yang cukup.
e. Alat-alat yang dibutuhkan seperti leaflet, materi hipertensi telah
siap.
2) Evaluasi Proses
a. Adanya partisipasi dan keterlibatan aktif dari peserta terhadap
rangkaian kegiatan yang diselenggarakan.
b. Para peserta yang hadir lebih dari 2/3 keseluruhan lansia.
c. Kegiatan dapat berjalan sesuai rencana
d. Media dan alat bantu dapat digunakan secara efektif
3) Evaluasi Hasil
a. 50% kehadiran para peserta lansia.
b. 50% dari para peserta antusias terhadap kegiatan yang
diselenggarakan.
c. Terbentuknya care giver yang berkualitas
d. Hal-hal yang telah disampaikan oleh pemateri dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh pserta lansia
dalam pencegahan ataupun perawatan hipertensi.
8. Penanggung Jawab
a. Dzohra Puasa
b. Delvaini D. Mahera
c. Rachmat Iloponu
d. Puji Rianti Ilahude
e. Desrianti Adam
f. Muhammad Nuzlan Sune
g. Nur annisa Daeng Mangaseng
h. Rahmad Hidayat H. Otoluwa
i. Nur Afni A. Mohamad
j. Al Idrus Atuna
k. Nur Istya N. Tongkodu
l. Nur Indri A. Daut
m. Fitri A. Djamadi
n. Hariyati Arbi
9. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa/ 06 Oktober 2020
Tempat : Kantor Desa Poowo, Kec. Kabila Kab. Bone Bolango
Waktu : 06.00 s/d selesai
10. Pembiayaan
Konsumsi peserta = Rp 100.000
Penyediaan kertas untuk media leaflet = 50.000
11. Standar Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
memperhatikan

3. Menggali pengetahuan 3. Menjawab pertanyaan


lansia tentang hipertensi
4. Menjelaskan tujuan
Penyuluhan 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Membuat kontrak waktu
5. Menyetujui kontrak
waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(20 menit) a. Definisi hipertensi memperhatikan
b. Penyebab hipertansi penjelasan Penyuluh
c. Tanda dan gejala
hipertensi
d. Perawatan hipertensi
e. Komplikasi
hipertensi
f. Pengobatan herbal
hipertensi

2. Memberikan 2. Aktif bertanya


kesempatan peserta
bertanya dan menjawab
pertanyaan peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
(5 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh
2. Mengevaluasi peserta 2. Menjawab pertanyaan
atas penjelasan yang yang diberikan
disampaikan dan
penyuluh menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah
diastolik >90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi. Hipertensi
didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection  (JIVC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal
tinggi sampai hipertensi maligna (Mansjoer, 2010).
Seorang lansia disebut memiliki tekanan darah tinggi
atau hipertensi apabila tekanan darahnya mencapai angka lebih dari 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah rendah atau hipotensi apabila tekanan darah
lansia di bawah 90/60 mmHg.Seorang pasien didiagnosa hipertensi ketika ia
memiliki tekanan darah >140/90 mmHg (Paul, 2017).
B. Penyebab Hipertensi
Menurut Brunner dan Suddarth (2009), pada umumnya hipertensi tidak
mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik). Namun ada beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik : Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor
keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada
hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung
meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data statistik terbukti
bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
5. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
- Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
- Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
- Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
6.  Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
- Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
- Kegemukan atau makan berlebihan
- Kurang olahraga
- Stress
-  Merokok
- Minum alcohol
Penyebab hipertensi pada lansia :
Riset menunjukkan bahwa pembuluh darah memang mengeras (kaku) seiring
dengan bertambahnya usia seseorang. Inilah yang menyebabkan jantung
memompa lebih kuat, dan akhirnya mengakibatkan munculnya hipertensi pada
lansia. Kondisi ini bahkan diperparah jika memiliki faktor risiko tekanan darah
tinggi, seperti: Wanita yang telah menopause, ada anggota keluarga lain yang
pernah divonis menderita hipertensi, memiliki penyakit hiperkolesterol, memiliki
penyakit kencing manis (Asni, 2019).
C. Tanda & Gejala Hipertensi
Menurut Asni (2019), tanda dan gejala hipertensi pada lansia ialah :
1. Kepala terasa pusing
2. Rasa berkunang-kunang
3. Rasa pegal di bahu dan perasaan panas  / gelisah
4. Kurang tidur
5. Gangguan penglihatan
D. Perawatan Hipertensi
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum
penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang
yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan lansia hipertensi yang terkontrol,
pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada
sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang
penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi
(Mansjoer, 2010).
Menurut Kevin (2020), lansia dapat menjaga tekanan darahnya agar tetap
normal dengan cara rutin menjalani pola hidup sehat. Berikut ini adalah langkah-
langkah menjalani pola hidup sehat pada lansia:
1. Konsumsi makanan bernutrisi : Mulailah dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang. Untuk menjaga tekanan darah tetap normal dan
mengurangi risiko munculnya berbagai penyakit, para lansia disarankan
untuk mengonsumsi makanan rendah lemak dan mengurangi asupan
garam. Sebagai gantinya, pilihlah makanan yang kaya serat, misalnya
beras merah, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Lansia juga
perlu cukup minum air putih setiap hari agar tercegah dari dehidrasi.
2. Olahraga secara rutin : Berolahraga secara teratur bisa membantu Anda
mempertahankan berat badan ideal, mencegah obesitas, dan menjaga
tekanan darah tetap stabil. Lakukan olahraga secara rutin selama 30 menit
tiap harinya atau setidaknya 3 kali seminggu. Jenis olahraga yang
disarankan untuk lansia adalah jalan kaki, berenang, bersepeda,
atau senam lansia.
3. Tidak merokok dan batasi konsumsi alcohol : Kebiasaan merokok dan
mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol secara berlebihan bisa
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada lansia. Oleh karena itu,
para lansia disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan
menghindari paparan asap rokok serta membatasi konsumsi minuman
beralkohol.
4. Tidur cukup : Mencukupi waktu tidur dan istirahat bermanfaat untuk
menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kurang tidur dapat
mengganggu fungsi jantung dan meningkatkan risiko terserang hipertensi
dan stroke. Semakin bertambahnya usia, kebutuhan tidur akan semakin
berkurang. Rata-rata waktu tidur usia dewasa adalah sekitar 7–9 jam per
hari. Sementara itu, lansia yang berusia 65 tahun ke atas, waktu tidurnya
akan berkurang menjadi 7–8 jam per hari.
5. Rutin cek tekanan darah : Para lansia juga perlu rutin mengecek tekanan
darahnya di puskesmas, tempat praktek dokter, atau menggunakan
tensimeter sendiri di rumah.

Jika tekanan darah pada lansia tetap tinggi, kondisi ini sebaiknya diperiksakan
ke dokter. Untuk mengobati tekanan darah tinggi pada lansia, dokter mungkin
akan menyarankan lansia untuk menjalani gaya hidup sehat serta meresepkan obat
hipertensi. Setelah mendapatkan pengobatan, lansia tetap perlu memantau tekanan
darahnya secara rutin. Nilai tekanan darah normal pada lansia memang cenderung
lebih tinggi, jika dibandingkan nilai tekanan darah orang dewasa. Namun, jika
sudah mencapai kategori hipertensi atau hipotensi, para lansia perlu rutin
menjalani pemeriksaan ke dokter, terutama jika kelainan tekanan darah tersebut
sudah menimbulkan gejala sakit kepala berat, nyeri dada, sesak napas, dan
penurunan kesadaran.
E. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi dari penyakit hipertensi menurut Brunner dan Suddarth (2009)
apabila tidak ditangani dengan baik dapat berdampak pada :
1. Stroke : Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah otak (stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan
otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Biasanya kasus ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan
otak dalam beberapa menit (complete stroke).
2. Gagal jantung : Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung
bekerja lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran
otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran
pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa
darah.
3. Gagal ginjal : Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam
ginjal tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak.
Akibatnya fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua
jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan
nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi
yang sudah berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan pada
pembuluh darah akibat proses menua. Hal ini menyebabkan permeabilitas
(kelenturan) dinding pembuluh darah berkurang. Sementara itu,
nefrosklerosis maligna meruapakan kelainan ginjal yang ditandai dengan
naiknya tekanan diastole diatas 130 mmHg yang terganggunya fungsi
ginjal
4. Kerusakan pada mata : Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat
menyebakan kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata.

F. Pengobatan Herbal Menurunkan Hipertensi


Tania (2020) menyatakan bahwa dalam menurunkan hipertensi atau
tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan pengobatan herbal. Pengobatan
herbal ini dapat memanfaatkan beberapa tanaman di sekitar rumah dan
dimodifikasi sedemikian rupa. Berikut beberapa pilihan obat herbal yang
dapat digunakan untuk menurunkan hipertensi diantaranya:
1. Mengkudu
Buah mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin.
Scopoletin berfungsi memperlebar saluran darah yang mengalami
penyempitan. Dinding pembuluh darah yang lebar dapat mempercepat
proses aliran darah ke jantung dan mempercepat penghantaran darah ke
seluruh tubuh, mencegah terjadinya konstriksi pembuluh darah, sehingga
tekanan darah menjadi normal (Smeltzer & Bare, 2001). Selain scopoletin,
juga terdapat arginin yang berfungsi dalam sintesis nitric oksida (NO),
suatu vasodilator yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah (Santosa, 2005). Menurut penelitian Hartono dan
Indriawati tahun 2009 tentang pengaruh mengkudu terhadap hipertensi
pada kelompok lansia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara tekanan darah sistolik dan diastolic sebelum dan sesudah minum
kapsul ekstrak mengkudu. Cara pembuatan obat herbal dengan mengkudu
yaitu dengan cara mencuci bersih dua buah mengkudu (Morinda Citrifolia)
masak, kemudian diparut, diperas, dan disaring untuk diambil sari
buahnya. Minuman ini dapat diminum dua sampai tiga kali sehari. Apabila
tidak terlalu suka dengan rasa alami mengkudu maka dapat ditambahkan
madu satu sendok makan.
2. Bunga Rosella
Menurut Depkes RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gram rosella segar
mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2, kalsium 486
mg, omega 3, magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti
lysine dan agrinine. Penelitian yang dilakukan oleh Didah (2005)
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak
rosella terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin
yang mempunyai efek diuretic, memperlancar peredaran darah, mencegah
tekanan darah tinggi, meningkatkan kinerja usus serta berfungsi sebagai
obat kuat. Sedangkan menurut penelitian Dwi Siwi (2009) mengatakan
bahwa pemberian seduhan teh rosella merah mampu menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolic pada penderita hipertensi sekitar 100% (33
subjek). Pembuatan minuman herbal ini yaitu dengan menyeduh 1,5 gram
rosella menggunakan air panas dan diminum dua kali sehari selama satu
bulan.
3. Timun
Tanaman mentimun mengandung zat saponin, protein, Fe atau zat besi,
sulfur, lemak, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan juga vitamin C.
berbagai zat ini bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan
tekanan darah dalam tubuh. Menurut penelitian Zauhani, pemberian jus
mentimun sebanyak 100 gram kepada lansia selama lima hari mampu
menurunkan hipertensi. Cara pembuatan minuman herbal ini yaitu dengan
memblender 100 gram mentimun yang diberi 100 cc air tanpa diberi
tambahan apapun 3 kali dalam sehari.
4. Seledri
Tanaman seledri (Apium Graveolens Linn) varietas secalinum
mengandung berbagai zat aktif antara lain flavonoid (apigenin), senyawa
butyl phthalide, dan kalium yang mempunyai efek menurunkan tekanan
darah. Menurut penelitian Upik Rahmawati (2010), pemberian jus seledri
kepada ibu rumah tangga usia 40-60 tahun mampu menurunkan
hipertensinya. Sedangkan menurut penelitian Tantya Marlien (2009)
pemberian air rebusan seledri pada wanita dewasa selama 3 hari mampu
menurunkan hipertensi secara signifikan. Cara membuat minuman herbal
ini yaitu dengan mencuci bersih seledri dan ditambahkan air bersih
secukupnya kemudian direbus. Setelah mendidih air rebusan disaring dan
diminum sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.
DAFTAR PUSTAKA
Asni. 2019. Ini Kondisi Hipertensi Pada Lanisa Yang Tak Boleh Disepelekan.
(online). Tersedia di SehatQ : https://www.sehatq.com/artikel/yang-perlu-
diketahui-tentang-hipertensi-pada-lansia. Diakses pada tanggal 5 Oktober
2020.
Brunner dan Suddarth. 2009. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta : EGC
Kevin. 2020. Tekanan Darah Pada Lansia, Cara Menjaganya Agar Tetap Stabil.
(online). Tersedia di Alodokter : https://www.alodokter.com/nilai-tekanan-
darah-normal-pada-lansia-dan-cara-menjaganya-agar-stabil#:~:text=Seorang
%20lansia%20disebut%20memiliki%20tekanan,di%20bawah
%2090%2F60%20mmHg. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2020.
Mansjoer, et al. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Mansjoer. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat
Penerbitan
Paul. 2017. Hipertensi Pada Lansia. (online). Tersedia di Smart Health :
https://www.smarterhealth.id/hipertensi-pada-lansia/. Diakses pada tanggal 5
Oktober 2020.
Tania. 2020. Pengobatan Alami Untuk Mengatasi Tekanan Drah Tinggi. Tersdia
di Hello Sehat : https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/obat-alami-
tekanan-darah-tinggi/#gref. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai