Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN CEGAH DAN ATASI HIPERTENSI DENGAN

JUS MELON PADA Tn. T DI DESA BUNGAYA, KARANGASEM


TANGGAL 11 s/d 16 JANUARI 2021

OLEH :

I GEDE ANDRE KRISNANDHA SWARA

P07120320068

PROGRAM PROFESI NERS/SEMESTER II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan Penanganan Hipertensi dengan jus melon
Penyuluh : I Gede Andre Krisnandha Swara

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan teknologi telah menyebabkan berubahnya gaya hidup dan


sosial ekonomi masyarakat di negara berkembang maupun negara maju.
Perubahan ini menyebabkan perubahan transisi epidemiologi dimana
penyebab utama kematian dan kesakitan karena penyakit menular dan
penyakit yang disebabkan oleh parasit menjadi penyakit tidak menular dan
kronis (WHO, 2011).
Hipertensi menurut Joint National Commitee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure VIII merupakan keadaan
dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg . Tekanan darah dikatakan normal, jika tekanan sistolik <120 mmHg
dan tekanan diastolik <80 mmHg (Bell et al., 2015).
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi seperti
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal maupun penyakit pada mata seperti
perdarahan retina (Ode, 2012). Hipertensi merupakan salah satu masalah
kesehatan yang besar. Data dari World Health Organization (WHO) (2011),
menyatakan satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan dua pertiga
diantaranya berada di negara berkembang dengan penghasilan rendah-sedang.
Prevalensi penderita hipertensi pada orang dewasa di seluruh dunia
diperkirakan tahun 2025 akan meningkat menjadi 29% (Kemenkes RI, 2013).
Data WHO (2013), menyatakan bahwa penyakit kardiovaskular menyumbang
17 juta kematian per tahun hampir sepertiga dari total populasi di dunia, dari
jumlah tersebut 9,4 juta kematian akibat dari komplikasi hipertensi.
Komplikasi hipertensi yang paling banyak menyebabkan kematian adalah
stroke yaitu 51% kematian dan penyakit jantung yaitu 46% (WHO, 2013).
Survey dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Balitbangkes) (2014), menyatakan hipertensi dengan komplikasi merupakan
penyebab kematian kelima dan stroke merupakan penyebab kematian pertama
di Indonesia. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan 2018 prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar
34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua
sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%),
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8%
terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak
minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya
Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena penderita
hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan tidak teratur ke fasyankes
(31,3%), minum obat tradisional (14,5%), menggunakan terapi lain (12,5%),
lupa minum obat (11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%), terdapat efek
samping obat (4,5%), dan obat hipertensi tidak tersedia di Fasyankes (2%).
Hasil Riskesdas tahun 2018 di Indonesia terdapat peningkatan prevalensi
penderita hipertensi dari tahun 2013-2018, di tahun 2013 prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengkuran penduduk usia ≥18 tahun sebesar 25,8% menjadi
34,1% di tahun 2018 (Kemenkes, 2018b). Menurut Laporan Tahunan Riset
Kesehatan Provinsi Bali prevalensi hipertensi usia ≥ 18 tahun berdasarkan
hasil pengukuran tekanan darah semakin meningkat dari tahun 2016 yaitu
sebesar 22,69% dengan jumlah 782.849 penderita dari 3.449.993 jumlah
penduduk dan pada tahun 2017 terdapat 36,81% dengan jumlah 966.291
penderita dari 2.624.778 jumlah penduduk. Prevalensi hipertensi tertinggi
berdasarkan pengukuran tekanan darah pada tahun 2017 terdapat di Kabupaten
Jembrana yaitu 77,33% dengan jumlah kasus 144.371 penderita dari 186.700
jumlah penduduk.
Prevalensi hipertensi tahun 2017 di Kota Denpasar yaitu sebesar 20,51%
dengan jumlah kasus 113.416 penderita dari 552.992 jumlah penduduk
(Dinkes Provinsi Bali, 2017).Di Kota Denpasar prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah usia ≥ 18 tahun menurut jenis
kelamin, kecamatan, dan puskesmas mengalami peningkatan dari tahun 2017
–2018 sebanyak 2,14%. Prevalensi hipertensi tertinggi di tahun 2018 terdapat
di Puskesmas Dentim I yaitu sebanyak 18,49% dengan jumlah kasus 1440
penderita dari 4.048 jumlah penduduk, menurut jenis kelamin penderita
hipertensi terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 727 kasus (19,44%)
dibandingkan dengan laki –laki yaitu 713 kasus (17,61). Prevalensi hipertensi
terendah terdapat di Puskesmas Densel IV yaitu sebanyak 1,40% dengan
jumlah kasus 203 penderita dari 172.476 jumlah penduduk (Dinkes Kota
Denpasar, 2018).
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk otak),
penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan left ventricle
hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak yang berupa
stroke, hipertensi adalah penyebab utama stroke yang membawa kematian
tinggi. Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari
perseorangan serta kebiasaan hidup seseorang. Seseorang memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi. Oleh karenanya pengelolaan hipertensi oleh
keluarga sangat penting untuk mencegah terjadinya hipertensi dan
menanggulangi komplikasi akibat hipertensi.
Pada dasarnya penanganan hipertensi dapat dilakukan secara
farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan non farmakologis sendiri
dapat dilakukan dengan cara mengontrol hipertensi seperti pengaturan pola
makan, penggunaan berbagai macam terapi seperti yoga, terapi akupresur,
olahraga, meditasi dan termasuk terapi herbal. Selain itu penanganan
hipertensi juga bisa dilakukan dengan pemberian jus melon secara teratur.
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan mengenai cegah dan atasi hipertensi dengan
jus melon diharapkan sasaran dapat mengetahui tentang penyakit
hipertensi dan mengimplemantasikan cara pembuatan jus melon.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan mengenai cegah dan atasi hipertensi dengan
jus melon diharapkan sasaran dapat :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi hipertensi
e. Menyebutkan dan menerapkan pencegahan hipertensi
f. Menyebutkan makanan dan minuman yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan
g. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pembuatan jus melon.

C. MATERI PENYULUHAN
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan Hipertensi
6. Makanan dan minuman yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan
7. Cara pembuatan jus melon
D. KEGIATAN

NO LANGKAH- KEGIATAN KEGIATAN


WAKTU
. LANGKAH PENYULUH SASARAN
1. Pendahuluan 3 menit a. Salam Pembukaan a. Sasaran antusias
b. Perkenalan Diri atas kedatangan
c. Penyampaian Tujuan penyuluh
d. Kontrak Waktu b. Sasaran menjawab
salam penyuluh
2. Penyajian 15 menit Penyampaian materi : a. Sasaran menyimak
a. Apersepsi dengan cermat apa
b. Menjelaskan yang disajikan oleh
pengertian hipertensi penyuluh
c. Menjelaskan penyebab b. Bertanya apabila
hipertensi terdapat hal-hal
d. Menjelaskan tanda dan yang belum jelas
gejala hipertensi c. Mencatat hal-hal
e. Menjelaskan penting yang
komplikasi hipertensi dijelaskan oleh
f. Menjelaskan penyuluh.
pencegahan hipertensi
g. Menyebutkan makanan
dan minuman yang
boleh dan tidak boleh
untuk penderita
hipertensi
h. Menjelaskan manfaat
jus melon
3. Demonstrasi 15 menit a. Mendemonstrasikan b. Sasaran
cara pembuatan jus meperhatikan
melon dengan seksama
4. Re-Demonstrasi 5 menit a. Sasaran mempraktikan a. Sasaran dapat
kembali apa yang mengulang
sudah diperagakan demonstrasi
5. Tanya Jawab dan 5 menit a. Sasaran memberikan a. Memberi respon
Evaluasi pertanyaan mengenai dengan menjawab
hal-hal yang belum pertanyaan
dimengerti penyuluh dengan
b. Penyuluh memberi antusias.
pertanyaan terkait
materi yang telah
disajikan.
6. Penutup 2 menit a. Menyimpulkan a. Sasaran berterima
penyampaian materi kasih dan menjawab
b. Menyampaikan terima salam penutup dari
kasih penyuluh.
c. Mengucapkan salam
penutup
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

F. MEDIA
1. Leaflet

G. SUMBER

Ananto, Dwi Prasetyo. 2017. Pengaruh Massage Teknik Effleurage


terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di desa kalirejo
kabupaten purworejo.Skripsi : Yogyakarta

Aspiani, R. Y. (2015). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Krdiovaskular Aplikasi Nic Noc. Jakarta: EGC.

Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015). Hypertension : The Silent
Killer : Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama
Pharmacy Association. https://doi.org/0178-0000-15-104-H01-P
Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal-Bedah. (B. G.
Suzanne C. Smeltzer, Ed.). Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Bali


Tahun 2014. Denpasar.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Bali


Tahun 2015. Denpasar.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Bali


Tahun 2016. Denpasar.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Teknis Penemuan dan


Tatalaksana Hipertensi. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.

Nurahmani, U. (2012). Stop Hipertensi. Yogyakarta: Familia.

Noorhidayah, S.A., 2016. Hubungan Kepatuhan Minum Obat


Antihipertensi Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Desa
Salamrejo.

Ode, S. La. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Potter, & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:


EGC.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Ptofisiologogi Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit (6th ed.). Jakarta: EGC.

Ruhyanudin, F. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Kardiovaskuler (Revisi). Malang: UPT. Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang.

Tersono,Lukas. (2013). Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatas ipenyakit


Jantung, Hipertensi, Cholesterol Dan Stroke. Jakarta : PT Agro
Media Pustaka

WHO. (2011). Noncommunicable Diseases in the South-East Asia Region.

WHO. (2013). A Global Brief on Hypertension.

WHO. (2015). World Health Stastistics.

H. SASARAN
Keluarga Tn.T di Desa Bungaya Kabupaten Karangasem

I. WAKTU
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2021
Jam : 10.00 WITA

J. TEMPAT
Rumah Tn.A di Tn.T Desa Bungaya, Kabupaten Karangasem

K. SETTING TEMPAT

Penyaji

Peserta Peserta
Peserta

L. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan
lembar balik. Kurun waktu dalam persiapan media 3 hari
b. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan
akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan
tulisan. Kurun waktu dalam persiapan materi 3 hari
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Seperti:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pengertian, penyebab, dan tanda gejala hipertensi
mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali tentang pencegahan dan komplikasi hipertensi mencapai
75%.
c. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan
makanan dan minuman yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan mencapai 80%
d. Peseta penyuluhan mampu menjelaskan dan
mendemonstrasikan cara pembuatan jus melon dengan baik dan
benar
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah yang meningkat
pada sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg
(Brunner and Suddarth, 2013). Hipertensi merupakan gangguan
asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan
darah persisten yang diukur paling sedikit dua kali kunjungan. Satu kali
pengukuran tekanan darah tidak memenuhi syarat sebagai diagnosis
hipertensi (Potter and Perry, 2010). Jadi dapat disimpukan hipertensi
merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit dalam dua kali
kunjungan.

B. PENYEBAB/FAKTOR RISIKO
Menurut Kemenkes RI (2013), faktor risiko hipertensi dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Umur
Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja awal dan mulai
meningkat pada usia dewasa awal. Kemudian meningkat lebih
nyata selama masa pertumbuhan dan pematangan fisik di usia
dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan sistem siskulasi darah
akan terganggu, karena pembuluh darah sering megalami
penyumbatan dinding pembuluh darah menjadi tebal serta
berkurang elastisitasnya pembuluh darah sehingga menyebabkan
tekanan darah menjadi tinggi (Guyton and Hall, 2013). Semakin
tua seseorang pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium)
terganggu sehingga banyak zat kapur yang beredar bersama darah.
Banyaknya kalsium dalam darah (Hypercalcemia) menyebabkan
darah menjadi lebih padat, sehingga tekanan darah meningkat.
Endapan kalsium pada dinding pembuluh darah (arteriosclerosis)
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya aliran
darah menjadi terganggu hal ini dapat memacu peningkatan
tekanan darah. Bertambahnya usia juga menyebabkan elastisitas
arteri berkurang, arteri tidak lentur dan cenderung kaku, sehingga
volume darah yang mengalir sedikit dan kurang lancar. Agar
kebutuhan darah dalam jaringan tercukupi, maka jantung harus
memompa darah lebih kuat lagi sehingga tekanan darah akan
menjadi semakin meningkat (Potter and Perry, 2009).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh erhadap terjadinya hipertensi. Laki-laki
mempunyai risiko lebih besar daripada perempuan yaitu 2,3 kali
lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan
3,76 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah
diastolik dibandingkan dengan perempuan, karena pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah,
seperti kebiasaan merokok, begadang, stres kerja, hingga pola
makan yang tidak teratur. Namun setelah memasuki menopause
prevalensi hipertensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan
pria akibat faktor hormonal.
c. Keturunan/genetik
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor
keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama
pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan
penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari
data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya menderita hipertensi. Menurut Sheps, hipertensi cenderung
merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita
mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25%
kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita
mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit
tersebut 60%. Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih
banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada
heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai
sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara
alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar
30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.

2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol


a. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara
rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak
dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar
tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang
lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan
hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia
beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui
rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan hipertensi.
b. Konsumsi garam berlebih
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat
penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan
garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma
(cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada
keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada
hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor
lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium berbeda-
beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat maupun yang
mempunyai hipertensi, walaupun mereka mengkonsumsi natrium
tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali atau
bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium
menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya
hipertensi. Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam
patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan
garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi
hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15
gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.
Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan
darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram
tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang
dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol
natrium atau 2400 mg/hari.
c. Kebiasaan alcohol berlebih
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol
berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya
hipertensi belum diketahui secara pasti. Diperkirakan konsumsi
alkohol berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua
kasus hipertensi.
d. Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan peningatan
kadar kolesterol total, trigleserida, kolesterol LDL atau penurunan
kadar kolesterol HDL dalam darah. Kolesterol merupakan faktor
penting dalam terjadinya aterosklerosis, yang kemudian
meningkatkan tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan
darah meningkat.
e. Obesitas atau kegemukan
Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks
massa tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan
(m)) juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya
hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang
obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat
badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-
30 % memiliki berat badan lebih.
f. Kurang aktivitas fisik
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga
dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang
melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya
obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan
timbulnya hipertensi.
g. Psikososial dan stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat
tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum
terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan
pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut
menjadi hipertensi.
C. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar penderita hipertensi tidak menampakkan gejala
hingga bertahun-tahun. Jika hipertensinya sudah bertahun-tahun dan tidak
diobati bisa menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur, tengkuk nyeri
(Ruhyanudin, 2007).

D. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi menurut Noorhidayah (2016) adalah:
1. Payah Jantung, payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi
jantung tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh.
Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik
jantung.
2. Stroke . Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
darah otak, maka terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat
kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan
darah yang macet dipembuluh yang sudah menyempit.
3. Kerusakan ginjal. Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan
aliran darah yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring
kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring
lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah.
4. Kerusakan pengelihatan. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi
kabur atau buta. Pendarahan pada retina mengakibatkan pandangan
menjadi kabur, kerusakan organ mata dengan memeriksa fundus mata
untuk menemukan perubahan yang berkaitan dengan hipertensi yaitu
retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagaian otak,
jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi
mengalami kerusanan organ mata yaitu pandangan menjadi kabur.
E. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap hipertensi yaitu sebagai berikut :
1. Makan gizi seimbang
Pengelolaan diet yang sesuai terbukti dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Manajemen diet bagi penderita
hipertensi yaitu membatasi gula, garam, cukup buah, sayuran,
makanan rendah lemak, usahakan makan ikan berminyak seperti tuna,
makarel dan salmon (Kemenkes RI, 2013).
2. Mengurangi berat badan
Hipertensi erat hubungannya dengan kelebihan berat badan.
Mengurangi berat badan dapat menurunkan tekanan darah karena
mengurangi kerja jantung dan volume sekuncup (Aspiani, 2015).
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas)
dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai IMT
normal 18,5 – 22,9 kg/m2, lingkar pinggang <90 cm untuk laki-laki
dan <80 cm untuk perempuan (Kemenkes RI, 2013).
3. Olahraga yang teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang dan bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kinerja jantung (Aspiani, 2015). Senam aerobik atau jalan cepat
selama 30-45 menit lima kali perminggu dapat menurunkan tekanan
darah baik sistol maupun diastol. Selain itu, berbagai cara relaksasi
seperti meditasi dan yoga merupakan alternatif bagi penderita
hipertensi tanpa obat (Kemenkes RI, 2013).
4. Berhenti Merokok
Berhenti merokok dapat mengurangi efek jangka panjang hipertensi
karena asap rokok yang mengandung zat-zat kimia beracun seperti
nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok dapat
menurunkan aliran darah ke bebagai organ dan meningkatkan kerja
jantung (Aspiani, 2015).

5. Mengurangi konsumsi alkohol


Mengurangi konsumsi alkohol dapat menurunan tekanan darah
sistolik. Sehingga penderita hipertensi diupayakan untuk menghindari
konsumsi alkohol (Kemenkes RI, 2013).
6. Mengurangi stres
Stres dapat memicu penurunan aliran darah ke jantung dan
meningkatkan kebutuhan oksigen ke berbagai organ sehingga
meningkatkan kinerja jantung, oleh karena itu dengan mengurangi
stres seseorang dapat mengontrol tekanan darahnya (Nurahmani,
2012)

F. MAKANAN DAN MINUMAN YANG BOLEH DAN TIDAK BOLEH


DIKONSUMSI
1. Makanan dan Minuman yang harus dihindari
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi seperti otak, ginjal,
minyak kelapa, gajih
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti
biscuit, cracker, keripik dan makanan kering asin
c. Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet,
sayuran, serta buaha-buahan dalam kaleng, soft drink
d. Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah,
abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin dan selai kacang
e. Susu full cream, mentega. Margarin, keju, mayonnaise, kafein,
minuman bersoda, serta sumber protein hewani yang tinggi
kolesterol seperti daging merah (sapi/kambin), kuning telur dan
kulit ayam
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi,terasi, saus tomat, saus
sambal, tauco, serta bumbum penyedap lain yang pada umumnya
mengandung garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tape

2. Makanan dan Minuman yang Boleh Dikonsumsi


a. Timun
Pada sebuah penelitian yang baru saja dilakukan baru-baru, yang
menunjukkan bahwa makanan tinggi kalium, magnesium dan serat
dapat mengurangi tekanan darah. Dengan dikombinasikan dengan
diet yang sehat, makanan tersebut akan mampu menurunkan
tekanan darah sistolik sebesar 5 poin, serta tekanan darah diastolik
sebesar 3,5 poin. Mentimun tidak hanya mengandung tinggi tiga
nutrisi yang disebutkan diatas, ia juga merupakan sumber vitamin a
dan k, folat, asam caffeic, dan silika. Selain itu juga mengandung
vitamin c, yaitu antioksidan kuat yang juga dapat membantu untuk
menurunkan tekanan darah.
b. Melon
Melon adalah sumber yang sangat baik dari vitamin a, vitamin c,
thiamin dan kalium. Satu cangkir melon (173 g) mengandung 484
mg kalium, ini setara dengan 14 persen dari nilai kebutuhan harian
yang direkomendasikan. Melon juga merupakan sumber yang baik
dari magnesium, asam folat dan vitamin b6.
c. Seledri
Seledri sejak zaman dahulu sudah menjadi obat tradisional di
negara China karena bisa mengobati tekanan darah tinggi. Sesuai
penelitian baru-baru ini seledri bisa diolah menjadi jus dan dapat
menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara mengkonsumsi
setiap hari. Karena kandungan kalium, antioksidan dan mineral
pada seledri dapat meregangkan otot-otot yang ada pada dinding
arteri sehingga darah bisa mengalir lancar. Berguna untuk
mengurangi hormon yang menimbulkan stres karena pembuluh
darah yang semakin lama semakin mengerut.
d. Bawang putih
Bawang putih berguna untuk menurunkan tekanan darah tinggi
karena kandungan alisin yang ada di dalamnya mampu melebarkan
pembekuan darah dan menghindarkan terjadinya hipertensi. Selain
itu bawang putih menghasilkan kolesterol HDL yang baik untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dalam tubuh.
e. Tomat
Tomat merupakan makanan hipertensi yang tepat untuk
dikomsumsi orang-orang yang mengalami tekanan darah tinggi.
Sebaiknya jika anda mempunyai tekanan darah tinggi atau
hipertensi anda mengkomsumsi tomat setiap harinya karena tomat
sangat baik untuk penderita hipertensi.
f. Gandum
Salah satu makanan hipertensi yang bisa anda komsumsi adalah
gandum, selain bisa menurunkan lemak ditubuh gandum juga bisa
menurunkan takanan darah ditubuh secara efektif jadi sangat cocok
untuk dikomsumsi bagi anda yang mempunyai masalah dalam
tekanan darah.
g. Kentang
Kentang merupakan makanan yang banyak dikomsumsi orang dan
bisa dijadikan sebagai menu makanan yang sehat dan baik untuk
kesehatan. Untuk menurunkan tekanan darah tinggi sebaiknya anda
mengkomsumsi kentang dengan rutin.
h. Pisang
Tentunya anda semua sudah tidak asing lagi dengan buah pisang,
ternyata buah pisang adalah salah satu makanan hipertensi yang
tepat untuk dikomsumsi bagi penderita darah tinggi. Pisang
mempunyai banyak kandungan vitamin yang baik untuk
menurunkan tekanan darah tinggi yang anda alami.
i. Kedelai
Kedelai juga termasuk kedalam makanan hipertensi yang tepat
yang bisa anda komsumsi, keledai mempunyai kandungan
magnesium dan juga kalium yang sangat baik untuk menurunkan
tekanan darah tinggi, anda bisa mengkomsumsi susu kedelai secara
rutin jika ingin mendapatkan tekanan darah yang normal.

j. Sayuran Hijau
Makanan hipertensi yang bisa anda komsumsi adalah sayuran hijau
seperti bayam. Bayam merupakan sayuran yang banyak
mengandung serat, potasium, magnesium, dan nutrisi yang ampuh
untuk menurunkan tekanan darah didalam tubuh jadi anda
komsumsi bayam secara rutin dengan memasukan bayam kedalam
menu makanan anda.

G. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIPERTENSI DENGAN JUS


MELON
a. Alat
1. Pisau
2. Blender
3. Gelas
b. Bahan
1. Buah Melon
2. Air minum
c. Cara Pembuatan
1. Kupas melon dengan pisau dan potong kecil
kecil
2. Kemudian masukkan ke dalam blender dan
campurkan dengan sedikit air minum
3. Pastikan blender sudah terhubung dengan
shocket listrik, kemudian blender buah melon yang sudah dicampur
sedikit air minum
4. Tuangkan jus melon ke dalam wadah gelas
5. Jus melon siap dihidangkan

Lampiran 2

EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?


2. Apa sajakah penyebab hipertensi?
3. Apa sajakah tanda dan gejala seseorang terkena hipertensi?
4. Apa sajakah komplikasi hipertensi?
5. Bagaimanakan cara pencegahan hipertensi?
6. Apa sajakah makanan dan minuman yang diperbolehkan dan tidak
diberbolehkan

Kunci jawaban
1. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah persisten dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg yang diukur paling sedikit dalam dua kali
kunjungan.
2. Penyebab/faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor
yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor risiko yang
tidak dapat diubah antara lain umur, jenis kelamin, dan genetik. Faktor risiko
yang dapat diubah antara lain kebiasaan merokok, konsumsi serat, stres,
aktivitas fisik, konsumsi garam, kegemukan, kebiasaan konsumsi alkohol dan
dislipidemia
3. Tanda dan gejala hipertensi seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur
4. Komplikasi pada penyakit Hipertensi yaitu payah jantung, stroke, kerusakan
ginjal, kerusakan pengelihatan
5. Pencegahan hipertensi yaitu makan gizi seimbang, mengurangi berat badan,
olahraga yang teratur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol dan
mengurangi stres
6. Makanan yang harus dihindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
seperti otak, ginjal, minyak kelapa, gajih, makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium seperti biscuit, cracker, keripik dan makanan
kering asin. Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet,
sayuran, serta buaha-buahan dalam kaleng, soft drink. Makanan yang
diawetkan seperti dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang
kering, telur asin dan selai kacang. Susu full cream, mentega. Margarin, keju,
mayonnaise, kafein, minuman bersoda, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambin), kuning telur dan kulit
ayam. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi,terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco, serta bumbum penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tape
7. Makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi timun, melon, seledri, bawang
putih, tomat, gandum, kentang, pisang, kedelai dan sayuran hijau
Mengetahui, Karangasem, Januari 2021
Pembimbing Akademik/CT Mahasiswa

……………………………… …………………….
NIP. NIM.

Anda mungkin juga menyukai