Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

POSKO 4 DESA MUNTIALO

NAMA ANGGOTA :

1. Alfath Farabi (NPM. 201921025)


2. Raudhatul Jannah (NPM. 201921013)
3. Isyuriyanti (NPM. 201921015)
4. Sari Oktavia. A (NPM. 201921017)
5. Putri Sylviani (NPM. 201921014)
6. Ummi Apriani (NPM. 201921008)
7. Wenny Octavia (NPM. 201931045)
8. Yosa Millenia (NPM. 201931028)
9. Siti Sarmila (NPM. 201931023)
10. Rizka Nur Fadilla (NPM. 201931024)
11. Dinda Putri. R (NPM. 201931039)
12. Novika Kurnia. S (NPM. 201931022)
13. Devi Triana (NPM. 201931021)
14. Losa Sri Ayu. N (NPM. 202041017)
15. Mega Putri Anur (NPM. 202041018)
16. Hannesa Hutri. A (NPM. 202041019)
17. Sabelana Sutriana (NPM. 202041020)
18. Lailatun Najmiah (NPM. 202041021)
19. Ayu Wulandari (NPM. 202051007)
20. Dian Oscar (NPM. 202051008)
21. Nandiayuska (NPM. 202011005)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

FEBRUARI 2023

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Hipertensi

SubPokok Pembahasan : Pencegahan Hipertensi Pada Lansia

Sasaran : Lansia Di Desa Muntialo

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Februari 2023

Jam /Waktu : 09-00 / 30 Menit

Tempat : Posyandu Cempaka Ungu

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg
(Kemenkes RI, 2016). Hipertensi merupakan penyakit yang menyebabkan
masalah-masalah baru, seperti stroke, gagal jantung, ginjal dan pastinya semua
berdampak pada terjadinya kematian.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi
batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai
faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%)
penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah
meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah.
(Hastuti. 2022)
Di indonesia Provinsi yang memiliki prevelensi tertinggi hipertensi adalah
provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki sebesar 44,13% , Provinsi Papua
memiliki prevelensi hipertensi terendah sebesar 22,2% sedangkan Provinsi Jambi
terdapat pada urutan ke 24 yang memiliki prevelensi sebesar 28,99%. (Kemenkes
RI, 2019). Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Jambi 2020,
jumlah penderita hipertensi pada tahun 2020 di kota jambi sebanyak 17.289 orang.
Dari data di kecamatan betara desa muntialo terdapat 86 lansia rata-rata
mengidap penyakit hipertensi. Pasien tersebut mengonsumsi obat daripelayanan
kesehatan terdekat yaitu poskesdes serta rutin memeriksa tekanan darah pada
saat posbindu.

II. TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan lansia dapat mengetahui
penjelasan mengenai bahaya hipertensi pada lansia dan mampu menerapkan
pada diri sendiri.

2) Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan lansia mampu :
a. Mengetahui tentang pengertian hipertensi
b. Mengetahui penyebab hipertensi
c. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
d. Mengetahui faktor resiko hipertensi
e. Mengetahui Komplikasi hipertensi

III. ISI MATERI


a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan Gejala hipertensi
d. Factor resiko hipertensi
e. Komplikasi hipertensi

IV. METODE PENYULUHAN


a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi

V. MEDIA
Leaflet

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Kegiatan Metode Media Waktu


Penyuluhan
Pembukaan : 1. Menjawab salam Ceramah - 5 menit
2. Menyimak
1. Salam 3. mendengarkan
pembukaan
2. Tujuan
3. Kontrak waktu
4. Evaluasi dan
validasi

Isi : 1. Tanya Jawab Ceramah Leaflet 15 menit


1. Menjelaska 2. Menyimak
n
Pengertian
Hipertensi
2. Menjelaska
n Penyebab
Hipertensi
3. Menejlaska
n Tanda
Dan Gejala
Hipertensi
4. Menjelaska
n Factor
Resiko
Hipertensi
5. Menjelaska
n
Komplikasi
Hipertensi

Evaluasi :  Memberikan 10 menit - 20 menit


1. Mengetahui Pertanyaan
Pengertian Kepada
Hipertensi Lansia
2. Menjelaskan  Menutup
Penyebab Pertemuan
Hipertensi Dan
3. Mengetahui Mengucapka
Tanda Dan n Salam.
Gejala
Hipertensi
4. Mengetahui
Factor
Resiko
Hipertensi
5. Mengetahui
Komplikasi
Hipertensi

Penutup : Masyarakat dan Ceramah - 5 meni


1. Evaluasi kader menjawab t
2. Menyimpulk salam dan
an terimakasih
3. Salam
Penutup

VII. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Semua anggota masyarakat dan kader hadir dalam acara penyuluhan
2. Kesiapan materi pengaji
3. Tempat yang digunakan nyaman dan mendung.

b. Evaluasi Proses
1. Masyarakat dan kader hadir sesuai dengan kontrak waktu yang di
tentukan .
2. Masyarakat dan kader antusiasi untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
3. Masyarakat dan kader menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan

c. Mahasiswa
1. Dapat memfalisitasi jalannya penyuluhan
2. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

d. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
2. Adanya tambahan pengetahuan tentang hipertensi yang diterima oleh
audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah
e. Prosedur Tanya Jawab
f. Waktu 5 Menit
g. Bentuk Soal : Lisan
h. Jumlah Soal : 4 Soal

Soal :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Hipertensi ?
Yang dimaksud dengan hipertensi adalah tekanan darah tinggi

2. Apa Penyebab Hipertensi?


Mengkonsumsi garam berlebih, merokok, minum minuman beralkohol,
kurang olahraga, kegemukan, stres/banyak pikiran.
3. Apa Tanda Gejala Hipertensi?
Sakit kepala, rasa berat ditengkuk, keletihan,napas pendek, sesak napas,
telinga berdengung, sulit tidur, mudah lelah dan lemas
4. Apa Makanan Yang Dihindari Dan Dibatasi Untuk Pasie Hipertensi
Garam, kopi, teh, daging merah, merokok, alcohol

VIII. PENGORGANISASIAN KELOMPOK


Ketua : Al Fath Farabi
Pembawa Acara ( Moderator) : Putri Sylviani
Pemaparan Materi : Losa Sri Ayu N dan Yosa Millenia
Notulen : Raudhatul Jannah
lampiran 1

HIPERTENSI PADA LANSIA

A. Definisi Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai suatu kondisi tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg berdasarkan dua atau
lebih pengukuran tekanan darah itu, definisi hipertensi menurut WG-ASH (Writing
Group of The American Sociarty of Hypertension) adalah gangguan kardiovaskular yang
kompleks tidak hanya pengukuran tekanan darah dalam ambang batas normal, akan tetapi
ada atau tidaknya faktor risiko hipertensi, kerusakan organ, kelainan fisiologis dan sistem
kardiovaskular yang disebabkan oleh hipertensi. (Kurnia. 2020).

Dalam menegakkan diagnosis pada pasien hipertensi memerlu- kan pengukuran


secara berulang baik dalam keadaan istirahat, tanpa adanya ansietas, kopi, alkohol atau
merokok). Diperlukan dua sampai tiga kali pengukuran dengan menggunakan
sphygmomanometer yang berbeda dengan interval yang berbeda dalam interval dua
minggu.

Pemeriksaan awal pasien dengan hipertensi terdiri dari anamnesis dan


pemeriksaan fisik lengkap yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Untuk menghindari
kekeliruan dalam melakukan diagnosis pada pasien hipertensi dengan white coat
(hipertensi yang diakibatkan oleh stres ketika bertemu dengan tenaga kesehatan atau pada
situasi dan kondisi di klinik), maka pemantauan tekanan darah dilakukan selama 24 jam
di rumah. Pemantauan tekanan darah dengan menggunakan sistem Ambulatory Blood
Pressure Monitoring (ABPM) efektif jika dilakukan pada lansia , batasan yang digunakan
lebih rendah yaitu tekanan darah sistolik 135 mmHg dan tekanan darah diastolik 85
mmHg (Kurnia. 2020).

B. Penyebab hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer sering juga disebut sebagai hipertensi essensial yaitu hipertensi yang
tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah tersebut. Hipertensi ini
disebabkan oleh asupan garam yang berlebihan dalam makanan . (Kurnia. 2020).

2. Hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penye- babnya. Kejadian hipertensi
sekunder sekitar 10% dari penderita hipertensi. Sekitar 50% dari penderita hipertensi
sekunder disebabkan oleh kelainan ginjal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan
jaringan sel juksta glomerulus yang mengalami hiper- fungsi. Fungsi primer dari ginjal
adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas normal.
Fungsi tersebut dapat terlaksana dengan mengubah eksresi air. Kecepatan filtrasi yang
tinggi memungkinkan pelaksanaan fungsi dengan ketepatan yang tinggi. Komposisi dan
volume cairan ektrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan sekresi
tubulus. Fungsi ginjal yang lain adalah mengeksresikan bahan kimia tertentu misalnya
obat, hormon, dan metabolit lain. Pembentukan renin dan eritropoetin serta metabolisme
vitamin D merupakan fungsi non- ekskretor yang penting. Sekresi renin yang berlebihan
merupakan faktor penting penyebab hipertensi sekunder.

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Hipertensi sering disebut "silent killer" (pembunuh diam- diam) karena pada
umumnya tidak memiliki tanda dan gejala sehingga baru diketahui setelah menimbulkan
komplikasi (Identifikasi biasanya dilakukan melalui skrining atau mencari pelayanan
kesehatan setelah merasakan adanya masalah. Hipertensi ini baru tampak jika sudah
memperlihatkan adanya komplikasi pada organ lain misalnya pada mata, ginjal, otak dan
jantung. Pasien mengeluhkan adanya nyeri kepala terutama bagian belakang, baik berat
maupun ringan, vertigo, tinitus (mendengung atau mendesis di telinga), penglihatan
kabur atau bahkan terjadi pingsan .
Gejala ini mungkin saja diakibatkan oleh adanya peningkatan tekanan darah pada
saat pemeriksaan . Gejala lain seperti sakit kepala, jantung berdebar, pucat dan keringat
dicurigai adanya pheochromocytoma. Pheochromocytoma adalah tumor jinak yang
berkembang dalam inti kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal memproduksi berbagai hormon
yang penting bagi tubuh. Pheochromocytoma akan menyebabkan kelenjar adrenal
menghasilkan terlalu banyak hormon tertentu sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah dan denyut jantung.
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi mungkin dicurigai ketika terdeteksi adanya
retinopati hipertensi. Hasil pemeriksaan fundus optik yang ditemukan di bagian belakang
mata dengan menggunakan oftalmoskop . Secara klasik perubahan retinopati hipertensi
dilihat dari derajat I-IV. Hasil pemeriksaan oftalmoskopi juga dapat memberikan berapa
lama seseorang telah menderita hipertensi . Beberapa tanda dan gejala tambahan dapat
menunjukkan hipertensi sekunder, yaitu hipertensi akibat penyebab yang jelas seperti
penyakit ginjal atau penyakit endokrin. Misalnya obesitas, intoleransi glukosa, wajah
bulat seperti bulan (moon face), "punuk kerbau" (buffalo hump), dan striae ungu
menandakan Sindrom Cushing.
D. Faktor Risiko Hipertensi
Faktor risiko terjadinya hipertensi terdiri dari faktor yang dapat di modifikasi dan faktor
yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
a. Riwayat Keluarga/Keturunan
Jika seseorang yang memiliki riwayat hipertensi di dalam keluarga, maka
kecenderungan menderita hipertensi juga lebih besar dibandingkan dengan
keluarga yang tidak memiliki hipertensi . sekitar 75% penderita hipertensi
ditemukan riwayat hipertensi pada anggota keluarganya. Pada individu yang
kembar monozigot apabila salah satunya menderita hipertensi kemungkinan yang
satunya lagi menderita hipertensi. Kemungkinan ini mendukung bahwa faktor
genetik mempunyai peranan penting sebagai faktor pencetus dalam terjadinya
hipertensi .

b. Jenis Kelamin
Angka kejadian hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-laki (5-47%)
daripada wanita (7-38%) sampai wanita mencapai usia pre-menopause . Hal
tersebut dikarenakan pada wanita dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam mengatur sistem renin angiotensin-aldosteron yang memiliki dampak yang
menguntungkan pada sistem kardiovaskular, seperti pada jantung, pembuluh
darah dan sistem syaraf pusat. Kadar estrogen memiliki peranan protektif
terhadap perkembangan hipertensi.
Meningkatnya kejadian hipertensi pada laki-laki daripada wanita
diakibatkan karena perilaku yang dilakukan oleh laki-laki kurang sehat (seperti
merokok dan konsumsi alkohol), depresi dan stres pekerjaan

c. Umur
Insiden Hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur. Sebanyak 50-
60% dari penderita hipertensi berusia 60 tahun (Depkes, 2006) memiliki tekanan
darah > 140/90 mmHg. Pada kelompok usia ≥ 70 tahun berpotensi 2,97 kali
terjadinya hipertensi . Tingginya kejadian hipertensi pada lanjut usia disebabkan
oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi
lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku sehingga menimbulkan
tekanan darah sistolik
3. Faktor Risiko yang Dapat Dimodifikasi.
Menurut Helelo, Gelaw & Adane (2014) faktor risiko hipertensi yang dapat di
modifikasi terdiri dari diet, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, merokok dan konsumsi
alkohol berlebihan.
a. Diet Modifikasi
b. Obesitas
c. kurangnya Aktivitas Fisik/Olahraga
d. Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
e. Stres

E. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi adalah salah satu faktor penyebab mortalitas di seluruh dunia. Penderita
hipertensi berisiko terhadap penyakit kardiovaskular terutama pada laki-laki Hipertensi
merupakan faktor risiko utama kejadian stroke, infark miokard, gagal jantung dan gagal
ginjal angioplasti, demensia, penyakit pembuluh darah perifer Komplikasi lain yang
diakibatkan oleh hipertensi adalah retinopati hipertensi. Yaitu suatu keadaan yang
ditandai dengan adanya kelainan pada vaskuler retina pada penderita hipertensi. Tanda-
tanda yang diobservasi pada retina adalah penyempitan arteriolar secara general dan
focal, perlengketan atau nicking arteriovenosa, perdarahan retina dengan bentuk flame-
shape dan blot-shape, cotton-wool spots, dan edema papila. Pada tahun 1939, bahwa
tanda-tanda retinopati ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, P, A. 2022. Hipertensi. Jawa Tengah : Lakeisha

Kurnia, A. 2020. Self Management Hipertensi. Surabaya : CV. Jakad Media Publishing.
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai