Disusun oleh:
NANI KARNIAWATI
NIM: G2A220015
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
Masalah : Hipertensi
I. Tahap Pembatasan
A. Identifikasi Masalah
Sasaran dari penyuluhan kesehatan adalah keluarga Tn M, dimana Tn. M
tinggal bersama istri, ibu dan 2 anaknya.
Tn M dan ibunya menderita hipertensi > kebutuhan edukasi tentang
hipertensi
istri Tn. M menderita penyakit Diabetes Milittus > kebutuhan penyuluhan
tentang DM.
Anak pertama obesitas > kebutuhan penyuluhan tentang obesitas.
Dari hasil identifikasi, kebutuhan edukasi dari anggota keluarga Tn. M
maka sebagai penyuluh memutuskan untuk memberikan penyuluhan
tentang Hipertensi. Obesitas dan Penyakit DM meruparakn factor resiko
dari hipertensi.
B. Analisis Setting
Peserta yang akan diberikan penyuluhan kesehatan adalah Tn. M beserta
ibunya yang berusia 50 Tahun. Dari hasil identifikasi ditemukan bahwa
keluarga Tn. M sangat terbuka dalam menerima informasi baru. Sumber
bahan belajar penyuluh menggunakan literature dari buku dan sumber-
sumber dari internet.
C. Pengelolaan
Jadwal pelaksanaan penyuluhan yang telah disepakati yaitu tanggal 31
Desember 2020 jam 16.30.
II. Tahap Pengembangan ( Tahap Develove)
A. Identifikasi Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga
Tn. M memahami dan mengerti tentang hipertensi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi,
diharapkan keluarga Tn. M mampu :
1) Menjelaskan tentang pengertian Hipertensi
2) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
3) Menyebutkan factor resiko hipertensi
4) Menjelaskan upaya pencegahan hipertensi
5) Menjelaskan tentang diet hipertensi
B. Materi Instruksional
Materi penyuluhan terlampir
C. Metode instruksional
Metode yang digunakan ceramah, dan tanya jawab
D. Media instruksional
Media yang digunakan adalah leaflet
E. Kegiatan belajar mengajar
1. Pengertian Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Hipertensi primer (hipertensi esensial)
Hampir lebih dari 90-95% kasus hipertensi merupakan hipertensi primer.
Hipertensi primer adalah hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui
(Guyton dan Hall, 2014). Belum ada teori yang jelas menyatakan patogenesis
hipertensi primer tersebut. Namun, faktor genetik memegang peranan penting
pada patogenesis hipertensi primer.
b. Hipertensi sekunder
Menurut Guyton dan Hall (2014), dikatakan hipertensi sekunder jika
terjadinya hipertensi disebabkan oleh penyakit lain. Hanya sekitar 5- 10%
kasus hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat
tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Banyak penyebab hipertensi
sekunder baik endogen maupun eksogen. Pada kebanyakan kasus, disfungsi
renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah
penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara
langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Klasifikasi lainnya tentang
hipertensi menurut JNC VIII (The Eighth Joint National Committee) yang
didasarkan pada rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua
atau lebih kunjungan klinis untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun)
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pusing
Sakit kepala sebelah
Susah tidur
Rasa berat di tengkuk
Penglihatan berkunang-kunang/penglihatan kabur
Tangan bergetar
Sering marah
Mudah lelah
4. Faktor resiko Hipertensi
a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikontrol
a) Keturunan
Sekitar 70-80% penderita hipertensi esensial ditemukan riwayat hipertensi
didalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua
orang tua maka dugaan hipertensi esensial lebih besar.
b) Jenis Kelamin
Secara umum tekanan darah pada lakilaki lebih tinggi daripada
perempuan. Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat setelah
masa menopause yang menunjukkan adanya pengaruh hormon
c) Umur
Hampir setiap orang mengalami peningkatan tekanan darah pada usia
lanjut. Tekanan sistolik biasanya terus meningkat seumur hidup dan
tekanan diastolik meningkat sampai usia 50-60 tahun kemudian menurun
secara perlahan (Ganong, 2010). Hal ini disebabkan elastisitas dinding
pembuluh darah semakin menurun dengan bertambahnya umur. Sebagian
besa hipertensi terjadi pada umur lebih dari 65 tahun. Sebelum umur 55
tahun tekanan darah pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
Setelah umur 65 tekanan darah pada perempuan lebih tinggi daripada laki-
laki.
b. Faktor Risiko yang Dapat Dikontrol
a) Kegemukan (Obesitas)
Hipertensi primer dengan kenaikan berat badan berlebih dan obesitas bisa
terjadi karena peningkatan curah jantung akibat aliran darah tambahan
yang diperlukan untuk jaringan adipose ekstra dan meningkatnya laju
metabolik seiring dengan peningkatan berat badan (Guyton & Hall, 2014).
b) Diet tidak seimbang
Konsumsi gula berlebih berpengaruh terhadap tekanan darah, sedangkan
banyak mengkonsumsi serat banyak membantu menjaga tekanan darah
dalam batas normal.
c) Konsumsi Garam Berlebih
Garam mempunyai sifat menahan air. Konsumsi garam yang berlebihan
dengan sendirinya akan menaikkan tekanan darah. Orang yang sensitif
terhadap sodium lebih mudah meningkat sodium-nya dan menimbulkan
retensi cairan dan peningkatan tekanan darah.
d) Aktifitas fisik (olahraga)
Olahraga juga dapat mengurangi atau mencegah obesitas, mengurangi
asupan garam kedalam tubuh. Garam akan keluar dari tubuh bersama
keringat, mengurangi depresi dan kecemasan, memperbaiki adaptasi
terhadap stres, memperbaiki kualitas tidur, dan menaikkan mood, percaya
diri serta penampilan.
e) Merokok dan konsumsi alcohol
Kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dapatmempengaruhi
peningkatan tekanan darah. Rokok mempunyai beberapa pengaruh
langsung yang membahayakan jantung. Hipertensi dirangsang oleh adanya
nikotin dalam batang rokok yang dihisap oleh seseorang. Efek dari
konsumsi alkhohol juga merangsang hipertensi karena adanya
peningkatan sintesis katekholamin yang dalam jumlah besar dapat memicu
kenaikan tekanan darah (Laurence, 2002).
f) Stres
Stres juga diyakini berubungan dengan hipertensi yang diduga melalui
aktifitas syaraf simpatis. Peningkatan aktifitas syaraf simpatis dapat
meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu. Stres dapat
mengakibatkan tekanan darah naik untuk sementara waktu, jika stres telah
berlalu, maka tekanan darah akan kembali normal (Ponto et al, 2016)
5. Upaya pencegahan Hipertensi
Cek kesehatan secara Rutin
Mempertahankan berat badan ideal
Melakukan aktifitas fisik teratur seperti jalan kaki 3km, olahraga 30 menit
Menghindari minum alhohol
Mengurangi konsumsi garam ( jangan melebihi 1 sdt/ hari)
Diet gizi seimbang
Tidak merokok dan menghinndari asap rokok
6. Komplikasi Hipertensi
Jika tidak terkontrol, Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi
seperti:
Penyakit Jantung
Stroke
Penyakit Ginjal
Retinopati (kerusakan retina)
Penyakit pembuluh darah tepi
Gangguan saraf
Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko kerusakan pada jantung dan
pembuluh darah pada organ besar seperti otak dan ginjal.
7. Diet Hipertensi
Bahan Makanan yang diperbolehkan :
Bahan makanan segar seperti :
beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir.
Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang merah,
kacang kolo, tempe, tahu tawar, oncom
Minyak goreng, margarine tanpa garam
sayuran dan buah-buahan segar
Bumbu seperti : bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit,
kencur, laos, salam, sereh, dll
Cara Memasak yang dianjurkan :
Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau margarine
yang tidak mengandung natrium (garam). untuk memperbaiki rasa masakan yang
tawar, dapat digunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, gula,
cuka, kunyit, daun salam, dan asam. Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus
atau memanggang juga dapat meninggikan / menambah rasa masakan sehingga
tidak terasa tawar.
Referensi
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : EGC, 1022
Ponto LW, Kandou GD, Mayulu N (2016). Hubungan antara obesitas, konsumsi
natrium, dan stres dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa di
Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa. Paradigma, 4(2): 115-129.
ESC Guidelines for the Management of Arterial Hypertension, 2018