Anda di halaman 1dari 5

Satuan Acara Pendidikan Kesehatan

1. Latar Belakang
Hasil pengkajian yang dilakukan pada warga RW 03 desa Petungsewu
menunjukkan bahwa 12,4% warga RW 03 mengalami hipertensi. Namun sebagian
besar dari penderita hipertensi tersebut tidak mengetahui bahwa mereka mengalami
hipertensi. Hal ini terjadi karena warga tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah
secara rutin pada pelayanan kesehatan di desa. Akibatnya adalah pengobatan dan
pengendalian hipertensi belum dilakukan secara maksimal, masih banyak warga yang
memiliki pola hidup yang berisiko tinggi untuk hipertensi dan tidak mengkonsumi obat
antihipertensi dengan benar. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya
pendidikan kesehatan mengenai konsep penyakit hipertensi.
2. Tujuan
a Tujuan umum
Warga mengetahui mengenai konsep penyakit hipertensi secara umum.
b Tujuan khusus
1). Mengetahui batasan tekanan darah yang termasuk kategori hipertensi.
2). Mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan risiko hipertensi.
3). Mengetahui tanda dan gejala hipertensi.
4). Mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi secara umum.
3. Materi
Susunan materi meliputi:
a Pengertian hipertensi
b Faktor risiko hipertensi
c Tanda dan gejala hipertensi
d Pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi
4. Implementasi
a Metode
Pendidikan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
b Media dan alat
Media yang digunakan adalah poster dalam ukuran kecil.
c Waktu
Pendidikan kesehatan dilakukan pada tanggal 30 Desember 2018, 3, 9, dan 10
Januari 2019. Pendidikan kesehatan dilakukan selama 20 menit.
d Tempat
 Pendidikan kesehatan pada tanggal 30 Desember 2018 dilakukan di rumah ibu
Umi selaku kader lansia RT 12.
 Pendidikan kesehatan pada tanggal 3 Januari 2019 dilakukan di rumah bapak
RT 13.
 Pendidikan kesehatan pada tanggal 9 Januari 2019 dilakukan di rumah ibu Umi
selaku kader lansia RT 12.
 Pendidikan kesehatan pada tanggal 10 Januari 2019 dilakukan di rumah ibu
Umi selaku kader lansia RT 12.
e Sasaran
Sasaran utama pendidikan kesehatan ini adalah kader lansia dan warga RW 3.
f Kegiatan Penyuluhan

Susunan
No Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Waktu Media
Kegiatan
1 Pembuka a Mengucapkan salam. a Menjawab salam. 2 Suara
b Memperkenalkan diri. b Memperkenalkan diri. menit.
c Membuat kontrak c Menyetujui kontrak.
(waktu, tempat, dan d Menjawab pertanyaan
materi). mahasiswa.
d Menanyakan
pengetahuan warga
terkait hipertensi.
2 Isi a Menjelaskan materi. a Mendengarkan 15 Poster
b Menjawab penjelasan mahasiswa. menit
pertanyaan peserta. b Bertanya materi yang
belum dimengerti.
3 Penutup a Menanyakan kembali a Menjawab pertanyaan 3 Suara
materi yang sudah mahasiswa. menit.
dijelaskan. b Menjawab salam
b Mengucapkan terima
kasih.
c Megucapkan salam.

5. Kriteria Evaluasi
a Kriteria struktur
1). Materi dan media pendidikan kesehatan sudah siap.
2). Mahasiswa memahami materi yang akan diberikan.
3). Tempat untuk melakukan pendidikan kesehatan sudah siap.
b Kriteria proses
1). Peserta mengikuti pendidikan kesehatan sampai selesai.
2). Peserta antusias saat mengikuti pendidikan kesehatan.
3). Peserta aktif bertanya saat mengikuti pendidikan kesehatan.
c Kriteria hasil
1). Peserta mampu menyebutkan batas tekanan darah yang termasuk kategori
hipertensi.
2). Peserta mampu menyebutkan 3 tanda dan gejala hipertensi.
3). Peserta mampu menyebutkan kepanjangan dari CERDIK.
6. Lampiran Materi Pendidikan Kesehatan
A. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price & Wilson, 2006).
B. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa usia ≥ 18 tahun.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99
Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110
Sumber: Price & Wilson, 2006
C. Faktor risiko
Penyebab hipertensi masih belum diketahui pada sekitar 95% kasus. Faktor
risiko terjadinya hipertensi adalah sebagai berikut:
1). Usia

Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki


meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada
usia lebih dari 55 tahun.
2). Jenis kelamin
Pada usia <60 tahun laki-laki lebih berisiko mengalami hipertensi, namun pada
usia >65 tahun wanita lebih beresiko mengalami hipertensi. Berdasarkan hasil
penelitian Hafiz dkk (2016) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dan kejadian hipertensi.
3). Merokok
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena
dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan kimia
dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah.
4). Kurangnya aktivitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang
akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat. Pengaruh olahraga dalam jangka
panjang sekitar empat sampai enam bulan dapat menurunkan tekanan darah
sebesar 7,4/5,8 mmHg tanpa bantuan obat hipertensi. Pengaruh penurunan
tekanan darah ini dapat berlangsung sampai sekitar 20 jam setelah berolahraga.
D. Tanda dan gejala
Penderita hipertensi seringkali tidak menunjukkan tanda dan gejala yang
spesifik. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa nyeri kepala kadang-kadang
disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium,
penglihatan kabur akibat kerusakan retina. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat
menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai
paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis (mimisan), mudah marah,
telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.
E. Pencegahan dan penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan hipertensi adalah tercapainya tekanan darah
<140/90 mmHg dan mengendalikan faktor risiko kardiovaskuler. Penatalaksanaan
hipertensi dimulai dengan mengubah gaya hidup, apabila perubahan gaya hidup
tidak cukup memadai untuk mendapatkan tekanan darah yang diinginkan, maka
harus menggunakan terapi farmakologis.
Dalam upaya mengendalikan kejadian hipertensi di Indonesia, Pemerintah
melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Germas dilakukan dengan melakukan
aktifitas fisik, menerapkan perilaku hidup sehat, konsumsi makanan sehat dan
bergizi, melakukan pencegahan dan deteksi dini penyakit, meningkatkan kualitas
lingkungan menjadi lebih baik, dan meningkatkan pendidikan hidup sehat.
Kementerian Kesehatan juga mengimbau seluruh masyarakat untuk
menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara
berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat
yang cukup, dan Kelola stres) (Depkes RI, 2018).
F. Daftar Pustaka
Depkes RI. 2018. Hipertensi Membunuh Diam-diam, Ketahui Tekanan Darah Anda,
(online), (http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-
membunuh-diam-diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html, diakses pada Jumat
28 Desember 2018, pukul 20.39)
Hafiz, Muhammad. Weta, I Wayan. Ratnawati Ni Luh Ketut Ayu. 2016. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Lanjut Usia di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten Badung Tahun 2016. E-
Jurnal Medika 5(7): 1-23.
Price, Sylvia. & Wilson, Lorraine M. Tanpa Tahun. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, Edisi 6 Volume 2. Terjemahan Pendit, Brahm U, dkk.
2005. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai