Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

HIPERTENSI

Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan di


keluarga Bpk. U khususnya Ibu. R dengan
Hipertensi
Topik : Hipertensi
Pokok Bahasan : Perawatan Pasien Dengan Hipertensi
Sasaran : Keluarga Bpk. U Khususnya Ibu S
Hari/Tanggal : Juli 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : kp. Ranca Wiru RT 002/008 Ds.
Sukamekarsari kec. Kalang Anyar

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit, keluarga Tn. U
Khususnya Ny. S mampu memahami dan mengerti tentang penyakit hipertensi
serta mengontrol dan melakukan pengobatan di rumah dengan benar.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai setelah pembelajaran ini antara lain:
Kognitif : Keluarga Bpk. U khususnya Ibu S mampu
menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaan, terapi
tradisional hipertensi, asupan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan, lingkungan yang baik untuk hipertensi, dan
pelayanan kesehatan yang dapat digunakan.
Afektif : Keluarga Bpk.. U Khususnya Ny. S bersedia
melakukan pencegahan dan perawatan penyakit
hipertensi.
Psikomotor : Keluarga Bpk. U khususnya Ibu S mampu
mendemonstrasikan kembali obat tradisional untuk
hipertensi,mampu memilih dan menunjukkan asupan
makanan yang dianjurkan serta tidak dianjurkan.
C. Materi
1. Mampu menyebutkan pengertian hipertensi
2. Mampu menyebutkan penyebab hipertensi
3. Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Mampu menyebutkan komplikasi hipertensi
5. Mampu menyebutkan cara pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi
6. Mampu menyebutkan makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak
dianjurkan
7. Mampu menyebutkan salah satu obat tradisional hipertensi yang dapat
digunakan
8. Mampu menyebutkan lingkungan yang baik untuk hipertensi.
9. Mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi

D. Strategi Penyampaian
1. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan dengan sub
topik hipertensi antara lain:
a. Ceramah
Metode ini digunakan sebagai pengantar untuk memberikan penekanan
pengertian hipertensi dan cara perawatannya.
b. Stimulasi
Stimulasi digunakan bila penyuluh menjelaskan tentang penyakit
hipertensi sehingga Ny. S dapat mengerti dengan jelas.
c. Tanya Jawab
Metode ini digunakan baik pada saat dilangsungkannya penyuluhan
atau pada saat diakhirinya penyuluhan yang memungkinkan Ny. S
mengemukakan hal-hal yang belum dimengerti.

E. Media dan Alat


Leaflet tentang hipertensi
Lembar balik tentang hipertensi

F. Penataan Strategi Pengorganisasian

Keterangan:
= Media
= Penyaji
= Keluarga

G. Penetapan Strategi Pengorganisasian


Materi Hipertensi Terlampir

H. Kegiatan Pembelajaran Kesehatan Evaluasi


No Kegiatan Kegiatan Klien Alat dan Waktu
Pembelajaran Bahan
yang
digunakan
1. Pendahuluan 2 menit

a. Perkenalan a. Menjawab
Mengucapkan salam,
salam, mendengarkan
memperkenalkan b. Menyimak
diri c. Menyimak
b. Tujuan
Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
c. Kontrak waktu
Memberitahu
waktu yang akan
digunakan dan
strategi
pelaksanaan.
2. Kegiatan Inti 20 Menit

a. Menjelaskan Klien menyimak Lembar


pengertian Balik
hipertensi Leaflet
b. Menjelaskan
penyebab
hipertensi
c. Menjelaskan
tanda dan gejala
hipertensi
d. Menjelaskan
komplikasi
hipertensi
e. Menjelaskan cara
pencegahan
hipertensi
f. Menjelaskan
asupan yang
dianjurka dan
tidak dianjurkan.
g. Menjelaskan diit
hipertensi
h. Menjelaskan
terapi non
farmakologis
(tradisional)
secara sederhana
untuk penderita
hipertensi
i. Mendemonstrasik
an cara
pembuatan obat
tradisional
hipertensi
j. Menjelaskan
lingkungan yang
baik untuk
hipertensi.
k. Menjelaskan
pelayanan
kesehatan yang
dapat dikunjungi.
3. Penutupan 8 Menit

a. Tanya jawab a. Diharapkan


dengan peserta mau
memberikan bertanya
kesempatan tentang materi
kepada peserta yang belum
untuk bertanya dimengerti
tentang materi b. Menjawab
yang belum pertanyaan
dimengerti yang
b. Evaluasi dengan diberikan
mengajukan penyuluh.
pertanyaan secara
lisan
c. Mengucapkan Menjawab salam
salam

I. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (lembar balik dan leaflet)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan keluarga memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
b. Selama penyuluhan keluarga aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
c. Selama penyuluhan keluarga aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Contoh pertanyaan :
1. Apa yang anda tahu tentang pengertian hipertensi?
2. Apa yang anda tahu tentang penyebab hipertensi?
3. Apa yang anda tahu tentang tanda dan gejala dari hipertensi?
4. Apa yang anda tahu tentang komplikasi dari hipertensi?
5. Sebutkan 3 makanan yang dianjurkan pada pasien hipertensi?
6. Sebutkan 3 makanan yang tidak dianjurkan pada pasien hipertensi?

3. Evaluasi Hasil Akhir


Diharapkan keluarga dapat :
a. Menjelaskan apa itu hipertensi?
b. Menjelaskan tentang etiologi hipertensi ?
c. Menjelaskan tentang manifestasi klinis hipertensi?
d. Menjelaskan tentang penatalaksanaan hipertensi ?
e. Menjelaskan tentang pencegahan hiepertensi ?
f. Menjelaskan tentang komplikasi hipertensi
MATERI HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat sistemik
alias berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak
terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah
tinggi yang tidak terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan
darah tinggi permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2012). Hipertensi
adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
atau nilai tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Menurut InaSH
(Perhimpunan Hiepertensi Indonesia), Untuk menegakkan diagnosis hipertensi
perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal 2 kali dengan jarak 1
minggu bila tekanan darah kurang dari 160/100 mmHg (Garnadi, 2012).
B. KLASIFIKASI
Keadaan tekanan darah pada seseorang sangat bervariasi tergantung dari
kondisi fisik dan emosional yang sedang dialami. Tekanan darah seseorang
cenderung naik ketika sedang beraktivitas, emosi, dan mengalami stress dan
sebaliknya ketika tidur dan relaksasi tekanan darah seseorang menjadi
menurun (Fajar, 2015)
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Grade
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi ≥ 140 ≥ 90
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Sumber : (The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
dalam Noviyanti, 2015)
C. ETIOLOGI
Faktor risiko hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu faktor risiko
yang dapat dikontrol dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol:
a. Umur
Pada umumnya tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur
terutama setelah umur 40 tahun. Hal ini disebabkan oleh kaku dan
menebalnya arteri karena arteriossclerosissehingga tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
b. Jenis kelamin
Pria cendrung mengalami tekanan darah yang tinggi dibandingkan dengan
wanita. Rasio terjadinya hipertensi antara pria dan wanita sekitar 2,9 untuk
kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,6 untuk kenaikan tekanan darah
diastolik. Laki-laki cendrung memiliki gaya hidup yang dapat
meningkatkan tekanan darah dibandingkan wanita. Tekanan darah pria
mulai meningkat ketika usianya berada pada rentang 35-50 tahun.
Kecendrungan seorang wanita terkena hipertensi terjadi pada saat
menopause karena faktor hormonal.
c. Keturunan
Sekitar 70-80% orang dengan hipertensi-hipertensi primer ternyata
memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka risiko terjadinya hipertensi primer
2 kali lipat dibanding dengan orang lain yang tidak mempunyai riwayat
hipertensi pada orang tuanya. Faktor genetik yang diduga menyebabkan
penurunan risiko terjadinya hipertensi terkait pada kromosom 12p dengan
fenotip postur tubuh pendek disertai brachydactyly dan efek
neurovaskuler.
2. Faktor-faktor yang dapat dikontrol:
a. Obesitas
Faktro risiko penyebab hipertensi yang diketahui dengan baik adalah
obesitas. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan
akumulasi lemak berlebih dan jaringan adiposa. Kondisi obesitas
berhubungan dengan peningkatan volume intravaskular dan curah jantung.
Daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi
dengan obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi
dengan berata badan normal.
b. Merokok
Menurut Winnifor (1990), merokok dapat meningkatkan tekanan darah
dan denyut jantung melalui mekanisme sebagai berikut:
1) Merangsang saraf simpatis untuk melepaskan norepineprin melalui
saraf adrenergik dan meningkatkan catecolamine yang dikeluarkan
melalui medulla adrenal.
2) Merangsang kemoreseptor di arteri karotis dan aorta bodies dalam
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
3) Secara langsung memlalui otot jangtung mempunyai efek inotropik (+)
dan efek chonotropik.
c. Alkohol
Pengguna alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan tekanan
darah. Mungkin dengan cara meningkatkan katekolamin plasma
(Widyanto dan Triwibowo, 2013).
D. MANIFESTASI KLINIS
Walaupun penyakit ini dianggap tidak memiliki gejala awal, sebenarnya ada
beberapa gejala yang tidak terlalu tampak sehingga sering tidak dihiraukan
oleh penderita. Gejala-gejala yang dirasakan penderita hipertensi antara lain
pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat
di tengkuk, mudah lelah, mata kunang-kunang, mimisan, muka pucat, suhu
tubuh rendah. Gejala-gejala yang sifatnya khusus tersebut akan terasa pada
kondisi atau aktivitas tertentu berhubungan dengan perubahan dan proses-
proses metabolisme tubuh yang sedikit terganggu.
1. Kondisi istirahat
Gejala hipertensi pada kondisi istirahat berupa kelemahan dan letih, nafas
pendek, gaya hidup monoton, frekuensi jantung meningkat.
2. Berkaitan dengan sirkulasi darah
Gejala hipertensi berkaitan dengan sirkulasi darah berupa kenaikan tensi
darah, nadi denyutan jelas, kulit pucat, suhu dingin akibat pengisian
pembuluh kapiler mungkin melambat.
3. Kondisi emosional
Berkaitan dengan masalah emosioanl, seseorang pasti mengalami riwayat
perubahan kepribadian. Hal tersebut dapat dipicu oleh faktor-
faktor multiple stress atau tekanan yang bertumpuk seperti hubungan
dengan orang lain, keuangan, pekerjaan, dan sebagainya. Gejala hipertensi
berkaitan dengan kondisi emosional berupa fluktuasi turun naik, suasana
hati yang tidak setabil, rasa gelisah, penyempitan perhatian, tangisan
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
Kondisi makanan dan pencernaan
4. Gejala-gejala hipertensi berkaitan dengan kondisi makanan dan
pencernaan berupa makanan yang disukai mencakup makanan tinggi
natrium, lemak serta kolestrol, sering mual dan muntah, perubahan berat
badan secara drastis (meningkat/menurun), riwayat pengguna obat
diuretik, adanya edema, glikosuria
5. Berhubungan dengan respon saraf
Gejala hipertensi berhubungan dengan respons saraf, berupa keluhan
pusing, berdenyut-denyut, sakit kepala terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam, gangguan penglihatan, misalnya
penglihatan kabur, perubahan keterjagaan, gangguan orientasi, pola isi
bicara berubah, proses pikir terganggu, penurunan kekuatan genggaman
tangan, sering batuk, gangguan koordinasi/cara berjalan, perubahan
penurunan postural (Sutanto, 2010).
E. PENGOBATAN HIPERTENSI
1. Pengobatan Non-Obat (Non Farmakologis)
Pengobatan ini terbukti dapat mengontrol tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis tidak lagi diperlukan atau sekurang-kurangnya
ditunda. Selain itu, pada keadaan saat obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. (Dalimartha, 2008)
Pengobatan non farmakologis di antaranya dengan melakukan hal-hal
berikut :
a. Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan
b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Cara pengobatan itu akan
lebih baik jika digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan
farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi, seperti meditasi,
yoga, atau hipnosis dapat dilakukan untuk mengontrol sistem syaraf
yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga, seperti aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu
e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol yang berlebihan.
2. Pengobatan Farmakologis
Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 untuk terapi
farmakologis hipertensi (Yogiantoro, 2010):
a. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone
Antagonist (Aldo Ant).
b. Beta Blocker (BB).
c. Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB).
d. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI).
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist or
blocker (ARB)
F. PENCEGAHAN
1. Mengonsumsi makanan sehat.
2. Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
3. Berhenti merokok.
4. Berolahraga secara teratur.
5. Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
6. Mengurangi konsumsi minuman keras. (Lingga, 2012).
G. PENATALAKSANAAN
Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan gaya hidup
atau dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan
membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat sampai asupan garam
berlebih. Jumlah nefron berkurang stres Perubahan genetis obesitas Bahan-
bahan yang erasal dari endotel Retensi natrium ginjal Penurunan permukaan
filtrasi Aktivitas berlebih saraf simpatis Renin angiotensin berlebih
Perubahan membran sel Hiperinsulinemia Kontriksi vena Volume cairan
Hipertrofi struktural Konstriksi Fungsional Kontraktilitas Preload Tekanan
Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer 15 setengah sendok teh atau enam
gram perhari, menrunkan berat badan yang berlebih, menghindari minuman
yang mengandung kafein, berhenti merokok, dan meminum minuman
beralkohol. Penderita hipertensi dianjurkan berolahraga, dapat berupa jalan,
lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per
minggu. Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk
penderita hipertensi.
1. Diit Hipertensi
Menurut Kementrian Kesehatan Tahun 2013, makanan yang harus
dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak,
ginjal, paru, minyak kelapa, gajih.
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti
biskuit, kreker, keripik, dan makanan kering yang asin.
c. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah,
abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
d. Susu full cream, margarine,mentega, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau
kambing, kuning telur, dan kulit ayam.
e. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan kaleng, dan soft drink.
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan
tape.
2. Obat Tradisional Untuk Hipertensi
Banyak tumbuhan obat yang telah lama digunakan oleh masyarakat secara
tradisional untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal yang
perlu diinformasikan kepada masyarakat adalah cara penggunaannya,
dosis, serta kemungkinan adanya efek samping yang tidak diketahui. Obat-
obat tradisional tersebut diantaranya:
a. Buah Belimbing Manis
Buah ini dapat mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan
juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah
mengalaminya. Caranya yaitu buah belimbing yang sudah masak
diparut halus. Kemudian parutan belimbing diperas sehingga menjadi
satu gelas sari belimbing. Air perasan ini diminum setiap pagi,
lakukan selama tiga minggu sampai satu bulan. Setelah satu bulan sari
belimbing ini dapat diminum dua hari sekali. Tidak perlu
menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasan. Bagi mereka
yang sudah terlanjur menderita hipertensi, sebaiknya gunakan buah
belimbing yang besar sehingga air perasannya lebih banyak.
b. Daun Seledri
Siapkan daun seledri yang masih segar sebanyak 40gram. Lalu daun
tersebut direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin,
disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sehari sama banyaknya, pagi
dan sore hari.
c. Mentimun dapat dimakan langsung, atau dapat di parut kemudian
diminum
d. Rebusan Daun Salam
Rebus 10-15 lembar daun salam segar maupun kering dengan 3 gelas
air sampai tersisa 1 gelas, minum 2 kali sehari masing-masing ½
gelas. Diminum pada pagi dan sore hari.
H. KOMPLIKASI
1. Jantung
Jantung adalah otot yang membutuhkan suplai darahnya sendiri, yang
dibawa oleh arteri koronaria. Jika arteri ini menyempit, darah tidak dapat
mencapai otot jantung secara efisien. Jadi ketika jantung harus bekerja
lebih cepat daripada biasanya, misalnya ketika sedang berjalan mendaki
gunung, otot jantung tidak bisa mendapatkan suplai darah dan oksigen
yang dibutuhkan. Ini menyebabkan rasa sakit didada, disebut miokardial
iskemia atau angina.
2. Arteri Trombosis
Jika arteri koronaria menyempita dan kemudian darah menggumpal,
bagian otot jantung yang tergantung pada arteri koronaria kemudian mati.
Ini disebut arteri thrombosis, suatu infraksi miokardial, atau serangan
jantung.
3. Gagal Jantung
Selama bertahun-tahun, ketika arteri menyempit dan menjadi kurang
lentur sebagai akibat hipertensi, jantung semakin sulit memompakan
darah secara efisien keseluruh tubuh. Beban kerja yang meningkat ini
akhirnya merusak jantung dan menghambat kerjanya. Adanya cairan
dalam paru-paru meyebabkan nafas jadi pendek. Ini disebut kegagalan
kardiak kongesif, atau kegagalan jantung.
4. Stroke
Penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen keotak dapat
menyebabkan ketidak berfungsian sementara pada otak yang dilayani
oleh arteri tersebut. Ini disebut serangan ischemik transien (TIA).
Penyumbatan secara permanen pada arteri karena penggumpalan darah
menyebabkan kematian pada bagian otak yang bergantung pada bagian
arteri itu, yang kemudian menimbulkan stroke.
5. Rusaknya Pembuluh Darah di Kaki
Pembuluh darah yang lebih kecil di kaki dapat menjadi rusak, sehingga
darah yang menuju kaki menjadi kurang dan rasa sakit pada otot betis
ketika berjalan.
6. Ginjal
Ketika pembuluh darah yang menyuplai ginjal terkena dampaknya dapat
mengakibatkan kerusakan ginjal secara bertahap. Ini sebabnya mengapa
tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal adalah bagian yang penting dari
pemeriksaan rutin pada siapapun yang menderita hipertensi.
7. Kerusakan Retina
Pembuluh darah kecil di mata dapat juga terkena dampaknya, meskipun
tidak teramati sampai kerusakannya meluas. Jarang terjadi hipertensi
yang berat menimbulkan kerusakan retina dengan pendarahan. Kondisi
ini disebut hipertensi yang ganas, dengan pengobatan yang baik masih
ada harapan (Beavers, 2008).
I. LINGKUNGAN YANG BAIK UNTUK HIPERTENSI

1) Lingkungan yang tenang, jauh dari keributan (kamar tersendiri).


2) Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi
3) Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin dan tidak basah.
4) Pasang pegangan di kamar mandi.
5) Hindari lampu yang redup dan menyilaukan.
6) Gunakan sandal yang beralas karet.
7) Tidak melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan emosi dan
kemarahan
J. PELAYANAN KESEHATAN

Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan:


1) Puskesmas
2) Rumah sakit
3) Dokter praktek
Manfaat pelayanan kesehatan:
1) Tempat berobat
2) Tempat pemeriksaan kesehatan
3) Tempat konsultasi
Waktu kunjungan pelayanan kesehatan:
1) Rumah sakit : setiap hari 24 jam
2) Puskesmas : setiap hari senin – sabtu kecuali hari libur jam 08.00-14.00
wib
3) Dokter praktek/ klinik : setiap hari kecuali hari libur jam 16.00-21.00 wib
DAFTAR PUSTAKA

Beavers, D. 2008. Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian


Rakyat.
Garnadi, Y. 2012. Hidup Nyaman Dengan Hipertensi. Edisi Pertama. Jakarta:
Agro Media Pustaka.
Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta. Agro Media
Pustaka.
Sutanto. 2010. Cekal (cegah dan tangkal) Penyakit Modern: (hipertensi,
stroke, jantung, kolesterol, dan diabetes). Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Widyanto, S. dan Triwibowo, C. (2013). Trend Disease Trend Penyakit Saat
Ini Jakarta: Trans Info Media.
Yogiantoro, Muhammad. 2010. Hipertensi Essensial: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.
www.depkes.go.id
Dalimartha, Setiawan. (2008). Care Yorself Hipertensi. Jakarta : Penebar
Plus.
Fajar, I.W.G. (2015). Pengaruh Deep Breathing menggunakan aromaterapi
kenanga terhadap tekanan darah lansia yang mengalami hipertensi
di wilayah kerja puskesmas payangan
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi
Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai