Anda di halaman 1dari 13

PRE PLANNING

PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI


RW V KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG

Disusun Oleh :
Fenia Cahya Astuti
G3A018079

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
Satuan Acara Penyuluhan

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan penting bagi tenaga kesehatan
karena angka Prevelensi yang tinggi dan akibat jangka panjang menimbulkan
konsekuensi tertentu. Salah satu contoh gangguan kesehatan yang di perberat
akibat gaya hidup yang salah yaitu hipertensi. Salah satu faktor pencetus lain
yang mempengaruhi hipertensi yaitu obesitas , konsumsi alkohol, konsumsi
garam yang berlebihan. Hipertensi akan menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang serius jika tidak terkendalikan berkembang dan
menimbulkan komplikasi yang berbahaya misalnya stroke, jantung koroner,
gangguan ginjal, komplikasi yang sering terjadi karena hipertensi adalah
kurang pengetahuan mengenai hipertensi. Untuk itu kami mengambil
Diagnosa keperawatan kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi mengenai hipertensi (Soedirjo, 2010, hlm.35).
Masyarakat awam menyebut hipertensi dengan darah tinggi, kurang
pengetahuan dalam konteks yang mempengaruhi hipertensi terutama pada
anggota keluarga akan mengakibatkan tidak tepatnya penanganan penderita.
Hal ini dapat mempengaruhi fungsi peran anggota keluarga untuk perawatan
hipertensi harus komprehensif mengingat komplikasi yang mengakibatkan
kematian (Palmer, 2009, hlm 44).
Oleh karena itu akan memberikan penyuluhan mengenai hipertensi
dengan tema hipertensi supaya keluarga mengetahui apa maksud, penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi serta pencegahan hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan
Ny.S dapat memahami tentang hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit Ny.S mampu
a. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi.
b. Meyebutkan penyebab hipertensi.
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
d. Menyebutkan cara pencegahan dan terapi untuk mengurangi
hipertensi .
C. Sasaran : keluarga Tn.P khususnya Ny.S
D. Metode : Ceramah dan tanya jawab.
E. Media : Leaflet.
F. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Minggu, 17 Maret 2019
Waktu : 17.00 WIB.
Tempat : Rumah Tn.S.
G. Setting Tempat
Keterangan : : Mahasiswa
: Ny.J dan keluarga
: Dosen pembimbing
: Fasilitator
H. Susunan Acara
Jam / Tahap Respon Media
Waktu
5 1. Pendahulan (5 menit)
menit a. Salam terapeutik a. Menjawab salam Lembar
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan balik dan
c. Mengingatkan kontrak c. Audiens ingat leaflet
d. Menjelaskan tujuan dengan kontrak
pendidikan kesehatan d. Audiens mengerti
e. Menanyakan maksud dan tujuan
ketersediaan e. Audiens siap atau
f. Apersepsi (menanyakan bersedia
apa yang sudah dan
belum diketahui audiens)

15 2. Pembahasan (20 menit)


menit a. Menjelaskan pengertian a. Menyimak Lembar
hipertensi b. Mengajukan balik dan
b. Menyebutkan penyebab pertanyaan leaflet
hipertensi c. mendengarkan
c. Menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi.
d. Menyebutkan cara
pencegahan.
e. Menjelaskan pengertian
diet hipertensi.
f. Menjelaskan tujuan diit
hipertensi.
g. Menyebutkan makanan
yang boleh dikonsumsi
h. Menyebutkan makanan
yang harus dibatasi
i. Menyebutkan makanan
yang harus dihindari

10 3. Penutup (5 menit)
menit a. Menanyakan pada Ny.S a. Mendengarkan Lembar
apa yang telah b. Menjawab salam balik dan
disampaikan leaflet

b. Mengevaluasi dan
menyimpulkan hasil
pendidikan kesehatan
c. Menutup Salam

I. Materi :Terlampir.

J. Kriteria Evaluasi.
1. Evaluasi Persiapan
a. Rancangan penyuluhan disusun dan telah disetujui oleh
pembimbing 1hari sebelum pelaksanaan.
b. Kontrak waktu, tema dan tempat dengan pembimbing.
c. Mempersiapkan media sesuai dengan rencana kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Ny.S memperhatikan penjelasan penyaji.
b. Media dapat digunakan dengan baik.
c. Pendidikan kesehatan dapat digunakan sesuai waktu.
d. Ny.S dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Ny.S menjelaskan tentang pengertian hipertensi.
b. Ny.S dapat menyebutkan penyebab hipertensi.
c. Ny.S dapat menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
d. Ny.S dapat menyebutkan cara pencegahan.
e. Ny.S dapat menyebutkan makanan yang diperbolehkan.
f. Ny.S dapat menyebutkan makanan apa yang harus dibatasi.
g. Ny.S dapat menyebutkan makanan apa saja yang harus dihindari.
Lampiran

A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah lebih atau sama dengan 140/90 mmHg
(Soedirjo, 2010, hlm 36)

B. Penyebab hipertensi
1. Penyakit Endokrin.
2. Penyakit ginjal aliran kencing.
3. Emosi dan stress.
4. Penyakit jantung.

C. Tanda dan gejala


1. Kegelisahan.
2. Jantung berdebar-debar.
3. Keringat berlebihan.
4. Sulit konsentrasi.
5. Nafsu makan menurun.
6. Gangguan pengelihatan.
7. Sakit kepala.

D. Komplikasi
1. Stroke.
2. Gagal jantung.
3. Kerusakan pada ginjal.
4. Kerusakan pada mata.

E. Cara pencegahan
1. Hindari emosi.
2. Kurangi konsumsi garam.
3. Hindari mandi dengan air terlalu dingin.
4. Tidur cukup dan belajar hidup santai.
5. Perhatikan makanan yang tinggi protein dan lemak.
6. Berhentilah merokok dan mengkonsumsi alkohol.
7. Olah raga teratur.

F. Pengertian diit hipertensi


Diit hipertensi yaitu pembatasan dalam mengkonsumsi makanan yang
mengakibatkan terjadi hipertensi.

G. Tujuan
Untuk membantu menurunkan tekanan darah sehingga komplikasi atau akibat
lanjut hipertensi dapat dihindari.

H. Makanan yang boleh dikonsumsi :


Semua makanan segar atau yang diolah tanpa garam natrium seperti:
1. Beras, kentang, ubi, mie, terigu, gula pasir.
2. Kacang-kacangan.
3. Sayuran dan buah-buahan.
4. Bumbu-bumbu (bawang merah, bawang putih dsb).

I. Makanan yang harus dibatasi :


1. Daging/daging ayam/daging ikan dibatasi paling banyak 100 gram perhari.
2. Telur ayam/telur bebek paling banyak 1 butir perhari.
3. Susu paling banyak 200cc perhari.
4. Gorengan.

J. Makanan yang harus dihindari :


1. Daging kambing, otak, dan jerohan.
2. Makanan tinggi garam (biskuit, crackers, krupuk, kripik).
3. Sarden, sosis, kornet, sayuran dan buah-buahan kaleng.
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, abon, ikan asin, telur asin, dan udang
kering).
5. Makanan yang mengandung alkohol (durian dan tape).

LANDASAN TEORI TERKAIT PENERAPAN PENERAPAN EVIDENCE


BASED NURSING PRACTICE
Latihan isometrik menurut Taufiq (2014) berasal dari “Iso” yang berarti
tetap dan “Metrik” berarti jarak. Jadi isometrik dapat didefinisikan kontraksi otot
dimana otot-otot tidak memanjang atau memendek, seperti tidak ada gerakan yang
nyata tetapi di dalam otot ada ketegangan dan semua tenaga yang di keluarkan
oleh otot akan diubah menjadi panas, akibatnya metabolisme dalam tubuh
meningkat sehingga sirkulasi darah menjadi lebih bagus dari pada sebelumnya.
Kontraksi isometrik disebut juga dengan kontraksi statis. Kontraksi isometrik atau
kontraksi statis merupakan kontraksi sekelompok otot tanpa gerakan anggota
tubuh. Bentuk latihan dapat berupa mengangkat, mendorong, atau menarik benda
yang tidak dapat digerakkan, seperti mendorong tembok, pohon, dan sebagainya.
Gambar 2.1
Gerakan latihan isometrik

Sumber : Bima, 2010.

a. Karakteristik Latihan Isometrik


Kriteria latihan isometrik menurut Carolyn dan Colby (2007) antara
lain :
1) Interaksi Kontraksi Otot
Kekuatan tekanan yang dapat digenerasikan otot tergantung posisi
sendi. Intensitas kekuatan yang digunakan adalah 60 sampai
dengan 80 persen kekuatan maksimal dan disesuaikan pada setiap
posisi. Beban perlahan ditingkatkan sampai pada akhirnya kekuatan
otot meningkat.
2) Lama atau durasi aktivitas
Latihan isometrik dilakukan 6-10 detik. Latihan yang dilakukan
kurang dari 6 detik belum menimbulkan adaptasi atau perubahan
anatomi dan fisiologi otot, sedangkan latihan yang dilakukan lebih
dari 10 detik dapat menimbulkan kelelahan dan bahkan bila
berulang-ulang dapat menimbulkan cidera lanjut.
3) Kontraksi Repetitif
Penggunaan kontraksi repetitif dengan cara memberi tahanan
waktu selama 6-10 detik setiap pengulangan akan menurunkan
kejang otot dan meningkatkan keefektifan hasil dari latihan
isometrik.
4) Variasi pada Lingkup Gerak Sendi lainnya
Untuk memaksimalkan efek fisiologis kontraksi isometrik
dilakukan pada berbagai posisi sendi. Pada umumnya
direkomendasikan untuk memvariasi arah sendi menjadi empat
sampai enam arah.
b. Durasi Latihan Isometrik
Durasi lama melakukan latihan isometrik menurut Taufiq (2014)
adalah kira-kira perlakuan 10 detik, pengulangan 3 kali dan istirahat
20-30 detik. Pada permulaan latihan, frekuensi latihan kekuatan
isometrik adalah 5 hari/minggu. Sebagai percobaan untuk
mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi
latihan 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4 - 6
minggu.
c. Manfaat Latihan Isometrik
Kelebihan latihan isometrik menurut Taufiq (2014) sebagai berikut :
1) Latihan dapat dilakukan dalam posisi sembarang (berdiri, duduk
dan tidur)
2) Tidak memerlukan alat yang khusus dan mahal
3) Tidak memerlukan waktu yang terlalu lama
4) Dapat mengembangkan kekuatan pada setiap sendi yang diperlukan
5) Tidak akan menimbulkan sakit otot
6) Pada waktu atlit harus istirahat karena cedera, latihan isometrik
tetap dapat dilakukan sehingga kondisi kekuatan otot tidak
menurun.
7) Melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi kadar gula dalam
darah.
8) Meningkatkan kekuatan otot
9) Merileksasi otot
10) Reedukasi otot
d. Indikasi dan Kontra Indikasi
Menurut Carolyn dan Colby (2017) indikasi dan kontra indikasi
dilakukannya latihan isometrik antara lain:
1) Indikasi latihan isometrik :
a) Nyeri gerak
b) Fraktur dengan bidai atau gips
c) Meningkatkan kekuatan otot ketika latihan dinamis
dikhawatirkan
dapat mengakibatkan cidera sendi
d) Mencegah atropi
2) Kontra Indikasi latihan isometrik :
Latihan ini dikontraindikasikan pada penderita gangguan
kardiovaskular karena latihan isometrik cenderung membuat
seseorang menahan napas pada saat menahan beban sehingga dapat
menimbulkan kenaikan tekanan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Palmer, A. 2009. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.


Prakoso, A. 2011. Panduan Hidup Sehat untuk Mencegah Penyakit Jantung dan
Kematian Mendadak. Jakarta: Dinamika Media.
Soedirjo. 2010. Hipertensi dan Klinis. Jakarta: Farmacia.
Sustrani, L., Dkk. 2011. Hipertensi. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Wijaya, A.S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan medikal bedah 1 (keperawatan
dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai