D. PENGORGANISASIAN
1. Ketua : Rezza Alghifari Hadi
2. Sekretaris : Nurmita Agustini
3. Penyaji : Septiani Rinti Selistiyaningtyas
4. Moderator : Meliawati Putri Salsabila
5. Fasilitator :
a. Nailun Nijma Zahiroh
b. Rahmad Setiawan
c. Slamet Wiwi jayanti
d. Endah Wahyuningsih
e. Nilakanta Sastri
6. Observer :
a. Ghina Yustina Fazriyani
b. Resian Dwi Cahyo
c. Novita Eka Nuruliya
E. SETING TEMPAT
LCD
O1
O3
F= Fasilitator
O= Observer
F. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Metode : Ceramah, tanya jawab.
2. Pokok-pokok kegiatan:
Media dan alat
No Tahapan dan Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Audien
pembelajaran
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Microphone
(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2. Penyajian 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan Microphone, PPT,
(20menit) pengertian memperhatikan Leaflet,Lembar
komplikasi luka 2. Mendengarkan dan balik, dan laptop
2. Menjelaskan memperhatikan
penyebab 3. Mendegarkan dan
komplikasi memperhatikan
3. Menjelaskan 4. Mendengarkan dan
macam-macam memperhatikan
komplikasi luka
4. Menjelaskan
pencegahaan
komplikasi luka
A. Pengertian Komplikasi
Komplikasi timbul dari pembersihan luka yang tidak adekuat, keterlambatan
pembentukan jaringan granulasi, tidak adanya reepitalisasi dan juga akibat komplikasi
post operatif dan adanya infeksi (InETNA, 2004 : 6).
B. Peyebab Komplikasi Luka
1. Penurunan daya tahan terhadap infeksi
Penurunan daya tahan terhadap infeksi akan menghambat penyembuhan luka
karena berkurangnya efisiensi sistem imun. Infeksi kronis juga mengakibatkan
katabolisme dan habisnya timbunan protein, yang merupakan sumber – sumber
endogen infeksi luka yang pernah ada.
2. Kurangnya suplai darah
Luka dengan suplai darah yang buruk sembuh dengan lambat. Jika faktor –
faktor yang esensial untuk penyembuhan seperti oksigen, asam amino, vitamin
dan mineral, sangat lambat mencapai luka karena lemahnya vaskulerisasi, maka
penyembuhan luka tersebut akan terhambat, meskipun pada pasien yang
nutrisinya baik.
3. Dehidrasi
Jika luka terbiarkan terkena udara, maka lapisan permukaannya akan mengering.
Sel – sel epitel pada tepi luka bergerak ke bawah, dibawah lapisan tersebut,
sampai sel – sel tersebut mencapai kondisi lembab yang memungkinkan mitosis
dan migrasi sel – sel untuk menembus permukaan yang rusak (Silver, 1980).
4. Eksudat berlebihan
Terdapat suatu keseimbangan yang halus antara kebutuhan akan lingkungan luka
yang lembab, dan kebutuhan untuk megeluarkan eksudat berlebihan yang dapat
mengakibatkan terlepasnya jaringan. Eksotoksin dan sel – sel debris yang berada
dalam eksudat dapat memperlambat penyembuhan dengan cara mengabadikan
respons inflamasi.
5. Turunnya temperatur
Apabila luka basah dibiarkan terbuka lama pada saat mengganti balutan, atau
saat menunggu pemeriksaan dokter, maka temperatur permukaan dapat menurun
sampai paling rendah 12ºC. Pemulihan jaringan ke suhu tubuh dan aktivitas
mitosis sempurna, dapat memakan waktu sampai 3jam (Turner, 1982).
C. Komplikasi Luka
1. Infeksi terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan, demam atau
panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras, serta
adanya kenaikan leukosit.
3. Evisceration yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam ke arah luar melalui
luka. Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik akibat proses
penyembuhan yang lambat.
4. Perdarahan ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda vital
seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernapasan, penurunan tekanan darah,
melemahnya kondisi tubuh, kehausan serta keadaan kulit yang dingin dan lembab.