Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI PADA LANSIA

OLEH :
RABIATUL ADAWIYAH
P07120121032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI PADA LANSIA
Topik : Hipertensi
Sub Topik : Hipertensi pada Lansia
Sasaran : Lansia
Tempat : Politeknik Kesehatan Mataram
Waktu : Jam 08.00 – Selesai
Hari/Tanggal : Senin, 20 November 2023

A. TUJUAN
1. Tujuan intruksional umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia selama 10 menit,


diharapkan lansia dapat mengerti dan memahami tentang hipertensi pada
lansia.
2. Tujuan intruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia selama 10 menit,


lansia mampu menjelaskan tentang :

a) Pengertian hipertensi

b) Tanda dan gejala hipertensi

c) Penyebab penyakit hipertensi

d) Komplikasi hipertensi

e) Penatalaksanaan hipertensi

B. SASARAN

➢ Lansia

C. SUB POKOK PEMBAHASAN

➢ Pengertian hipertensi

➢ Penyebab hipertensi

➢ Tanda dan Gejala hipertensi

➢ Pencegahan Hipertensi
D. MATERI

Terlampir

E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. MEDIA

1. PPT

2. LCD Proyektor

3. Laptop
G. PROSES PELAKSANAAN
No Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 2 menit a. Memberikan a. Peserta menjawab
salam, salam
b. memperkenalkan b. peserta menjawab sesuai
diri, denganpengetahuan
c. persamaan persepsi yang dimiliki
tentanghipertensi

2 Pelaksanaan 6 menit a. Menjelaskan a. Peserta mendengarkan


pengertian dengan seksama
hipertensi, tanda b. Peserta memberikan
gejala, penyebab, pertanyaan kepada
komplikasi, pemateri
penatalaksanaan, c. Peserta menjawab
konsumsi garam pertanyaan
per hari untuk
hipertensi dan
pencegahan
hipertensi.
b. Melakukan sesi
tanya jawab
c. Mengevaluasi
secara verbal
pada peserta
penyuluhan

3 Penutup 2 menit a. Menyimpulkan a. Peserta


materi memperhatikan
penyuluhan b. Peserta
b. Mengakhiri menjawabsalam
kegiatan dengan c. Peserta
mengucapkan menerima leaflet
salam
c. Membagikan
leaflet

H. EVALUASI
1. Persiapan
• Media disiapkan sebelum proses penyuluhan Kesehatan
• Materi yang digunakan sudah siap
• Lansia sudah siap di tempat yang ditentukan
2. Proses
• Proses kegiatan peyuluhan berjalan dengan lancar
• Lansia mampu untuk menjelaskan ulang
3. Hasil setelah dilakukan kegiatan penyuluhan lansia mampu :
• Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi
• Menjelaskan penyebab hipertensi
• Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
• Menjelaskan pencegahan hipertensi
Lampiran
HIPERTENSI

A. Pengertian
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (Fitri, 2016).
Hipertensi pada lansia terjadi karena adanya penebalan pada dinding arteri
yang mengakibatkan penumpukkan zat kolagen pada lapisan otot,
sehingga pembuluh darah berangsur-angsur mengalami penyempitan dan
menjadi kaku (Novitaningtyas, 2014). Penyempitan yang terjadi pada
sistem peredaran darah menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai
normal (Suardana, 2010).
B. Penyebab

Faktor penyebab hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat


keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol),
kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan
jelantah, kebiasaan minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang
aktivitasfisik, stres, penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2013).
C. Klasifikasi

Pembagian derajat keparahan hipertensi menurut a statement by the


american society of hypertension (2013) adalah:
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Optimal < 120 dan < 80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 dan/atau 84-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 dan/atau 100-109
D.

Hipertensi derajat 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110


Hipertensi sistolik ≥ 140 dan < 90
terisolasi

D. Tanda dan Gejala


Tanda gejala penyakit yang biasa terjadi yaitu sakit kepala, gelisah,
jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah,
telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di
malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai
meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan
serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh
darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran
hingga koma (Cahyono, 2008).

E. Komplikasi
Penyakit hipertensi akan meningkat dengan adanya penyakit kronis.
Penyakit lain yang daapt meningkatkan derajat hipertensi atau berupa
komplikasi hipertensi akan menyebabkan hipertnesi lebih sulit dikendalikan.
Berikut ini berbagai komplikasi penyebab hipertensi menurut Junaedi,
Yulianti, dan Rinata (2013) :

1. Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol, sejenis lemak dalam darah yang tinggi akan
meningkatrkan pembentukan plak dalam pembuluh arteri. Akibatnya,
arteri menyempit dan sulit mengembang. Perubahan ini dapat
menyebabkan tekanan darah.
2. Diabetes Melitus
Terlalu banyak kadar gula dalam darah akan merusak organ dan
jaringan tubuh sehingga terjadi aterosklerosis (penyempitan atau
pembuluh arteri), penyakit ginjal, atau penyakit arteri koronaria. Ketiga
penyakikt ini mempengaruhi tekanan darah.
3. Apnea pada saat tidur (mendengkur)
Apnea adalah gangguan tidur berupa kesulitan bernafas yang terjadi
berulang kali pada saat tidur. Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hubungan antara pernafasan yang terhenti dan berkurangnya pasokan
oksigen untuk sementara waktu yang menyertai apnea saat terjadinya
hipertensi. Apnea pada saat tidur tidak selalu terlihat jelas. Namun, jika
seseorang sering tidak dapat tidur nyenyak sepanjangmalam dan selalu
mengantuk pada siang hari sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.
Pengobatannya dapat dilakukan dengan cara memberikan oksigen pada
saat tidur. Cara ini terbukti dapat menurunkan tekanan darah sedikit demi
sedikit.
4. Gagal jantung dan Ginjal
Kerusakan atau kelemahan otot mungkin disebabkan serangan
jantung karena jantung harus bekerja lebih berat untuk memompa darah.
Hipertensi yang tidak terkendali menuntut jantung yang lemah bekerja
lebih keras dan menyulitkan pengobatan kedua penyakit tersebut.
Indikator lain yang menunjukan peningkatan resiko penyakit jantung dan
pembuluh darah adalah terjadinya perubahan aliran darah dalam retina
dan penebalan bilik jantung.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup
dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam, menurunkan berat badan,
menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga
juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapatberupa jalan, lari, jogging,
bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting
juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk
pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter keluarga anda. Ada pun makanan yang harus
dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah :
1. Makanan yang berkadar lemakjenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripikdan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandunggaram
natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

G. Konsumsi Garam Per Hari

1. Hipertensi ringan : 1⁄2 sendok teh per hari

2. Hipertensi sedang : 1⁄4 sendok teh per hari

3. Hipertensi berat : tanpa garam

H. Pencegahan Hipertensi

Menurut Riyadi (2011) terdapat dua cara pencegahan hipertensi, yaitu:


1. Pencegahan primer

Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah di atas rata-rata, adanya
riwayat hipertensi pada anamnesa keluarga, ras (negro), takikardi,
obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkna untuk :
a. Diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterol, diabetes melitus dan sebagainya.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

a. Merubah kebiasaan sehari-hari dengan tidak mengkonsumsigaram

berlebihan. Untuk yang tidak hipertensi boleh 1⁄3 sendok teh, kalau

yang hipertensi sesuai yang telah dijelaskan diatas


b. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan bila penderita telah diketahui menderita


hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan berupa :
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga suapaya darahnya tetap dapat terkontrol secara normal
dan stabil
c. Faktor-faktor penyakit jantung iskemia yang lain harus dikontrol.

d. Batasi aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono S.(2008).Gaya Hidup Dan Penyakit Modern.Yogyakarta: Kanisius.

Fitri, Y., Mulyani, N.S., Fitrianingsih, E., & Suryana. (2016). Pengaruh pemberian
aktivitas fisik (aerobic exercise) terhadap tekanan darah, IMT dan RLPP pada
wanita obesitas. Jurnal Ac Tion: aceh nutrition journal, November 2016; 1(2):
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 448 105-110. Diperoleh tanggal
21 Maret 2019 dari http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id

Junaedi, E., Yulianti, S., & Rinata, M.G. (2013). Hipertensi kandas berkat herbal.
Jakarta Selatan: FMedia
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Jakarta: Infodatin Pusat Data Dan Informasi Kesehatan RI
Novitanngtyas, T. (2014). Hubungan karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan) dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di kelurahan
makamhaji kecamatan kartasura kabupaten sukoharjo. Diperoleh tanggal 21
Maret 2019 darihttps://eprints.ums.ac.id/29084/9/02._Na skah_Publikasi.pdf
Riyadi, S. M. (2011). Buku keperawatan medical bedah. Yogyakarta: Pustaka
Belajar

Anda mungkin juga menyukai