Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI
Disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep.

Disusun Oleh :
Denissa Dewi Shafna Bella

20101440120027

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG

2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Definisi, Penyebab, Gejala, dan Penatalaksanaan Hipertensi
Sasaran : Keluarga Pasien
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Januari2023
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Ny. T
Penyuluh : Denissa Dewi Shafna Bella

A. LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan proses normal adanya perubahan yang berhubungan
dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan dimulai sejak lahir dan berlanjut
sepanjang hidup. Bertambahnya usia harapan hidup orang Indonesia, jumlah usia
lanjut (lansia) di Indonesia akan bertambah banyak. Dengan demikian,banyak hal
yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan para lansia, antara lain adalah status
kesehatan. Para lansia pun tidak lepas dari beragam penyakit, penyakit akibat
penuaan akan semakin banyak dihadapi. Salah satu penyakit yang sering mengintai
para lansia adalah hipertensi.
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg, atau bila pasien mengkonsumsi obat
antihipertensi (Arif Mansjoer,2001). Selain itu, hipertensi juga merupakan
peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian,
gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epiktasis, marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.
Saat ini hipertensi tidak hanya menyerang para lansia tetapi juga mereka yang
berusia muda. Pola hidup yang tidak sehat ditengarai sebagai salah satu pemicu
penyebabnya.
Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90 %
diantara mereka menderita hipertensi primer, dimana tidak ditentukan penyebab
medisnya. Sisanya mengalami kenaikkan tekanan darah dengan penyebab tertentu
(sekunder) ; seperti penyempitan arteri renalis, berbagai obat, disfungsi organ dan
tumor. (Smeltzer, Suzanne, 2001)
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat,
memiliki peran penting dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
pada kasus hipertensi, maka dari itu seorang perawat harus memiliki kemampuan
yamg memadai dalam konsep penyakit, pengkajian keperawatan, penegakkan
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi serta evaluasi keperawatan
penyakit hipertensi demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

B. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 20 menit, keluarga diharapkan
dapat mengetahui lebih dalam mengenai penyakit Hipertensi

C. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit keluarga dapat :
1. Mengetahui pengertian penyakit Hipertensi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya penyakit Hipertensi.
3. Mengetahui gejala dari penyakit Hipertensi.
4. Mengetahui penatalaksanaanpenyakit Hipertensi.

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab.
E. MEDIA DAN ALAT
1. Alat : Alat tulis
2. Media : Leaflet

F. ISI MATERI
1. Pengertian penyakit Hipertensi.
2. Penyebab terjadinya penyakit Hipertensi.
3. Gejala dari penyakit Hipertensi.
4. Penatalaksanaanpenyakit Hipertensi.
G. PROSES PELAKSANAAN
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta Media
1 Pembukaan 5 menit a. Salam Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Menjelaskan Mendengarkan
tujuan dari
pertemuan Menjawab
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi

2 Isi materi 20 menit a. Menyebutkan Memperhatikan leaflet


pengertian
Hipertensi Memperhatikan
b. Menyebutkan Memperhatikan
penyebab
Hipertensi Memperhatikan
c. Menjelaskan
tentang gejala
Hipertensi
d. Menjelaskan
tentang
penatalaksanaa
nHipertensi

3 Penutup 5 menit a. Memberikan Mengajukan


kesempatan pertanyaan
pada keluarga
pasien untuk
mengajukan
pertanyaan
b. Memberikan Menjawab
pertanyaan pertanyaan
lisan kepada
keluarga pasien
c. Menyimpulkan Memperhatikan
kegiatan yang
telah
disampaikan.
d. Memberikan Menjawab
salam penutup salam

H. EVALUASI
1. EVALUASI STRUKTUR
a. SAP sudah siap 1 hari sebelum kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Sudah dibuat struktur.
d. Penyaji dan peserta siap.
2. EVALUASI PROSES
a. Alat dan tempat sudah sesuai rencana.
b. Peserta mampu menyimak dan merespon materi penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruang berlangsungnya penyuluhan.
d. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
3. EVALUASI HASIL
a. Jumlah peserta yang hadir sesuai dengan jumlah peserta yang di undang.
b. Peserta mampu menyebutkan pengertian penyakit Hipertensi.
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab terjadinya penyakit Hipertensi
d. Peserta mampu menyebutkan gejala dari penyakit Hipertensi.
e. Peserta mengetahui cara perawatan penyakit Hipertensi.
Lampiran
HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Menurut WHO (2014) Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah
sistoliknya sama dengan atau lebih dari 140 mmHg, atau tekanan darah
diastoliknya sama dengan atau lebih dari 90 mmHg. Pada ibu-ibu, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Almatsier,2009).
Menurut WHO (2014), tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Peninggian tekanan darah yang terus menerus yang merupakan gejala
klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti hipertensi heart
disease arteriole nefrosclerosis.
B. Etiologi

Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor


(Depkes, RI, 2008), antara lain:
1. Kelelahan

2. Proses penuaan

3. Keturunan

4. Diet yang tidak seimbang

5. Stress

6. Sosial budaya

7. Penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan–perubahan pada :

8. Elastisitas dinding aorta menurun

9. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

10. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah


berumur 20 tahun. Kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

11. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

12. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer


Tabel Stadium Hipertensi
Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)
Normal tinggi (perbatasan ) 130-190 85-89
Stadium I Ringan 140-159 90-99
Stadium 2 Sedang 160-179 100-109
Stadium 3 Berat 180-209 110-119
Stadium 4 Sangat Berat  210  120
(Sumber : Depkes RI, 2013)

A. Tanda dan Gejala Hypertensi


1. Kepala terasa pusing
2. Rasa berkunang-kunang
3. Rasa pegal di bahu dan perasaan panas / gelisah
4. Kurang tidur
5. Gangguan penglihatan
6. Anoreksia
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Cahyono (2008) manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan
hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat,
berdebar dan sering kencing di malam hari.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi (Anggraini,2009) :
1. Obesitas
2. Perokok
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

C. Komplikasi
Efek pada organ (Yogiantoro, 2006) :
1. Otak
a. Pemekaran pembuluh darah
b. Perdarahan
c. Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
a. Malam banyak kencing
b. Kerusakan sel ginjal
c. Gagal ginjal
3. Jantung
a. Membesar
b. Sesak nafas (dyspnoe)
c. Cepat lelah
d. Gagal jantung

D. Cara Mencegah Hypertensi


Pencegahan penyakit hypertensi ada 2 (Sutanto, 2010), yaitu:
1. Pencegahan Primer.
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hypertensi
b. kolesterolemia, DM, dsb.
c. Dilarang merokok.
d. Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dan mengkonsumsi rendah garam.
e. Melakukan exercise untuk mengendalikan dari perasaan well being.
2. Pencegahan Lain
a. Menurunkan berat badan pada penderita gemuk.
b. Diet rendah garam dan diet lunak.
c. Mengubah kebiasaan hidup.
d. Olahraga secara teratur.
e. Kontrol tekanan darah secara teratur.
f. Obat-obatan anti hypertensi

E. Diet makanan hipertensi


Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung (Kemenkes RI, 2011).
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers,
keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan


memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih),
jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam
natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat
diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang
berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan
garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari)
dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian
kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah
natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg
kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium)
kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas
susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi
kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808
mg
1. Vitamin dan Penurunan Homosistein
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-
faktor enzim yang essential untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan
meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah
berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang
rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko
aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak
berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin
B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.
2. Kacang Kedelai dan Isoflavon
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang
memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995
menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa
mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi
protein kedelai (20 – 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita
dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil
pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi
lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh
penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Anggraini, D.A, dkk. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Dibuka 10 April 2010
dari http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-
faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf

Cahyono. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius

Depkes, RI. 2008. Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi


Kesehatan Depkes RI.

Kemenkes RI, 2011. Promosi kesehatan di daerah bermasalah kesehatan panduan


bagi petugas kesehatan di puskesmas, Jakarta: Pusat Promosi
Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia. Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-
kesehatan/panduan-promkes-dbk.pdf

Sutanto. (2010). Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarya: Andi.

WHO. 2014. Commission on Ending Childhood Obesity. Geneva, World Health


Organization, Departement of Noncommunicable disease surveillance.

Yogiantoro, M. (2006). Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Edisi IV. Jakarta: FK UI.

Anda mungkin juga menyukai