Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Tidak Menular


Sub Pokok Bahasan : Hipertensi dan Penanganannya pada Lansia
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal :Sabtu/ 27 April 2019
Lama Kegiatan : 15 menit
Tempat : POSBINDU LANSIA Alamanda 2
Penyuluh : Promkes Puskesmas Lembursitu

I. Latar Belakang
Menurut catatan World Health Organization (WHO) tahun 2011, diperkirakan satu
miliar orang di dunia mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini menyebabkan
setiap tahunnya ada 8 juta orang meninggal yang 1,5 juta di antaranya berasal dari negara-
negara di Asia Tenggara. Tindakan pencegahan akan lebih efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat global tentang pentingnya mencegah dan
mengendalikan hipertensi. Beberapa macam penyakit katastropik seperti stroke, serangan
jantung, diabetes melitus, penyakit ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer berkaitan
erat dengan hipertensi.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, lansia dan keluarga mengetahui
tentang penyakit hipertensi dan penatalaksanaannya.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 15 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
dapat mengetahui tentang:
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Perawatan keluarga pada lansia Hipertensi
e. Pencegahan Hipertensi
f. Komplikasi Hipertensi

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 1


IV. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode: ceramah dan diskusi
2. Media : Flyer
3. Garis Besar Materi (penjelasan terlampir):
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan penyebab Hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
d. Menjelaskan tentang perawatan keluarga pada lansia dengan Hipertensi
e. Menjelaskan pencegahan Hipertensi
f. Menjelaskan komplikasi hipertensi
V. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1 Pendahuluan 2 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab pertanyaan
penyuluhan
2 Inti 10  Penyampaian garis  Mendengarkan dengan
Menit besar materi: penuh perhatian
a) Pengerti  Menanyakan hal-hal
an hipertensi yang belum jelas
b) Penyeba  Memperhatikan jawaban
b hipertensi dari penceramah
c) Tanda  Peserta menjawab
dan gejala pertanyaan yang
hipertensi diajukan narasumber
d) Perawata
n keluarga pada
lansia hipertensi
e) Pencega
han hipertensi
f) Komplik

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 2


asi hiperten
 Memberi
kesempatan lansia
dan keluarga untuk
bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Evaluasi
Mengajukan
pertanyaan kepada
peserta yang dipilih
secara acak.

3 Penutup 3 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan


 Salam penutup  Menjawab salam

VI. Pengorganisasian Kelompok


a. Pemateri : Asti Sri Rahayu
b. Notulen : Asti Sri Rahayu
VII. Setting Tempat
POSBINDU LANSIA Alamanda 2
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
 Media sudah dipersiapkan, yaitu Flyer mengenai hipertensi
 Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
 Kewajiban Pengorganisasian
 Penyaji
o Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
o Mampu menjelasakan materi secara sistematis
o Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 3


o Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
o Mampu memfasilitasi sasaran
o Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi Proses
 Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
 Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
 Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
 Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh.
 Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya peningkatan pengetahuan peserta setelah penyuluhan
Yaitu:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali
pengertian, penyebab, dan tanda gejala hipertensi.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali
perawatan hipertensi mencapai.
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali
tentang pencegahan dan komplikasi hipertensi

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 4


MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas 90 mmHg tetapi
pada populsi lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastoliknya
90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2002).

B. Penyebab Hipertensi
Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1) Umur
2) Jenis Kelamin.
3) Riwayat Keluarga
4) Genetik
b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
1) Kebiasaan Merokok
2) Konsumsi Asin/Garam
3) Konsumsi Lemak Jenuh
4) Penggunaan Jelantah
5) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
6) Obesitas
7) Olahraga
8) Stres
9) Penggunaan Estrogen

C. Tanda dan gejala Hipertensi


Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang
mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-tahun
berupa:
 Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
tekanan darah intrakranium.
 Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 5


 Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
 Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
 Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Peninggian tekanan darah
kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi komplikasi pada ginjal, mata,
otak, atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan
pusing.

D. Perawatan keluarga pada lansia Hipertensi


Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan
obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam
terapi obat. Sedangkan lansia hipertensi yang terkontrol, pendekatan nonfarmakologis
ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu,
modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam
keberhasilan penanganan hipertensi. Menurut beberapa ahli, pengobatan
nonfarmakologis sama pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada
pengobatan hipertensi derajat I. Pada hipertensi derajat I, pengobatan secara
nonfarmakologis kadang-kadang dapat mengendalikan tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis tidak diperlukan atau pemberiannya dapat ditunda. Jika obat
antihipertensi diperlukan, Pengobatan nonfarmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap
untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik. Pendekatan nonfarmakologis
dibedakan menjadi beberapa hal:
1. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.
2. Olahraga dan aktifitas fisik
3. Perubahan pola makan
a. Mengurangi asupan garam
b. Diet rendah lemak jenuh
c. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak
4. Menghilangkan stres

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 6


Berikut beberapa pilihan obat herbal yang dapat digunakan untuk menurunkan
hipertensi diantaranya:

1. Timun
Tanaman mentimun mengandung zat saponin, protein, Fe atau zat besi,
sulfur, lemak, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan juga vitamin C. berbagai zat ini
bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.
Menurut penelitian Zauhani, pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram kepada
lansia selama lima hari mampu menurunkan hipertensi. Cara pembuatan minuman
herbal ini yaitu dengan memblender 100 gram mentimun yang diberi 100 cc air
tanpa diberi tambahan apapun 3 kali dalam sehari.
2. Seledri
Menurut penelitian Upik Rahmawati (2010), pemberian jus seledri kepada
ibu rumah tangga usia 40-60 tahun mampu menurunkan hipertensinya. Sedangkan
menurut penelitian Tantya Marlien (2009) pemberian air rebusan seledri pada
wanita dewasa selama 3 hari mampu menurunkan hipertensi secara signifikan. Cara
membuat minuman herbal ini yaitu dengan mencuci bersih seledri dan ditambahkan
air bersih secukupnya kemudian direbus. Setelah mendidih air rebusan disaring dan
diminum sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.

E. PENCEGAHAN HIPERTENSI

CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat
dan seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stress)

F. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi dari penyakit hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik dapat
berdampak pada

1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Gagal ginjal
4. Kerusakan pada mata

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 7


DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Prince A. Silvia. 1995. pathofisiologi. Edisi 4. jakarta:EGC

Tim Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan

Zulkifli Amin, Asril bahar. 2006. tuberculosis paru, buku ajar penyakit dalam. Jakarta:
UI

Satuan Acara Penyuluhan Puskesmas Lembursitu | 8

Anda mungkin juga menyukai