DISUSUN OLEH :
Inta Susanti 131914153004
Glorya Riana Latuperissa 131914153007
Ahmad Wahyudi 131914153017
Fathmy Fitriany Soulissa 131914153023
Devis Yulia Rohmana 131914153025
Dutya Intan Larasati 131914153035
Kartini Estelina Tungka 131914153040
Iskandar 131914153052
Trihartuty 131914153054
a. Semua perawat harus menerima pendidikan tentang palliative care primer baik
itu tingkat sarjana, magister dan doctoral
b. Semua perawat harus diberikan pendidikan lanjut untuk palliative care primer
c. Semua perawat menerima orientasi palliative care primer yang termasuk
didalamnya mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam domain
palliative care. Ini termasuk penilaian dasar dan manajemen gejala
nyeri,keterampilan komunikasi dasar tentang penyakit lanjut, prinsip etika,
kesedihan dan kehilangan keluarga, komunitas dan pemberi layanan.
d. Semua perawat harus mampu melakasanakan palliative care dengan kerjasama
tim dari multidisplin ilmu
e. Perawat hospice dan perawat palliative harus tersetifikasi dalam memberikan
pelayanan palliative care
f. Semua perawat harus berpartisipasi dalam inisatif memperbaiki kualitas layanan
palliative care
g. Perawat hospice dan perawat palliative memperomosikan kontinuitas dalam
palliative care sesuai aturan kesehatan dan mempromisikan hospice sebagai
pilihan (Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015).
Domain 2 : Physical Aspect Of Care
Physical Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk mengukur dan
mendokumentasikan rasa nyeri dan gejala lain yang muncul seperti menilai,
mengelola gejala dan efek samping yang terjadi pada masalah fisik pada pasien (De
Roo et al., 2013; Dy et al., 2015). Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan
sebagai berikut:
a. Semua perawat harus mampu menilai nyeri, dyspnea dan fungsinya dengan
menggunakan pedoman yang konsisten pada pasien dengan penyakit lanjut yang
mengancam jiwa
b. Semua perawat harus mendokumentasikan pedoman dan temuan dalam rencana
asuhan keperawatan
c. Semua perawat harus mengikuti jalur pengobatan berdasarkan bukti evident
based nursing untuk memberikan perawatan manajemen nyeri dan menilai ulang
gejala yang ditimbulkan (Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015).
Domain 3: Psychological And Psychiatric Aspect Of Care
Psychological And Psychiatric Aspect Of Care merupakan cara yang
dilakukan untuk menilai status psikologis pasien dan keluarga seperti mengukur,
mendokumentasikan, mengelola kecemasan, dan gejala psikologis lainnya (De Roo
et al., 2013; Dy et al., 2015). Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan
sebagai berikut:
a. Semua perawat harus mampu menilai depresi, kecemasan, dan delirium
menggunakan pedoman yang tepat pada pasien yang mengancam jiwa
b. Semua perawat harus mendokumentasikan temuan dalam rencana perawatan
c. Semua perawat harus mengikuti jalur pengobatan berbasis EBN untuk
mengelola gejala psikologis yang ditimbulkan
d. Perawat hospice dan perawat palliative harus mempersiapkan duka cita bagi
keluarga yang ditinggalkan
e. Perawat hospice dan perawat palliative harus ikut andil dalam pengembangan
palliative care (Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015).
Domain 4 : Social Aspect Of Care
Social Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk mendiskusikan
segala informasi, mendiskusikan tujuan perawatan, dan memberikan dukungan
sosial yang komperhensif (De Roo et al., 2013). Adapun panduan bagi perawat
paliatif dijelaskan sebagai berikut:
a. Semua perawat harus meninjau kembali kekhawatiran pasien dan keluarga
terhadap penyakit lanjut yang mengancam jiwa
b. Perawat hospice dan perawat palliative harus membantu dan mengembangkan
sebuah rencana perawatan sosial yang komperhensif yang termasuk
ndidalamnya hubungan dengan keluarga, komunitas, dan orang yang terlibat
dalam merawat pasien (Ferrell et al., 2007; Ferrell, 2015).
Tn. S umur 27 tahun dibawa Ke RS Cita karena diare sudah sebulan tidak sembuh
meskipun sudah berobat ke dokter. Klien mengeluh badannya lemas, tidak nafsu
makan, diare cair >8x sehari, badan bertambah kurus dalam satu bulan ini, serta
sariawan mulut yang tidak sembuh walaupun sudah diberi obat. Setelah dilakukan
beberapa pemeriksaan didapatkan data Tanda-tanda vital: BP: 90/60 mmHg, HR:
122x/menit, RR: 22x/menit, Tax: 38oC, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik. Klien terdiagnosa penyakit HIV AIDS sejak 2 tahun yang lalu,
sehari-hari bekerja sebagai sopir bus namun keadaannya memburuk dalam beberapa
bulan terakhir sehingga tidak bisa bekerja lagi, rekan-rekannya yang mengetahui
penyakit klien menjauh karena takut tertular, klien mengatakan sedih dan putus asa
atas kondisinya saat ini.
3.1 Pengkajian
3.3.1 Identitas Diri Klien
Nama : Tn. S
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.Melayu
Diagnosa Medis : HIV/AIDS
3.3.2 Alasan Masuk
Pasien dibawa Ke IGD RS Cita rujukan dari puskesmas Jaya dengan keluhan diare
selama satu sebulan dan tidak sembuh meskipun sudah berobat ke dokter.
3.3.3 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh badannya lemas, tidak nafsu
makan, diare cair >8x sehari, badan bertambah kurus dalam satu bulan ini, serta
sariawan mulut yang tidak sembuh walaupun sudah diberi obat .Klien terdiagnosa
penyakit HIV AIDS sejak 2 tahun yang lalu`
b. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan sebelum terdiagnosa penyakit HIV/AIDS tidak pernah dirawat
dirumah sakit
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama,
istri dan anaknya sudah di tes namun hasilnya negatif. Klien tidak memiliki
penyakit keturunan seperti DM,Hipertensi,Jantung
3.3.4 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
Status kesadaran pasien composmentis dengan GCS 4 5 6, pasien tampak lemah dan
kurus.
Tanda-tanda vital:
BP: 90/60 mmHg,
HR: 122x/menit,
RR: 22x/menit,
Tax: 38oC
1. Kepala:
a) Inspeksi: rambut pasien tampak kering dan sedikit beruban, tidak ada memar
pada daerah kepala
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala
2. Mata:
a) Inspeksi: Kedua mata klien simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor,
diameter kanan kiri 2mm/2mm, reaksi cahaya +/+, sklera tidak ikterik.
3. Telinga:
a) Inspeksi: Kedua telinga simetris lengkap dan terdapat kedua lubang telinga,
tidak ada lesi, terdapat serumen, tidak terdapat pengeluaran darah atau cairan.
b) Inspeksi: tidak ada nyeri tekan pada tragus
4. Hidung:
a) Inspeksi: Posisi septum nasal simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak terdapat pengeluaran lendir atau darah
b) Palpasi: tidak ada nyeri sinus maxelaris dan lateralis
5. Mulut:
a) Inspeksi : Mukosa bibir kering, terdapat sariawan di daerah mulut, gigi
tampak kotor
6. Leher:
a) Inspeksi: tidak edema atau jaringan parut, tidak ada JVP dan pembesaran
kelenjar tiroid
7. Dada:
a) Inspeksi: Thoraks simetris, tidak ada retraksi dada, Respiratory Rate
22x/menit. Pada pemeriksaan jantung tidak terdapat palpitasi, ictus cordis
terlihat di IC ke 5
b) Palpasi: gerakan paru saat inspirasi dan ekspirasi seimbang , tidak terdapat
fraktur pada daerah thorak, tidak ada krepitasi,
c) Perkusi: Perkusi paru sonor
d) Auskultasi: bunyi nafas vesikuler. bunyi jantung S1 dan S2 dengan irama
reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan murmur, gallop.
8. Abdomen:
a) Inspeksi: tidak ada penumpukan lemak, klien tampak kurus
b) Palpasi: Tidak terdapat asites
c) Perkusi: Timpani
d) Auskultasi: peristaltik usus 20x/menit,
9. Urogenital:
tidak ada kelainan atau lesi di area urogenital, tidak ada distensi vesika urinaria
10. Ekstremitas:
a) Kekuatan Otot
444 444
444 444
b) Pasien tampak lemah, bisa melakukan gerakan namun parsial
11. Kulit dan kuku:
a) I: keadaan kulit bersisik
b) P: kulit teraba kering
Kuku:
a) I: bersih, tidak ada kuku yang panjang
b) P: CRT < 2 detik
DO:
- Klien tampak sedih dan murung
saat menceritakan masalahnya
- Klien terdiagnosa penyakit HIV
AIDS sejak 2 tahun yang lalu
4.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif pada lanjut usia adalah bagian penting dalam pelayanan
geriatri. Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarganya. Pada pasien paliatif, prioritas pelayanan kesehatan berubah dari
pengobatan ke perawatan. Perawatan paliatif ditujukan pada pasien dengan kanker
semua stadium, HIV/AIDS, dan kelainan yang bersifat kronis.
Pada perawatan paliatif diperlukan suatu “team work“ yang terdiri dari dokter,
psikolog, perawat, terapi rehabilitasi, ahli gizi, pekerja sosial, dan yang bersama-sama
memberikan tindakan yang terpadu kepada pasien dan keluarganya. Diperlukan suatu
cara pendekatan terhadap pasien, cara pemberian informasi. Untuk pasien dengan
fase terminal banyak cara yang dapat dilakukan dalam meringankan gejala-gejala
yang menyusahkan. Medikasi pada pasien terminal meliputi terapi suportif, nutrisi,
perancangan perawatan yang memberikan kenyamanan bagi pasien dan
penatalaksanaan rasa sakit.
Puncak dari perawatan paliatif adalah kematian/menjelang ajal. Pengelolaan
kematian/menjelang ajal harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya sebagai wujud
penghargaan kepada pasien sebagai individu, sehingga dapat meninggal secara
terhormat.
4.2 Saran
Keperawatan paliatif menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan.
Sebagai petugas perawatan paliatif, harus dapat memaksimal sisa waktu atau umur
pasien selama masa perawatan dengan hal yang penting. Untuk memaksimalkan hal
tersebut, kordinasi dengan anggota tim, dan memberikan pelayanan yang berkualitas
menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Dimana saat ini telah banyak panduan atau
guideline yang diterbitkan oleh lembaga bereputasi yang memberikan penjelasan
bagaimana memberikan pelayanan perawatan paliatif yang berkualitas baik secara
umum maupun untuk kelompok pasien dengan penyakit tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Sullivan, J., Gillam, L., Monagle, P., 2015. Parents and end-oflife decision-making
for their child: roles and responsibilities. BMJ Support. Palliat. Care 5, 240–
248.
Ventura, A.D., Burney, S., Brooker, J., Fletcher, J., Ricciardelli, L., 2014. Home-
based palliative care: a systematic literature review of the self-reported unmet
needs of patients and carers. Palliat. Med. 28, 391–402.
World Health Organization (WHO) (2018) Palliative Care. Available at:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/palliative-care.